HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dan batuk baik kering ataupun berdahak. 2 Infeksi saluran pernapasan akut

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS HALMAHERA DAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG DI ERA JKN

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PESERTA BPJS DI KELURAHAN ROWOSARI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ROWOSARI

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN INFEKSI RESPIRATORIK AKUT (IRA) BAGIAN BAWAH PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN DI RSUD SUKOHARJO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA

TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS HALMAHERA DAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG DI ERA JKN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ABSTRAK. Ika Dewi Wiyanti, 2016; Pembimbing I : dr. Dani, M.kes Pembimbing II : dr.frecillia Regina,Sp.A

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

PHARMACY, Vol 05 No 01 April 2007

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

Correlation Analysis between Patient Characteristic with Patient Satisfactory Level in RSGMP UMY

HUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA TAHUN DI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan

PERBEDAAN SATURASI OKSIGEN AWAL MASUK TERHADAP LUARAN PNEUMONIA PADA ANAK LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN FREKUENSI KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMBIRSARI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS KARTASURA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN ISPA PADA ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWANTORO I SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NEONATUS DI PUSKESMAS II KARANGASEM BALI TAHUN 2013

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN IBU MEMBERIKAN PENANGANAN PERTAMA ISPA PADA ANAK DI DESA PAKIS KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER PAYUDARA DENGAN PERILAKU SADARI PADA KADER POSYANDU KECAMATAN DELANGGU

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

KARYA TULIS ILMIAH PROFIL PASIEN HIV DENGAN TUBERKULOSIS YANG BEROBAT KE BALAI PENGOBATAN PARU PROVINSI (BP4), MEDAN DARI JULI 2011 HINGGA JUNI 2013

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

Faktor-Faktor Ibu Balita Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Follow Up Penderita Pnemonia Balita Di Puskesmas Cisaga, Ciamis, Jawa Barat

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh : JONATHAN EKO A J FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

ABSTRAK TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN KOTRIMOKSAZOL SUSPENSI KEPADA BALITA YANG MENGALAMI ISPA DI PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

BAB IV METODE PENELITIAN

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

PERBANDINGAN KEPUASAN ANTARA PASIEN ASKES DAN PASIEN JAMKESMAS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP DR.KARIADI SEMARANG

PENELITIAN PENGETAHUAN PEKERJA GILING BATU TENTANG ISPA Di Dusun Kajar Desa Krowe Kecamatan Lembeyan Kabupaten Magetan. Oleh : YUSIANI NIM:

BAB III METODE PENELITIAN. Bolango dan waktu penelitian di laksanakan pada bulan Oktober sampai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

FAKTOR RISIKO KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK USIA 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN DI PUSKESMAS ROWOSARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN UKDW. trakea bahkan paru-paru. ISPA sering di derita oleh anak anak, baik di negara

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU MEMERIKSAKAN DIRI KE PELAYANAN KESEHATAN : PENELITIAN PADA PASIEN GLAUKOMA DI RUMAH SAKIT DR.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KARTASURA SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG ISPA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO

Hubungan Status Gizi dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada Balita di Puskesmas Plered Bulan Maret Tahun 2015

HUBUNGAN USIA ANAK DAN DIAGNOSIS DENGAN RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK Di Puskesmas Rowosari Semarang

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO

BAB III METODE PENELITIAN. waktu penelitian di laksanakan selama 1 bulan dari tanggal 10 Mei sampai

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEJADIAN HERNIA INGUINALIS DI POLI BEDAH RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Vulva Hygiene dan Kejadian Keputihan Pada Wanita Perimenopause Di Desa Mojo Kecamatan Andong Boyolali

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERHADAP PENYAKIT ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT) PADA BALITA DI PUSKESMAS PARUGA KOTA BIMA TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ROKOK DAN TERJADINYA ISPA PADA BALITA DI DUSUN PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN SIKAP PEMBERIAN ASI EKSLKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ilmu

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN TEMPAT BERSALIN PADA IBU HAMIL (Studi Kasus di Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang)

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 4 April 2017

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Nitari Rahmi 1, Irvan Medison 2, Ifdelia Suryadi 3

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA N UMUR 19 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DAN DIARE CAIR AKUT DI RSUD SUKOHARJO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG DEMAM BERDARAH DAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI PUSKESMAS NGORESAN KECAMATAN JEBRES SURAKARTA

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

HUBUNGAN PENGGUNAAN OBAT NYAMUK BAKAR KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PERUMAHAN LAWU INDAH NGAWI SKRIPSI

F. Originalitas Penelitian. Tabel 1.1 Originalitas Penelitian. Hasil. No Nama dan tahun 1. Cohen et al Variabel penelitian.

GAMBARAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN ISPA DI KELURAHAN KALIPANCUR SEMARANG

UPAYA KELUARGA DALAM PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA. Fithria

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional).

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK Yumeina Gagarani 1,M S Anam 2,Nahwa Arkhaesi 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro 2 Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang -Semarang 50275, Telp. 02476928010 ABSTRAK Latar belakang Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab utama kematian pada anak di negara berkembang. Di Indonesia, periode prevalensi ISPA tahun 2013 mencapai 25%. Infeksi ini juga menempati urutan pertama sebagai salah satu penyebab utama pasien ke tempat pelayanan kesehatan. Pengetahuan luas yang dimiliki ibu berperan penting dalam mendeteksi dan mencegah terjadinya ISPA lebih awal serta melakukan pengelolaan awal secara mandiri di rumah. Tujuan Penelitian ini dilakukakan untuk mendapatkan informasi tentang hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pengelolaan awal ISPA pada anak. Metode Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan desain cross sectional. Subjek penelitian ini adalah ibu dari anak yang menderita ISPA yang datang ke puskesmas Rowosari Semarang pada bulan Mei Juni 2015 dan telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek penelitian sebanyak 108 responden dengan cara consecutive sampling. Pengetahuan Ibu dan pengelolaan awal ISPA pada anak dinilai dengan menggunakan kuesioner yang telah direview oleh 3 orang ahli. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Pengelolaan Awal ISPA pada anak diuji dengan menggunakan uji chi-square. Hasil Ibu dengan tingkat pengetahuan tentang ISPA rendah mencapai 85,2%. Pengelolaan awal yang dilakukan ibu ketika anak ISPA 56,5% telah sesuai dengan rekomendasi yang ada. Tidak didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu dengan pengelolaan awal ISPA pada anak dengan p = 0,097. Kesimpulan Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan pengelolaan awal ISPA pada anak. Kata Kunci Pengetahuan, Pengelolaan awal, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) ABSTRACT ASSOCIATION BETWEEN THE MOTHER S KNOWLEDGE LEVEL AND THE EARLY MANAGEMENT OF ARTI IN CHILDREN Background Acute respiratory tract infection (ARTI) is one of the main causes of death in children in developing country. In Indonesia, prevalence period of ARTI in 2013 was 25%. This infection is also one of the main causes of patient go to the health service. Mother s extensive knowledge has an important role in detecting and preventing ARTI earlier and also in early management independently at home. Objective To determine the association between the mother s knowledge level and the early management of ARTI in children. Methods This was an analytic observational study with cross sectional design. Subject was the mother of children who suffered from ARTI that came to Puskesmas Rowosari Semarang 1694

on May-June 2015 and met the inclusion criteria. Sampling used consecutive sampling and gained 108 respondents. Mother s knowledge and early management of ARTI were assessed by questionnaire that had been reviewed by three experts. The association between mother s knowledge level and early management of ARTI in children was tested by chi square test. Results Mother with low knowledge of ARTI is 85,2%. Mother has done early management of ARTI in children according to the guideline 56,5%. There is no significant association between mother s knowledge level and early management of ARTI in children (p=0.097). Conclusion There is no significant association between mother s knowledge level and early management of ARTI in children Keyword Knowledge, early management, Acute respiratory tract infection (ARTI) PENDAHULUAN Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab utama kematian pada anak di negara berkembang. 1 Infeksi ini sering mengenai anak anak, terutama pada kelompok usia 6-23 bulan. 2 ISPA menjadi salah satu penyebab utama konsultasi rawat jalan maupun rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan terutama pada bagian perawatan anak. Tercatat sebanyak 40-60% kunjungan berobat ke puskesmas dan 15-30% kunjungan berobat baik rawat jalan maupun rawat inap di rumah sakit. 1 Kejadian ISPA di Jawa Tengah sendiri masih mencapai 26,6%. 3 Keluarga menjadi salah satu unsur penting dalam upaya menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat ISPA terutama pneumonia. Peran penting keluarga diperlukan dalam pengelolaan awal ISPA dan pencegahan komplikasi ISPA lebih lanjut. 4 Ibu sebagai orang terdekat dalam kehidupan seorang anak hendaknya berperan aktif dalam mendeteksi dan mencegah terjadinya ISPA lebih awal serta dapat melakukan pengelolaan awal ISPA dengan baik. 5 Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) diawali dengan atau tanpa demam yang diserta dengan salah satu atau beberapa gejala berikut ini, diantaranya sakit tenggorokan atau nyeri telan, pilek, dan batuk baik kering ataupun berdahak. 3 Infeksi dapat disebabkan baik oleh virus, bakteri maupun jamur. Hampir 70% pneumonia disebabkan oleh bakteri yang seringkali didahului oleh infeksi virus yang kemudian ditambah dengan infeksi bakteri. Infeksi bakteri ini menjadi penyebab terkuat kematian pada orang dengan ISPA yang berat. 11 Klasifikasi ISPA dibagi berdasarkan penggolongan umur yaitu kurang dari 2 bulan dan 2 bulan sampai dengan 5 tahun. ISPA pada golongan umur kurang dari 2 bulan terbagi menjadi pneumonia berat dan bukan pneumonia. Sedangkan pada golongan umur 2 bulan 1695

sampai dengan 5 tahun dibagi menjadi pneumonia berat, pneumonia dan bukan pneumonia. Klasifikasi ISPA tersebut akan mempengaruhi tatalaksana ISPA yang akan diberikan. 2 Pengetahuan merupakan hasil tahu terhadap suatu objek, nantinya akan berpengaruh besar dalam terwujudnya suatu tindakan. 6,7,8 Dengan demikian, pada penelitian ini peneliti menilai tingkat pengetahuan yang dimiliki ibu terhadap ISPA. Pengetahuan ibu tentang ISPA pada penelitian ini meliputi 3 kategori utama : 1) Definisi ISPA : definisi, onset waktu, epidemiologi, etiologi, penularan ISPA, faktor risiko ISPA dan cara pencegahan ISPA, 2) Diagnosis ISPA dan 3) Terapi ISPA. Pengelolaan awal ISPA pada anak merupakan tindakan yang dilakukan ibu secara mandiri di rumah diantaranya pengelolaan terhadap tanda dan gejala ISPA yang meliputi tindakan dalam mengatasi batuk, pilek dan demam pada anak, menilai tingkat kewaspadaan ibu terhadap kondisi ISPA anak yang membahayakan, upaya pengelolaan awal ISPA, dan upaya mencari bantuan ke tenaga kesehatan setempat. Tujuan penelitian ini adalah mencari hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pengelolaan awal ISPA pada anak METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Rowosari Semarang pada bulan Mei sampai Juni 2015. Subyek penelitian adalah ibu dengan anak yang menderita ISPA yang datang ke Puskesmas Rowosari Semarang yang telah memenuhi kriteria inklusi yang berusia 6 bulan sampai 5 tahun dan tinggal serumah dengan ibu. Subyek yang menolak ikut serta dalam penelitian, ibu dengan profesi sebagai tenaga medis dan anak yang telah diketahui menderita penyakit berat tidak diikutsertakan pada penelitian ini. Didapatkan 108 subyek penelitian yang diperoleh secara consecutive sampling atau berdasarkan kedatangan subyek. Data mengenai pengetahuan ibu tentang ISPA dan pengelolaan awal ISPA pada anak didapatkan melalui pengisian kuesioner yang berupa wawancara langsung dengan subyek penelitian. Jawaban kuesioner tersebut diukur dengan skoring yang telah ditentukan. 1696

HASIL Karakteristik demografi Penelitian ini melibatkan 108 ibu dari anak berusia 6 bulan sampai 5 tahun yang menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut yang datang ke Puskesmas Rowosari Semarang. Karakteristik ibu dan anak ditampilkan dalam tabel 1. Tabel 1. Karakteristik demografi Karakteristik Subyek Penelitian n = 108 responden Usia anak (bulan): median (min-max) 24,0 (6-60) Jenis kelamin (%) Laki-laki 46 (42,6) Perempuan 62 (57,4) Pendidikan (%) Rendah 74 (68,5) Tinggi 34 (31,5) Pekerjaan ibu (%) Ibu rumah tangga 81 (75) Pegawai swasta 27 (25) Penghasilan keluarga (%) Cukup 24 (22,2) Kurang 84 (77,9) Pengetahuan Ibu tentang ISPA Distribusi kategori tingkat pengetahuan ibu tentang ISPA dapat dilihat pada gambar 1. Pengetahuan Ibu tentang ISPA 16 (14,8%) Rendah Tinggi Gambar 4. Distribusi pengetahuan ibu tentang ISPA 1697 92 (85,2%)

Pengelolaan awal ISPA pada anak Pengelolaan awal ISPA pada anak meliputi pengelolaan ISPA secara mandiri dirumah dan tindakan ibu untuk membawa anaknya berobat ke pelayananan kesehatan. Distribusi pengelolaan awal ISPA dapat dilihat pada gambar 2. Pengelolaan Awal ISPA pada Anak Baik Kurang baik 61 (56,5%) 47 (43,5%) Gambar 2. Distribusi pengelolaan awal ISPA pada anak Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pengelolaan awal ISPA pada anak berserta faktor lain yang mempengaruhi Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pengelolaan awal ISPA pada anak berserta faktor lain yang mempengaruhi pada tabel 9. Tabel 9. Faktor faktor yang berpengaruh terhadap pengelolaan awal ISPA pada anak Variabel Pengelolaan awal ISPA pada anak p Kurang Baik Baik Tingkat pengetahuan Ibu Rendah 55 (50,9%) 37 (34,3%) 0,097* Tinggi 6 (5,6%) 10 (9,3%) Pendidikan Ibu Rendah 43 (39,8%) 31 (28,7%) 0,615* Tinggi 18 (16,7%) 16(14,8%) Status Ekonomi Keluarga Kurang 51 (47,2%) 33 (30,6%) 0,097* Cukup 10 (9,3%) 14 (13,9%) *diuji dengan Chi-square 1698

PEMBAHASAN Pengetahuan merupakan hasil dari penginderaan manusia terhadap suatu objek yang akan berpengaruh besar dalam terbentuknya tindakan seseorang dengan intensitas dan persepsi yang berbeda pada tiap individunya. 6,7,8 Pengetahuan mengenai ISPA dapat diperoleh baik melalui media massa, pengalaman, peran tenaga kesehatan dan program yang dicanangkan oleh puskesmas setempat dsb. Pada penelitian ini tingkat pengetahuan ibu tentang ISPA dinilai masih rendah. Dengan demikian diperlukan adanya pemberian edukasi tentang ISPA terutama pada daerah dengan tingkat kejadian ISPA tinggi. Pada penelitian ini sebagian besar ibu dinilai masih kurang baik dalam melakukan pengelolaan awal ISPA pada anak. Sebagian besar ibu memilih untuk berobat ke tenaga kesehatan setempat ketika anaknya terkena ISPA. BPJS yang dilaksanakan di puskesmas ini telah dimanfaatkan oleh hampir keseluruhan penduduk setempat. Dengan demikian, pada puskesmas ini didapatkan biaya pengobatan yang tinggi untuk ISPA dikarenakan sebagian besar ibu memilih langsung berobat daripada melakukan pengelolaan awal secara mandiri dulu di rumah. Pada penelitian ini tidak didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu dengan pengelolaan awal ISPA pada anak. Hal ini dikarenakan kepercayaan tinggi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan primer di daerah tersebut (puskesmas) dan pelaksanaan BPJS yang berjalan lancar serta telah dimanfaatkan oleh hampir keseluruhan pendudukan. Selain itu, daerah penelitian merupakan daerah dengan tingkat kejadian ISPA yang tinggi sehingga masyarakat diasumsikan peneliti telah memiliki pengalaman yang banyak mengenai ISPA. Hal ini terlihat bahwa 43,5% responden telah melakukan pengelolaan awal ISPA dengan baik. Berbeda dengan data mengenai pengetahuan tentang ISPA sekitar 80% masih rendah. Sebagian besar responden hanya mengerti bahwa ISPA adalah batuk dan pilek. Menurut Roger, pengetahuan berperan penting dalam terbentuknya perilaku seseorang melalui proses yang kompleks. Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih baik dibandingkan sebaliknya. Menurut WHO, perilaku seseorang dipengaruhi oleh pemikiran dan perasaan dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian penilaian seseorang. 9 Dijelaskan pula oleh Green bahwa dalam mewujudkan perilaku seseorang ditentukan oleh 3 faktor, yakni ; 1) Faktor predisposisi yang meliputi pengetahuan, sikap, keyakinan dan 1699

kepercayaan. 2) faktor pendukung yang meliputi akses pada pelayanan kesehatan, tersedianya sarana / fasilitas kesehatan. 3) faktor pendorong seperti sikap dan perilaku petugas kesehatan. 10 Dengan demikian, banyak faktor yang mempengaruhi yang menimbulkan ketidakbermaknaan antara 2 variabel tersebut sehingga diperlukan pertimbangan untuk mengontrol faktor faktor lain tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Sebagian besar ibu memiliki tingkat pengetahuan tentang ISPA yang rendah dan dalam melakukan pengelolaan awal ISPA pada anak dinilai masih kurang baik. Tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pengelolaan awal ISPA pada anak. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut pada populasi umum dengan sampel yang lebih besar. Selain itu dapat dilakukan juga penelitian untuk mengetahui perbandingan antara pengelolaan awal ISPA pada anak di daerah perkotaan dengan daerah pinggir kota. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan ridho- Nya sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini. Kepada dr.m S Anam,M.Si,Med,Sp.A dan dr.nahwa Arkhaesi,M.Si,Med,Sp.A selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penelitian ini dari awal sampai akhir, kepada kepala Puskesmas Rowosari Tembalang beserta staf yang telah mengizinkan dan membantu pelaksanaan penelitian ini. Kepada teman-teman sejawat dan pihak lainnya yang telah membatntu terselenggarannya penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA 1. WHO. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut yang cenderung menjadi Epidemi dan Pandemi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2007 2. Depkes RI. 2012. Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 3. Riset Kesehatan Dasar. 2013. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Republik Indonesia. 1700

4. Nurhidayah, Ikeu. 2008. Upaya keluarga dalam pencegahan dan perawatan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) di rumah pada Balita di Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. Lembaga Penelitian Universitas Padjajaran. 5. Lestari, R. 2008. Pengaruh pendidikan kesehatan tentang infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) terhadap kemampuan ibu dalam perawatan ISPA pada balita. Di dusun Lemahdadi Kasihan Bantul. Skripsi Strata Satu. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta 6. Notoatmodjo, S. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta : Rineka Cipta. 2003. P 114-134 7. Notoatmojo, S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta;2003 8. Wawan A, Dewi M. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010. 9. Ancok, D. Teknik Penyusunan Skala Pengukuran. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press; 1985. 10. Notoatmojo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta;2007. p. 133-151. 11. Prof. dr. Cissy B, Kartasasmita. Pneumonia Pembunuh Balita. Volume 3. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, 2010. 1701