GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 159 TAHUN 1980

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 1979

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 31 TAHUN 1981

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWATIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROPINSI JAWATIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 1978 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG BADAN KOORDINASI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 109 TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2016

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 406 TAHUN 1991 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 1976

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 1979

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 1976 TENTANG DISPENSASI KELAS JALAN

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 24 TAHUN 1994 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 35 TAHUN 1995 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 40 TAHUN 2000 TENTANG DINAS PENDAPATAN PROPINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 441 TAHUN 1991 TENTANG TIM INTENSIFIKASI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG BADAN KOORDINASI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 1982

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 1979

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 23 TAHUN 1981

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 1995 TENTANG

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 18 TAHUN 1998 TENTANG

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 1978

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 1995

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II BADUNG,

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 1998 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR.

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 1994 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 26 TAHUN 1981 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 19 TAHUN 1995 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 1 TGL. 19 APRIL 1996 SERI D NO. 1

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 40 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 37 TAHUN 1988 SERI : D

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 173 TAHUN 1980 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 1981 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 37 TAHUN : 1997 SERI : D

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN

WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 1976

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 124 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG KANTOR POLISI PAMONG PRAJA PROPINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 1997 TENTANG

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 1976

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 23 TAHUN 1994 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/359/KPTS/013/2015 TENTANG PELAKSANAAN REGIONAL SISTEM RUJUKAN PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 126 TAHUN 1980

P E N U T U P P E N U T U P

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 1976 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BEKASI NOMOR 21 TAHUN 1998 TENTANG

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 1995 TENTANG

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 1981 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 20 TAHUN 1995 TENTANG

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 413 TAHUN 1991

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1995 TENTANG

Transkripsi:

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN RAYA DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR MENIMBANG : a. Bahwa sebagai konsekwensi penerimaan tugas dan wewenang pengurusan di bidang lalu lintas jalan berdasarkan timbang terima tanggal 26 Januari 1959 antara Menteri Perhubungan Republik Indonesia dengan Ketua Dewan Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur sebagai pelaksanaan lebih lanjut dari Peraturan Pemerintah Nomqr 16 Tahun 1958 tentang Penyerahan Urusan Lalu Lintas Jalan kepada Daerah Tingkat I, juncto Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1965 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya, dalam pasal-pasal 3, 11,12, 18, 28, 35, maka urusan di bidang lalu lintas jalan (lalu lintas dan angkutan jalan) tersebut menjadi urusan rumah tangga Daerah (Otonomi) Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur, yang penyelenggaraannya perlu dilakukan dalam bentuk Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah ; b. Bahwa kedudukan, tugas pokok, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur dimaksud pada huruf a konsideran ini, hams disusun sesuai dengan ketentuan dalam pasal 49 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974, sehingga perlu menetapkan Peraturan Daerah sesuai dengan ketentuan dalam Menteri Dalam Negeri Nomor 363 Tahun 1977 tentang Pedoman Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, serta memperhatikan pula ketentuan dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1977 (Lampiran F) tentang Tunjangan Jabatan Strukturil ; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 1

c. Bahwa dengan Surat Keputusan Dewan Pemerintah Daerah Swatantra Tingkat ke I Jawa Timur tanggal 4 Juni 1959 Nomor BH/2475/L/59 Dpd, telah dibentuk Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur, semula disebut Dinas Lalu Lintas Jalan Daerah Swatantra Tingkat ke I Jawa Timur, yang menyelenggarakan tugas dan wewenang pengurusan di bidang lalu lintas dan angkutan jalan dimaksud pada huruf a konsideran ini, sehingga sesuai dengan maksud huruf b konsideran ini, perlu menetapkan ketentuan dalam Surat Keputusan Dewan Pemerintah Daerah Swatantra Tingkat ke I Jawa Timur tersebut menjadi ketentuan dalam suatu Peraturan Daerah. MENGINGAT : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintah di Daerah ; 2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Timur juncto Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1950 tentang Mengadakan perubahan dalam Undang-Undang Tahun 1950 Nomor 2 dari hal pembentukan Propinsi Jawa Timur; 3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1965 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya ; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1958 tentang Penyerahan Urusan Lalu Lintas Jalan kepada Daerah Tingkat I; 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1977 tentang Tunjangan Jabatan Strukturil ; 6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 372 Tahun 1962 tentang Koordinasi Alat-Alat Kepolisian Khusus ; 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 362 Tahun 1977 tentang Pola Organisasi Pemerintah Daerah dan Wilayah ; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 363 Tahun 1977 tentang Pedoman Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah ; Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur. M E M U T U S K A N MENETAPKAN : PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR TENTANG DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN RAYA DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan istilah : a. Pemerintah Daerah Tingkat I, ialah Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur ; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 2

b. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, ialah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur ; c. Sekretaris Wilayah/Daerah Tingkat I, ialah Sekretaris Wilayah/Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur ; d. Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah, ialah Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur ; e. Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah, ialah Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur ; f. Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah, ialah Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur ; g. Daerah Tingkat I, ialah PVopinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur; h. Daerah Tingkat II, ialah Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II di Jawa Timur ; (2) Dalam Peraturan Daerah ini pengertian istilah : a. jalan, adalah setiap jalan dalam bentuk apapun yang terbuka untuk lalu lintas umum, meliputi didalamnya jalan kendaraan, jalan orang, jalan kuda, jalan sepeda. dan tempat-tempat lain yang terbuka untuk lalu lintas umum ; b. kendaraan bermotor, adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang ada pada kendaraan itu dan biasanya dipergunakan untuk pengangkutan orang atau barang di jalan termasuk kereta gandengannya, selain dari pada kendaraan yang berjalan diatas rel ; c. Mobil penumpang, adalah setiap kendaraan bermotor yang semata-mata diperlengkapi dengan sebanyak-banyaknya 8 tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudinya, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi ; d. Mobil bis, adalah setiap kendaraan bermotor yang diperlengkapi dengan lebih dari 8 tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudinya, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan barang ; e. mobil barang, adalah kendaraan bermotor selain dari pada yang termaksud dalam huruf c, huruf d ayat (2) pasal ini, dan selain kendaraan bermotor beroda dua ; f. kendaraan umum, adalah setiap kendaraan yang biasanya disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan pembayaran ; g. pengemudi, adalah orang yang mengemudikan kendaraan atau yang langsung mengawasi orang lain yang mengemudikannya ; h. pengusaha angkutan, adalah perorangan maupun badan hukum dalam bidang jasa angkutan kendaraan bermotor yang semata-mata dimanfaatkan untuk kepentingan umum ; i. rambu, adalah setiap rambu dan tanda-tanda lalu lintas jalan. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 3

B A B II PEMBENTUKAN DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN RAYA DAERAH Pasal 2 Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur, semula disebut Dinas Lalu Lintas Jalan Daerah Swatantra Tingkat ke I Jawa Timur yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Dewan Pemerintah Daerah Swatantra Tingkat ke I Jawa Timur tanggal 4 Juni 1959 Nomor BH/2475/L/59 Dpd, dinyatakan menjadi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah berdasarkan Peraturan Daerah ini. Pasal 3 Ketentuan dalam Surat Keputusan Dewan Pemerintah Daerah Swatantra Tingkat ke I Jawa Timur terdapat dalam pasal 2 Peraturan Daerah ini, yang mengatur pembentukan Dinas Lalu Lintas Jalan Daerah Swatantra Tingkat ke I Jawa Timur, dengan beberapa perubahan dan penyempurnaan ditetapkan menjadi ketentuan-peraturan Daerah, sebagaimana tersebut dalam Peraturan Daerah ini. BAB III KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI Pasal 4 (1) Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah mempunyai kedudukan sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah Tingkat II ; (2) Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah yang merupakan pembantu langsung dan bertanggung jawab kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, sedang dalam bidang administrasi dibawah koordinasi Sekretaris Wilayah/ Daerah Tingkat I. Pasal 5 (1) Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah mempunyai tugas pokok : a. melaksanakan sebagian urusan rumah tangga Daerah (Otonomi) Pemerintah Daerah Tingkat I dalam bidang lalu lintas dan angkutan jalan ; b. melaksanakan tugas pembantuan yang menyangkut bidang lalu lintas dan angkutan jalan yang diserahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I kepada Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah ; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 4

(2) Perincian tugas pokok dimaksud pada ayat (1) pasal ini meliputi : a. bimbingan pelaksanaan dan pemberian pengarahan atas semua kegiatan operasional di bidang lalu lintas dan angkutan jalan ; b. pembinaan, pengarahan dan pemanfaatan sarana usaha angkutan orang maupun barang ; c. pengawasan terhadap segala kegiatan, kelancaran dan keamanan lalu lintas dan angkutan jalan ; d. pengaturan pola angkutan orang dan barang di jalan serta kegiatan tatalaksana terminal ; e. usaha yang bersifat pendidikan dan penyuluhan dalam menanamkan kesadaran rasa tanggung jawab dan disiplin lalu lintas terhadap para pengemudi dan pemakai jalan pada umumnya, guna peningkatan penanggulangan kecelakaan lalu lintas ; f. pengujian kendaraan bermotor secara rutin ; g. pengaturan perijinan angkutan orang maupun barang ; h. pengawasan dan pengamanan pelaksanaan peraturan yang berhubungan dengan lalu lintas dan angkutan jalan. Pasal 6 Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dapat menugaskan kepada Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah, dalam melaksanakan tugas pokok dimaksud dalam pasal 5 Peraturan Daerah ini, untuk memperhatikan kebijaksanaan teknis dari Departemen Perhubungan/Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Pasal 7 Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud dalam pasal 5 dan 6 Peraturan Daerah ini, Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah menyelenggarakan fungsi-fungsi : 1. Perencanaan, yang merupakan segala usaha dan kegiatan pengumpulan data, pengolahan data, penilaian dan penyusunan rencana untuk melaksanakan tugas pokok ; 2. pelaksanaan, yang merupakan segala usaha dan kegiatan untuk melaksanakan kebijaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan ; 3. pembinaan, yang merupakan segala usaha dan kegiatan penyuluhan, pendidikan dan latihan kearah peningkatan tertib lalu lintas, tertib angkutan serta tertib dalam usaha menuju terwujudnya angkutan yang cepat, tepat, nyaman, aman dan murah ; 4. pengawasan, yang merupakan segala usaha dan kegiatan untuk melaksanakan pengamanan atas pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan peraturan/perundang-undangan yang berlaku ; 5. administrasi, yang merupakan segala usaha dan kegiatan di bidang ketatausahaan umum, kepegawaian, perlengkapan dan keuangan ; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 5

6. koordinasi, yang merupakan segala usaha dan kegiatan untuk mengadakan hubungan dan kerja sama dengan Dinas serta Instansi lain, guna kelancaran pelaksanaan tugasnya. BAB IV SUSUNAN ORGANISASI Pasal 8 Organisasi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah terdiri dari : a. Unsur Pimpinan, yaitu Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah, b. Unsur Pembantu Pimpinan, yaitu Bagian dan Sub Dinas ; c. Unsur Pelaksana yaitu : Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah, yang mempunyai wilayah kerja sama dengan satu wilayah Daerah Tingkat II atau beberapa Daerah Tingkat II. Pasal 9 Bagian dan Sub Dinas dimaksud dalam pasal 8 huruf b Peraturan Daerah ini, terdiri dari : a. Bagian Tata Usaha ; b. Sub Dinas Angkutan Antar Kota ; c. Sub Dinas Angkutan Kota dan Terminal ; d. Sub Dinas Teknik ; e. Sub Dinas Pengendalian. Pasal 10 (1) Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah dimaksud dalam Pasal 8 huruf c Peraturan Daerah ini terdiri dari : 1. Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah di Mojokerto, dengan wilayah kerja meliputi Kotamadya dan Kabupaten Daerah Tingkat II Mojokerto ; 2. Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah di Surabaya, dengan wilayah kerja meliputi wilayah Kota Surabaya Utara ; 3. Cabang II Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah di Surabaya, dengan wilayah kerja meliputi wilayah Kota Surabaya Timur ; 4. Cabang III Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah di Surabaya, dengan wilayah kerja meliputi wilayah Kota Surabaya selatan ; 5. Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah Malang, dengan wilayah kerja meliputi Kotamadya dan Kabupaten Daerah Tingkat II Malang ; 6. Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah di Pasuruan, dengan wilayah kerja meliputi Kotamadya dan Kabupaten Daerah Tingkat II Pasuruan ; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 6

7. Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah di Probolinggo, dengan wilayah kerja meliputi Kotamadya dan Kabupaten Daerah Tingkat II Probolinggo serta Kabupaten Daerah Tingkat II Lumajang ; 8. Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah di Madiun, dengan wilayah kerja meliputi Kotamadya dan Kabupaten Daerah Tingkat II Madiun serta Kabupaten Daerah Tingkat II Magetan dan Ngawi ; 9. Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah di Ponorogo, dengan wilayah kerja meliputi Kabupaten Daerah Tingkat II Ponorogo dan Pacitan ; 10.Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah di Kediri, dengan wilayah kerja meliputi Kotamadya dan Kabupaten Daerah Tingkat II Kediri serta Kabupaten Daerah Tingkat II Nganjuk ; 11.Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah d.i Tulungagung, dengan wilayah kerja meliputi Kabupaten Daerah Tingkat II Tulungagung dan Trenggalek ; 12.Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah di Blitar, dengan wilayah kerja meliputi Kotamadya dan Kabupaten Daerah Tingkat II Blitar; 13.Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah di Situbondo, dengan wilayah kerja meliputi Kabupaten Daerah Tingkat II Situbondo dan Bondowoso ; 14.Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah di Pamekasan, dengan wilayah kerja meliputi Kabupaten Daerah Tingkat II Pamekasan dan Sumenep ; 15.Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah di Bangkalan, dengan wilayah kerja meliputi Kabupaten Daerah Tingkat II Bangkalan dan Sumenep ; 16.Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah di Gresik. dengan wilayah kerja meliputi Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik 17.Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah di Sidoarjo dengan wilayah kerja meliputi Kabupaten Daerah Tingkat II Sidoarjo 18.Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah di Jombang, dengan wilayah kerja meliputi Kabupaten Daerah Tingkat II Jombang 19.Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah di Banyuwangi, dengan wilayah kerja meliputi Kabupaten Daerah Tingkat II Banyuwangi ; 20.Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah di Jember, dengan wilayah kerja meliputi Kabupaten Daerah Tingkat II Jember ; 21.Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah di Bojonegoro, dengan wilayah kerja meliputi Kabupaten Daerah Tingkat II Bojonegoro ; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 7

22.Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah di Tuban, dengan wilayah kerja meliputi Kabupaten Daerah Tingkat II Tuban ; 23. (1)Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah di Lamongan, dengan wilayah kerja meliputi Kabupaten Daerah Tingka, II Lamongan ; (2) Cabang-Cabang Dinas dimaksud dalam ayat (1) pasal ini dibentuk. Pasal 11 (1) Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah ; (2) Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Bagian Tata Usaha ; (3) Sub Dinas dipimpin oleh seorang Kepala Sub Dinas ; (4) Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah. Pasal 12 (1) Pada Bagian Tata Usaha dibentuk sebanyak-banyaknya 5 (lima) Sub Bagian ; (2) Pada Sub Dinas dibentuk sebanyak-banyaknya 3 (tiga) seksi ; (3) Pada Cabang Dinas Lalj Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah dibentuk 1 (satu) Sub Bagian Tata Usaha dan Seksi-seksi sesuai dengan Pedoman Menteri Dalam Negeri ; (4) Pembentukan Sub Bagian dan Seksi dimaksud pada ayat (1) dan (2) pasal ini serta tugas-tugasnya diatur dengan Peraturan Daerah Tingkat I yang untuk berlakunya memerlukan pengesahan Menteri Dalam Negeri. Pasal 13 Bagan susunan Organisasi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Daerah ini. BAB V PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PEMEGANG JABATAN STRUKTURIL Pasal 14 (1) Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah dimaksud dalam pasal 11 ayat (1) Peraturan Daerah ini diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I ; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 8

(2) Kepala Bagian Tata Usaha dan Kepala Sub Dinas dimaksud dalam pasal 11 ayat (2) dan (3) Peraturan Daerah ini diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, dengan memperhatikan usul dari Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah ; (3) Pengangkatan Kepala Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah serta Kepala Sub Bagian dan Seksi-seksinya dilaksanakan sesuai dengan Pedoman Menteri Dalam Negeri ; (4) Kepala-Kepala Sub Bagian dan Seksi dimaksud dalam pasal 12 ayat (1) dan (2) Peraturan Daerah ini, diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dengan memperhatikan usul dari Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Ray a Daerah. BAB VI TATA KERJA Pasal 15 (1) Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, sedang pertanggung jawaban dalam bidang administrasi melalui Sekretaris Wilayah/Daerah Tingkat I ; (2) Setiap Pimpinan kesatuan Organisasi dalam lingkungan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah berkewajiban memimpin, mengadakan koordinasi, memberikan bimbingan dan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya masing-masing ; (3) Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, baik dalam lingkungan Dinasnya maupun dalam hubungan antar Dinas/Instansi lainnya. Pasal 16 (1) Bagian Tata Usaha mempunyai tugas : a. membantu Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah dalam menyelenggarakan pembinaan administrasi, organisasi dan tata laksana terhadap seluruh unsur di lingkungan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah ; b. memberikan pelayanan administratip kepada Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah dan seluruh perangkat Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah ; c. membantu Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah dalam mengadakan perencanaan di bidang Lalu Lintas dan Angkutan jalan. d. membantu Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah dalam menyelenggarakan pelaksanaan tugas pokok Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah ; Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 9

(2) Sub Dinas Angkutan Antar Kota mempunyai tugas : a. menyelenggarakan perencanaan dan pengembangan angkutan orang dan barang di jalan ; b. mengatur angkutan orang dan barang dengan menggunakan mobil bus, mobil penumpang dan mobil barang termasuk perijinan ; c. memberikan pembinaan, pengarahan dan bimbingan kepada pengusaha angkutan umum ; (3) Sub Dinas Angkutan Kota dan Terminal mempunyai tugas : a. menyelenggarakan perencanaan dan pembinaan mengenai pengembangan angkutan orang dan barang dalam kota ; b. menyelenggarakan pengaturan kelancaran, ketertiban, keamanan lalu lintas angkutan orang dan barang dalam kota ; c. menyelenggarakan perencanaan dan pembinaan mengenai pengembangan terminal ; d. memberikan bimbingan dan pembinaan terhadap penyelenggaraan Terminal yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah Tingkat I ; (4) Sub Dinas Teknik mempunyai tugas : a. memberikan petunjuk-petunjuk teknis kendaraan bermotor berdasarkan Undang-Undang ; b. menyelenggarakan pembinaan teknis kepada perusahaan angkutan, perusahaan karoseri dan bengkel-bengkel ; c. menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian pengujian kendaraan bermotor ; d. menyelenggarakan penelitian, pengadaan dan perawatan rambu-rambu serta fasilitas jalan ; (5) Sub Dinas Pengendalian mempunyai tugas : a. menyelenggarakan pengendalian termasuk pengaturan, pengawasan, dan pemeriksaan, terhadap kelancaran ketertiban serta keamanan lalu lintas dan angkutan jalan ; b. menyelenggarakan pengarahan, pembinaan dan penyuluhan terhadap pengemudi dan pemakai jalan. Pasal 17 (1) Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah mempunyai tugas melaksanakan segala tugas dan wewenang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah untuk wilayah kerjanya masing-masing sesuai dengan ketentuan Pedoman Menteri Dalam Negeri ; (2) Dalam melaksanakan tugas dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah mengadakan komunikasi dan koordinasi dengan Sub Dinas dimaksud dalam pasal 9 Peraturan Daerah ini, menurut bidangnya masing-masing. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 10

BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 18 (1) Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya yang telah ada menjadi cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah yang pada waktunya perlu disesuaikan dengan Pedoman Menteri Dalam Negeri, sedangkan cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Surabaya Kota di Surabaya, Besuki Timur di Banyuwangi dan Besuki Selatan di Jember, masing-masing menjadi Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah di Surabaya, Banyuwangi dan Jember, yang pelaksanaannya dilakukan juga sesuai dengan Pedoman Menteri Dalam Negeri ; (2) Pelaksanaan pembentukan Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah dimaksud dalam pasal 10 Peraturan Daerah ini, dilakukan secara bertahap menurut ketentuan Pedoman Menteri Dalam Negeri sesuai dengan kemampuan anggaran Pemerintah Daerah Tingkat I, dengan memperhatikan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 19 (1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, diatur lebih lanjut oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I sepanjang mengenai pelaksanaannya ; (2) Peraturan Daerah ini berlaku sejak tanggal diundangkan. Surabaya, 4 Oktober 1979. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR Ketua, ttd. GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR ttd. BLEGOH SOEMARTO SOENANDAR PRIJOSOEDARMO Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 11

Disahkan dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 25 Oktober 1980 Nomor 061.341.35-531. DIREKTORAT JENDERAL PEMERINTAHAN UMUM DAN OTONOMI DAERAH DIREKTUR PEMBINAAN PEMERINTAHAN DAERAH ttd. Drs. H. SOEMARNO Diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur tanggal 27 Oktober 1980 Nomor 8/C. A.n. GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR Sekretaris Wilayah / Daerah ttd. TRIMARJONO, SH. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 12

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR : 19 TAHUN 1979 TANGGAL : 4 OKTOBER 1979 B A G A N S U S U N A N O R G A N I S A S I DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN RAYA DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR A.n. GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR Sekretaris Wilayah / Daerah ttd. TRIMARJONO, SH. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 1

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN RAYA DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR I. PENJELASAN UMUM 1. Urusan lalu lintas dan angkutan jalan sebagian telah diserahkan menjadi urusan rumah tangga Daerah (Otonomi) Pemerintah Daerah Tingkat I berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1958 juncto Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1965 juncto Surat Keputusan Dewan Pemerintah Daerah Swatantra Tingkat ke I Jawa Timur tanggal 4 Juni 1959 Nomor BH/2475/L/59 Dpd, telah dibentuk Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah Propinsi Daerah Swatantra Tingkat ke I Jawa Timur dengan tugas di bidang lalu lintas dan angkutan jalan yang meliputi pembinaan potensi lalu lintas dan angkutan jalan termasuk pengawasan terhadap kelancaran dan keamanan lalu lintas dan angkutan untuk perkembangan ekonomi dan masyarakat. 2. Sebagai pelaksanaan dari ketentuan dimaksud dalam pasal 49 ayat (2) Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1974, maka kedudukan, tugas pokok, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja Dinas Daerah Tingkat I harus dilakukan dengan Peraturan Daerah Tingkat I ; dengan berpedoman pada Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 363 Tahun 1977 serta memperhatikan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1977 (Lampiran F), maka kedudukan, tugas pokok, Fungsi, susunan organisasi dan tata kerja Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur dituangkan dalam bentuk Peraturan Daerah dengan menetapkan ketentuan dalam Surat Keputusan Dewan Pemerintah Daerah Swatantra Tingkat ke I Jawa Timur tersebut angka 1 dimuka dengan beberapa penyempurnaannya menjadi sebagaimana tersebut dalam Peraturan Daerah ini. 3. Penggunaan kata "Jalan Raya" pada nama Dinas menurut Peraturan Daerah ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1965 dan tidak mengurangi Tugas Dinas terhadap semua jalan dengan pengertian "jalan" dimaksud padal 1 ayat (2) huruf a Peraturan Daerah ini. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 ayat (1) : Cukup jelas. Pasal 1 ayat (2) huruf a : Didalam pengertian jalan raya termasuk jalan-jalan Negara, Propinsi, Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II dan jalan-jalan milik Desa ; Pasal 1 ayat (2): Yang dimaksud dengan kereta gandengan adalah kereta yang huruf b dipasangkan pada kendaraan bermotor, baik untuk angkutan orang maupun barang yang diikat dengan alat pemasang (kopling) dan dilengkapi dengan pesawat rem. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 2

Pasal 1 ayat (2) : Cukup jelas. huruf c sampai dengan h Pasal 2 : Cukup jelas. Pasal 3 : Semua ketentuan yang terdapat dalam Surat Keputusan Dewan Pemerintah Daerah Swatantra Tingkat ke I Jawa Timur tanggal 4 Juni 1959 Nomor BH/2475/L/59 Dpd, secara hukum menjadi ketentuan Peraturan Daerah ini, setelah diubah dan disempurnakan sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal Peraturan Daerah ini, dengan demikian berarti bahwa ketentuan dalam Surat Keputusan Dewan Pemerintah Daerah Swatantra Tingkat ke I Jawa Timur menjadi tidak mempunyai kekuatan normatif lagi dengan berlakunya Peraturan Daerah ini. Pasal 4 : Cukup jelas. Pasal 5 ayat (1) : Yang dimaksud dengan bidang lalu lintas dan angkutan ialah segala potensi baik berupa sarana, fasilitas, jasa-jasa yang memungkinkan terselenggaranya angkutan yang lancar ; Pasal 5 ayat (2): Cukup jelas. huruf a dan b Pasal 5 ayat (2): Yang dimaksud pengawasan terhadap segala kegiatan, kelancaran dan huruf c keamanan lalu lintas dan angkutan jalan, baik yang bersifat mobil maupun tetap (timbangan jembatan) dalam rangka usaha penimbangan kendaraan sesuai dengan daya angkut yang telah diijinkan dan pengawasan lainnya yang berhubungan dengan perbaikan dan ketertiban serta keamanan lalu lintas di jalan umum serta sarana lalu lintas lainnya ; Pasal 5 ayat (2): Cukup jelas. huruf d dan e Pasal 5 ayat (2): Pengujian kendaraan bermotor secara rutin adalah pengujian bagi huruf f seluruh kendaraan bermotor wajib uji antara lain menetapkan daya angkut yang diijinkan dari kendaraan bermotor, pemeriksaan rangka dan alat-alat mekanik lainnya, perubahan bentuk dan kerapian kendaraan serta masalah lain yang berhubungan dengan teknik kendaraan bermotor ; Pasal 5 ayat (2): Mengenai pengaturan perijinan angkutan orang maupun barang adalah huruf g untuk trayek antar Propinsi dan trayek dalam Propinsi ; Pasal 5 ayat (2): Cukup jelas. huruf h Pasal 6 : Oleh karena kebijaksanaan di bidang perhubungan masih menjadi tanggung jawab Departemen Perhubungan, maka dalam rangka itu Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur dapat menugaskan kepada Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah untuk memperhatikan, kebijaksanaan teknis Departemen Perhubungan. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 3

Pasal 7 : Yang dimaksud fungsi pengawasan pada angka 4 pasal ini ialah pengawasan kedalam mengenai penyelenggaraan tugasnya sendiri, maupun membantu pengawasan yang menjadi wewenang Gubernur Kepala Daerah Tingkat I khususnya di bidang lalu lintas dan angkutan jalan ; fungsi koordinasi tersebut dalam angka 7 pasal ini dalam rangka usaha yang harus dilakukan supaya tugas Dinas serasi dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan dengan kebijaksanaan regional maupun Nasional. Pasal 8 : Bagian dan Sub Dinas sebagai unsur pembantu Pimpinan berada di Kantor Dinas ; Bagian, Sub Dinas Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan JalanTlaya Daerah, mempunyai kedudukan sama, kecuali apabila bertugas atas nama Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah, Cabang Dinas mempunyai kedudukan sesuai dengan ketentuan Pedoman Menteri Dalam Negeri. Pasal 9 sampai : Cukup jelas. dengan 13 Pasal 14 : Pengangkatan dan pemberhentian dimaksud dalam pasal ini adalah pengangkatan kedalam jabatan atau pemberhentian dari jabatan pada Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Daerah. Pasal 15 : Cukup jelas. Pasal 16 ay at (1) : Cukup jelas. Pasal 16 ayat (2): Yang dimaksud dengan angkutan jalan disini termasuk angkutan di huruf a pedesaan dengan kendaraan-kendaraan yang mempunyai daya angkut yang disesuaikan dengan buku uji dan klas jalan ; Pasal 16 ayat (2): Cukup jelas. huruf b dan c Pasa 16 ayat (3) : Terminal adalah prasarana untuk kepentingan angkutan jalan guna mengatur kedatangan, pemberangkatan dan berpangkal kendaraan bermotor serta memuat dan menurunkan orang atau barang ; Angkutan kota adalah angkutan yang pengaturannya dilakukan oleh Kotamadya Daerah Tingkat II dalam batas Kotamadya ; Pasal 16 ayat (3): Terminal sampai saat ini masih merupakan terminal yang dikuasai huruf c Daerah Tingkat II baik di dalam maupun di luar. ibu kota Daerah Tingkat II; Pasal 16 ayat (3): Pada saat Peraturan Daerah ini dibuat, terminal yang diselenggarakan huruf d Daerah Tingkat I belum diadakan ; Pasal 16 ayat (4): Cukup jelas. dan (5) Pasal 17 : Cukup jelas. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 4

Pasal 18 ayat (1) : Pasal 18 ayat (2) : Yang dimaksud dengan kalimat "pada waktunya" dalam ayat ini adalah "pada waktu ditertibkannya, Pedoman Menteri dimaksud". Cukup jelas. Pasal 19 : Cukup jelas. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2008 5