BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PENGELOLAAN SISTEM PEMBUANGAN SAMPAH DI RUSUNAWA (Studi Kasus : Rusunawa Seruwei Belawan) SKRIPSI OLEH AZIZ MARIZA

Jurnal Reka Karsa Jurusan Teknik Arsitektur Itenas No.1 Vol. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Januari 2016]

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ

KUESIONER UNTUK PEDAGANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jarak tangki septik ke sumber air bersih 10 m, ke bangunan 1,5 m. Ada bidang resapan. Ada jaringan pipa air limbah.

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG

EVALUASI PENGELOLAAN SISTEM SANITASI RUMAH SUSUN DI KOTA PALEMBANG ABSTRAK

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

PEWADAHAN, PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH

PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH BERDASARKAN SNI (STUDI KASUS: KAMPUS UNMUS)

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas manusia tidak terlepas dari kegiatan yang menghasilkan limbah

OLEH : SIGIT NUGROHO H.P

BAB 1 : PENDAHULUAN. 2010), dengan laju pertumbuhan penduduk sebanyak 1,49%. Tingkat pertumbuhan

BAGIAN 6 PEWADAHAN, PENGUMPULAN DAN PEMINDAHAN

STANDARD OPERATING PROCEDURE. Sampah Padat Perumahan

ANALISIS PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KELURAHAN SINDULANG SATU KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ii. Tempat Penampungan Sampah Pengelolaan sampah di Pratistha Harsa dikelola oleh Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi. Pengambilan sampah di

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

KONDISI SANITASI TEMPAT PELELANGAN IKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH DI WILAYAH PESISIR PUGER KABUPATEN JEMBER

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

Standar Pelayanan Minimal untuk Permukiman Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001 Standar Pelayanan Bidang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Semua kegiatan manusia pada awalnya adalah untuk memanfaatkan

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian

KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENGELOLAAN SAMPAH GEDUNG GEOSTECH

BAB III METODE PENELITIAN. Study Pustaka Sampling

4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Hygiene

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

Lampiran IA Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Optimisasi pengalokasian sampah wilayah ke tempat pembuangan sementara (TPS) di Kota Surakarta dengan model integer linear programming

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

BUPATI POLEWALI MANDAR

WALIKOTA PROBOLINGGO

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

VI. PENGELOLAAN, PENCEMARAN DAN UPAYA PENINGKATAN PENGELOLAAN SAMPAH PASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

EVALUASI PENGELOLAAN PRASARANA LINGKUNGAN RUMAH SUSUN DI SURABAYA (STUDI KASUS : RUSUNAWA URIP SUMOHARJO)

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK DI PERMUKIMAN TERENCANA DI KAWASAN PERI URBAN KOTA MANAADO

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

PERATURAN DAERAH KOTA BAU-BAU NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAU-BAU,

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

NOTULENSI KOORDINASI DAN PENDATAAN PENGELOLAAN SAMPAH DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) BELAWAN NO SUMBER INFORMASI HASIL KOORDINASI

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Untuk mencapai kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sampah sebagai material sisa aktivitas manusia maupun proses alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 2.1 organik dan anorganik

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahlah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah.

Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

KUESIONER. Lampiran 1. Judul Penelitian : Analisis kesesuaian Lahan dan Kebijakan Permukiman Kawasan Pesisir Kota Medan

PENGOLAHAN SAMPAH MINGGU 3 SAMPLING TIMBULAN. Disiapkan oleh: Bimastyaji Surya Ramadan - Institut Teknologi Yogyakarta -

BAB III METODE PERECANAAN. 7044`55011`` sampai 8026`35045`` Lintang Selatan. 3.2 Lokasi

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang tinggi dengan pertumbuhan cepat di kota bila

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

BAB III METODE PERENCANAAN

PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PURA BESAKIH, KECAMATAN RENDANG, KABUPATEN KARANGASEM DENGAN SISTEM TPST (TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

KOTA TANGERANG SELATAN

STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta adalah ibukota dari Indonesia dengan luas daratan 661,52 km 2 dan tersebar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBUANGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Deskriptif Metode deskriptif kualitatif pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh data-data mengenai pengelolaan sistem pembuangan sampah pada Rusunawa. Data-data yang diperlukan diperoleh dengan melakukan pengamatan terhadap pengelolaan sistem pembuangan sampah dan wawancara yang ditujukan pada pengelola Rusunawa Seruwei Belawan, Dinas Kebersihan Kota Medan dan penghuni Rusunawa Belawan. Penelitian akan dilakukan pada Rusunawa Seruwei Belawan yang memiliki 3 (tiga) twin blok terletak di Kelurahan Sungai Mati Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan. 3.2. Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu: Tabel 3.1. Variabel Penelitian Metode Variabel Penelitian Pengumpulan Data Sanitasi Sampah Pengamatan Tempat / Orang Rusunawa Seruwei Belawan Sasaran -Tempat penampungan sementara -Bak sampah -Gerobak sampah -Saluran sampah

wawancara Pengelolaan Perencanaan Pengamatan Wawancara Pengendalian Pengamatan Wawancara Pengelola Rusunawa Seruwei Belawan Penghuni Rusunawa Seruwei Belawan Rusunawa Seruwei Belawan Pengelola Rusunawa Seruwei Belawan Rusunawa Seruwei Belawan -Pengelola Rusunawa Seruwei Belawan -Pengawas lapangan Dinas Kebersihan Kota Medan -Timbulan sampah -Truk sampah -Cara pengumpulan sampah -Cara pengangkutan sampah Pembuangan sampah Sistem pembuangan sampah Rusunawa Seruwei Belawan. -Perencanaan tempat sampah -Pengumpulan sampah -Pengangkutan sampah Sistem pembuangan sampah Rusunawa Seruwei Belawan -Pengendalian timbulan sampah -Pengumpulan sampah -Pengangkutan sampah

3.3. Kebutuhan Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini bersifat primer maupun sekunder. Adapun cara pengumpulannya adalah sebagai berikut : I. Pengumpulan Data Primer Data primer berkaitan dengan kondisi Pengelolaan sistem pembuangan sampah Rusunawa dan peran serta penghuni dalam pengelolaan sampah Rusunawa. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber pertama, bersifat asli dan belum diolah sama sekali berupa gambar tempat penampungan sementara (TPS), timbulan sampah, Bak sampah, gerobak sampah, saluran sampah dan truk sampah. II. Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut yang telah di teliti dan di kumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan permasalahan penelitian melalui studi kepustakaan. Data ini nantinya akan disajikan dalam bentuk tabel, ataupun diagram yang dapat mendeskripsikan kondisi lapangan. Setelah data sekunder yang diperlukan terkumpul maka data-data tersebut di bandingkan dengan hasil observasi dan wawancara yang kemudian dianalisis dengan metode analisis deskriptif. Adapun cara metode analisis deskriptif yaitu: a. Berdasarkan data sekunder tersebut dapat dilihat perbedaan apa saja yang terjadi pada sistem pembuangan sampah Rusunawa Seruwei Belawan dan dideskripsikan keadaannya. b. Membandingkan hasil dari lapangan dengan teori yang sudah diterapkan. Penarikan kesimpulan diperoleh setelah pengolahan data berdasarkan kepada permasalahan dan tujuan penelitian ini.

3.4. Metoda Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara yaitu : a. Pengamatan adalah pengamatan langsung ke lokasi untuk membuktikan situasi nyata dengan data sekunder yang diperoleh. Adapun yang di amati meliputi lingkungan bangunan Rusunawa Seruwei Belawan, saluran sampah, bak sampah, tempat penampungan sementara, timbulan sampah dengan menggunakan alat bantu kamera dan alat tulis untuk melengkapi data. Langkah-langkah yang dilakukan setelah pengamatan di Rusunawa Seruwei Belawan adalah sebagai berikut : a. Membuat tabel penilaian pengamatan dengan mengacu pada peraturan menteri pekerja umum (Permen PU) dan tandart nasional Indonesia (SNI). b. Melakukan penilaian kesesuaian dengan keadaan yang ada di Rusunawa Seruwei Belawan. Jadwal melakukan observasi di Rusunawa Seruwei Belawan dapat dilihat pada tabel 3.2. di bawah ini : Tabel 3.2. Jadwal Melakukan Observasi TANGGAL HARI JAM SASARAN KUNJUNGAN 01-11-2016 Selasa 15.00-17.30 Melakukan observasi terhadap pengelolaan sistem pembuangan sampah,yaitu : Tempat penampungan sementara (TPS) -Bak sampah -Gerobak sampah -Saluran sampah -Timbulan sampah 02-11-2016 Rabu 07.30-10.00 Melakukan observasi terhadap cara pengumpulan dan pembuangan sampah

b.wawancara, adalah cara memperoleh data atau informasi secara langsung dengan tatap muka melalui komunikasi verbal kepada pengelola Rusunawa Seruwei Belawan yaitu Pak Leo selaku operator air dan sanitasi di Rusunawa Seruwei Belawan dan kepada pihak Dinas Kebersihan Medan Labuhan yaitu pak Dodi selaku Pengawas Lapangan angkutan sampah yang berperan sebagai pengawas truk yang mengangkut sampah dari tempat penampungan sementara (TPS) di Rusunawa Seruwei Belawan untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Wawancara juga dilakukan kepada penghuni Rusunawa Seruwei Belawan yang diharapkan dapat memberikan informasi dan data tentang pengelolaan sistem pembuangan sampah Rusunawa. Wawancara akan ditujukan kepada pengelola Rusunawa Seruwei Belawan yaitu pak Leo selaku Operator air & instalasi pembuangan air limbah (IPAL) dan sanitasi, struktur organisasi dapat dilihat pada gambar 3.1. di bawah ini : Kepala UPT Rusunawa H. Zainal Bagian Tata usaha Tongku sati Hasibuan Koordinator Lapangan Abdul Karim Operator Air, Instalasi pembuangan air limbah (IPAL) dan sanitasi Leo pardede Gambar 3.1. Struktur Organisasi Pengelola Rusunawa Seruwei Belawan

Wawancara juga di lakukan kepada pihak Dinas Kebersihan Medan labuhan yaitu pak Dodi selaku pengawas lapangan yang mengawasi truk sampah yang mengangkut sampah dari tempat penampungan sementara (TPS) Rusunawa Seruwei Belawan ke tempat pembuangan akhir (TPA). struktur organisasi dapat di lihat pada gambar 3.2. di bawah ini : Walikota Kepala Dinas Ir.H.Endar Sutan Lubis Sekretaris Dinas Drs. Azwanto Kabid Pengembangan dan Pengawasan Panarangan Nasution Kabid Perawatan Drs.Parlindun gan Kabid Retribusi Ardhani Syahputra, AP Kabid Operasional Habib Fadillah Lubis, S.Sos Kasi Operasional-III Armen Rangkuti Pengawas Lapangan Medan Labuhan Dodi Gambar 3.2. Struktur Organisasi Dinas Kebersihan Kota Medan Jadwal melakukan wawancara kepada pihak pengelola Rusunawa Seruwei Belawan, pihak Dinas Kebersihan Kota Medan dan penghuni Rusunawa Seruwei Belawan dapat di lihat pada tabel 3.3. di bawah ini

Tabel 3.3. Jadwal Melakukan Wawancara HARI JAM TANGG- NARASUM- TOPIK WAWANCARA AL WAWAN BER -CARA 09-11- Rabu 08.00- Leo Pardede -Pengelolaan sistem 2016 10.00 (Pengelola pembuangan sampah Rusunawa ) -Jadwal pengambilan sampah -Kinerja Petugas di Rusunawa 10-11- kamis 10.30- Dodi -Koordinasi pengambilan 2016 11.00 (Dinas sampah Kebersihan -Jadwal pengambilan sampah Kota Medan ) Rusunawa -Kerja sama dengan pihak Rusunawa 09-11- Rabu 10.00- -Rayneldi - Sistem pembuangan sampah 2016 11.00 -Rabbayani -Kepemilikan tempat sampah -Irnawati tiap rumah (Penghuni -Jadwal pengumpulan sampah Rusunawa ) 3.5. Daftar Pertanyaan Wawancara Adapun daftar pertanyaan yang di ajukan kepada 3 sasaran yaitu : a. Pengelola Rusunawa Seruwei Belawan Daftar pertanyaan wawancara di tujukan kepada pengelola Rusunawa Seruwei Belawan yang bernama pak Leo sebagai operator air, instalasi pembuangan air limbah (IPAL) dan sanitasi. Adapun daftar pertanyaan dapat dilihat di tabel 3.4 berikut ini :

b. Dinas Kebersihan Kota Medan Labuhan Daftar pertanyaan wawancara ditujukan kepada Dinas Kebersihan Kota Medan Labuhan yang bernama pak Dodi selaku Pengawas Lapangan. Adapun daftar pertanyaan dapat dilihat di tabel 3.5 berikut ini : Tabel 3.4. Daftar Pertanyaan Wawancara Pihak Pengelola NARASUM- BER TOPIK DAFTAR PERTANYAAN Leo Putra Pengelolaan 1.Bagaimanakah pengelolaan sistem Pardede sistem pembuangan sampah pembuangan sampah di Rusunawa ini? 2.Berapa lama pengangkutan sampah dari tempat penampungan sementara (TPS) ke tempat pembuangan akhir (TPA) biasa di lakukan? 3. Faktor apa saja yang menyebabkan sampah berserakan? 4. Apakah ada rencana pembuatan saluran sampah vertikal pada bangunan? Jadwal pengambilan sampah 5.Berapa kali dalam seminggu pengumpulan sampah di lakukan oleh petugas? Kinerja Petugas 6.Apakah petugas melakukan pekerjaannya di Rusunawa sesuai dengan sistem yang berlaku? Tabel 3.5. Daftar Pertanyaan Wawancara Pihak Dinas Kebersihan NARASUM- TOPIK DAFTAR PERTANYAAN BER Dodi Kerjasama antara 1.Adakah kerja sama antar pihak Dinas Dinas Kebersihan Kebersihan dalam pengangkutan sampah di dan Rusunawa Rusunawa Seruwei Belawan? 2.Kenapa pengangkutan sampah tidak berjalan sesuai dengan perencanaan?

3.Faktor apa yang menyebabkan hal itu tidak berjalan? c. Penghuni Rusunawa Daftar pertanyaan wawancara di tujukan kepada penghuni Rusunawa Seruwei Belawan di Blok A, Blok B dan Blok C yang bernama Rayneldi, Rabbayani dan Irnawati sebagai. Adapun daftar pertanyaan dapat dilihat di tabel 3.6. berikut ini : Tabel 3.6. Daftar Pertanyaan Wawancara Penghuni Rusunawa NARASU TOPIK DAFTAR PERTANYAAN M-BER Blok A : Rayneldi Blok B: Rabbayani Blok C: Sistem Pembuangan sampah 1.Apakah anda membuang sampah langsung ke tempat pembuangan sampah 2.Apakah anda membungkus sampah dengan kantong plastik sebelum di buang? 3.Apa tanggapan saudara tentang pengelolaan sistem pembuangan sampah di Rusunawa saat ini? Irnawati Kepemilikan 4.Apakah saudara mempunyai tempat sampah milik tempat sampah pribadi? penghuni 5.Apakah saudara memisahkan sampah basah dan kering? Jadwal pengumpulan sampah oleh petugas 6.Dalam kurun waktu berapa lama pengumpulan sampah dari tong sampah ke tempat penampungan sementara (TPS) oleh petugas?

3.6. Objek Penelitian Objek penelitian pada penelitian ini adalah Rusunawa Seruwei Belawan di kawasan jalan Seruwei, kelurahan Sei mati, kecamatan Medan Labuhan. Rusunawa Seruwei Belawan tersebut memiliki 3 twin blok. Twin block A dibangun pada tahun 2006, twin block B dibangun pada tahun 2007 dan twin block C dibangun pada tahun 2009 oleh Dinas Perumahan dan Permukiman. Rusunawa ditempati oleh penduduk daerah Medan Labuhan khususnya di peruntukkan untuk masyarakat di pinggir sungai deli. Objek penelitian dapat di lihat pada gambar 3.3. di bawah ini. Sumber : Hasil Pengamatan November 2016 Gambar 3.3. Rusunawa Seruwei Belawan

Sumber : Hasil Pengamatan November 2016 Gambar 3.4. Ground Plan Rusunawa Seruwei Belawan

3.7. Lokasi Penelitian Lokasi Rusunawa berada di Sumatera Utara Kota Medan, Jalan Seruwei Kelurahan Sungai Mati Kecamatan Medan Labuhan yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Medan Deli di sebelah selatan, Kecamatan Medan Belawan disebelah Utara, Kecamatan Medan Marelan disebelah barat, dan Kabupaten Deli Serdang disebelah timur. Kecamatan Medan Labuhan merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang mempunyai luas sekitar 40,68 km2. Dari enam kelurahan di Kecamatan Medan Labuhan, Kelurahan Sungai Mati memiliki luas wilayah yang terluas yaitu sebesar 12,870 km2. Lokasi penelitian seperti yang terlihat pada gambar 3.5. di bawah ini. Sumber. https://www.google.co.id/maps/ Gambar 3.5. Lokasi Rusunawa Seruwei Belawan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengelolaan Sistem Pembuangan Sampah Rusunawa Seruwei Belawan Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir. Secara garis besar, kegiatan di dalam pembuangan sampah meliputi pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, pengangkutan sampah, pengolahan dan pembuangan akhir. Pengamatan pengelolaan sampah yang dilakukan di Rusunawa Seruwei Belawan hanya meliputi pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah dan pengangkutan sampah. Sistem pembuangan sampah dari awal sampai akhir di Rusunawa Seruwei Belawan dapat dilihat dari gambar 4.1 di bawah ini : Tempat sampah Gerobak sampah Truk sampah & Penghuni Motor gerobak TPA Bak sampah Tempat penampungan sementara (TPS) Sumber : Hasil Pengamatan November 2016 Gambar 4.1. Diagram Sistem Pembuangan Sampah

Proses pengumpulan sampah dilakukan setiap hari dari bak sampah rumah tangga yang terdapat pada tiap blok dan diangkut oleh petugas dengan gerobak sampah kemudian dikumpulkan ke tempat penampungan sementara (TPS). Selanjutnya sampah dari tempat penampungan sementara (TPS) diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) menggunakan kendaraan truk sampah dari Dinas Kebersihan Kota Medan. Proses sistem pembuangan sampah dapat dilihat pada gambar 4.2. di bawah ini : Sumber : Hasil Pengamatan November 2016 Gambar 4.2. Proses Sistem Pembuangan Sampah

4.2. Pengamatan dan Wawancara Pengelolaan Sistem pembuangan Sampah di Rusunawa Seruwei Belawan I. Pengamatan A. Pengendalian Timbulan Sampah Pada dasarnya sampah itu tidak diproduksi, tetapi ditimbulkan. Oleh karena itu dalam menentukan metode penanganan yang tepat, penentuan besarnya timbulan sampah sangat ditentukan oleh jumlah pelaku dan jenis kegiatannya. Timbulan sampah dikumpulkan dan dibuang ke tempat penampungan sementara (TPS). Terdapat tiga (3) tempat penampungan sementara (TPS), dimana tiap Blok mempunyai masing masing 1 buah tempat penampungan sementara (TPS). Jarak dari tempat sampah sementara ke bangunan adalah 7 meter. Tempat penampungan sementara (TPS) dapat dilihat dari gambar 4.3., 4.4. dan 4.5. di bawah ini Sumber : Hasil Pengamatan November 2016 Gambar 4.3. Tempat Penampungan Sementara Blok A

Sumber : Hasil Pengamatan November 2016 Gambar 4.4. Tempat Penampungan Sementara Blok B Sumber : Hasil Pengamatan November 2016 Gambar 4.5. Tempat Penampungan Sementara Blok C

Lokasi 3 tempat penampungan sementara (TPS) di Blok A, Blok B dan Blok C dapat dilihat pada gambar groundplan tempat penampungan sementara (TPS) yang ada pada gambar 4.6. di bawah ini : Sumber : Hasil Pengamatan November 2016 Gambar 4.6. Ground Plan Tempat Penampungan Sementara Rusunawa Seruwei Belawan

Diketahui bahwa panjang tempat penampungan sementara adalah 2 meter (m), lebar 1.50 meter (m) dan tinggi 1 meter (m). Untuk mendapatkan jumlah volume tempat pembuangan sementara (TPS) maka dicari menggunakan rumus menghitung volume. Rumus menghitung volume adalah : Volume (V) = panjang (P) x Lebar (L) x Tinggi (T) V= P x L x T V= 2 m x 1.5 m x 1 m V = 3 m3 = 3000 dm3 = 3000 Liter Tempat penampungan sementara (TPS) dapat dilihat dari gambar 4.7. di bawah ini : Sumber : Hasil Pengamatan November 2016 Gambar 4.7. Ukuran Tempat Penampungan Sementara (TPS) Dari hasil pengamatan terdapat timbulan di sekitar tempat penampungan sementara (TPS). Luas timbulan sampah dapat dihitung menggunakan rumus luas= panjang x lebar. Luas timbulan sampah di Blok A adalah 8m x 7m = 56 m2,

Timbulan sampah di Blok B seluas 15m x 4m = 60 m2, Timbulan sampah di Blok C seluas 7m x 2m = 14 m2. Timbulan yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar 4.8. di bawah ini : Timbulan sampah di Blok C Timbulan sampah di Blok B Timbulan sampah di Blok A Sumber : Hasil Pengamatan November 2016 Gambar 4.8. Lokasi Timbulan Sampah

B. Pengumpulan Sampah Kegiatan pengumpulan sampah dari sumbernya menuju ke lokasi tempat penampungan sementara (TPS), umunmya dilakukan dengan menggunakan gerobak dorong dari rumah-rumah menuju ke lokasi tempat penampungan sementara (TPS). Pengumpulan sampah dapat dilihat pada gambar 4.9. di bawah ini : Sumber : Hasil Pengamatan November 2016 Gambar 4.9. Pengumpulan Sampah Pengangkutan dengan gerobak sampah yang digunakan berbentuk gerobak dorong yang terbuat dari besi berjumlah 1 buah tiap Blok Rusunawa. Petugas mengangkut sampah dengan bak plastik yang diletakkan di atas gerobak dan ada juga yang langsung mengangkut dengan gerobak saja. Terdapat juga satu motor gerobak untuk mengangkut sampah dalam kondisi yang rusak. Gerobak sampah dapat dilihat pada gambar 4.10. di bawah ini : Sumber : Hasil Pengamatan November 2016 Gambar 4.10. Gerobak Sampah

Pengumpulan sampah diambil dari bak sampah berbentuk tong yang berbahan besi dan ember plastik di depan rumah hunian di lantai atas. Dalam hal akses pengumpulan sampah dari lantai 1 sampai dengan lantai 5 petugas menggunakan tangga. Jumlah bak sampah ada 9 buah dalam satu Blok. Hasil dari pengamatan terhadap jumlah bak sampah yang ada di Rusunawa Belawan, jumlah bak sampah sudah cukup namun tidak semua penghuni membuang sampah pada bak sampah yang telah disediakan karena masih banyak sampah yang berserakan. Kondisi bak sampah belum memenuhi standar karena banyak bak sampah yang tidak ada tutupnya dan terbuat dari bahan yang mudah berkarat. Adapun gambar bak sampah dapat dilihat dari gambar 4.11 di bawah ini : Sumber : Hasil Pengamatan November 2016 Gambar 4.11. Bak Sampah

Lokasi penempatan bak sampah berada di pertengahan tangga lantai 1 terdapat satu bak sampah, dan di pinggir koridor tengah lantai 2-5 terdapat 2 buah bak sampah. Hal ini mengakibatkan sampah yang ada di bak sampah terkena tempiasan hujan dan masuknya air. Lokasi bak sampah dapat dilihat dari gambar 4.12 dan 4.13 di bawah ini : Gambar 4.12. Lokasi Penempatan Tong Sampah di Lantai 1 Rusunawa Seruwei Belawan

Sumber : Hasil Pengamatan November 2016 Gambar 4.13. Lokasi Penempatan Tong Sampah di Lantai 2 Rusunawa Seruwei Belawan

c. Saluran sampah vertikal (Shaft) Saluran sampah vertikal(shaft) yaitu instalasi berupa pembuangan sampah dengan sistem cerobong/pipa vertikal yang dibuang secara gravitasi disetiap lantai bangunan bertingkat berupa sampah yang tidak mudah terurai seperti sampah konsumsi sehari-hari berupa plastik, sisa makanan, kertas dan lainnya yang ditampung di lantai dasar bangunan berupa tempat penampungan dan kemudian didistribusikan ke truk pembuangan sampah. Dari hasil pengamatan terhadap saluran sampah di Rusunawa Seruwei Belawan diketahui bahwa belum ada saluran sampah dari lantai atas. Dapat dilihat dari gambar 4.14. di bawah ini : Sumber : Hasil Pengamatan November 2016 Gambar 4.14. Tidak Adanya Saluran Sampah C. Pengangkutan Sampah Pengangkutan yaitu kegiatan pengangkutan sampah dari tempat penampungan sementara (TPS) menuju lokasi pembuangan pengolahan sampah atau lokasi tempat pembuangan akhir (TPA). Gambar pengangkutan sampah dapat dilihat pada gambar 4.15. di bawah ini :

Sumber : Hasil Pengamatan November 2016 Gambar 4.15. Pengangkutan Sampah Pembuangan sampah dilakukan dengan menggunakan keranjang bambu, sampah dikumpulkan di keranjang lalu diangkat dan dimasukkan ke dalam truk sampah. Truk sampah beroperasi pada pagi hari sekitar jam 8 pagi. Gambar pengangkutan dengan truk sampah dapat dilihat pada gambar 4.16. di bawah ini : Sumber : Hasil Pengamatan November 2016 Gambar 4.16. Truk Sampah

II. Wawancara a. Pengelola Rusunawa Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Pengelola Rusunawa Seruwei Belawan yaitu Pak Leo selaku operator air dan sanitasi di Rusunawa Seruwei Belawan, dapat diketahui tentang pengelolaan sistem pembuangan sampah yang ada di Rusunawa Belawan yaitu : - Sampah dikumpul petugas setiap hari - Sampah dibuang tidak pada tempatnya - Pembuangan sampah dari TPS ke TPA dapat memakan waktu lebih dari 2 minggu - Belum adanya saluran sampah dari lantai atas - Kinerja petugas kurang baik Maka dapat dianalisa bahwa sampah sudah dikumpul petugas setiap hari namun masih banyak sampah berserakan karena penghuni masih membuang sampah sembarangan. Sosialisasi pentingnya pembuangan sampah pada tempatnya perlu ditingkatkan. belum adanya saluran pembuangan sampah dari lantai atas. Kinerja Petugas kebersihan perlu dioptimalkan dan penjadwalan pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) perlu dijalankan sesuai dengan kesepakatan antara pengelola Rusunawa Seruwei Belawan dan Dinas Keberihan kota Medan Labuhan. b. Dinas Kebersihan Kota Medan Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Dinas Kebersihan Medan Labuhan yaitu pak Dodi selaku Pengawas Lapangan, diperoleh data bahwa kerja sama antar pihak Dinas Kebersihan dalam pengangkutan sampah di Rusunawa Seruwei Belawan ada, tapi tidak berjalan karena pengangkutan hanya dilakukan bila diminta oleh pihak Rusunawa Seruwei Belawan. Maka dapat dianalisa bahwa faktor yang menyebabkan pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) tidak berjalan adalah kurangnya

komunikasi antara Pihak Rusunawa dan Dinas Kebersihan Kota Medan. Dengan demikian diperlukan ada nya peran aktif dari kedua pihak agar pengelolaan sistem pembuangan sampah berjalan sebagaimana mestinya. c. Penghuni Rusunawa Seruwei Belawan Berdasarkan Hasil wawancara dengan 3 penghuni Rusunawa Seruwei Belawan, pak Raynaldi yang berada di Blok A lantai 2 nomor 04, ibu Rabbayani, AM.Keb di Blok B Lantai 2 nomor 19 dan Irnawati di Blok C Lantai 5 nomor 20. Diperoleh data sebagai berikut : -Belum ada pemisahan sampah basah dan kering oleh penghuni -Penghuni tidak membuang sampah di bak sampah yang disediakan -Sampah penghuni dibuang dengan kantong plastik ada juga yang dibuang tanpa kantong plastik. -Pengosongan sampah penghuni oleh petugas kurang dari 24 jam Maka dapat dianalisa bahwa pengosongan sampah perlu dipercepat sehingga sampah basah tidak menimbulkan bau. Penyediaan bak sampah basah dan kering harus diadakan agar memudahkan proses pembuangan sampah. Kesadaran penghuni perlu ditingkatkan dalam hal kesehatan lingkungan. Berdasarkan identifikasi pengelolaan sampah di Rusunawa Seruwei Belawan pada kondisi sekarang, maka dapat dibandingkan dengan kondisi ideal Peraturan Menteri Pekerja Umum (Permen PU) dan Standar Nasional Indonesia (SNI). Dapat dilihat dari tabel 4.1. di bawah ini Tabel.4.1. Perbandingan Pengelolaan Sistem Pembuangan Sampah pada Rusunawa Seruwei Belawan Dengan Peraturan Menteri Pekerja Umum (Permen PU) dan Standart Nasional Indonesia (SNI) PERATURAN KONDISI IDEAL/ CAPAIAN YANG SEHARUSNYA KONDISI DI LAPANGAN Permen PU Nomor Dilengkapi TPS dan diletakkan Memiliki TPS yang terpisah, dan dapat di Rusunawa memiliki TPS yang terpisah yang

60/PRT/ 1992 terpisah dari jangkau oleh truk berjarak 7 meter dari tentang Rusunawa, serta sampah. bangunan dan dapat di Persyaratan dapat dijangkau jangkau oleh gerobak Teknis oleh truk sampah. sampah. Pembangunan Rumah Susun, pasal 60. Permen PU Sampah yang Pembungkus harus Masih banyak sampah Nomor dibuang ke TPS terbuat dari bahan yang dibuang ke TPS 60/PRT/1992 harus dibungkus kedap bau dan air begitu saja tanpa tentang dengan alat dan dibuang ke TPS. pembungkus yang Persyaratan pembungkus yang kedap bau dan air. Teknis kedap bau dan air. Pembangunan Rumah Susun, pasal 26. Standar Sarana pelengkap Dengan jumlah 5 Satu kepala keluarga Nasional Indonesia(SNI) 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan persampahan ditiap rumah dengan jumlah jiwa ratarata 5 orang adalah bak sampah pribadi. orang tiap kepala keluarga mempunyai satu bak sampah pribadi sebagai sarana pelengkap. terdiri dari 4 orang dan mempunyai 1 bak sampah pribadi Perumahan di Perkotaan Permen PU Pewadahan sampah Pewadahan sampah Pewadahan sampah di Nomor ditiap satuan rusun terbuat dari bahan unit hunian Rusunawa 60/PRT/1992 dapat dibuat dari permanen dan semi bersifat permanen yaitu tentang bahan permanen permanen untuk tempat penampungan Persyaratan atau semi mempermudah sementara (TPS) dan Teknis permanen. proses pengelolaan semi permanen berupa Pembangunan sampah. bak berbentuk tong Rumah Susun, berbahan besi dan pasal 26. ember plastik.

Permen PU Bak sampah dibuat Bak sampah yang Bak sampah di Nomor dari bahan kedap terbuat dari bahan Rusunawa Seruwei 60/PRT/1992 tentang Persyaratan Teknis Pembangunan Rumah Susun, pasal 60. bau dan air, dan tidak mudah berkarat. kedap bau dan air tidak menimbulkan bau dan masuk nya air serta tahan karat. Belawan tidak terbuat dari bahan kedap bau dan air. Bak sampah terbuat dari bahan plastik dan tong besi yang berkarat. Standar pewadahan Mempunyai Rusunawa memiliki Nasional Indonesia (SNI) No 19-2454-2002 tentang tata cara teknik komunal bentuknya berupa kotak, silinder, kontainer, bin (tong) yang bertutup beberapa pewadahan komunal dengan bentuk kotak, silinder, kontainer, dan tong yang bertutup. pewadahan komunal berbentuk tong yang tidak bertutup operasional pewadahan Mempunyai wadah Memiliki bak sampah pengelolaan sampah perkotaan komunal sifatnya Ringan, mudah dipindahkan dan dikosongkan komunal yang ringan, mudah di pindahkan dan dikosongkan yang cukup ringan Pewadahan Mempunyai wadah Mimiliki wadah komunal terbuat dari bahan logam, plastik, fiberglass, kayu, bambu, rotan komunal yang terbuat dari bahan logam, plastik, fiberglass, kayu, bambu, rotan komunal yang terbuat dari bahan besi. Dan ada juga dari plastik. Permen PU Seluruh instalasi Seluruh instalansi Instalasi sampah tidak nomor : utilitas harus utilitas melalui menggunakan 05/prt/m/2007 melalui saluran, dan saluran saluran/lubang (Shaft ). tentang saluran/lubang dirancang dengan pedoman teknis (shaft), estetika dan pembangunan perencanaan kemudahan

rumah susun saluran/lubang perawatan sederhana (shaft) harus bertingkat memperhitungkan tinggi estetika dan kemudahan perawatan. Permen PU Saluran sampah Saluran harus kedap Rusunawa tidak Nomor dipakai bahan bau dan air juga memiliki saluran 60/PRT/1992 kedap bau dan air, tahan karat dan sampah. tentang tahan karat. Ukuran diameter minimal 50 Persyaratan sisi/diameter cm. Dengan adanya Teknis penampang terkecil saluran sampah dapat Pembangunan sekurang- memudahkan Rumah Susun, kurangnya 50 cm. pembuangan sampah pasal 26. dari lantai atas. Permen PU Dilengkapi gerobak Mempunyai gerobak Rusunawa dilengkapi 3 Nomor sampah dari bahan sampah yang tidak buah gerobak sampah, 60/PRT/1992 yang tidak mudah mudah berkarat dan terbuat dari besi dan tentang berkarat dan mudah mudah dipelihara dan ember plastik di Persyaratan dipelihara. dapat digunakan atasnya tidak berkarat Teknis dalam jangka waktu dan mudah untuk Pembangunan yang lama. dipelihara Rumah Susun, Dilengkapi truk Mempunyai truk Rusunawa tidak pasal 60. sampah yang dapat sampah yang dapat dilengkapi dengan truk menjangkau menjangkau TPS sampah. sekurang sehingga kurangnya ke TPS mempermudah dan dapat proses pengangkutan mengangkut dan pembuangan sampah dari TPS ke sampah dari TPS ke TPA TPA. Permen PU Sistem Adanya koordinasi Kurangnya koordinasi Nomor pembuangan dengan sistem dengan sistem jaringan

60/PRT/1992 sampah pada jaringan pembuangan pembuangan sampah tentang satuan rusun dan sampah yang dengan Dinas Persyaratan bangunan rusun tersedia dapat Kebersihan kota Medan. Teknis harus ter- membuat proses Pembangunan koordinasikan pembuangan sampah Rumah Susun, dengan sistem berjalan dengan baik. pasal 26. jaringan pembuangan sampah pada lingkungan yang tersedia. Berdasarkan pengamatan lapangan, tiap unit hunian penghuni mempunyai satu(1) bak sampah pribadi. Penghuni tidak membungkus sampah pribadi dengan kantong plastik ke dalam bak sampah. Jenis bak sampah di unit hunian Rusunawa bersifat semi permanen. Terdapat 1-2 bak sampah di tiap lantai. Bak tersebut terbuat dari bahan plastik dan tong besi yang berkarat, tidak kedap bau dan air. Bak sampah juga cukup ringan untuk dipindahkan dan dikosongkan. Rusunawa Seruwei Belawan tidak memiliki saluran/lobang (shaft) sampah dari lantai atas untuk membuang sampah sehingga petugas kesulitan dalam pengumpulan sampah dan menyebabkan penghuni dari lantai atas membuang sampah sembarangan. Rusunawa tidak dilengkapi dengan truk sampah. Kurangnya koordinasi dengan sistem jaringan pembuangan sampah mengakibatkan sistem pembuangan sampah pada Rusunawa tidak berjalan dengan baik. 4.3. Pembahasan Pengelolaan Sistem Pembuangan Sampah di Rusunawa Seruwei Belawan - Jumlah penghuni Rusunawa untuk satu blok ada 96 kepala keluarga (KK) terdiri dari 24 KK tiap lantai nya. Jumlah satu KK adalah 4 orang. Total orang di satu blok adalah 384 orang. Rata rata timbulan sampah per orangnya satu hari mencapai 2,5 L/org/hari. Sehingga timbulan sampah yang dapat di hasilkan dalam satu hari sebesar 960 Liter.

Berdasarkan daya tampung tempat penampungan sementara (TPS) yang ada di Rusunawa hanya dapat menampung 3000 Liter sampah. Jumlah volume sampah penghuni dapat menghasilkan 960 Liter/blok/hari. Dengan demikian TPS hanya dapat menampung sampah hanya dalam waktu 3 hari dengan total timbulan 2.880 liter/blok. Oleh karena itu, pengangkutan sampah dari tempat penampungan sementara (TPS) ke tempat pembuangan akhir (TPA) harus di lakukan tidak lebih dari 3 hari sehingga tidak terjadi timbulan sampah di sekitar tempat penampungan sementara (TPS) Rusunawa Belawan. - Hasil dari pengamatan terhadap jumlah bak sampah yang ada di Rusunawa Seruwei Belawan. Jumlah bak sampah sudah cukup namun tidak semua penghuni membuang sampah pada bak sampah yang telah disediakan karena masih banyak sampah yang berserakan. Kondisi bak sampah belum memenuhi standar karena tidak ada tutup nya dan terbuat dari bahan yang mudah berkarat. Dengan demikian pengadaan bak sampah yang tahan karat dan tertutup di perlukan. Tidak adanya pemisahan bak sampah basah dan kering sehingga perlu diadakan pemisahan bak sampah. - Dari hasil pengamatan terhadap saluran sampah vertikal(shaft) di Rusunawa Seruwei Belawan diketahui bahwa belum ada saluran sampah vertikal (Shaft) dari lantai atas. Kondisi ini mempersulit penghuni membuang sampah dari lantai atas dan menyebabkan sampah dibuang sembarangan. Untuk itu pembuatan saluran sampah vertikal (Shaft) sangat diperlukan. - Dari hasil pengamatan pengangkutan sampah dengan gerobak sampah, kondisi gerobak sampah cukup baik untuk mengangkut sampah ke tempat penampungan sementara (TPS) yang ada di Rusunawa Seruwei Belawan.

- Dari hasil pengamatan pengangkutan truk sampah sudah ada namun belum berjalan dengan baik Untuk itu penjadwalan dan pengawasan harus sesuai dengan sistem yang ada. Dalam pembahasan pengelolaan sistem pembuangan sampah pada Rusunawa Seruwei Belawan, untuk mengetahui kondisi pengelolaan sampah pada Rusunawa Seruwei Belawan apakah sudah sesuai atau tidak dengan Permen PU dapat dilihat pada tabel 4.2. di bawah ini : Tabel 4.2. Pembahasan Kondisi Pengelolaan Sampah di Rusunawa Belawan Kondisi Pengelolaan Sampah SESUAI TIDAK SESUAI Permen PU Nomor 60/PRT/1992 tentang Persyaratan Dilengkapi TPS dan diletakkan terpisah dari Rusunawa, serta dapat dijangkau oleh truk sampah. Teknis Pembangunan Rumah Susun, pasal 60. Permen PU Nomor 60/PRT/1992 tentang Persyaratan Teknis Sampah yang dibuang ke TPS harus dibungkus dengan alat pembungkus yang kedap bau dan air. Pembangunan Rumah Susun, pasal 26. SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Sarana pelengkap persampahan ditiap rumah dengan jumlah jiwa Perencanaan rata-rata 5 orang adalah bak Lingkungan Perumahan di Perkotaan sampah pribadi. Permen PU Nomor 60/PRT/1992 Pewadahan sampah disetiap satuan rusun dapat dibuat dari

tentang Persyaratan Teknis Pembangunan Rumah Susun, pasal 26. Permen PU Nomor 60/PRT/1992 tentang Persyaratan Teknis Pembangunan Rumah Susun, pasal 60. Standar Nasional Indonesia (SNI) No 19-2454-2002 tentang tata cara teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan Permen PU nomor : 05/prt/m/2007 tentang pedoman teknis pembangunan rumah susun sederhana bertingkat tinggi bahan permanen atau semi permanen. Bak sampah dibuat dari bahan kedap bau dan air, dan tidak mudah berkarat. pewadahan komunal bentuknya berupa kotak, silinder, kontainer, bin (tong) yang bertutup pewadahan komunal sifatnya Ringan, mudah dipindahkan dan dikosongkan Pewadahan komunal terbuat dari bahan logam, plastik, fiberglass, kayu, bambu, rotan Seluruh instalasi utilitas harus melalui saluran/lubang (shaft), perencanaan saluran/lubang (shaft) harus memperhitungkan estetika dan kemudahan perawatan.

Permen PU Nomor 60/PRT/1992 tentang Persyaratan Teknis Pembangunan Rumah Susun, pasal 26. Saluran sampah dipakai bahan kedap bau dan air, tahan karat. Ukuran sisi/diameter penampang terkecil sekurang-kurangnya 50 cm. Permen PU Nomor 60/PRT/1992 tentang Persyaratan Dilengkapi gerobak sampah dari bahan yang tidak mudah berkarat dan mudah dipelihara. Teknis Pembangunan Dilengkapi truk sampah yang dapat menjangkau sekurang Rumah Susun, kurangnya ke TPS dan dapat pasal 60. mengangkut sampah dari TPS ke TPA Permen PU Nomor 60/PRT/1992 tentang Persyaratan Teknis Pembangunan Rumah Susun, pasal 26. Sistem pembuangan sampah pada satuan rusun dan bangunan rusun harus terkoordinasikan dengan sistem jaringan pembuangan sampah pada lingkungan yang tersedia. TOTAL 5 8 Dari pembahasan kondisi sistem pembuangan sampah Rusunawa Seruwei Belawan didapatkan 5 kondisi sistem pembuangan sampah Rusunawa Seruwei Belawan yang sudah sesuai yaitu : 1. Rusunawa memiliki TPS yang terpisah yang berjarak 7 meter dari bangunan sudah sesuai dengan peraturan karena terpisah dari bangunan Rusunawa. 2. Dimilikinya tong sampah pribadi sudah sesuai aturan karena hampir semua kepala keluarga memiliki bak sampah pribadi.

3. Pewadahan sampah di unit hunian Rusunawa sudah sesuai karena bersifat permanen dan semi permanen yaitu tempat penampungan sementara (TPS) berupa ember plastik dan tong besi. 4. Bak sampah cukup ringan untuk dipindahkan dan dikosongkan. 5. Dilengkapi gerobak sampah dari bahan yang tidak mudah berkarat dan mudah dipelihara. Terdapat 8 hal yang tidak sesuai dalam kondisi sistem pembuangan sampah Rusunawa Seruwei Belawan dengan Permen PU dan SNI yaitu : 1. Masih banyak sampah yang tidak dibungkus plastik dibuang ke TPS begitu saja akibatnya sampah berserakan dan sulit membuang nya, seharusnya sampah dibungkus plastik terlebih dahulu. 2. Bak sampah yang ada di Rusunawa hanya terbuat dari tong besi berkarat yang terbuka sehingga menimbulkan bau tidak sedap dan masuknya air. 3. Tempat sampah berbentuk tong tetapi tidak bertutup. 4. Bahan bak sampah tidak sesuai dengan bahan menurut standart, bahan bak sampah terbuat dari besi. 5. Instalasi sampah tidak menggunakan saluran sampah vertikal(shaft) seharusnya penyediaan saluran sampah vertikal (shaft) dibuat pada bangunan Rusunawa. Tidak adanya saluran sampah vertikal (shaft) sampah mengakibatkan banyaknya sampah berserakan sehingga pengelolaan sistem pembuangan sampah dari lantai atas ke lantai bawah lebih sulit dilakukan. 6. Tidak adanya saluran sampah vertikal (shaft) sampah minimal diameternya 50 cm yang kedap air, bau dan tahan karat pada Rusunawa. 7. Tidak dilengkapinya truk sampah di Rusunawa Seruwei Belawan mengakibatkan pembuangan sampah ke TPA menjadi terhambat. 8. Ketidaksesuaian koordinasi antara Pihak Rusunawa Seruwei Belawan dan Dinas kebersihan membuat tidak adanya jadwal pengangkutan secara tetap dan berakibat pada timbunan sampah yang menumpuk dan berserakan. Dari hasil tabel di atas terdapat 5 kondisi sistem pembuangan sampah Rusunawa Seruwei Belawan yang sudah sesuai dengan peraturan menteri pekerja

umum (Permen PU) dan standart nasional Indonesia (SNI). Kemudian terdapat 8 kondisi sistem pembuangan sampah Rusunawa Belawan yang tidak sesuai dengan peraturan menteri pekerja umum (Permen PU) dan standart nasional Indonesia (SNI). Dengan demikian masih ada sistem pembuangan sampah yang harus diperbaiki dan disesuaikan. 4.4. Usulan Metoda Pengelolaan Sistem Pembuangan Sampah di Rusunawa Seruwei Belawan Metoda Sistem pembuangan sampah dari proses awal sampai tempat pembuangan akhir dapat diusulkan pada Rusunawa Seruwei Belawan dapat dilihat dari gambar 4.17. di bawah ini : Sampah Penghuni Gerobak sampah/ Truk sampah Truk sampah Dinas Kebersihan Pengumpulan Pengangkutan TPA Bak sampah Saluran(Shaft) sampah Tempat penampungan sementara (TPS) Gambar 4.17. Usulan Sistem Pembuangan Sampah Metoda pengelolaan sistem pembuangan sampah yang diusulkan pada Rusunawa Seruwei Belawan ini yaitu adanya penggantian bak sampah dengan bak sampah yang memakai bahan sesuai standart nasional Indonesia(SNI). Dan dilakukan penambahan berupa saluran sampah vertikal(shaft) untuk memudahkan penghuni membuang sampah dari lantai atas. Penyediaan truk sampah di Rusunawa Belawan juga akan di jadwalkan ulang sesuai kapasitas tempat penampungan sementara sebanyak 2-3 hari untuk

mengangkut sampah ke tempat penampungan sementara(tps) dan mengangkut sampah dari tempat penampungan sementara (TPS) ke tempat pembuangan akhir (TPA). 4.4.1.Saluran Sampah Vertikal (Shaft) Saluran sampah vertikal (Shaft) sampah yang ditambahkan sebanyak dua (2), saluran ditambahkan pada sisi kanan dan kiri. Saluran sampah vertikal (Shaft) juga dipisahkan antara sampah basah dan kering.. Pintu/lubang pembuangan dibuat tertutup. penampungnya berupa bak sampah yang dapat menampung hingga 750 liter. Letak saluran sampah vertikal (Shaft) dapat dilihat pada lampiran 1 dan gambar potongan saluran sampah vertikal (Shaft) sampah dapat dilihat pada lampiran 2. 4.4.2.Bak Sampah Bak sampah yang ada di Rusunawa Seruwei Belawan terbuat dari bahan besi dan berbentuk tong dan juga ember plastik yang tidak tertutup. Usulan yang akan diberikan untuk mendapatkan bak sampah yang lebih baik adalah dengan mengganti bak sampah dengan bak sampah yang berbahan fiberglass yang memiliki tutup. Kemudian akan dibuat pemisahan antara sampah basah, kering dan sampah berbahaya. Untuk mengurangi sampah juga bisa dibuat bak sampah daur ulang yang mengusung konsep penggunaan kembali barang bekas. Adapun gambar bak sampah dapat dilihat pada gambar 4.18. di bawah ini :

Gambar 4.18. Usulan Bak Sampah Bak sampah model ini terbuat dari bahan fiberglass dan dapat menampung sebanyak 40-60liter. Peletakkan bak sampah tetap berada di tengah koridor untuk memudahkan akses pembuangan sampah oleh penghuni. Gambar dapat dihat pada lampiran 3.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan terhadap pengelolaan sistem pembuangan sampah di Rusunawa Seruwei Belawan maka dapat disimpulkan bahwa masih terjadinya timbulan sampah di luar tempat penampungan sampah karena tempat penampungan sementara (TPS) tidak dipergunakan secara optimal. Petugas kebersihan belum bekerja dengan optimal dalam proses pengumpulan sampah karena masih ada sampah berserakan. Proses pengumpulan sampah dari bak sampah ke tempat penampungan sementara (TPS) sudah berjalan baik dengan menggunakan gerobak dorong yang ada di Rusunawa. Pengangkutan sampah dari tempat penampungan sementara (TPS) ke tempat pembuangan akhir (TPA) belum berjalan baik karena truk sampah hanya datang jika ada permintaan dari pihak Rusunawa. Berdasarkan hasil dan pembahasan terhadap penilaian (evaluasi) pengelolaan sistem pembuangan sampah Rusunawa Seruwei Belawan maka dapat disimpulkan bahwa Rusunawa memiliki tempat penampungan sementara (TPS) yang terpisah yang berjarak 7 meter dari bangunan. Hampir semua tiap kepala keluarga memiliki bak sampah pribadi. Sudah ada pewadahan sampah di unit hunian Rusunawa yang bersifat permanen dan semi permanen yaitu tempat penampungan sementara (TPS) dan bak sampah berupa ember plastik dan tong besi. Rusunawa Seruwei Belawan sudah dilengkapi gerobak sampah dari bahan yang tidak mudah berkarat dan mudah dipelihara. Terdapat juga beberapa hal yang tidak sesuai dalam pengelolaan sistem pembuangan sampah di Rusunawa Seruwei Belawan yaitu masih ada penghuni membuang sampah tanpa dibungkus plastik, akibatnya sampah berserakan dan mempersulit proses pengumpulan oleh petugas. Pemisahan sampah basah dan kering belum dilakukan oleh penghuni Rusunawa Seruwei Belawan. Bak sampah

yang ada di Rusunawa hanya terbuat dari tong besi berkarat yang terbuka sehingga menimbulkan bau tidak sedap dan masuknya air. Peletakkan tong sampah yang tidak tepat mengakibatkan tong sampah terkena tempiasan air hujan sehingga sampah menjadi basah. Proses pembuangan sampah oleh penghuni dari lantai atas tidak menggunakan saluran sampah vertikal (Shaft) sampah vertikal karena tidak ada. Dalam hal fasilitas pembuangan sampah milik Rusunawa, Rusunawa tidak dilengkapi truk sampah yang berakibat pada tidak dapat dilakukannya pembuangan sampah dari tempat penampungan sementara (TPS) ke tempat pembuangan akhir (TPA). Pengangkutan sampah dari Dinas Kebersihan kota belum terjadwal dengan baik sehingga terjadi penumpukan sampah. Timbulan sampah di tempat penampungan sementara (TPS) yang harus diambil truk sampah dalam waktu 3 hari tidak di angkut ke tempat pembuangan akhir (TPA). Berdasarkan kondisi lapangan dan peraturan menteri pekerja umum (Permen PU) dan standart nasional Indonesia (SNI) yang ada membuktikan bahwa kurangnya keperdulian dari pengelola Rusunawa Seruwei Belawan dan Pemerintah Daerah terhadap pengelolaan sistem pembuangan sampah di Rusunawa Seruwei Belawan. Pengelolaan sistem pembuangan sampah di Rusunawa Seruwei Belawan masih belum berjalan dengan baik. Pengelolaan belum berjalan semestinya dan belum sesuai dengan peraturan menteri pekerja umum (Permen PU) dan standart Nasional Indonesia(SNI) disebabkan bak sampah yang tidak memenuhi standart, saluran sampah vertikal (Shaft) tidak ada dan tidak tersedianya truk sampah untuk pengangkutan dari tempat penampungan sementara(tps) ke tempat pembuangan akhir(tpa) pada Rusunawa Seruwei Belawan. Untuk pengelolaan sampah yang lebih baik dan sesuai standart pada Rusunawa Seruwei Belawan perlu mengganti bak sampah berupa bak pemisahan sampah basah dan kering dengan bak yang tahan karat, air dan tertutup sesuai standart, peletakkan bak sepeti lampiran 3. Lalu dibuat saluran sampah vertikal(shaft), peletakkan seperti lampiran 1 dan potongan saluran sampah vertikal(shaft) seperti lampiran 2. Kemudian perlu dibuat penjadwalan ulang untuk pengangkutan dengan truk sampah, penyediaan truk sampah 3 hari sekali.

5.2. Saran Saran yang dapat menjadi pertimbangan untuk penelitian selanjutnya supaya hasil penelitian tidak bias dapat menambahkan variabel penelitian berupa pengolahan, pembuangan akhir dan pendalaman salah satu sistem sehingga hasil penelitian dapat dikembangkan lebih terarah.