BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditor hars memiliki

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau para stakeholder.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, profesi akuntan publik menjadi sorotan dan perhatian di masyarakat. Profesi ini memang

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya pengaruh dari lingkungan etika, pengalaman auditor dan kompleksitas

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan bersaing untuk menjadi yang terbaik di antara. dan tidak menyesatkan pemakainya dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. mengenai asersi tentang kegiatan-kegitan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. berarti adanya kebebasan perdagangan dan persaingan dagang di antara negaranegara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik tersebut

BAB I PENDAHULUAN. oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, ada dua

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Salah satunya dilakukan dalam penyajian laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. (2006) menyebutkan bahwa informasi asimetri mempunyai dua tipe. Tipe pertama

BAB I PENDAHULUAN. keputusan. Menurut finally accounting standart board (FASB), laporan

BAB I PENDAHULUAN. guna menjamin pendistribusian dana yang merata pada semua sektor publik.

PENGARUH KUALITAS AUDITOR, INDEPENDENSI DAN OPINI AUDITOR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengauditan merupakan bagian dari assurance service dari kantor akuntan

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. penilai yang bebas terhadap seluruh aktivitas perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat umum terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah k ti e g n e m r a d e k es na k u b M, O ZC LI

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna

BAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. diperdagangakan di bursa saham, mayoritas perusahaan besar lainnya, serta

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat memicu

BAB V PENUTUP. terhadap Kualitas Audit, maka penulis dalam bab ini akan memberikan saran. Adapun kesimpulan yang dapat penulisan berikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah semakin menguatnya tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public harus memberikan informasi berupa laporan keuangan yang sudah diaudit oleh jasa

BAB I PENDAHULUAN. Untuk auditor, kualitas kerja dilihat dari kualitas yang dihasilkan yang dinilai

BAB 1 PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. Profesi akuntan harus memiliki intregitas, independen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang disajikan oleh manajeman dapat dipercaya.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. masih ada pihak lain yang membutuhkan informasi laporan keuangan seperti

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal, perusahaan besar, dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjamin pendistribusian dana yang merata pada semua sektor publik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. Auditor dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Tahun 2008 disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Melalui

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public harus memberikan informasi berupa laporan keuangan yang sudah diaudit oleh jasa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan publik dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Profesi ini dikenal masyarakat melalui jasa audit yang disediakan

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang jauh dari aktivitas moral, bahkan ada anggapan bahwa dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi formal yang beroperasi dengan menjual atau

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya dunia usaha atau bisnis saat ini, tuntutan masyarakat akan informasi keuangan yang dapat diandalkan juga semakin meningkat. Informasi keuangan yang dapat diandalkan ini diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh orangorang yang bertanggung jawab untuk melakukan pengambilan keputusan tersebut. Tersedia banyak pemberian jasa penjaminan (assurance services) oleh para profesional, sebagai jawaban atas tuntutan masyarakat akan informasi keuangan yang terpercaya, yang berguna untuk memperbaiki kualitas informasi bagi para pengambil keputusan. Salah satu pemberi jasa penjaminan adalah kantor akuntan publik (Jusup, 2001). Kantor akuntan publik memiliki tanggung jawab untuk mengaudit laporan keuangan yang dipublikasikan oleh semua perusahaan terbuka, kebanyakan perusahaan lain yang cukup besar dan perusahaan serta organisasi nonkomersial yang lebih kecil (Arens dkk. 2011). Pengauditan laporan keuangan perusahaan, akuntan publik memperoleh kepercayaan penuh atas kinerjanya dari pihak dalam maupun pihak luar perusahaan. Perusahaan mempunyai kepentingan untuk mengetahui hasil usaha dan posisi keuangan perusahaan yang diaudit sedangkan pihak luar perusahaan 1

2 mempunyai kepentingan dalam pengambilan suatu keputusan berdasarkan informasi keuangan yang disajikan. Oleh karena itu, kinerja auditor dalam melakukan audit laporan keuangan pada kantor akuntan publik, sebagai pihak yang independen, merupakan dasar utama kepercayaan masyarakat untuk menilai kualitas jasa audit yang diberikan. Kinerja auditor merupakan hasil kerja yang dicapai oleh auditor dalam melakukan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan padanya, dan menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya. Kinerja auditor menjadi perhatian utama, baik bagi klien ataupun publik, dalam menilai hasil audit yang diberikan. Tuntutan masyarakat atas mutu audit yang diberikan auditor sangat tinggi. Audit yang bermutu dihasilkan auditor dengan mengacu pada standar auditing dalam penyediaan jasa yang berkualitas. Standar umum audit yang pertama menyatakan bahwa audit harus dilakukan oleh seorang yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor (IAPI, 2011). Hal ini berarti bahwa betapa pun tingginya kemampuan seseorang dalam bidang bisnis dan keuangan, auditor tidak dapat memenuhi persyaratan dalam standar jika tidak memiliki pendidikan serta pengalaman memadai dibidang auditing (IAPI, 2011). Seorang auditor harus memiliki kompetensi dibidang pengauditan, dimana kompetensi ini diperlukan dalam pengumpulan bukti untuk mendukung opini yang akan dikeluarkan. Keahlian merupakan faktor

3 penting yang mendukung kompetensi seorang auditor. Penelitian Sukriah, Akram, dan Inapty (2009), kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan, karena semakin tinggi tingkat kompetensi yang dimiliki auditor, maka semakin meningkat atau semakin baik kualitas hasil pemeriksaan yang dilakukannya. Penelitian yang dilakukan oleh Tjun, Marpaung, dan Setiawan (2012), kompetensi juga berpengaruh terhadap kualitas audit, karena kualitas audit dapat dicapai jika auditor memiliki kompetensi yang baik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kisnawati (2012), kompetensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian Kisnawati (2012), kompetensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, karena dalam penelitian yang dilakukan oleh Kisnawati (2012) tersebut, auditor responden yang digunakan memiliki tingkat kompetensi yang rendah, hal ini terlihat masih ada auditor responden dibawah Strata satu. Penyebab lain kompetensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, karena di sektor pemerintah yang menjadi auditor tidak hanya PNS yang memiliki Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dan PNS yang memiliki Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah (JFP2UPD), tetapi termasuk juga semua PNS dalam pemerintahan terlibat sebagai auditor. PNS yang memiliki Jabatan Fungsional Auditor (JFA) masih sangat terbatas jumlahnya. Pengalaman diperlukan untuk menentukan jumlah (kuantitas) bukti yang cukup dan kualitas bukti yang dapat mendukung pendapatnya. Kuantitas dan kualitas bukti merupakan dua hal yang

4 tidak dapat dipisahkan, bukti yang cukup tetapi tidak kompeten atau sebaliknya bukti yang kompeten tetapi jumlahnya tidak cukup, maka tidak dapat digunakan dasar oleh auditor dalam melakukan audit (Munawir, 1999). Oleh karena itu, pengalaman juga merupakan hal yang penting bagi auditor dalam melakukan tugas pemeriksaan. Auditor dalam melakukan tugas pemeriksaan akan mengumpulkan bukti yang layak untuk membentuk suatu pendapat atau opini (Guy dkk. 2002). Auditor yang berpengalaman akan berbeda dengan auditor yang kurang berpengalaman dalam memperoleh informasi yang diperlukan selama menjalankan tugas pengauditan. Auditor yang berpengalaman akan berbeda dalam menanggapi bukti yang diperoleh selama melakukan pemeriksaan sehingga kesimpulan audit yang diberikan akan berbeda dan kualitas audit yang diberikan juga akan berbeda pula. Penelitian yang dilakukan oleh Sukriah dkk. (2009) dan Hutabarat (2012), pengalaman berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Penelitian Sukriah dkk. (2009), pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan, karena semakin banyak pengalaman kerja yang dimiliki auditor, maka semakin meningkat atau baik kualitas hasil pemeriksaan yang dilakukannya. Penelitian Hutabarat (2012), pengalaman berpengaruh terhadap kualitas audit, karena akuntan pemeriksa yang berpengalaman akan menyadari kekeliruankekeliruan yang tidak lazim. Butt, 1988; Tubbs, 1992; Bonner, 1990 dalam Hutabarat (2012), pengalaman auditor akan semakin berkembang dengan bertambahnya pengalaman audit, diskusi

5 mengenai audit dengan rekan sekerja, pegawasan dan review oleh akuntan senior, mengikuti program pelatihan dan penggunaan standar auditing. Auditor yang berpengalaman akan membuat judgment yang relatif lebih baik dalam tugas profesional dibanding auditor yang belum berpengalaman, disebutkan dalam penelitian Hutabarat (2012) tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Singgih dan Bawono (2010), pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, karena dalam penelitian yang dilakukan oleh Singgih dan Bawono (2010) tersebut, auditor junior memiliki masa kerja tidak lebih dari tiga tahun. Kompetensi dan pengalaman yang dimiliki auditor belum cukup untuk menjamin bahwa auditor dapat memberikan jasa audit yang berkualitas. Etika juga diperlukan oleh auditor untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap mutu audit yang dihasilkannya. Oleh karena itu, standar etika digunakan ketika bertindak untuk kepentingan publik, dimana setiap auditor harus mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar dan kode etik profesi (IAPI, 2011). Kepercayaan masyarakat atas kualitas audit akan semakin tinggi jika seorang auditor menerapkan standar pelaksanaan dan tatanan moral atau etika yang tinggi (Munawir, 1999). Perilaku beretika seperti rasa dapat dipercaya oleh masyarakat, rasa hormat yang dimiliki auditor dalam memperlakukan klien serta tanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukannya dalam melakukan pengauditan, dapat membantu auditor dalam mencapai kualitas pekerjaan sebaik-baiknya. Penelitian yang dilakukan oleh Kisnawati (2012) dan Hutabarat

6 (2012), etika berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian Kisnawati (2012), etika berpengaruh positif terhadap kualitas audit karena auditor telah mematuhi prinsip-prinsip perilaku dan mematuhi aturan perilaku, sehingga hasil pemeriksaan yang diberikan baik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hutabarat (2012), bahwa etika berpengaruh terhadap kualitas audit karena semakin tinggi etika auditor maka semakin tinggi kualitas audit. Bukan hal yang mudah bagi seorang auditor dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkannya. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat ini dapat memicu persaingan yang semakin meningkat diantara pelaku usaha. Tidak jarang bila ditemukan akuntan publik yang lebih mengutamakan klien serta mempertahankan klien dibanding dengan pengguna atau pemakai laporan keuangan hasil audit auditor tersebut. Padahal jika pemakai laporan keuangan merasa bahwa kantor akuntan tidak memberi jasa yang berharga (mengurangi risiko informasi), maka kualitas audit kantor akuntan tersebut akan berkurang dan permintaan akan pemeriksaan laporan keuangan juga akan berkurang (Arens dan Loebbecke, 1995). Kinerja auditor dalam akuntan publik seringkali terganggu karena tingkat perpindahan auditor yang tinggi, yang dapat berpengaruh terhadap kualitas audit pada kantor akuntan. Pengalaman auditor yang masih kurang dapat berpengaruh terhadap etika profesionalnya karena seringkali auditor dihadapkan dengan situasi yang memiliki implikasi moral dan etika, dengan beberapa pilihan etika yang cukup sulit karena godaan dan

7 tekanan untuk mengikuti kepentingan pihak tertentu, yang dapat menutupi pertimbangan terkait dengan apa yang benar atau salah (Messier dkk. 2005). Atas dasar latar belakang diatas, merupakan hal menarik untuk mengadakan penelitian tentang pengaruh kompetensi, pengalaman dan etika auditor terhadap kualitas audit di kantor akuntan publik. Kualitas audit ini penting karena dengan kualitas audit yang tinggi maka akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Disamping itu, profesi auditor telah mendapat sorotan yang cukup tajam dari masyarakat. Hal ini berarti bahwa audit yang berkualitas sangat penting bagi auditor dalam menjamin pemenuhan tanggung jawabnya kepada masyarakat umum serta pihak-pihak lain yang mengandalkan kualitas laporan keuangan yang telah diaudit. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit pada kantor akuntan publik? 2. Apakah terdapat pengaruh pengalaman auditor terhadap kualitas audit pada kantor akuntan publik? 3. Apakah terdapat pengaruh etika auditor terhadap kualitas audit pada kantor akuntan publik?

8 1.3. Tujuan Penelitian Memberikan bukti empiris: 1. Pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit pada kantor akuntan publik. 2. Pengaruh pengalaman auditor terhadap kualitas audit pada kantor akuntan publik. 3. Pengaruh etika auditor terhadap kualitas audit pada kantor akuntan publik. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat akademik dan manfaat praktik sebagai berikut: 1. Manfaat Akademik a. Menambah ilmu pengetahuan tentang teori audit dalam materi perkuliahan. b. Memberikan sumber informasi bagi penelitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian ini dan dapat mengembangkan kekurangan yang ada. 2. Manfaat Praktis Memberikan informasi bagi auditor untuk meningkatkan dan mengevaluasi kualitas kinerjanya agar mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

9 1.5. Sistematika Penulisan Penulisan pada penelitian ini terdiri dari lima bab. Sistematika penulisan pada penelitian ini terdiri dari: BAB 1 : PENDAHULUAN Bab 1 pada penelitian ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA Bab 2 pada penelitian ini terdiri dari penelitian terdahulu, landasan teori berisi tentang teori, pengembangan hipotesis, dan model penelitian. BAB 3 : METODE PENELITIAN Bab 3 pada penelitian ini terdiri dari desain penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel,jenis data dan sumber data, alat dan metode pengumpulan data, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, dan teknik analisis data. BAB 4 : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab 4 pada penelitian ini terdiri dari karakteristik objek penelitian, deskripsi data, analisis data, dan pembahasan. BAB 5 : SIMPULAN DAN SARAN Bab 5 pada penelitian ini terdiri dari simpulan, keterbatasan, dan saran.