BAB I PENDAHULUAN. Declaration and World Food Summit Plan of Action adalah food security

dokumen-dokumen yang mirip
TANTANGAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL

PENGANEKARAGAMAN dan KEDAULATAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan berdasarkan FAO pada World Food Summit 1996 menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Kelangkaan pangan telah menjadi ancaman setiap negara, semenjak

I. PENDAHULUAN. Pertanian dan Pangan (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2000), pp

prasyarat utama bagi kepentingan kesehatan, kemakmuran, dan kesejahteraan usaha pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas guna meningkatkan

I. PENDAHULUAN. cukup. Salah satu komoditas pangan yang dijadikan pangan pokok

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan-bahan lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN. pertanian menjadi daerah permukiman, industri, dan lain-lain. Menurut BPN

PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMENUHAN PANGAN BAGI MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

BAB I PENDAHULUAN. peradaban masyarakat untuk memenuhi kualitas hidup semakin dituntut

Tabel 1. Data produksi dan konsumsi beras tahun (dalam ton Tahun Kebutuhan Produksi Tersedia Defisit (impor)

I. PENDAHULUAN. serealia, umbi-umbian, dan buah-buahan (Kementan RI, 2012). keunggulan yang sangat penting sebagai salah satu pilar pembangunan dalam

Economics Development Analysis Journal

PERAN SEKTOR INDUSTRI DALAM MENDUKUNG KEANEKARAGAMAN PANGAN

ANALISIS WILAYAH RAWAN PANGAN DAN GIZI KRONIS SERTA ALTERNATIF PENANGGULANGANNYA 1)

PENDAHULUAN. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari tanaman, ternak dan ikan

II. METODE PENELITIAN. A. Pemodelan dan Simulasi

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. indeks pembangunan manusia (Badan Pusat Statistik, 2013). Walaupun Indonesia

Kata kunci : pangan, gizi, agribisnis, ketahanan nasional, software, hardware, orgware dan risk management.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JAGUNG MAKANAN POKOK UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

MEMPOSISIKAN KEMBALI BULOG SEBAGAI GARDA DEPAN KETAHANAN PANGAN PADA SUBSISTEM DISTRIBUSI

PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN DAN GIZI : FAKTOR PENDUKUNG PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : MEWUJUDKAN JAWA TIMUR LEBIH SEJAHTERA, BERDAYA SAING MELALUI KETAHANAN PANGAN YANG BERKELANJUTAN

I. PENDAHULUAN. yang mendasar atau bagian dari Hak Asasi Manusia (HAM) yang penyelenggaraannya

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

I. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan

KAJIAN KETAHANAN PANGAN DAN KERAWANAN PANGAN DI PROVINSI BENGKULU. Assessment of Food Security and Food Insecurity in Bengkulu Province

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk hidup adalah kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga ketersediaannya harus terjamin dan terpenuhi. Pemenuhan pangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Lingkungan Eksternal. Terigu adalah salah satu bahan pangan yang banyak dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup dan kehidupannya. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

DISTRIBUSI PROVINSI DI INDONESIA MENURUT DERAJAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA

pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. rakyat secara merata dan adil, penyediaan pangan dan gizi yang cukup memadai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia, karena itu pemenuhan

Determinan Ketahanan Dan Kerentanan Pangan Pada Wilayah Lahan Sub Optimal Di Provinsi Sumatera Selatan

PEMANFAATAN JAGUNG DALAM PEMBUATAN ANEKA MACAM OLAHAN UNTUK MEMPERKUAT KETAHANAN PANGAN

ABSTRACT. Keywords : Food Security, Household, Ordinal Logistik Regression

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BADAN KETAHANAN PANGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. Angka. 2. Angka Kering. beras atau. meningkat. meningkat dari 1,4. diperkirakan akan. Produksi ubi kayu 2010.

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah

Ketahanan Pangan Masyarakat

1.1 LATAR BELAKANG DAN DASAR PEMIKIRAN PETA KETAHANAN DAN KERENTANAN PANGAN PROVINSI JAWA BARAT

Better Prepared And Ready to Help

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bersama masyarakat. Dalam hal ini pemerintah menyelenggarakan pengaturan,

KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diversifikasi pangan merupakan program alternatif yang digunakan dalam

KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT LAHAN KERING DI KABUPATEN LOMBOK BARAT

GAMBARAN UMUM. pada posisi 8-12 Lintang Selatan dan Bujur Timur.

ANALISIS DIVERSIFIKASI KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA PETANI MINA MENDONG PENDAHULUAN

GAMBARAN KERAGAMAN PANGAN LOKAL SUMBER KARBOHIDRAT DI DESA GRAJEGAN KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk mempertahankan hidup. Oleh karena itu kecukupan pangan

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, dianggapnya strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. tahun 1970an bersamaan dengan adanya krisis pangan dan kelaparan dunia

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah mencapai 240 juta jiwa (BPS, 2011). Hal ini merupakan sumber daya

PERBEDAAN POLA PANGAN HARAPAN DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN KABUPATEN SUKOHARJO (Studi di Desa Banmati dan Kelurahan Jetis)

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional, bahkan politis.

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI NTT SEPTEMBER 2011 RINGKASAN

SEKILAS TENTANG RAWAN PANGAN. Written by adminbkpp2 Wednesday, 20 May :37 - Last Updated Wednesday, 20 May :59

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI MENDUKUNG PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

1. KETAHANAN PANGAN YANG BERKELANJUTAN, TANTANGAN DAN HARAPAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN DI INDONESIA 2. PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN KEMISKINAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Konsep dan Implementasi Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan: Upaya Mendorong Terpenuhinya Hak Rakyat Atas Pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial

METODE PENELITIAN. No Data Sumber Instansi 1 Konsumsi pangan menurut kelompok dan jenis pangan

BADAN PUSAT STATISTIK

IV. POLA KONSUMSI DAN KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

ANALISIS KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN JEMBER TAHUN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

LAPORAN AKHIR ANALISIS PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI BERBASIS PANGAN LOKAL DALAM MENINGKATKAN KEANEKARAGAMAN PANGAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI PEDESAAN

I. PENDAHULUAN. membentuk sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas. Menurut

Karakteristik dan Prospek untuk Percepatan Diversifikasi Pangan

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

Kualitas Gizi Faktor Penting Pembangunan

EFEKTIVITAS KREDIT KETAHANAN PANGAN (KKP) DALAM UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DI KECAMATAN KUPANG TIMUR, KABUPATEN KUPANG TUGAS AKHIR

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pada setiap individu. Menurut berita resmi statistik, pada bulan Maret 2013, jumlah

Inovasi Teknologi untuk Mewujudkan Ketahanan & Kedaulatan Pangan

seperti Organisasi Pangan se-dunia (FAO) juga beberapa kali mengingatkan akan dilakukan pemerintah di sektor pangan terutama beras, seperti investasi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengganti nasi. Mi termasuk produk pangan populer karena siap saji dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki. Menurut Undang-undang No. 7 tahun 1996 tentang pangan, pada pasal 1 ayat 17, menyebutkan ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Ketahanan pangan dalam UU ini ditujukan kepada kebutuhan rumah tangga, karena asumsi bahwa rumah tangga adalah bentuk kesatuan masyarakat terkecil di Indonesia yang berarti setiap penduduk dan rumah tangga mampu untuk mengkonsumsi pangan dalam jumlah dan gizi yang cukup. Definisi ketahanan pangan menurut FAO yang tertera dalam Rome Declaration and World Food Summit Plan of Action adalah food security exists when all people, at all times, have access to sufficient, safe and nutritious food to meet their dietary needs for an active and healthy life. Definisi ini sangat jelas menunjukkan bahwa ketahanan pangan harus dimiliki oleh setiap individu (all people), bukan hanya yang berada dalam kesatuan rumah tangga (seperti yang disebutkan dalam UU No.7 Tahun 1996). Bagi Indonesia, definisi ini bisa mencakup para gelandangan, anak jalanan, orang miskin kota yang hidup dibawah jembatan, di perkampungan kumuh, dan orang yang hidup menyendiri. Jadi, definisi yang diberikan oleh Rome Declaration adalah lebih sesuai untuk 1

menjamin hak asasi rakyat untuk mendapatkan pangan yang layak, daripada definisi yang diberikan UU No.7 Tahun 1996. Kenyataannya permasalahan ketahanan pangan di Indonesia masih terus terjadi. Beberapa hasil kajian menunjukkan persediaan pangan yang cukup secara nasional terbukti tidak menjamin pewujudan ketahanan pangan pada tingkat wilayah (regional), rumah tangga atau individu. Martianto dan Ariani (2004) menunjukkan bahwa jumlah proporsi rumah tangga yang kekurangan pangan di setiap provinsi masih tinggi. Permasalahan pangan mencakup beberapa aspek. Aspek pertama ialah aspek produksi dan ketersediaan pangan. Permasalahan aspek produksi diawali dengan ketidakcukupan produksi bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Hal ini disebabkan oleh laju pertumbuhan produksi pangan yang relatif lebih lambat dari pertumbuhan permintaannya (penduduk). Aspek kedua ialah aspek distribusi. Permasalahan di dalam pembangunan ketahanan pangan adalah distribusi pangan dari daerah sentra produksi ke konsumen di suatu wilayah. Adanya hambatan dalam distribusi akan menyebabkan terhambatnya konsumen untuk mendapatkan pangan. Aspek ketiga yang tidak kalah penting ialah aspek konsumsi. Permasalahan dari aspek konsumsi diawali dengan suatu keadaan masyarakat Indonesia yang memiliki tingkat konsumsi cukup tinggi terhadap bahan pangan beras. Jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai 216 juta jiwa dengan angka pertumbuhan 1.7 % per tahun. 2

Angka tersebut mengindikasikan besarnya bahan pangan yang harus tersedia dan juga menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan konsumsi beras tertinggi di dunia. Berdasarkan data SUSENAS BPS tahun 2011 tingkat konsumsi masyarakat Indonesia terhadap beras sekitar 134 kg per kapita. Pilihan masyarakat Indonesia pada tanaman padi sebagai sumber karbohidrat utama dikarenakan padi mudah diolah menjadi nasi yang cocok dikonsumsi dengan segala macam lauk. Adanya ketergantungan masyarakat Indonesia pada padi sebagai sumber karbohidrat utama menjadi salah satu faktor penghambat terciptanya ketahanan pangan nasional yang merupakan basis utama pengembangan sumber daya manusia berkualitas dan memperjuangkan ketahanan nasional sebagai suatu bangsa dan negara yang berdaulat. Berkaitan dengan hal ini, diversifikasi pangan menjadi salah satu pilar utama dalam mewujudkan ketahanan pangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang keanekaragaman (diversifikasi) tanaman pangan non-beras sebagai sumber karbohidrat alternatif. B. Permasalahan Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat biodiversitas hayati tertinggi di dunia, yang berarti juga memiliki kenekaragaman tanaman pangan yang tinggi. Akan tetapi sampai saat ini sumber pangan pokok hanya terbatas pada padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar dan sagu. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar keanekaragaman hayati sumber pangan yang ada di Indonesia belum dimanfaatkan secara optimum. 3

Menurut peta rawan pangan (Food Insecurity Atlas) tahun 2004 yang dibuat berdasarkan pada tiga dimensi ketahanan pangan yaitu ketersediaan pangan, akses terhadap pangan dan penyerapan pangan. Provinsi NTB dan NTT berada pada posisi agak rawan pangan (BKP 2005). Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah: 1. Berapakah spesies tanaman pangan di Desa Linamnutu Kabupaten TTS Provinsi NTT dalam mendukung ketersediaan pangan? 2. Bagaimanakah tingkat kecukupan pangan di tingkat keluarga di Desa Linamnutu Kabupaten TTS Provinsi NTT? 3. Bagaimana keragaman pola konsumsi bahan pangan non-beras oleh penduduk Desa Linamnutu dalam mendukung perwujudan ketahanan pangan? C. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui keanekaragaman tanaman pangan sebagai komponen pendukung ketersediaan pangan di Desa Linamnutu Kabupaten TTS Provinsi NTT. 2. Mengetahui tingkat kecukupan pangan di tingkat keluarga di Desa Linamnutu Kabupaten TTS Provinsi NTT. 3. Mengetahui keragaman pola konsumsi bahan pangan non-beras penduduk Desa Linamnutu Kabupaten TTS Provinsi NTT dalam mendukung untuk perwujudan ketahanan pangan. 4

D. Manfaat Penelitian 1. Penelitian tentang keanekaragaman tanaman pangan di Desa Linamnutu Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur ini dapat dijadikan referensi mengenai ketersediaan tanaman pangan non-beras (diversifikasi pangan) di Desa Linamnutu sebagai sumber pangan alternatif dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan. 2. Memberikan informasi mengenai keragaman pola konsumsi penduduk Desa Linamnutu Kabupaten TTS Provinsi NTT terhadap bahan pangan non-beras sebagai langkah awal untuk menentukan prioritas strategi dan kebijakan dalam mengatasi kerawanan pangan. 5