LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 06 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 06 TAHUN 2003

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 09 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU Nomor : 19 tahun 1998 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN TRAYEK

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN MEMBUKA DAN MEMANFAATKAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 17 TAHUN 2006 RETRIBUSI IZIN TRAYEK

NOMOR : 33 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 08 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 8 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

P E R A T U R A N D A E R A H

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN KAKUS

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKKAN PENGGUNAAN TANAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 4 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN SARANA PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DI BIDANG MEDIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR : 10 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENYELENGGARAAN UPAYA KESEHATAN SWASTA

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 16 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11TAHUN 2016 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA INDUSTRI

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 46 TAHUN 2000 (46/2000) TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN LAIK TANGKAP KAPAL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 19 TAHUN 2003 SERI C NOMOR 15 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR : 5, TAHUN : 2004 SERI : A NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG PAJAK SARANG BURUNG WALET

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR TAHUN TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2006 NOMOR 1 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR : 04 TAHUN 2000 T E N T A N G RETRIBUSI IJIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

Peraturan...

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR TAHUN TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI KAUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAUR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 18 Tahun : 2013

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 14 TAHUN : 1999 SERI : B NO : 8

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

LEMBARAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 12 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR : 7, TAHUN : 2004 SERI : B NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR TAHUN TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2004 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG

PENYELENGGARAAN IZIN LOKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM


PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABALONG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2005 NOMOR 12 SERI C NOMOR 10

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI SORONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SORONG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN HOTEL, PENGINAPAN ATAU WISMA DAN PONDOK WISATA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG NOMOR 7 TAHUN 1999 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR: 3 TAHUN 2006 TENTANG

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

LEMBARAN DAERAH KOTA METRO. Tahun 2009 Nomor 04 PERATURAN DAERAH KOTA METRO NOMOR 04 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PERIJINAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UNTUK UMUM

L E M B A R A N D A E R A H

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI KAWASAN PARIWISATA PANTAI WIDURI

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 16 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN BIDANG INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

BUPATI GOWA RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GOWA,

Transkripsi:

KOTA DUMAI LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI Nomor : 12 Tahun 2007 Seri : B Nomor 03 PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN DAN PERIZINAN DI BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DUMAI, Menimbang : a. bahwa Pembinaan terhadap Pelayanan Di Bidang Kesehatan, Tempat-Tempat Umum (TTU), dan Industri Rumah Tangga Makanan dan Minuman serta Kesehatan Tenaga Kerja perlu pengaturan Daerah; b. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka tugas Pembinaan, Pengendalian, Pengawasan dan Pelayanan Kesehatan Swasta, TTU dan Industri Rumah Tangga Makanan dan Minuman serta Kesehatan Tenaga Kerja berada dalam kewenangan Pemerintah Kota Dumai; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan Retribusi Pelayanan dan Perizinan di Bidang Kesehatan dengan Peraturan Daerah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2918); 320

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699); 4. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Dumai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3829); 5. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048); 6. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); 7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 8. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108,,

10. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3781); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4424); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4490); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239/MenKes/SK/ XI/2001 tentang Registrasi dan Izin Praktek Perawat; 16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1363/MenKes/SK/ XI/2001 tentang Registrasi dan Izin Praktek Fisioterapis; 17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1392/MenKes/SK/ VII/2001 tentang Registrasi dan Izin Praktek Perawat Gigi; 18. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 544/MenKes/SK/ VII/2002 tentang Registrasi dan izin Refraksionis Optisian; 19. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/MenKes/SK/ VII/2002 tentang Registrasi dan Izin Praktek Bidan; 20. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 679/MenKes/ SK/V/2003 tentang Registrasi dan Izin Kerja Asisten Apoteker; 21. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1076/MenKes/ SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional; 22. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1277/MenKes/SK/ VIII/2003 tentang Tenaga Akupuntur;

23. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1758/MenKes/ SK/XII/2003 tentang Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar; 24. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 867/MenKes/ SK/VI/2001 tentang Registrasi dan izin Praktek Terapis Wicara; 25. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 920/MenKes/Per/ X/1999 tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medik termasuk Medik Spesialistik; 26. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1168/MenKes/ Per/X/1999 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 722/MenKes/Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan; 27. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1419/MenKes/ Per/X/2005 tentang Penyelenggaraan Praktek Dokter dan Dokter Gigi; 28. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 1 Tahun 2005 tentang Registrasi Dokter dan Dokter Gigi; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA DUMAI DAN WALIKOTA DUMAI M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERIZINAN DI BIDANG KESEHATAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Kota adalah Kota Dumai. 2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Dumai. 3. Walikota adalah Walikota Dumai. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Dumai. 5. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kota Dumai. 323

6. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kota Dumai. 7. Pejabat adalah Pegawai yang diberikan tugas tertentu dibidang Perpajakan Daerah dan atau Retribusi Daerah sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku. 8. Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan dan pemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. 9. Jasa Umum adalah Pelayanan yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan, kepentingan dan pemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. 10. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, Persekutuan, Perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan atau Organisasi yang sejenis, Lembaga Dana Pensiun, bentuk badan usaha tetap, serta bentuk usaha lainnya. 11. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan didalam hubungan kerja untuk menghasilkan jasa atau barang guna memenuhi kebutuhan masyarakat. 12. Kartu Laik Sehat adalah kartu yang memuat hasil pemeriksaan kesehatan lingkungan tempat-tempat usaha. 13. Izin adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksud untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, pengawasan kegiatan, pemanfaatan ruangan, penggunaan sumber daya alam, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi umum dan menjaga kelestarian lingkungan. 14. Kesehatan Lingkungan adalah kondisi lingkungan yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan tenaga kerja dan masyarakat yang ada disekitar tempat usaha. 15. Tempat usaha adalah tiap ruangan terbuka atau tertutup tempat tenaga kerja bekerja untuk keperluan usaha dimana terdapat potensi bahaya. 16. Tanda Bukti Penerimaan adalah surat yang digunakan

17. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan, pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan retribusi berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah dan retribusi. 18. Pelayanan Kesehatan adalah bentuk pelayanan berupa peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan oleh perseorangan atau berkelompok dalam suatu organisasi yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat. 19. Tempat-Tempat Umum yang selanjutnya disebut TTU adalah suatu tempat yang menyediakan fasilitas dan atau pelayanan untuk umum yang dapat menimbulkan kecelakaan dan gangguan kesehatan lainnya apabila fasilitas dan atau pelayanan yang disediakan tidak memenuhi syarat kesehatan termasuk tempat penjualan / penyajian makanan dan minuman. 20. Industri Rumah Tangga Makanan dan Minuman adalah perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha ditempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga semi otomatis. 21. Tempat-tempat pembuatan dan penjualan / penyajian makanan dan minuman adalah tempat perusahaan dimana makanan dan minuman tersebut diproduksi, diolah, disimpan, diangkut, dijual/disajikan bagi umum. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Maksud dan Tujuan dikeluarkan Peraturan Daerah ini adalah : (1) Mengatur, membina dan mengawasi pelaksanaan kegiatan Pelayanan Kesehatan Swasta, TTU, Industri Rumah Tangga Makanan dan Minuman serta kesehatan tenaga kerja dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 325

(2) Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta mencegah terjadinya penularan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya akibat dari kegiatan yang diselenggarakan oleh pelayanan TTU dan Industri Rumah Tangga Makanan dan Minuman. BAB III NAMA, SUBJEK DAN OBJEK RETRIBUSI Pasal 3 Dengan nama Retribusi Pelayanan Perizinan Dibidang Kesehatan dipungut retribusi sebagai pembayaran atas perizinan sarana pelayanan kesehatan swasta, sertifikasi TTU dan Industri Rumah Tangga Makanan dan Minuman serta Kesehatan Tenaga kerja dan rekomendasi pelayanan kesehatan. Pasal 4 (1) Subjek Retribusi adalah setiap orang pribadi atau badan yang memerlukan pelayanan untuk mendapatkan izin dan rekomendasi untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan. (2) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut Peraturan Daerah berkewajiban membayar retribusi. BAB IV GOLONGAN RETRIBUSI DAN WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 5 Retribusi pelayanan dan perizinan di bidang kesehatan digolongkan sebagai retribusi jasa umum. Pasal 6 Retribusi izin dan pelayanan kesehatan dipungut dalam wilayah Kota Dumai. BAB V CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 7 Tingkat pengunaan jasa diukur berdasarkan jenis pelayanan dan jangka waktu perizinan.

BAB VI PRINSIP DAN SASARAN PENETAPAN STRUKTUR BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 8 Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif yang dimaksud untuk menutupi pembinaan, pengawasan, pengendalian dan pemberian izin pelayanan kesehatan. BAB VII PERIZINAN DAN REKOMENDASI Pasal 9 (1) Setiap orang pribadi atau badan yang mendirikan dan atau menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan yang akan bekerja pada pelayanan kesehatan didaerah wajib memiliki izin dari Walikota. (2) Izin penyelenggaraan pelayanan kesehatan swasta terdiri dari : a. Izin Rumah Bersalin; b. Izin Balai Pengobatan; c. Izin Toko Obat; d. Izin Apotik; e. Izin Praktek Dokter Umum; f. Izin Praktek Dokter Gigi; g. Izin Praktek Dokter Spesialis; h. Izin Praktek Bidan; i. Izin Praktik Fisiotherapis; j. Izin Kerja Analis, Refraksionis Optisien, dan Asisten Apoteker; k. Izin Praktek Laboratorium; l. Izin Kerja Perawat Gigi; m. Izin Praktek berkelompok Dokter Spesialis / Dokter Gigi Spesialis; n. Izin Penyelenggara Optikal; o. Izin Praktek Terapis Wicara; p. Izin Tanda Nomor Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga.

Pasal 10 (1) Setiap orang pribadi atau badan yang mendirikan dan atau menyelenggarakan pelayanan kesehatan, Tempat-tempat umum, dan Industri Rumah Tangga makanan dan minuman wajib memiliki rekomendasi sanitasi dan kesehatan dari dinas kesehatan. (2) Rekomendasi berupa : a. Rekomendasi Laik Kesehatan Lingkungan; b. Rekomendasi pemeriksaan umum kesehatan tenaga kerja; c. Rekomendasi Batra; d. Rekomendasi Salon; e. Rekomendasi Depot Air Minum; f. Rekomendasi Hotel; g. Rekomendasi Rumah Makan. (3) Dikecualikan terhadap orang dan atau badan yang telah memiliki pelayanan kesehatan terhadap tenaga kerja dari dokter yang telah mempunyai sertifikasi dari pemerintah tidak diwajibkan untuk membayar retribusi. Pasal 11 (1) Untuk memperoleh izin dan rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan Pasal 10 Peraturan Daerah ini, pemohon harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Dinas Kesehatan dengan pedoman dan persyaratan yang diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan. (2) Izin dan rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan Pasal 10 diatas baru dapat diberikan setelah jumlah retribusi yang ditetapkan dilunasi ke Kas Daerah c/q Kepala Dinas Kesehatan. (3) Jangka waktu berlakunya izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ditetapkan sebagai berikut : a. Huruf a, b, e, f, g, h, i, j, k,,m, n, o, p adalah 5 (lima) tahun; b. Huruf (c) adalah 3 (tiga) tahun; c. Huruf (d) adalah 1 (satu) kali penerbitan dan setiap 5 tahun wajib registrasi.

(4) Jangka waktu rekomendasi berlaku 1 (satu) tahun dan selanjutnya dapat diperbaharui. (5) Izin dan Rekomendasi diberikan atas nama pemohon. (6) Dalam surat izin dimuat ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dan dipatuhi oleh pemegang izin. (7) Izin dan rekomendasi tidak dapat dipindah tangankan kepada pihak lain kecuali atas persetujuan Kepala Dinas Kesehatan. (8) Syarat-syarat dan tatacara pengalihan izin diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas Kesehatan. Pasal 12 Pemegang izin sebagai mana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4) diwajibkan : a. Membayar retribusi izin dan rekomendasi ke kas daerah melalui bendaharawan pembantu khusus penerima Dinas Kesehatan; b. Mematuhi segala ketentuan dan perundang undangan yang berlaku berkaitan dengan masalah kesehatan; c. Memperpanjang izin dan membayar retribusi sesuai dengan jadwal sebagaimana diatur dalam Pasal 11 ayat ( 3) bila si pemegang izin ingin melanjutkan usahanya; d. Melayani dan membantu petugas dalam hal kelancaran pemeriksaan / penilaian lapangan. Pasal 13 Izin penyelenggaraan sarana pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dapat dialihkan atau dipindah tangankan kepada pihak ketiga, apabila akan dilakukan penggantian nama / merk usaha, pengembangan sarana dan tenaga kesehatan setelah mendapat persetujuan dari kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk. Pasal 14 Izin penyelenggaraan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) dapat dicabut dinyatakan tidak berlaku serta tidak mempunyai kekuatan hukum lagi apabila : a. Pemegang izin memperoleh izin secara tidak sah; b. Terjadi pemindahan letak atau lokasi tempat pelayanan kesehatan;

c. Pemegang izin tidak memenuhi kewajiban yang telah ditentukan. Pasal 15 (1) Terhadap pencabutan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dilakukan setelah dibuat teguran, dan pemegang izin tidak dapat mengajukan pengembalian retribusi yang telah dibayar dan atau menuntut ganti rugi kepada Walikota. (2) Pencabutan plang, penyegelan dan atau pengamanan sarana pelayanan kesehatan tersebut dapat dilakukan oleh petugas dan Satpol PP. BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 16 Pemerintah daerah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap semua kegiatan atau urusan pada sarana pelayanan kesehatan dalam rangka memelihara kesehatan masyarakat yang secara tekhnis operasional dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan. BAB IX KEWAJIBAN PENGELOLA TTU DAN INDUSTRI RUMAH TANGGA MAKANAN DAN MINUMAN Pasal 17 (1) Setiap orang pribadi atau badan yang memiliki dan atau mengelola Tempat-Tempat Umum, Tempat Industri Rumah Tangga Makanan dan Minuman dan usaha lainnya diwajibkan melaksanakan : a. Upaya kesehatan lingkungan pada tempat usahanya sesuai dengan peraturan yang berlaku, yang dinyatakan pada kartu laik sehat; b. Untuk memperkerjakan tenaga kerja yang berbadan sehat, memeriksakan secara berkala minimal 6 (enam) bulan sekali dan dinyatakan sehat oleh dokter Dinas Kesehatan atau yang ditunjuk; c. Mengikutsertakan seluruh tenaga kerja pada program jaminan pemeliharaan kesehatan dan mendaftarkan ke Dinas Kesehatan;

d. Menyediakan pakaian kerja alat pelindung diri bagi tenaga kerjanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mewajibkan karyawannya untuk selalu memakainya dalam melakukan pekerjaan; e. Menyediakan fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; f. Memeriksakan air yang dipergunakan dalam proses produksi makanan, minuman atau yang dipergunakan untuk tenaga kerja minimal 6 (enam) bulan sekali; g. Memeriksakan hasil produksi makanan minuman minimal 1 (satu) tahun sekali ke laboratorium yang ditunjuk. (2) Memberikan kemudahan kepada petugas Dinas Kesehatan yang akan melakukan tugas pengawasan. BAB X STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 18 (1) Tarif Retribusi Perizinan Pelayanan Kesehatan ditetapkan sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan. (2) Tarif Retribusi Rekomendasi Pelayanan Kesehatan ditetapkan sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan. BAB XI TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 19 (1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan. (2) Retribusi dipungut langsung dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan. BAB XII TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 20 (1) Pembayaran Retribusi harus dilakukan secara tunai/ lunas.

(2) Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjukan dapat memberi izin kepada wajib retribusi untuk mengangsur retribusi terhutang dalam jangka waktu tertentu dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) Tata cara pembayaran dan hasil penerimaan retribusi ditetapkan oleh Walikota. (4) Walikota atau pejabat yang ditunjuk dapat mengizinkan wajib retribusi untuk menunda pembayaran retribusi sampai batas waktu yang ditentukan dengan alasan yang dapat dipertanggung jawabkan. Pasal 21 (1) Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 diberikan tanda bukti pembayaran. (2) Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan. (3) Bentuk isi, kualitas ukuran buku dan tanda bukti pembayaran retribusi ditetapkan oleh Walikota. BAB XIII TATA CARA PENAGIHAN Pasal 22 (1) Pengeluaran surat teguran / peringatan / surat lain yang sejenis sebagaimana awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dilakukan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran. (2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran atau peringatan atau surat lain yang sejenis disampaikan, wajib retribusi harus melunasi retribusi yang terhutang. (3) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk. Pasal 23 Bentuk-bentuk formulir yang dipergunakan untuk pelaksanaan penagihan retribusi Pelayanan Kesehatan ditetapkan oleh Walikota. 332

II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 s/d 17 Cukup jelas Pasal 18 Pada Lampiran I angka 1 & 2 mengenai pemberian Izin Rumah Bersalin dan Izin Balai Pengobatan ditinjau kembali berdasarkan hasil Evaluasi dari Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan tanggal 11 Oktober tahun 2007 dengan Nomor Surat S - 224 / MK.7 / 2007 tentang Evaluasi Ranperda Kota Dumai. Pasal 19 s/d 34 Cukup jelas 341

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN DAN PERIZINAN DIBIDANG KESEHATAN I. UMUM Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka dalam melaksanakan Otonomi Daerah yang nyata, luas dan bertanggung jawab diharapkan Daerah dapat meningkatkan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang bersumber dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pada dasarnya Pendapatan Asli Daerah dipergunakan untuk membiayai Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah yang bertujuan untuk meningkatkan pemerataan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian Daerah diharapkan mampu dalam membiayai dan mengatur serta mengurus rumah tangganya sendiri. Retribusi Pelayanan dan Perizinan dibidang Kesehatan adalah merupakan Sumber Pendapatan Asli Daerah yang cukup potensial sebagai Pungutan Daerah yang diambil dari masyarakat atas jasa yang diberikan oleh Pemerintah Daerah. Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 Tentang Retribusi Daerah yang menjadi dasar penetapan Retribusi Pelayanan dan Perizinan dibidang Kesehatan, maka ketentuan Produk Hukum Daerah Kota Dumai yang berkaitan dengan hal demikian harus disesuaikan kembali. 340

2. Tarif Retribusi Rekomendasi Pelayanan Kesehatan, TTU dan Industri Rumah Makan dan Minuman No. Jenis Retribusi Perizinan Tarif (Rp) Keterangan 1. Rekomendasi Laik Sehat lingkungan Kerja: a. < 10 tenaga kerja 25.000,- 1 (satu) tahun sekali b. 10-25 tenaga kerja 50.000,- 1 (satu) tahun sekali c. 26-50 tenaga kerja 100.000,- 1 (satu) tahun sekali d. > 50 tenaga kerja 200.000,- 1 (satu) tahun sekali 2. Rekomendasi Pemeriksaan Umum 1.000,- 1 (satu) kali Kesehatan tenaga kerja pemeriksaan 6 bulan per tenaga kerja sekali 3. Rekomendasi Batra 100.000,- 4. Rekomendasi Salon 100.000,- 5. Rekomendasi Depot Air Minum 100.000,- 6. Rekomendasi Hotel 100.000,- 7. Rekomendasi Rumah Makan 100.000,- WALIKOTA DUMAI, dto, H. ZULKIFLI A.S 339

1. Tarif Retribusi Perizinan Pelayanan Kesehatan. Lampiran : PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI Nomor : Tahun 2007 Tanggal : September 2007 No. Jenis Retribusi Perizinan Tarif (Rp) Keterangan 1. Izin Rumah Bersalin 1.000.000,- 5 (lima) tahun 2. Izin Balai Pengobatan 750.000,- 5 (lima) tahun 3. Izin Toko Obat Berizin 100.000,- 3 (tiga) tahun 4. Izin Apotik 1.000.000,- 1 (satu) kalipenerbitan 5. Izin Praktek Dokter Umum/Dokter Gigi 250.000,- 5 (lima) tahun 6. Izin Praktek Dokter Spesialis 300.000,- 5 (lima) tahun 7. Izin Praktek Bidan 350.000,- 5 (lima) tahun 8. Izin Praktek Fisioterapi 250.000,- 5 (lima) tahun 9. Izin Praktek Terapis Wicara 250.000,- 5 (lima) tahun 10. Surat Izin Kerja (SIK) Perawat, Perawat Gigi, Analis, Bidan, Refraksi Optisi, dan Tekniker Gigi dan Asisten Apoteker 50.000,- 5 (lima) tahun 11. Izin Praktek Laboratorium 250.000,- 5 (lima) tahun 12. Praktek berkelompok Dokter Spesialis/ Dokter Gigi Spesialis 250.000,- 5 (lima) tahun 13. Izin Penyelenggaran Optikal 200.000,- 5 (lima) tahun 14. Izin Tanda Nomor Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga 100.000,- 1 (satu) kalipenerbitan 338

BAB XXI KETENTUAN PENUTUP Pasal 33 (1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, akan diatur kemudian dengan Keputusan Walikota. (2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah yang bertentangan dengan ini dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 34 Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Dumai. Ditetapkan di Dumai pada tanggal 30 Oktober 2007 WALIKOTA DUMAI, dto, Diundangkan di Dumai pada tanggal 31 Oktober 2007 SEKRETARIS DAERAH KOTA DUMAI, H. ZULKIFLI A.S. dto, H. WAN FAUZI EFFENDI Pembina Tk. I, NIP. 010055541 LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI TAHUN 2007 NOMOR 03 SERI B

d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen lain yang berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah; e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah; g. Menyuruh berhenti melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf (e); h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi daerah; i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. Menghentikan penyidikan; k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat diper tanggung jawabkan. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. BAB XX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 32 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka surat izin lainnya yang sejenis dengan diatur dalam peraturan daerah ini apabila : a. Masa berlakunya belum berakhir, dinyatakan tetap berlaku sampai masa izin berakhir;

BAB XVIII KETENTUAN PIDANA Pasal 30 (1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan Keuangan Daerah diancam Pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi yang terhutang. (2) Setiap orang pribadi atau badan yang karena sengaja dan atau kelalaiannya melanggar ketentuan perizinan, larangan dan atau tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diatur dalam peraturan daerah ini diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah). (3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran. BAB XIX PENYIDIKAN Pasal 31 (1) Pejabat pegawai negeri sipil tertentu dilingkungan pemerintahan daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindakan pidana dibidang retribusi daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. (2) Wewenang penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. Menerima, mencari, mengumpul, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah; b. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi daerah; c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah; 335

(4) Permohonan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus diputuskan oleh Walikota atau pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat permohonan keberatan diterima. BAB XVI TATA CARA PERHITUNGAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN RETRIBUSI Pasal 27 (1) Wajib retribusi dapat mengajukan permohonan secara tertulis kepada Walikota untuk perhitungan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi. (2) Atas dasar permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kelebihan pembayaran retribusi dapat langsung diperhitungkan terlebih dahulu dengan utang retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga oleh Walikota. (3) Atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang berhak atas kelebihan pembayaran tersebut dapat diperhitungkan dengan pembayaran Retribusi selanjutnya. Pasal 28 (1) Pengembalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) dilaksanakan dengan menerbitkan surat perintah membayar Kelebihan Retribusi. (2) Atas perhitungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diterbitkan bukti pemindah bukuan yang berlaku juga sebagai bukti pembayaran. BAB XVII SANKSI ADMINISTRASI Pasal 29 Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua per seratus) setiap bulan dari retribusi yang terhutang atau kurang dibayar.

BAB XIV TATA CARA PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 24 (1) Walikota dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi. (2) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi sebagaimana dalam ayat (1) ditetapkan oleh Walikota. Pasal 25 (1) Wajib retribusi dapat mengajukan permohonan, pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi berupa bunga dan kenaikan retribusi yang terhutang dalam hal sanksi dikenakan karena kekhilafan wajib retribusi atau bukan karena kesalahannya. (2) Wajib retribusi dapat mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan ketetapan retribusi yang tidak benar. (3) Keputusan atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikeluarkan oleh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk paling lama 3 (tiga) bulan sejak surat permohonan diterima. (4) Apabila setelah lewat 3 (tiga) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Walikota atau pejabat yang tunjuk tidak memberikan keputusan, maka permohonan pembetulan, pengurangan ketetapan, penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi dan pembatalan dianggap dikabulkan. BAB XV TATA CARA PENYELESAIAN KEBERATAN Pasal 26 (1) Wajib retribusi dapat mengajukan permohonan keberatan atas Surat Keterangan Retribusi Daerah atau dokumen lain yang dipersamakan; (2) Permohonan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disampaikan secara tertulis kepada Walikota atau pejabat yang ditunjuk dengan disertai alasan-alasan yang jelas.