Keberadaan lahan gambut selalu dikaitkan dengan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Kondisi lahan gambut yang unik dan khas menjadikan



dokumen-dokumen yang mirip
POTRET GAMBUT KALIMANTAN

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

PENDAHULUAN. Hutan rawa gambut adalah salah satu komunitas hutan tropika yang terdapat di

Topik C4 Lahan gambut sebagai cadangan karbon

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TEKNIK REHABILITASI (REVEGETASI) LAHAN GAMBUT TERDEGRADASI Sumbangsih Pengalaman dan Pembelajaran Restorasi Gambut dari Sumatera Selatan dan Jambi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang mencapai sekitar pulau. Perbedaan karakteristik antar pulau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai makluk hidup mulai dari bakteri, cendawan, lumut dan berbagai jenis

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi

I. PENDAHULUAN. Primata merupakan salah satu satwa yang memiliki peranan penting di alam

Kata kunci: hutan rawa gambut, degradasi, rehabilitasi, kondisi hidrologi, gelam

BAB I PENDAHULUAN. hewan langka di Indonesia yang masuk dalam daftar merah kelompok critically

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

Rehabilitasi dan Pengelolaan Lahan Gambut Bekelanjutan

i:.l'11, SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI viii xii DAFTAR SINGKATAN ...

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan kehidupan dan peradaban manusia, hutan semakin

I. PENDAHULUAN. Berkurangnya luas hutan (sekitar 2 (dua) juta hektar per tahun) berkaitan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya,

Konservasi dan Rehabilitasi Lahan dan Hutan Gambut di Area PT Hutan Amanah Lestari Barito Selatan dan Barito Timur

BAB I PENDAHULUAN. negara kepulauan yang terdiri dari tujuh belas ribu pulau. Pulau yang satu dengan

DISAMPAIKAN PADA ACARA PELATIHAN BUDIDAYA KANTONG SEMAR DAN ANGGREK ALAM OLEH KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI

IV. KONDISI UMUM 4.1. Taman Nasional Tesso Nilo Sejarah Kawasan

dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber daya alam untuk keperluan sesuai kebutuhan hidupnya. 1 Dalam suatu

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan tropis yang luas dan memiliki keanekaragaman hayati yang

I. PENDAHULUAN. Gambut dibentuk oleh timbunan bahan sisa tanaman yang berlapis-lapis, baik

CAPAIAN OUTPUT DAN OUTCOME

SINTESIS RPI 5 : PENGELOLAAN HUTAN RAWA GAMBUT

PERATURAN PEMERINTAH Nomor 68 Tahun 1998, Tentang KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. daya alam non hayati/abiotik. Sumber daya alam hayati adalah unsur-unsur hayati

I. PENDAHULUAN. Distribusi dan status populasi -- Owa (Hylobates albibarbis) merupakan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

memuat hal yang mendasari kegiatan penelitian. Rumusan masalah permasalahan yang diteliti dan pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian berisikan

I. PENDAHULUAN. margasatwa, kawasan pelestarian alam seperti taman nasional, taman wisata alam,

BAB I PENDAHULUAN. mangrove di Indonesia mencapai 75% dari total mangrove di Asia Tenggara, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN... PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN...

ANALISIS VEGETASI STRATA SEEDLING PADA BERBAGAI TIPE EKOSISTEM DI KAWASAN PT. TANI SWADAYA PERDANA DESA TANJUNG PERANAP BENGKALIS, RIAU

I. PENDAHULUAN. liar di alam, termasuk jenis primata. Antara tahun 1995 sampai dengan tahun

BAB I PENDAHULUAN. Hutan adalah salah satu sumber daya alam yang memiliki manfaat

I. PENDAHULUAN. Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KEBERLANGSUNGAN FUNGSI EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN MELALUI PENANAMAN KELAPA SAWIT/ HTI BERKELANJUTAN DI LAHAN GAMBUT

Overlay. Scoring. Classification

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LAHAN GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,

BAB I PENDAHULUAN. hidup Indonesia terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Kaedah

BAB I PENDAHULUAN. plasma nutfah serta fungsi sosial budaya bagi masyarakat di sekitarnya dengan

I. PENDAHULUAN. paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati

RESPONS PERTUMBUHAN ANAKAN JELUTUNG MERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Ilmuwan mendesak penyelamatan lahan gambut dunia yang kaya karbon

KERUSAKAN LAHAN AKIBAT PERTAMBANGAN

2. Dinamika ekosistem kawasan terus berubah (cenderung semakin terdegradasi),

Pertanyaan Terkait Dengan NKT

Title : Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009

I. PENDAHULUAN. Semua lahan basah diperkirakan menutupi lebih dari 20% luas daratan Indonesia

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk ke dalam kategori negara

I. PENDAHULUAN. pantai yang mempunyai arti strategis karena merupakan wilayah terjadinya

NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN. kuasa dan kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan

BAB I PENDAHULUAN. endemik pulau Jawa yang dilindungi (Peraturan Pemerintah RI Nomor 7 Tahun

KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN KORIDOR EKOSISTEM PENTING DI SUMATERA. Herwasono Soedjito Pusat Penelitian Biologi - LIPI

Hibah Kompetitif Penelitian Sesuai Prioritas Nasional BatchII

PENDAHULUAN. Gambar 1 Bange (Macaca tonkeana) (Sumber: Rowe 1996)

RENCANA INDUK (MASTER PLAN)

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat

I. PENDAHULUAN. Kawasan lahan basah Bujung Raman yang terletak di Kampung Bujung Dewa

BAB I PENDAHULUAN. rapat dan menutup areal yang cukup luas. Sesuai dengan UU No. 41 Tahun

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.14/Menhut-II/2007 TENTANG TATACARA EVALUASI FUNGSI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU

I. PENDAHULUAN. rawa, hutan rawa, danau, dan sungai, serta berbagai ekosistem pesisir seperti hutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada usia dini anak mengalami masa keemasan yang merupakan masa dimana

I. PENDAHULUAN. dunia. Frekuensi erupsi Gunungaapi Merapi yang terjadi dalam rentang waktu 2-

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dari pemanfaatan yang tidak banyak mempengaruhi kondisi ekosistem hutan sampai kepada

Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya.

Daya Dukung Lingkungan Jasa Ekosistem

TINJAUAN PUSTAKA. dalam siklus karbon global, akan tetapi hutan juga dapat menghasilkan emisi

EKOSISTEM. Yuni wibowo

Transkripsi:

Keberadaan lahan gambut selalu dikaitkan dengan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Kondisi lahan gambut yang unik dan khas menjadikan keanekaragaman hayati yang terdapat di dalamnya juga memiliki kekhasan dan bahkan beberapa jenis tidak ditemukan pada habitat yang lain 1

Di dalam presentasi ini akan disampaikan mengenai lahan gambut dan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Presentasi akan diawali dengan memberikan gambaran mengenai perhatian pemerintah terhadap lahan gambut, kemudian peran penting lahan gambut khususnya dalam kaitannya dengan keanekaragaman hayati. Berikutnya diberikan gambaran mengenai keanekaragaman flora dan fauna yang ada dilahan gambut. Dan diakhiri dengan nilai ekonomi dan pemanfaatan keanekaragaman hayati lahan gambut 2

Indonesia merupakan salah satu hot spot keanekaragaman hayati dunia (Myers et al. 2000). Salah satu habitat yang memililki keunikan dan keanekaragaman hayati yang tinggi adalah lahan gambut. Dalam skala regional, Indonesia memiliki area gambut terluas yaitu berkisar 20-27 juta ha (Page et al. 2011), yang kaya akan keanekaragaman hayati endemik dengan pusat keanekaragaman hayati tertinggi berada di Kalimantan. Walaupun demikian, lahan gambut di Indonesia mempunyai tingkat kerentanan dan ancaman yang tinggi akibat perubahan lahan dari hutan ke penggunaan lain, kebakaran, perkebunan dan permukiman 3

Meningkatnya ancaman terhadap kelestarian lahan gambut seperti kebakaran dan konversi menjadi area perkebunan, menjadikan ancaman juga terhadap kelestarian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Pemerintah Indonesia berupaya memberikan penyadaran kepada masyarakat mengenai pentingnya lahan gambut yaitu diantaranya yang terbaru dengan menerbitkan PP No 71 tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut. Detail mengenai peraturan dan perundangan terkait lahan gambut dibahas dalam topik A3 mengenai Status Legal Lahan Gambut. Selain pemerintah, perhatian yang sama juga dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat seperti Wetland International yang mengkampanyekan kepada masyarakat mengenai pentingnya melakukan penyelamatan keanekaragaman hayati di hutan gambut 4

Keberadaan lahan gambut memiliki peranan yang sangat penting baik dalam lingkup lokal, regional maupun global. Lahan gambut disamping memiliki fungsi ekologis juga memiliki fungsi ekonomi dan sosial budaya. Fungsi ekologis yang diperankan lahan gambut diantaranya menjaga keanekaragaman hayati, penyimpan karbon, penghasil oksigen dan pengelolaan air. Sedangkan fungsi ekonomi dan sosial budaya dari lahan gambut diantaranya sebagai penghasil kayu dan sumber penghidupan masyarakat, ekowisata serta tempat pendidikan dan penelitian 5

Fungsi ekologis lahan gambut dalam menjaga keanekaragaman hayati dan keseimbangan lingkungan, dipengaruhi oleh karakteristik dari lahan gambut yang merupakan ekosistem unik dengan ph asam, miskin hara, bahan organik yang tebal dan selalu terendam air. Hal tersebut yang menjadikan lahan gambut memiliki kekhasan keanekaragaman hayati karena hanya mendukung keberadaan flora dan fauna tertentu yang mampu beradaptasi dengan kondisi habitat tersebut 6

Gambut memiliki keanekaragaman flora atau vegetasi yang tinggi dengan jenis-jenis tumbuhan yang hanya mampu beradaptasi pada kondisi ekosistem gambut. Studi mengenai keanekaragaman vegetasi di gambut telah lama dilakukan bahkan tercatat sejak zaman kolonialisme Belanda yang dilakukan oleh Ijzerman et al. pada tahun 1895. Dibandingkan dengan hutan hujan tropika secara umum, keanekaragaman vegetasi di lahan gambut tergolong lebih rendah. Walaupun demikian, keanekaragaman vegetasi di lahan gambut memiliki tingkat proporsi yang lebih tinggi pada karakteristik spesiesnya dibandingkan ekosistem lahan kering pada zona biogeografi yang sama 7

Lahan gambut memiliki formasi dengan kubah gambut yang ada di dalamnya. Keanekaragaman vegetasi pada lahan gambut berhubungan erat dengan formasi lahan gambut. Semakin tebal gambut maka semakin miskin jenis vegetasi yang tumbuh diatasnya karena pasokan hara hanya dari air hujan. Di pinggiran kubah yang merupakan gambut dangkal memiliki keanekaragaman vegetasi paling beragam. Habitat ini disebut mixed forest karena terdiri dari pohonpohon kayu yang besar dan tumbuhan bawah yang lebat. Habitat kearah kubah gambut yang disebut dengan "deep peat forest memiliki keanekaragaman vegetasi lebih rendah. Sedangkan pada kubah gambut atau biasa disebut padang forest, keanekaragaman vegetasinya sangat sedikit yaitu hanya terdiri atas pohon-pohon yang berukuran kerdil dengan kerapatan jarang, jenis-jenis pandan dan semak belukar. 8

Keanekaragaman flora lahan gambut tertinggi ditemukan di Taman Nasional Sebangau, Kalimantan yaitu tercatat 808 spesies (WWF & LIPI 2007). Sedangkan di Sumatera yaitu di Taman Nasional Berbak, tidak kurang dari 261 jenis flora ditemukan pada area tersebut (Giesen 1991). Beberapa flora yang ditemukan pada lahan gambut termasuk dalam kelompok flora endemik dan memiliki nilai ekonomi tinggi, seperti ramin (Gonystylus bancanus) dan jelutung rawa (Dyera costulata). 9

Berikut ini adalah daftar spesies flora endemik yang hidup pada habitat gambut. Ramin (Gonystilus bancanus) disamping spesies endemik juga termasuk spesies dilindungi karena sudah masuk dalam daftar IUCN Red List tahun 2000 10

Ini beberapa foto spesies endemik yang ditemukan di lahan gambut yaitu Kempas, Rengas dan Bungur 11

Berikutnya masih spesies endemik yaitu Perepat dan Pulai Rawa 12

Disamping spesies flora endemik, di lahan gambut juga ditemukan spesies flora lain seperti Palm merah, Senduduk, Mahang, Ara hantu dan Simpur 13

Selain itu juga ditemukan Berembang, Rasau, Pakis, Putat, Beringin dan Kantong Semar pada lahan gambut 14

Disamping flora, fauna di lahan gambut juga memiliki keanekaragaman yang tinggi meliputi fauna terestrial dan fauna akuatik. Berdasarkan data WWF (2009), tercatat 35 spesies mamalia, 150 spesies burung dan 34 spesies ikan ditemukan di lahan gambut. Beberapa fauna merupakan spesies endemik dan termasuk spesies dilindungi menurut IUCN Red List 2012 yaitu diantaranya Buaya sinyulong, Langur, Orang utan, Harimau sumatera dan Beruang madu. 15

Disamping spesies flora endemik, di lahan gambut juga ditemukan spesies flora lain seperti Palm merah, Senduduk, Mahang, Ara hantu dan Simpur 16

Sedangkan beberapa burung dilindungi yang ditemukan di lahan gambut diataranya adalah Enggang hitam dan Rangkong 17

Selain kelompok mamalia dan burung, kelompok reptil juga ditemukan di lahan gambut. Salah satunya yang dilindungi adalah Buaya sinyulong (Tomistoma schlegelii) karena termasuk spesies yang terancam punah berdasarkan IUCN Red List tahun 2000. Spesies ini hanya terdapat pada lahan gambut di Sumatera dan Kalimantan (Bezuijen et al. 2001) 18

Di lahan gambut, fauna akuatik yang ditemukan adalah ikan. Hasil penelitian WWF (2009) menunjukkan bahwa terdapat setidaknya 34 spesies ikan di lahan gambut. Beberapa jenis ikan yang ditemukan memiliki nilai ekonomi tinggi diantaranya ikan gabus, toman, saluang dan tapah. 19

Selain ikan, fauna akuatik yang menarik di lahan gambut adalah amuba. Amuba merupakan mikroba yang umum ditemukan pada berbagai kondisi air dan dapat digunakan sebagai bioindikator lahan gambut. Hal ini karena spesies amuba tertentu memiliki preferensi terhadap kondisi gambut tertentu seperti terhadap kedalaman air atau kandungan mineral (Booth et al. 2010) 20

Keanekaragaman hayati di lahan gambut, disamping memiliki peranan ekologis juga memiliki peranan ekonomi dan sosial budaya bagi masyarakat. Ketergantungan masyarakat terhadap lahan gambut dapat mencapai 80% yaitu lebih tinggi dibandingkan ketergantungannya terhadap usaha pertanian. Hal tersebut karena lahan gambut memiliki keanekaragaman hayati dengan nilai ekonomi tinggi seperti tumbuhan penghasil produk kayu dan non-kayu, penghasil ikan, jamur dan tanaman obat-obatan serta lebah hutan penghasil madu untuk kebutuhan pangan masyarakat. Selain itu, beberapa jenis tumbuhan juga dapat dimanfaatkan untuk restorasi dan rehabilitasi lahan gambut 21

Beberapa jenis tumbuhan di lahan gambut yang memiliki nilai ekonomi tinggi adalah ramin, meranti dan jelutung. Jelutung disamping menghasilkan kayu, juga dapat diambil getahnya untuk bahan baku isolator maupun permen karet. Selain itu jelutung juga biasa digunakan untuk melakukan restorasi dan rehabilitasi lahan gambut 22

Dalam melakukan restorasi dan rehabilitasi lahan gambut perlu mempertimbangkan faktor lingkungan dan jenis tanaman yang digunakan. Lebih detail dibahas di dalam topik C7 mengenai rehabilitasi lahan gambut. Beberapa spesies tumbuhan yang umum digunakan dalam restorasi dan rehabilitasi adalah Jelutung rawa, Tumih, Meranti rawa dan Belangeran 23

24

25