PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR BAWAMAI PONTIANAK KOTA

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan gambar seri merupakan salah satu standar kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: C.V Diponegoro, 1984), hlm Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gempita Pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE PENUGASAN. Cicih Wiarsih 1, Tri Yuliansyah Bintaro 2

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menulis seperti membuat ikhtisar, menulis puisi, mencatat pelajaran, menulis

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sekolah. Lerner (dalam Mulyono, 2003:224) berpendapat bahwa menulis adalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V A SDN KALIJOSO SECANG MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

berkonotasi. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang diajarkan dikelas. Ketrampilan menulis puisi wajib dikuasai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN REOG. Sri Harjanti

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ENTENG KARYANA, 2013

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan tersebut adalah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar yang nantinya digunakan sebagai landasan untuk jenjang yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Menulis atau mengarang ialah kemampuan mengekspresikan pikiran, perasaan, pengalaman, dalam bentuk tulisan yang disusun secara

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai suatu kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi) menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya 1.

BAB II LANDASAN TEORI

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah tonggak keberhasilan suatu bangsa. Suatu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kemampuan Menulis. menghasilkan sebuah tulisan. memberdayakan pengetahuan dan perasaan.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

Transkripsi:

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR BAWAMAI PONTIANAK KOTA Herlina, Kaswari, Heri Kresnadi Prodi PGSD FKIP Untan Pontianak Email:herlina2018@gmail.com ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini adalah Apakah model picture and picture dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas III Sekolah Dasar Bawamai Pontianak Kota dengan Tujuan penelitian untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi di kelas III SD Bawamai Pontianak. Bentuk Penelitian PTK. Alat pengumpul data yang digunakan adalah lembar pedoman observasi instrument kinerja Guru dan lembar tes formatif, dengan teknik pengumpul data yang digunakan yaitu teknik observasi langsung dan tes.hasil Penelitian adalah (1) Kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran dengan model picture and picture sudah baik sekali, ini tercermin dari hasil rata-rata nilai kemampuan guru dalam menyusun RPP pada siklus I yaitu 2,66 katagori penilaian cukup, siklus II 3,44 katagori penilaian baik, serta siklus III sebesar 3,61 katagori penilaian baik sekali. (2)Kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran juga tercatat baik sekali. Pada siklus I tercatat rata-rata 2,73, siklus II tercatat 3,52, dan siklus III menjadi 3,60 dengan katagori baik sekali. (3) Hasil belajar Keterampilan menulis puisi meningkat setelah pembelajaran model picture and picture. Nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 74,69, meningkat pada siklus II menjadi 80,37, dan meningkat pada siklus III menjadi 83,55 dengan ketuntasan belajar 61,91% pada siklus I, siklus II meningkat menjadi 81,40 %. Pada siklus III meningkat menjadi 93,00 %. Kata kunci : Peningkatan, Keterampilan Menulis Puisi, Model Picture and Picture PENDAHULUAN Keterampilan menulis puisi merupakan salah satu kemampuan yang membutuhkan proses kreatif untuk menuangkan ide dalam bentuk tulisan yang dapat dilalui dengan proses kemampuan, pelaksanaan, dan hasilnya diperoleh secara bertahap. Untuk menghasilkan tulisan yang baik pada umumnya perlu dilakukan berkali-kali. Menulis bukanlah sekedar menyalin kata atau kalimat, akan tetapi menulis dapat mengembangkan dan menuangkan pikiranpikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur. Menulis juga dapat menjadi suatu kegiatan menyenangkan apabila sesuatu yang ada dalam pikiran kita dapat kita tuangkan melalui bentuk tulisan. Menulis juga dibutuhkan sebuah model agar suatu karya tulisan dapat dikembangkan. Model pembelajaran merupakan cara mengajar atau cara menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang sedang belajar. Pemilihan model pembelajaran dipengaruhi oleh banyak aspek, mulai dari materi pelajaran, lingkungan belajar, keadaan siswa, keadaan guru, dan sebagainya. Melalui penggunaan metode diharapkan guru bisa membangkitkan motivasi siswa untuk belajar sehingga dapat meningkatkan hasil pembelajaran. Model picture and picture salah satu model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi karena model pembelajaran ini dapat membantu anak belajar lebih kreatif sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Tuntutan kurikulum pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan 1

kemampuan peserta didik agar dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Karena pada sekolah dasar terdapat beberapa aspek pokok pada pelajaran Bahasa Indonesia. Adapun aspek tersebut yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek ini merupakan keterampilan yang dikembangkan pada diri siswa agar mereka memiliki keterampilan berbahasa Indonesia dengan proses belajar mengajar. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan 1 pelajaran yang dipelajari. Guru memiliki peranan penting dalam keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh karena itu, guru sangat dituntut untuk memiliki kemampuan dalam pembelajaran, yaitu meliputi kemampuan menguasai materi, kemampuan menyampaikan materi, dan kemampuan menciptakan metode yang tepat dalam menyampaikan materi agar menyenangkan dalam proses belajar mengajar. Mengajar adalah proses mengantarkan siswa untuk belajar yang meliputi kegiatan seperti persiapan materi, persiapan menyampaikan dan mendiskusikan materi, memberikan fasilitas, memberikan ceramah dan instruksi, memecahkan masalah, membimbing, serta mengarahkan dan memberikan motivasi (Suyanto & Asep Jihad, 2013:2). Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan dari seorang kepada kelompok, mengajar adalah membimbing siswa belajar, mengajar adalah mengatur lingkungan agar terjadi proses belajar mengajar yang diharapkan (Subana & Sunarti, 2011:13). Dapat disimpulkan bahwa mengajar merupakan serangkaian peristiwa yang dapat mempengaruhi siswa untuk belajar. Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar dan mengajar merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena belajar disini menekankan pada apa yang harus dilakukan peserta didik sebagai pihak yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar menekankan pada apa yang dilakukan oleh seorang guru sebagai pengajar. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Menurut Dalman (2011:3) menulis adalah suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Keterampilan menulis tidak didapatkan secara alamiah, tetapi harus melalui proses belajar dan berlatih. Dalam kegiatan menulis, penulis harus dapat memanfaatkan grafologi, kosa kata, struktur kalimat, pengembangan paragraf, dan logika berbahasa. Pada proses pembelajaran bahasa Indonesia kemampuan siswa dalam menulis puisi kurang maksimal, khususnya dalam mengembangkan kalimat. Padahal puisi merupakan tugas siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa dituntut untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan, berimajinasi, lebih kreatif dalam menanggapi gambar yang disajikan. Selain itu guru kurang kreatif menggunakan metode pembelajaran di kelas siswa merasa kesulitan untuk mengembangkan imajinasinya sehingga hasil belajar yang dicapai siswa kurang maksimal. Permasalahan yang terjadi berdasarkan kenyataan di lapangan, hasil observasi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas III SD Bawamai Pontianak, ditemukan adanya permasalahan dalam menulis puisi, seperti sulit untuk menuangkan ide atau gagasan, masih minimnya bahasa dan kosakata siswa

untuk menuangkan ide dalam bentuk tulisan, masih rendahnya minat belajar siswa pada materi menulis puisi, kurang dalam menggunakan metode dan model model pembelajaran. Hal ini membuat siswa sulit untuk berimajinasi, sulit untuk mengemukakan gagasan, dan menjabarkan tema sehingga kurang memiliki keterampilan dalam menulis puisi. Jika dilihat dari KKM pelajaran bahasa Indonesia yaitu 76, sekitar 25 siswa yang nilainya masih di bawah KKM atau 58,13% dengan jumlah siswa sebanyak 43 siswa. Berdasarkan hasil belajar siswa di kelas III SD Bawamai Pontianak di atas, dapat dideskripsikan bahwa kemampuan belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia masih rendah khususnya keterampilan menulis puisi, maka dari itu diperlukan peningkatan keterampilan menulis puisi siswa melalui kegiatan penelitian tindakan kelas, sebagai salah satu upaya guru dalam meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Mengingat peran penting bahasa Indonesia dalam berbagai segi kehidupan siswa, baik dimasa sekarang maupun di masa yang akan datang. Karena bahasa Indonesia menjadi salah satu mata pelajaran wajib dalam tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu, keterampilan menulis puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia berperan penting bagi siswa baik saat menempuh pendidikan maupun kehidupan sehari-hari siswa. Untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi di sekolah, perlu adanya model pembelajaran picture and picture yang mampu merangsang siswa untuk belajar secara aktif dan kreatif. Masalah umum dalam penelitian ini adalah Apakah model picture and picture dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas III Sekolah Dasar Bawamai Pontianak Kota. Tujuan Penelitian Secara umum untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi menggunakan model picture ang picture pada siswa kelas III Sekolah Dasar Bawamai Pontianak. Secara khusus penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang: 1) Perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi dengan menggunakan model picture and picture. 2) Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi dengan menggunakan model picture and picture. 3) Penigkatan pembelajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi dengan menggunakan model picture and picture pada siswa kelas III Sekolah Dasar Bawamai Pontianak Kota. Secara teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis. Sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan dan pengembangan keilmuan dibidang pembelajaran bahasa Indonesia. Dan bagi peneliti diharapkan dapat menjadi acuan untuk mengetahui hasil menulis puisi sebelum dan setelah menggunakan model picture and picture. Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya (Dalman, 2015:3). Menurut Atar Semi (2007:4), menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambanglambang tulisan melalui tiga aspek yaitu, tujuan yang akan ditulis, gagasan dan sistem bahasa yang digunakan. Tarigan (2005:21), mengemukakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambanglambang grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut dan dapat memahami bahasa dan grafis itu.

Berdasarkan uraian di atas menjelaskan bahwa menulis adalah kegiatan untuk menyampaikan informasi atau pesan yang disampaikan dengan menggunakan bahasa tulis yang berisi pikiran, ide, perasaan dan pengetahuan dalam bentuk tulisan. Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Suparno Mohammad Yunus (2008:1.3) mengatakan, keterampilan menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulisan sebagai alat atau medianya. Menurut Tarigan, (1982:3-4), keterampilan menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekpresif untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, dan pengetahuan. Dalam kegiatan menulis ini, maka penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Disebut sebagai kegiatan produktif karena kegiatan menulis menghasilkan tulisan, dan disebut sebagai kegiatan yang ekspresif karena kegiatan menulis adalah kegiatan yang mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan pengetahuan penulis kepada pembaca. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan dalam mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan pengetahuan menulis kepada pembaca dengan menggunakan bahasa tulisan sebagai alat atau medianya. Menurut Suparno dan Yunus (2008: 1.29) menulis dapat meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreatifitas, menumbuhkan keberanian, serta merangsang kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Lebih khusus Suparno dan Yunus (2008: 3.7), tujuan menulis itu bermacam-macam seperti: (a) menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar, (b) membuat pembaca tahu tentang hal yang diberitakan, (c) menjadikan pembaca beropini, (d) menjadikan pembaca mengerti, dan (e) membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan, atau membuat pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai yang dikemukakan dalam karangan, dari yang menjadikan pembaca berpikir kritis sampai tujuan menarik atau persuasif. Peck dan Schulz (dalam Tarigan, 1982:9) mengatakan bahwa tujuan menulis adalah sebagai berikut: a) Membantu para peserta didik memahami bagaimana cara ekspresi tulis dapat melayani mereka, dengan jalan menciptakan situasi-situasi di dalam kelas yang memerlukan karya tulis dan kegiatan menulis. b) Mendorong para peserta didik mengekspresikan diri secara bebas dalam tulisan. c) Mengajar para peserta didik menggunakan bentuk yang tepat dan serasi dalam ekspresi tulis. d) Mengembangkan pertumbuhan bertahap dalam menulis dengan cara membantu para peserta didik menulis sejumlah maksud dengan sejumlah cara panuh keyakinan pada diri sendiri secara bebas. Setiap penulis pasti mempunyai tujuan dalam penulisannya, tujuan inilah yang menjadi pedoman penulis dalam mengembangkan topik. Dengan menentukan tujuan penulisan, Sabarti Akhadiah (1991: 107), mengemukakan pendapat penulis dapat mengetahui: (a) bahan yang diperlukan, (b) organisasi karangan yang akan diterapkan, dan (c) sudut pandang yang akan dipilih. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah untuk belajar mengembangkan daya pikir dalam menuangkan ide dan kreatifitas dalam sebuah tulisan.

Menurut Susanto Leo (2010: 2-3) banyak manfaat yang dapat kita peroleh kegiatan menulis antara lain : a) Membiasakan diri berpikir sistematis. Pada saat menulis seorang penulis harus membaca ulang hasil tulisannya, dari bahasa sampai susunan kalimat. Karena tulisan merupakan komunikasi satu arah. Menulis jauh lebih sulit daripada berbicara banyak orang yang sangat hebat dalam komunikasi lisan namun sangat sukar untuk menulis. Membiasakan anak untuk menulis sejak dini akan membuatnya terbiasa berpikir secara sistematis. b) Membagi keahlian Seorang ahli dapat memvalidasi keahliannya, pengetahuan, keterampilan, serta sikap dengan menulis. Keahlian jika dituangkan dalam tulisan pasti akan bermanfaat bagi orang lain, tidak selamanya seorang ahli bisa membagikan keahlian dengan tatap muka. Mewarisi keahlian dalam bentuk tulisan merupakan hal yang wajib jika sudah pension atau tidak aktif bekerja. c) Aktivitas yang menyehatkan Menyalurkan depresi atau stress, kekecewaan, dan kemurungan dapat dilakukan lewat membuat tulisan. Menulis untuk menuangkan perasaan secara bebas dan ekspresif dapat mengeluarkan sebagian energi negative dari tubuh. d) Menghindarkan kita dari aktivitas negatif Seorang penulis dituntut banyak membaca, meringkas, menyimpulkan, dan mengungkapkan kalimat apa yang sudah dibacanya. Kesibukan seperti ini sangat menghabiskan waktu bahkan lupa waktu, tetapi tidak berarti dia melupakan kewajiban utamanya. Berdasarkan paparan di atas menulis merupakan kegiatan keseharian kita yang sangat bermanfaat bukan saja bagi penulis tapi juga bagi pembaca. Menulis puisi merupakan salah satu materi pelajaran yang cukup sulit untuk dipelajari pada jenjang sekolah dasar kelas rendah. Menurut Erizal Gani (2014: 14), puisi merupakan ungkapan perasaan penulis yang diterjemahkan dalam susunan kata-kata dalam bentuk bait berirama dan memiliki makna yang dalam. Menurut Waluyo (1991), dari segi penulisan, puisi adalah karya sastra yang dipadatkan, dipersingkat dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata berkias. Sedangkan menurut Pradopo (1987), puisi merupakan jenis karya sastra yang mampu mengekspresikan pemikiran, membangkitkan perasaan, dan merangsang imajinasi panca indra dalam susunan berirama. Menurut Burhan Nurgiyantoro (2005: 312), puisi adalah sebuah genre sastra yang amat memperhatikan pemilihan aspek kebahasaan, yang dipertimbangkan dari berbagai sisi yang menyangkut unsur bunyi, bentuk, dan makna yang kesemuanya harus memenuhi persyaratan untuk memperoleh efek keindahan. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis puisi merupakan karya sastra yang dilakukan dengan menggunakan pemilihan katakata yang tepat, menggunakan pemikiran dan imajinasi, dan memiliki makna yang luas. Menurut Laurence Perrine (via Huck dkk, 1987:393 dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005: 313), memaknai puisi anak sebagai suatu bentuk pengekspresian kebahasaan yang mengungkapkan sesuatu secara lebih dan dari pada ungkapan kebahsaan yang biasanya. Menurut Burhan Nurgiyantoro (2005: 313), puisi anak adalah puisi yang intensitas maknanya belum luas, masih penuh dengan imajinasi, pengguna dan pendayaan dalam hal pemaknaan puisi masih terbatas. Sedangkan menurut Norton (323-324) puisi anak adalah puisi

yang berisi kegembiraan, mengutamakan bunyi bahasa dan membangkitkan semangat bermain bahasa. (kajian sekolah.com/teori bahasa/cetak 2 pebruari 2018) Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa puisi anak merupakan puisi yang pengungkapannya masih sangat sederhana, penggunaan katakatanya penuh dengan imajinasi, lugas, apa adanya serta membankitkan semangat bermain bahasa dengan pemaknaan puisi masih terbatas. Menurut Burhan Nurgiyantoro (2005: 321) unsur-unsur puisi yaitu: a), Bunyi, b) Kata, c) Sarana Retorika dan d) Tema. Sedangkan menurut Erizal Gani (2014: 16-18),terdapat beberapa unsur yang membangun sebuah puisi, unsurunsur tersebut meliputi: a) Kata; Kata adalah unsur yang penting, dalam menulis puisi dituntut kemampuan untuk memilih kata dengan tepat, mengolah dan memformulasikan kata-kata dengan sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah puisi. b) Larik; adalah baris-baris yang membangun sebuah puisi, berupa suku kata, kata dan sebuah kalimat, jumlah kata dalam sebuah larik biasanya empat sampai delapan kata. c) Bait; Bait merupakan kumpulan baris yang tersusun secara rapi. Dalam menulis puisi perlu diperhatikan bait demi bait dan kaitan antara bait yang satu dengan bait yang lainnya. d)bunyi; adalah irama yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam bait puisi. Timbulnya bunyi disebabkan oleh adanya perulangan kata dan panjang pendeknya kata. e) Makna; Makna adalah isi atau kandungan nilai yang sekaligus menjadi pesan yang akan disampaikan oleh sebuah puisi. Puisi anak dapat dibedakan ke dalam jenis-jenis tertentu berdasarkan sudut pandangnya, Burhan Nurgiyantoro (2005: 358) diantaranya yaitu: a) Balada, adalah puisi yang berisi cerita,namun ia diadaptasikan untuk dinyayikan atau paling tidak dapat memberikan efek nyayian. b). Puisi naratif, adalah puisi yang berisi cerita. c). Puisi lirik, adalah puisi yang menggambarkan suasana hati, jiwa, perasaan, dan pikiran. Puisi merupakan ungkapan perasaan melalui rangkaian kata-kata yang tersusun dengan indah dan suatu karya tulis yang sangat bermanfaat karena penuh dengan pengajaran, nilai-nilai pendidikan, dan nilai-nilai moral, atau nilai-nilai kemanusiaan. Menurut Erizal Gani, (2014: 33-35) puisi memiliki fungsi-fungsi tertentu bagi kehidupan manusia, diantaranya: a)fungsi artistic, b) Fungsi hiburan, c) Fungsi pendidikan, d) Fungsi kecermatan, e)fungsi kerja sama f)fungsi profesi Menurut Hamdani (2011:89), mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif model picture and picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasang atau diurutkan menjadi urutan logis. Sedangkan menurut Suprijono (2013:65) model picture and picture merupakan salah satu bentuk metode yang ada di model pembelajaran kooperatif. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diketahui bahwa pembelajaran kooperatif model picture and picture adalah suatu metode pembelajaran dengan menggunakan media gambar untuk proses dalam suatu pembelajaran. Menurut Hamdani (2011:89) ada beberapa kelebihan dan kekurangan pada pembelajaran kooperatif dengan menggunakan model picture and picture, adapun kelebihannya adalah sebagai berikut: a. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa b. Melatih berpikir logis dan sistematis

c. Membantu siswa belajar berfikir d. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik e. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas Kekurangan metode picture and picture : a. Memakan banyak waktu b. Banyak siswa yang pasif c. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas d. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai Dari pernyataan di atas, dapat diketahui terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode picture and picture guru hendaknya dapat mengoptimalkan kelebihan tersebut untuk membuat siswa dapat belajar lebih baik lagi, dan menjadikan kekurangan sebagai pemicu untuk melakukan tindakan yang lebih baik dalam menyampaikan materi pembelajaran di kelas. Menurut Agus Suprijono (2014:125-126), mengatakan bahwa ada beberapa langkah pembelajaran dengan menggunakan model picture and picture yaitu: a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai b. Menyajikan materi sebagai pengantar c. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar kegiatan yang berkaitan dengan materi d. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian untuk memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis e. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut f. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai g. Kesimpulan atau rangkuman Menurut Agus (2009; 125) langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran picture and picture ada 6 langkah diantaranya: a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai b. Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan c. Guru menyediakan gambar yang akan digunakan berkaitan dengan materi d. Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada. e. Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa menentukan urutan gambar f. Dari alasan tersebut guru mengembangkan materi dan menanamkan konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai Berdasarkan langkah-langkah di atas, bahwa penggunaan model picture and picture dapat mengaktifkan siswa lebih kreatif dan guru dapat menanamkan konsep materi pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.