2018, No Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 40 Tahun 2012 tentang Penugasan dan Perizinan ke Luar Negeri di Lingkungan Kementerian Pertahanan

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Peribadatan. Pegawai. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTAHANAN TENTANG PENYUSUNAN KESEPAKATAN BERSAMA DAN PERJANJIAN KERJA SAMA DI LINGKUNGAN

2016, No perkembangan peraturan perundang-undangan sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tamba

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lemb

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan L

KEPUTUSAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR: KEP/614/M/VIII/2011 TENTANG PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN

2016, No Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

2015, No e. bahwa berdasarkan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2018, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 ten

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG

2016, No Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 3

-2- Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nom

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No untuk Mengikuti Pendidikan Akademi Militer di Luar Negeri; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTAHANAN NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

2017, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan untuk kelancaran pelaksanaan tugas di lingkungan Kementeri

2016, No Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pejabat Negara, dan Penerima Pensiun/Tunjangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 N

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Indonesia Nomor 5061); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Peny

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 3. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM. 72 Tahun 2013 tentang K

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan

2018, No Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Nega

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Kementerian Perdagangan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indone

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian/Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

2017, No Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang Penetapan Rencana Strategis Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 87/PMK.01/2010 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 21 TAHUN 2018 TENTANG

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166

2017, No Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062); 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil N

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Pendidikan dan Pelatihan. Pedoman.

2016, No atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PEMBERIAN PERINGATAN TERTULIS KEPADA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN

2017, No Penilaian dan Penetapan Nilai Tingkat Pengamanan Persandian dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan hukum dan kebutuhan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 73, Tamba

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Presiden Nomor 130 Tahun 2017 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tam

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara R

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2017, No Negara Bukan Pajak yang Berasal dari Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Fungsional pada Lembaga Administrasi Negara tidak sesuai lagi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGUSULAN CALON ANGGOTA KONSIL MASING-MASING TENAGA KESEHATAN

, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3418); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan (Lembaran Negara Republik I

2016, No Pembangunan tentang Pedoman Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Badan P

: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur. batan. Menimbang : a Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1979

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, L

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 105 Tahun 2014 tentang Peta Jabatan dan Uraian Jenis Kegiatan Jabatan di lin

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

2017, No Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 85); 4. P

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

-2-3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Nomor 293, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5602); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGHASILAN,

2016, No Kartu Tanda Pengenal Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil perlu diganti; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

2016, No Peraturan Presiden Nomor 102 Tahun 2014 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 57

, No Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomo

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

Transkripsi:

No.12, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Peribadatan bagi Pegawai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PERIBADATAN BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menjamin kebebasan untuk menjalankan atau menunaikan ibadah bagi Pegawai Kementerian Pertahanan, diperlukan pengaturan mengenai penyelenggaraan peribadatan; b. bahwa Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pedoman Peribadatan bagi Pegawai di Lingkungan Departemen Pertahanan sudah tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan sehingga perlu diganti; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang Penyelenggaraan Peribadatan bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Pertahanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

2018, No.12-2- 2. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 40 Tahun 2012 tentang Penugasan dan Perizinan ke Luar Negeri di Lingkungan Kementerian Pertahanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 111); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTAHANAN TENTANG PENYELENGGARAAN PERIBADATAN BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksudkan dengan: 1. Peribadatan adalah segala perbuatan yang dilakukan seseorang dengan niat untuk mencari keridhaan Tuhan Yang Maha Esa dan berfungsi sebagai alat untuk menumbuhkan kesadaran pada diri manusia bahwa ia sebagai insan hamba Tuhan untuk mengabdi kepada- Nya. 2. Kementerian Pertahanan yang selanjutnya disebut Kemhan adalah unsur pelaksana fungsi pemerintah di bidang pertahanan negara. 3. Pegawai Kemhan adalah Pegawai Negeri Sipil dan Prajurit Tentara Nasional Indonesia yang berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang diangkat dalam suatu jabatan atau ditugaskan dan bekerja secara penuh pada satuan organisasi di lingkungan Kemhan. 4. Pejabat yang Berwenang adalah Pejabat yang Berwenang memberikan surat izin Peribadatan bagi Pegawai Kemhan. 5. Ibadah Haji adalah aktivitas spiritual agama Islam yang merupakan rukun Islam ke 5 (lima) sebagai kewajiban sekali seumur hidup bagi setiap orang Islam yang mampu menunaikannya dengan berkunjung ke Baitullah/Ka bah untuk melakukan amalan, wukuf, tawaf, sa i, dan bercukur serta amalan lain pada masa

-3-2018, No.12 tertentu untuk memenuhi panggilan Allah Subhanahu Wata ala demi menghadap ridha-nya. 6. Ibadah Umrah adalah berkunjung ke Baitullah/Ka bah untuk melakukan amalan tawaf, sa i, dan bercukur demi mengharap ridha Allah Subhanahu Wata ala. 7. Ibadah Retret adalah aktivitas agama Katholik dan Kristen Protestan sebagai tradisi gereja berupa rangkaian kegiatan rohani dalam suasana hening untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang dilaksanakan di tempat tertentu. 8. Ibadah Tirthayatra adalah aktivitas spiritual agama Hindu dengan melaksanakan kunjungan ke tempat suci untuk pembersihan diri. 9. Ibadah Dharmayatra adalah aktivitas spiritual agama Budha dengan melaksanakan kunjungan ke tempat bersejarah yang berhubungan dengan riwayat hidup guru agung sang Budha Gautama. 10. Ibadah Ziarah adalah suatu perjalanan untuk menimba kekuatan moral spiritual dalam keheningan hati dan budi ke tempat yang telah disucikan atau disakralkan melalui peristiwa atau perbuatan tokoh iman. 11. Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah bagian dari unit organisasi Kemhan yang melaksanakan 1 (satu) atau beberapa kegiatan dari suatu program yang menjadi tanggungjawabnya. 12. Subsatuan Kerja yang selanjutnya disebut Subsatker adalah bagian dari Satker Kemhan yang melaksanakan 1 (satu) atau beberapa kegiatan dari suatu program. 13. Sekretaris Jenderal Kemhan yang selanjutnya disebut Sekjen Kemhan adalah unsur pembantu pimpinan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. 14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertahanan.

2018, No.12-4- BAB II PENYELENGGARAAN PERIBADATAN Bagian Kesatu Umum Pasal 2 (1) Pembinaan mental rohani di lingkungan Kemhan merupakan fungsi kedinasan dan bagian dari pembinaan personel. (2) Fungsi kedinasan dan bagian dari pembinaan personel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui penyelenggaraan Peribadatan bagi Pegawai Kemhan. (3) Penyelenggaraan Peribadatan bagi Pegawai Kemhan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan dengan sistem pembinaan secara terencana, terarah, bertahap dan berlanjut. Pasal 3 (1) Penyelenggaraan peribadatan bagi Pegawai Kemhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dilaksanakan di: a. dalam negeri; dan b. luar negeri. (2) Penyelenggaraan Peribadatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. Ibadah Haji; b. Ibadah Umrah; c. Ibadah Retret; d. Ibadah Tirthayatra; e. Ibadah Dharmayatra; dan f. Ibadah Ziarah. (3) Penyelenggaraan Peribadatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat mengikutsertakan keluarga Pegawai Kemhan.

-5-2018, No.12 Bagian Kedua Ibadah Haji Pasal 4 (1) Ibadah Haji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a dilaksanakan oleh Pegawai Kemhan yang beragama Islam. (2) Pegawai Kemhan yang akan melaksanakan Ibadah Haji harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. surat keterangan sehat dari dokter; b. secara administrasi sudah lengkap untuk melaksanakan Ibadah Haji; dan c. memperoleh surat izin dari Pejabat yang Berwenang. Pasal 5 Pegawai Kemhan yang melaksanakan Ibadah Haji diberikan izin paling lama: a. 45 (empat puluh lima) hari untuk Ibadah Haji reguler; dan b. 25 (dua puluh lima) hari untuk Ibadah Haji khusus. Pasal 6 (1) Dalam hal Pegawai Kemhan mengalami hambatan akibat faktor alam atau faktor lain yang tidak bisa dihindari selama menjalankan Ibadah Haji, izin dapat diperpanjang. (2) Izin dapat diperpanjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan batas waktu ditentukan oleh Pejabat yang Berwenang. Pasal 7 Pegawai Kemhan yang melaksanakan Ibadah Haji harus menjalankan: a. rukun Haji; dan b. wajib Haji.

2018, No.12-6- Bagian Ketiga Ibadah Umrah Pasal 8 (1) Ibadah Umrah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b dilaksanakan oleh Pegawai Kemhan yang beragama Islam. (2) Pegawai Kemhan yang akan melaksanakan Ibadah Umrah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. surat keterangan sehat dari dokter; b. secara administrasi sudah lengkap untuk melaksanakan Ibadah Umrah; dan c. memperoleh surat izin dari Pejabat yang Berwenang. Pasal 9 Pegawai Kemhan yang melaksanakan Ibadah Umrah diberikan izin paling lama 12 (dua belas) hari. Pasal 10 (1) Dalam hal Pegawai Kemhan mengalami hambatan akibat faktor alam atau faktor lain yang tidak bisa dihindari selama menjalankan Ibadah Umrah, izin dapat diperpanjang. (2) Izin dapat diperpanjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan batas waktu ditentukan oleh Pejabat yang Berwenang. Pasal 11 Pegawai Kemhan yang melaksanakan Ibadah Umrah harus menjalankan: a. rukun Umrah; dan b. wajib Umrah.

-7-2018, No.12 Bagian Keempat Ibadah Retret Pasal 12 (1) Ibadah Retret sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c dilaksanakan oleh Pegawai Kemhan yang beragama: a. Katolik; dan b. Kristen Protestan. (2) Ibadah Retret sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan di dalam negeri. (3) Pegawai Kemhan yang beragama Katolik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a melaksanakan Ibadah Retret pada bulan Alkitab atau bulan Maria. (4) Pegawai Kemhan yang beragama Kristen Protestan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b melaksanakan Ibadah Retret pada waktu yang tidak ditentukan. Pasal 13 Pegawai Kemhan yang akan melaksanakan Ibadah Retret harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. sehat jasmani dan rohani; dan b. memperoleh surat izin dari Pejabat yang Berwenang. Pasal 14 Pegawai Kemhan yang melaksanakan Ibadah Retret diberikan izin paling lama 5 (lima) hari. Pasal 15 (1) Dalam hal Pegawai Kemhan mengalami hambatan akibat faktor alam atau faktor lain yang tidak bisa dihindari selama menjalankan Ibadah Retret, izin dapat diperpanjang. (2) Izin dapat diperpanjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan batas waktu ditentukan oleh Pejabat yang Berwenang.

2018, No.12-8- Pasal 16 (1) Pegawai Kemhan yang akan melaksanakan Ibadah Retret harus mengikuti ketentuan sebagai berikut: a. rangkaian kegiatan rohani yang dipimpin Pastor atau Pendeta; dan b. dilaksanakan di rumah Retret. Bagian Kelima Ibadah Tirthayatra Pasal 17 (1) Ibadah Tirthayatra sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf d dilaksanakan oleh Pegawai Kemhan yang beragama Hindu. (2) Ibadah Tirthayatra sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan di: a. dalam negeri; atau b. luar negeri. Pasal 18 Ibadah Tirthayatra yang dilaksanakan di dalam negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf a harus memenuhi persyaratan: a. sehat jasmani dan rohani; dan b. memperoleh surat izin dari Pejabat yang Berwenang. Pasal 19 Ibadah Tirthayatra yang dilaksanakan di luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf b harus memenuhi persyaratan: a. surat keterangan sehat dari dokter; b. secara administrasi sudah lengkap untuk melaksanakan Ibadah Tirthayatra; dan c. memperoleh surat izin dari Pejabat yang Berwenang.

-9-2018, No.12 Pasal 20 (1) Pegawai Kemhan yang melaksanakan Ibadah Tirthayatra di dalam negeri diberikan izin paling lama 5 (lima) hari. (2) Pegawai Kemhan yang melaksanakan Ibadah Tirthayatra di luar negeri diberikan izin paling lama 12 ( dua belas) hari. Pasal 21 (1) Dalam hal Pegawai Kemhan mengalami hambatan akibat faktor alam atau faktor lain yang tidak bisa dihindari selama menjalankan Ibadah Tirthayatra, izin dapat diperpanjang. (2) Izin dapat diperpanjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan batas waktu ditentukan oleh Pejabat yang Berwenang. Pasal 22 Pegawai Kemhan yang menunaikan Ibadah Tirthayatra harus mengikuti ketentuan sebagai berikut: a. melaksanakan brata yang telah ditentukan; b. menyiapkan daksinapejati; c. berdanapunia dengan ketentuan sastra veda; d. meditasi yang didahului mengelilingi 3 (tiga) kali pradaksina searah jarum jam pada candi/pura/ mandir; e. mendengarkan dharmavacana/khutbah dari Pendeta atau narasumber; dan f. menjalani upawasa/puasa selama 24 (dua puluh empat) jam serta melaksanakan danapunia kepada Rsi /Pendeta sebagai wujud Rsiyajna. Bagian Keenam Ibadah Dharmayatra Pasal 23 (1) Ibadah Dharmayatra sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf e dilaksanakan oleh Pegawai Kemhan yang beragama Budha.

2018, No.12-10- (2) Ibadah Dharmayatra sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan di: a. dalam negeri; atau b. luar negeri. Pasal 24 Ibadah Dharmayatra yang dilaksanakan di dalam negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf a harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. sehat jasmani dan rohani; dan b. memperoleh surat izin dari Pejabat yang Berwenang. Pasal 25 Ibadah Dharmayatra yang dilaksanakan di luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf b harus memenuhi persyaratan sebagi berikut: a. surat keterangan sehat dari dokter; b. secara administrasi sudah lengkap untuk melaksanakan Ibadah Dharmayatra; dan c. memperoleh surat izin dari Pejabat yang Berwenang. Pasal 26 (1) Pegawai Kemhan yang melaksanakan Ibadah Dharmayatra di dalam negeri diberikan izin paling lama 5 (lima) hari. (2) Pegawai Kemhan yang melaksanakan Ibadah Dharmayatra di luar negeri diberikan izin paling lama 12 ( dua belas) hari. Pasal 27 (1) Dalam hal Pegawai Kemhan mengalami hambatan akibat faktor alam atau faktor lain yang tidak bisa dihindari selama menjalankan Ibadah Dharmayatra, izin dapat diperpanjang. (2) Izin dapat diperpanjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan batas waktu ditentukan oleh Pejabat yang Berwenang.

-11-2018, No.12 Pasal 28 Pegawai Kemhan yang menunaikan Ibadah Dharmayatra dengan ketentuan sebagai berikut: a. bersikap anjali/ tangan dicakupkan di depan dada dengan konsentrasi penuh; b. memanjatkan doa atau paritta; dan c. melakukan pradaksina/meditasi dengan berjalan searah jarum jam mengelilingi objek Dharmayatra sebanyak 3 (tiga) kali. Bagian Ketujuh Ibadah Ziarah Pasal 29 Ibadah Ziarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf f dilaksanakan oleh Pegawai Kemhan yang beragama: a. Islam; b. Katolik; atau c. Kristen Protestan. Pasal 30 Ibadah Ziarah Pegawai Kemhan yang beragama Islam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) huruf a dilaksanakan di tempat bersejarah agama Islam di: a. dalam negeri; atau b. luar negeri. Pasal 31 Ibadah Ziarah Pegawai Kemhan yang beragama Islam dilaksanakan di dalam negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf a harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. sehat jasmani dan rohani; dan b. memperoleh surat izin dari Pejabat yang Berwenang.

2018, No.12-12- Pasal 32 Ibadah Ziarah Pegawai Kemhan yang beragama Islam dilaksanakan di luar negeri sebagaimana dimaksud pada Pasal 30 huruf b harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. surat keterangan sehat dari dokter; b. secara administrasi sudah lengkap untuk melaksanakan Ibadah Ziarah; dan c. memperoleh surat izin dari Pejabat yang Berwenang. Pasal 33 Ibadah Ziarah Pegawai Kemhan yang beragama Katolik dan beragama Kristen Protestan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf b dan huruf c dilaksanakan di luar negeri dalam hal ini ke Yerusalem. Pasal 34 Ibadah Ziarah Pegawai Kemhan beragama Katolik dan beragama Kristen Protestan yang dilaksanakan di luar negeri dalam hal ini ke Yerusalem sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. surat keterangan sehat dari dokter; b. secara administrasi sudah lengkap untuk melaksanakan Ibadah Ziarah; dan c. memperoleh surat izin dari Pejabat yang Berwenang. Pasal 35 (1) Pegawai Kemhan yang melaksanakan Ibadah Ziarah di dalam negeri diberikan izin paling lama 5 (lima) hari. (2) Pegawai Kemhan yang melaksanakan Ibadah Ziarah di luar negeri diberikan izin paling lama 12 (dua belas) hari. Pasal 36 (1) Dalam hal Pegawai Kemhan mengalami hambatan akibat faktor alam atau faktor lain yang tidak bisa dihindari selama menjalankan Ibadah Ziarah, izin dapat diperpanjang.

-13-2018, No.12 (2) Izin dapat diperpanjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan batas waktu ditentukan oleh Pejabat yang Berwenang. Pasal 37 Pegawai Kemhan yang menunaikan Ibadah Ziarah harus mengikuti ketentuan sebagai berikut: a. rangkaian doa; dan b. dilaksanakan di tempat ziarah. Bagian Kedelapan Keikutsertaan Pasal 38 (1) Penyelenggaraan Peribadatan dapat mengikutsertakan keluarga Pegawai Kemhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) yang meliputi: a. istri/suami; dan b. anak. (2) Mengikutsertakan keluarga Pegawai Kemhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan ketentuan sebagai berikut: a. sehat jasmani dan rohani jika melaksanakan Peribadatan di dalam negeri; b. surat keterangan sehat dari dokter jika melaksanakan Peribadatan di luar negeri; c. secara administrasi sudah lengkap untuk melaksanakan Peribadatan; dan d. Keluarga Pegawai Kemhan dicantumkan keikutsertaanya dalam surat izin Pejabat yang Berwenang. (3) Dalam hal keluarga Pegawai Kemhan melaksanakan Peribadatan secara pribadi dan tidak menyertakan Pegawai Kemhan maka Pegawai Kemhan yang bersangkutan memberitahukan kepada Kepala Satker/Kepala Subsatker.

2018, No.12-14- BAB III TATARAN KEWENANGAN Pasal 39 (1) Pejabat yang Berwenang memberikan surat izin melaksanakan Peribadatan di dalam negeri terdiri atas: a. Sekjen Kemhan; atau b. Kepala Satker/Kepala Subsatker. (2) Sekjen Kemhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a memberikan izin kepada pejabat eselon I dan pejabat eselon II. (3) Kepala Satker/Kepala Subsatker sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b memberikan izin kepada pejabat eselon III, pejabat eselon IV, dan non eselon. (4) Ketentuan mengenai format surat permohonan izin melaksanakan Peribadatan di dalam negeri tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 40 (1) Pejabat yang Berwenang memberikan surat izin melaksanakan Peribadatan di luar negeri terdiri atas: a. Presiden; b. Menteri; c. Sekjen Kemhan atas nama Menteri; atau d. Kepala Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kemhan atas nama Menteri. (2) Presiden sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a memberikan izin kepada Menteri. (3) Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b memberikan izin kepada pejabat eselon I. (4) Sekjen Kemhan atas nama Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c memberikan izin kepada pejabat eselon II, pejabat eselon III, dan pejabat eselon IV. (5) Kepala Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kemhan atas nama Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d memberikan izin kepada pejabat non eselon.

-15-2018, No.12 (6) Ketentuan mengenai format surat permohonan izin melaksanakan Peribadatan di luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. BAB IV MEKANISME PERIZINAN Bagian Kesatu Izin Peribadatan di Dalam Negeri Pasal 41 Pejabat eselon I dan pejabat eselon II yang melaksanakan Peribadatan di dalam negeri dengan mekanisme sebagai berikut: a. pejabat eselon I dan pejabat eselon II yang bersangkutan mengajukan permohonan izin kepada Sekjen Kemhan; dan b. dalam hal permohonan izin sebagaimana dimaksud dalam huruf a disetujui, Sekjen Kemhan mengeluarkan surat izin untuk melaksanakan Peribadatan bagi pejabat yang bersangkutan. Pasal 42 Pejabat eselon III, pejabat eselon IV, dan non eselon melaksanakan Peribadatan di dalam negeri dengan mekanisme sebagai berikut: a. Pejabat eselon III, pejabat eselon IV, dan non eselon mengajukan permohonan izin secara hierarki kepada Kepala Satker atau Kepala Subsatker yang bersangkutan; b. dalam hal permohonan izin sebagaimana dimaksud dalam huruf a disetujui, Kepala Satker atau Kepala Subsatker mengeluarkan surat izin untuk melaksanakan Peribadatan bagi pejabat yang bersangkutan; dan c. surat izin sebagaimana dimaksud dalam huruf b dengan tembusan Kepala Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal

2018, No.12-16- Kemhan. Bagian Kedua Izin Peribadatan di Luar Negeri Pasal 43 Menteri melaksanakan Peribadatan di luar negeri dengan mekanisme sebagai berikut: a. Menteri mengajukan permohonan izin kepada Presiden; b. dalam hal permohonan izin kepada Presiden sebagaimana dimaksud dalam huruf a disetujui, Presiden mengeluarkan surat izin untuk melaksanakan Peribadatan kepada Menteri; dan c. jika permohonan izin kepada Presiden disetujui, Kepala Biro Tata Usaha Sekretariat Jenderal Kemhan menyelesaikan administrasi selanjutnya. Pasal 44 Pejabat eselon I melaksanakan Peribadatan di luar negeri dengan mekanisme sebagai berikut: a. pejabat eselon I mengajukan permohonan izin kepada Menteri; dan b. dalam hal permohonan izin sebagaimana dimaksud dalam huruf a disetujui, Menteri mengeluarkan surat izin untuk melaksanakan Peribadatan bagi pejabat yang bersangkutan. Pasal 45 Pejabat eselon II, pejabat eselon III, dan pejabat eselon IV, melaksanakan Peribadatan di luar negeri dengan mekanisme sebagai berikut: a. Pejabat eselon II, pejabat eselon III, dan pejabat eselon IV, mengajukan permohonan izin kepada Kepala Satker atau Kepala Subsatker yang bersangkutan; b. dalam hal permohonan izin sebagaimana dimaksud dalam huruf a disetujui, Kepala Satker atau Kepala Subsatker meneruskan permohonan izin kepada Sekjen

-17-2018, No.12 Kemhan; dan c. jika permohonan izin kepada Sekjen Kemhan disetujui, Sekjen Kemhan atas nama Menteri mengeluarkan surat izin untuk melaksanakan Peribadatan bagi pejabat yang bersangkutan. Pasal 46 Pejabat non-eselon melaksanakan Peribadatan di luar negeri dengan mekanisme sebagai berikut: a. pejabat non-eselon mengajukan permohonan izin kepada Kepala Satker atau Kepala Subsatker yang bersangkutan; b. dalam hal permohonan izin sebagaimana dimaksud dalam huruf a disetujui, Kepala Satker atau Kepala Subsatker mengajukan izin kepada Sekjen Kemhan; c. jika permohonan izin kepada Sekjen Kemhan disetujui, Kepala Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kemhan atas nama Menteri mengeluarkan surat izin untuk melaksanakan peribadatan bagi pejabat yang bersangkutan. BAB V PEMBINAAN Pasal 47 Pembinaan penyelenggaraan Peribadatan di lingkungan Kemhan dilaksanakan oleh: a Sekjen Kemhan; b. Kepala Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kemhan; dan c. Kepala Satker dan Kepala Subsatker. Pasal 48 Sekjen Kemhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 huruf a mempunyai tugas dan tanggung jawab atas pembinaan Peribadatan bagi Pegawai Kemhan.

2018, No.12-18- Pasal 49 Kepala Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kemhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 huruf b mempunyai tugas dan tanggung jawab penyelenggaraan Peribadatan bagi Pegawai Kemhan. Pasal 50 Kepala Satker dan Kepala Subsatker sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 huruf c mempunyai tugas dan tanggung jawab mendukung kelancaran penyelenggaraan Peribadatan bagi Pegawai Kemhan di lingkungan Satker dan Subsatker yang bersangkutan. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 51 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pedoman Peribadatan bagi Pegawai di Lingkungan Departemen Pertahanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 72), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 52 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

-19-2018, No.12 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 Desember 2017 MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd RYAMIZARD RYACUDU Diundangkan di Jakarta pada tanggal 5 Januari 2018 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd WIDODO EKATJAHJANA

2018, No.12-20- LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PERIBADATAN BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN FORMAT SURAT PERMOHONAN IZIN MELAKSANAKAN PERIBADATAN DI DALAM NEGERI KOP SATKER/SUBSATKER Nomor : B/. Jakarta, Klasifikasi : Biasa Lampiran : 1 (satu ) bundel Hal : Permohonan izin Kepada Yth. Sekjen Kemhan di Jakarta 1. Dasar: a. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor... Tahun... tentang Pedoman Peribadatan bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Pertahanan. b. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor... Tahun... tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertahanan. c. Surat dari Kasatker/ Kasubsatker.

-21-2018, No.12 2. Sehubungan dengan hal di atas, dengan hormat disampaikan permohonan cuti untuk melaksanakan Ibadah, nama :... pangkat/gol/nrp/nip :... jabatan :... pelaksanaan :... pengikut :... keterangan :... 3. Demikian menjadikan periksa. Kasatker/Kasubsatker, Tembusan: 1. Karopeg Setjen Kemhan 2. Kabag Adabangpeg Ropeg Setjen Kemhan 3. Kabag Watpeg Ropeg Setjen Kemhan 4. Kabagum/Kabag TU Satker/Kasubbag TU Biro Setjen. MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, Paraf Dirjen Strahan : Dirjen Kuathan : ttd RYAMIZARD RYACUDU Dirjen Pothan : Dirjen Renhan :

2018, No.12-22- LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PERIBADATAN BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN FORMAT SURAT PERMOHONAN IZIN MELAKSANAKAN PERIBADATAN DI LUAR NEGERI KOPS SATKER/SUB SATKER Nomor : B/ Jakarta,.. Klasifikasi : Biasa Lampiran : 1 (satu ) bundel Hal : Permohonan izin... Kepada Yth. Menteri Pertahanan di Jakarta u.p. Sekjen Kemhan 1. Dasar: d. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor... Tahun... tentang Pedoman Peribadatan bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Pertahanan. e. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor... Tahun... tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertahanan.

-23-2018, No.12 f. Surat dari Kasatker dan Subsatker. 2. Sehubungan dengan dasar di atas, dengan hormat disampaikan permohonan cuti untuk melaksanakan Ibadah, atas nama: nama :... pangkat/gol/nrp/nip :... jabatan :... pelaksanaan :... pengikut :... keterangan :... 3. Demikian menjadikan periksa. Kasatker/Kasubsatker Tembusan: 1. Menhan 2. Irjen Kemhan 3. Karopeg Setjen Kemhan 4. Kabag Adabangpeg Ropeg Setjen Kemhan 5. Kabag Watpeg Ropeg Setjen Kemhan 6. Kabagum/Kabag TU Satker/Subsatker. MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd RYAMIZARD RYACUDU