DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG DANA ALOKASI DESA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN,

DHARMOTTAMA SATYA PRAJA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG KERJASAMA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

P E R A T U R A N D A E R A H

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG TEMPAT PEMAKAMAN UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN,

11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 4/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 04 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA

PERATURAN DESA LEREP NOMOR : 4 TAHUN 2015

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SELAYAR,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 03 Tahun : 2008 Seri : E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG DANA BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH BAGI DESA DAN ALOKASI DANA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN BANDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 11 Tahun 2007 Seri E Nomor 11 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 11 TAHUN 2007

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG DANA ALOKASI UMUM DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG BAGI HASIL PAJAK KABUPATEN KEPADA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 7 TAHUN 2008

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2007 SERI E =================================================================

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 23 Tahun : 2014

NOMOR : 17 TAHUN 2011

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN ANGGARAN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 9 SERI E

DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

BUPATI SEMARANG BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAKPRIVATE NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

DHARMOTTAMA SATYA PRAJA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA (ADD) DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 6 TAHUN 2008

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2010

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 26 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 11 TAHUN 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2006 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 2 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ALOKASI DANA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006 NOMOR 9 SERI E

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1999 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAHAN PUSAT DAN DAERAH

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2011 T E N T A N G

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA (ADD) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 4 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

ALOKASI DANA DESA NOMOR 11 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 11 TAHUN 2008 DISUSUN OLEH BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BONE

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

Transkripsi:

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan dasar masyarakat dan pemberdayaan masyarakat, maka Pemerintahan Desa sebagai unit Pemerintahan terdepan yang berhubungan langsung dengan masyarakat perlu didukung dana; b. bahwa dukungan dana tersebut diwujudkan dalam bentuk Dana Alokasi Desa ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a dan huruf b di atas, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang tentang Dana Alokasi Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; 2. Undang-Undang Nomor 67 Tahun 1958 tentang Perubahan Batas-batas Wilayah Kotapraja Salatiga Dan Daerah Swatantra Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1652); 1

3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3079); 2

11. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1992 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Dan Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3500); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2000 tentang Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Dalam Negeri Dan Pajak Penghasilan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2000 Nomor 218, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4034); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4138); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4262); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 20. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Pokok-Pokok Dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah ( Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2004 Nomor 43 Seri A Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 20 ); 3

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SEMARANG dan BUPATI SEMARANG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TENTANG DANA ALOKASI DESA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Semarang. 2. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 4. Bupati Semarang yang selanjutnya disebut Bupati adalah Kepala Daerah Kabupaten Semarang. 5. Perangkat Daerah adalah Lembaga pada Pemerintah Kabupaten Semarang yang bertanggungjawab kepada Bupati dan membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang terdiri Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Badan, Dinas, Kantor, Kecamatan dan Kelurahan. 6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 7. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 8. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 9. Perimbangan Keuangan Antar Pemerintah dan Pemerintahan Daerah adalah suatu sistim pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan dan efisien dalam rangka pendanaan penyelenggaraan desentralisasi, dengan mempertimbangkan potensi, kondisi dan kebutuhan daerah serta besaran pendanaan penyelenggaraan dekosentrasi dan tugas pembantuan. 4

10. Alokasi Dana Desa adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten untuk Desa, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten. 11. Dana Alokasi Desa adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBD yang diberikan kepada desa untuk membiayai program pemerintahan desa dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk dana alokasi umum desa dan dana alokasi khusus desa. 12. Dana Alokasi Umum Desa adalah dana yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar desa untuk membiayai kebutuhan Pemerintahan Desa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat. 13. Dana Alokasi Khusus Desa adalah dana yang dialokasikan kepada desa untuk membantu membiayai kebutuhan tertentu. 14. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berada di Kabupaten Semarang. 15. Angaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Semarang yang selanjutnya disebut APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. 16. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh BPD bersama Kepala Desa. 17. Bendahara Desa adalah unsur staf yang ditunjuk oleh Kepala Desa yang mempunyai kewajiban untuk menerima, menyimpan dan membayar uang. Dana Alokasi Umum Desa bersumber dari : a. bagian dari Bagi Hasil Pajak Daerah ; BAB II DANA ALOKASI UMUM DESA Pasal 2 b. sebagian dari Penerimaan Jenis Retribusi tertentu Daerah ; dan c. bagian Penerimaan Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima Pemerintah Kabupaten. Pasal 3 (1) Bagian dari Bagi Hasil Pajak Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a dialokasikan kepada Desa sebesar 10 % (sepuluh persen) diluar upah pungut dari target penerimaan yang ditetapkan dalam APBD, 1 (satu) tahun sebelumnya. (2) Sebagian dari Penerimaan Jenis Retribusi Tertentu Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b dialokasikan kepada Desa sebesar 15 % (lima belas persen) dari target penerimaan yang ditetapkan dalam APBD, 1 (satu) tahun sebelumnya. 5

Pasal 4 Bagian dari penerimaan dana perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima Pemerintah Daerah sebagaimana Pasal 2 huruf c dialokasikan kepada Desa sebesar 10 % (sepuluh persen) dari penerimaan dana perimbangan yang ditetapkan dalam APBD, 1 (satu) tahun sebelumnya. Pasal 5 Penggunaan Dana Alokasi Umum Desa adalah untuk membiayai kebutuhan Desa dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pembangunan, peningkatan pelayanan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. Pasal 6 (1) Dana Alokasi Umum Desa diberikan kepada desa, dengan ketentuan sebesar 60% berdasarkan Asas pemerataan dan 40% berdasarkan Asas Keadilan. (2) Asas Keadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan nilai bobot pada masing-masing Desa yang dihitung dengan rumus dan variabel tertentu. (3) Pengalokasian Dana Alokasi Umum Desa untuk tiap-tiap Desa ditetapkan oleh Bupati. BAB III DANA ALOKASI KHUSUS DESA Pasal 7 (1) Dana Alokasi Khusus Desa dari APBD kepada Desa digunakan untuk membantu membiayai kebutuhan khusus, dengan memperhatikan ketersediaan dana dalam APBD. (2) Kebutuhan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. kebutuhan prioritas yang tidak dapat dicukupi dengan Dana Alokasi Umum Desa; dan / atau b. kebutuhan yang merupakan prioritas Daerah sesuai dengan Arah Kebijakan Umum dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Pasal 8 (1) Dana Alokasi Khusus Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) diberikan kepada Desa dengan mempertimbangkan usulan Desa yang diketahui oleh Camat. (2) Untuk melaksanakan kegiatan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) Desa harus menyediakan dana pendamping dan / atau swadaya masyarakat. (3) Dana Alokasi Khusus Desa tidak dapat digunakan untuk biaya administrasi, perjalanan, dan biaya operasional. 6

BAB IV PENGELOLAAN KEUANGAN DESA Pasal 9 (1) Pendapatan Desa dari Dana Alokasi Desa dikelola melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. (2) Semua penerimaan dan pengeluaran keuangan Desa sebagai akibat diperolehnya Dana Alokasi Desa dicatat dalam buku administrasi keuangan desa oleh Bendahara Desa. (3) Pelaksanaan, Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Penggunaan Dana Alokasi Desa dilakukan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 10 (1) Pembinaan dalam pengelolaan Dana Alokasi Desa dilakukan oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, monitoring dan evaluasi dibidang Dana Alokasi Desa. Pasal 11 Pengawasan terhadap Dana Alokasi Desa beserta kegiatan pelaksanaannya dilakukan secara fungsional oleh pejabat yang berwenang dan oleh masyarakat sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAB VI SANKSI Pasal 12 (1) Bagi desa yang melanggar ketentuan dalam Pasal 5, 8 dan 9 akan dikenakan sanksi administrasi berupa penghentian pencairan Dana Alokasi Desa tahap berikutnya. (2) Tindak Pidana Korupsi terhadap Dana Alokasi Desa dikenakan tindakan hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 7

BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan ditetapkan oleh Bupati Pasal 14 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka segala bentuk perjanjian antara Pemerintah Kabupaten dengan Pemerintah Desa tentang Bagi Hasil pengelolaan Pendapatan Asli Daerah dinyatakan tidak berlaku. Pasal 15 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, yang mulai dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2007. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Semarang. Diundangkan di Ungaran pada tanggal 01-06-2006 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SEMARANG CAP TTD SOETRISNO Ditetapkan di Ungaran pada tanggal 01-06-2006 BUPATI SEMARANG, CAP TTD BAMBANG GURITNO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 8 SERI A NOMOR 3 Diperbanyak Sesuai Dengan Aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM CAP TTD BUDI KRISTIONO 8

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG DANA ALOKASI DESA I. UMUM Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat untuk mencapai masyarakat adil, makmur yang merata berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Wilayah Kabupaten Semarang secara administratif terdiri atas wilayah kecamatan dan wilayah kecamatan terdiri atas wilayah desa dan Kelurahan. Desa berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah Sebagai Undang-Undang; adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tiap-tiap desa mempunyai hak dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Sesuai dengan ketentuan Pasal 212 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat sumber pendapatan desa terdiri atas : Pendapatan Asli Desa; Bagi Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten/ kota; Bagian dari Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh kabupaten / kota, bantuan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah kabupaten / kota, hibah dan sumbangan dari pihak ketiga. Dana Alokasi Desa mencakup pembagian keuangan antara Kabupaten dan Desa secara proporsional, demokratis, adil dan transparan dengan memperhatikan potensi, kondisi dan kebutuhan desa. Berdasarkan pemikiran sebagaimana diuraikan di atas, maka pokok-pokok muatan Peraturan Daerah ini adalah sebagai berikut : 9

a. penegasan prinsip-prisip dasar Dana Alokasi Desa sesuai asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan ; b. penyempurnaan prinsip pengalolakasian Dana Umum Desa ; c. penyempurnaan prinsip pengalokasian Dana Khusus Desa ; d. pengaturan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan ; e. prinsip akuntabilitas, responsibilitas dengan pemberian sanksi. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Huruf a Huruf b Huruf c Pasal 3 Pasal 4 Yang dimaksud dengan Bagian Dari Penerimaan Pajak Daerah adalah seluruh Pajak Daerah kecuali Pajak Penerangan Jalan Umum (PPJU). Yang dimaksud dengan sebagian dari Penerimaan Jenis Retribusi Tertentu Daerah adalah seluruh Retribusi Daerah kecuali Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi Pelayanan Persampahan, Biaya Cetak KTP dan KK serta Biaya Akta Catatan Sipil. Yang dimaksud dengan Bagian Dari Penerimaan Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima pemerintah Kabupaten adalah seluruh Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima Pemerintah Kabupaten kecuali Dana Alokasi Khusus dan Bagi Hasil Bukan Pajak dari Provinsi. Yang dimaksud dengan Bagian Dari Dana Perimbangan Dari Pusat Dan Daerah adalah terdiri dari dana bagi hasil pajak dan sumber daya alam ditambah Dana Alokasi Umum setelah dikurangi belanja pegawai. Pasal 5 10

Pasal 6 Ayat (1) Yang dimaksud dengan Dana Alokasi Umum Desa diberikan kepada desa dengan ketentuan 60% berdasar Asas Pemerataan adalah bahwa dari total Dana Alokasi Umum Desa (100%), 60% dibagikan kepada masing-masing desa secara merata, besarnya sama, untuk mengurangi kesenjangan horisontal antar desa yang selanjutnya disebut Dana Alokasi Umum Desa Minimal (DAUDM), sedangkan 40% berdasarkan asas keadilan adalah bahwa dari total Dana Alokasi Desa (100%), 40% dibagikan kepada tiap-tiap desa secara proporsional berdasarkan pada nilai bobot desa yaitu nilai Desa yang ditentukan oleh beberapa variabel independen, contoh : Jumlah penduduk,luas wilayah, tingkat kemiskinan, tingkat prestasi dan lain-lain disesuaikan dengan perkembangan dan karakteristik Desa serta ketersediaan data, yang selanjutnya disebut Dana Alokasi Umum Desa Proporsional (DAUDP). Ayat (2) Yang dimaksud dengan asas keadilan ditentukan berdasarkan nilai bobot masing-masing desa yang dihitung dengan rumus dan variabel tertentu adalah bahwa 40% Dana Alokasi Umum Desa yang diterima masing-masing desa dihitung secara proporsional berdasarkan nilai bobot desa dari variabel independen tertentu dengan rumus sebagai berikut : DAUDx=DAUDM+DUDPx DAUDx DAUDM DAUDPx : Dana Alokasi Umum Desa untuk desa x : Dana Alokasi Umum Desa Minimal untuk Kabupaten : Dana Alokasi Umum Desa proporsional untuk desa x DAUDPx=BDx X (DAUD - DAUDM) BDx DAUD DAUDDM : Nilai Bobot Desa untuk desa x : Total Dana Alokasi Umum Desa untuk Kabupaten : Jumlah seluruh Dana Alokasi Minimal Besar Nilai Bobot Desa tertentu dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : BDx = a1kv1x + a2kv2x + a3kv3x BDx : Nilai Bobot Desa untuk desa x KV1x, KV2x, KVnx : Koefisien Variabel pertama, Kedua dan seterusnya a1, a2, a3,..an : Angka Bobot masing-masing Variabel Ayat (3) 11

Pasal 7 Pasal 8 Ayat (1) Ayat (2) Yang dimaksud dengan dana pendamping adalah berupa uang tunai dengan jumlah tertentu sedangkan yang dimaksud dengan swadaya masyarakat adalah bantuan dari masyarakat baik berupa tenaga maupun material. Ayat (3) Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Ayat (1) Ayat (2) Pasal 13 Dalam hal terjadi pelanggaran yang bersifat administrasi seperti keterlambatan dan / atau kesalahan SPJ dan lain-lain, maka pencairan tahap berikutnya dilaksanakan setelah melengkapi dan / atau memperbaiki administrasi tersebut dengan baik dan benar. 12

Pasal 14 Pasal 15 BUPATI SEMARANG, CAP TTD BAMBANG GURITNO TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 13