WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR: 30 TAHUN TENTANG TATA CARA PENDATAAN OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA DAERAH KOTA SEMARANG

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 12 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 35 TAHUN TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM,

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 32 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR : 45 TAHUN 2012

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 36 TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM,

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437)

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 19 TAHUN 2016

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENDATAAN DAN PENDAFTARAN OBJEK DAN SUBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN

WALIKOTA SURAKARTA PERATURANWALIKOTASURAKARTA TENTANG PENGELOLAANADMINISTRASIPAJAKBUMI DAN BANGUNAN PERDESAANDANPERKOTAAN WALIKOTASURAKARTA,

TENTANG PENDAFTARAN, PENDATAAN DAN PENILAIAN OBJEK DAN SUBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN WALIKOTA SURABAYA,

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 33 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 33 TAHUN 2011

WALIKOTA PAREPARE, PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG KLASIFIKASI NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUPATI MALANG,

PEMERINTAH ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 42 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

TENTANG BENTUK DAN ISI FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG DAN SURAT SETORAN PAJAK DAERAH PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN

PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MEDAN TENTANG

BUPATI NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 51 TAHUN 2013

PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR : 26 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN LINPERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 24 TAHUN 2018 TENTANG PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENILAIAN OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PENERBITAN SURAT KETERANGAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK

PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 34 TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PARIAMAN,

BUPATI TANAH LAUT PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 150/PMK.03/2010 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGURANGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 254/PMK.03/2014

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 6

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 29 Tahun : 2015

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 254/PMK.03/2014 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENELITIAN DAN PEMERIKSAAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 5

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR : 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BENGKULU UTARA PROPINSI BENGKULU PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KOTA BOGOR PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG

1 of 11 7/26/17, 12:19 AM

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 34 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

260 TAHUN 2015 PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN TAHUN 2016

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 27 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENERBITAN

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA MUTASI SEBAGIAN / SELURUHNYA OBJEK DAN SUBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

- 3 - Pasal I. Pasal 1

TENTANG NILAI JUAL OBJEK PAJAK SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 10 TAHUN 2012 T E N T A N G

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGURANGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 35 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 19 Tahun 2015 Seri B Nomor 3 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 124 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI INDRAGIRI HULU PERATURAN BUPATI INDRAGIRI HULU NOMOR : 74 TAHUN 2012

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 4 SERI B PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG,

WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 46 TAHUN 2013

PER - 36/PJ/2011 PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERHUTANAN

Transkripsi:

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR: 30 TAHUN 20122 TENTANG TATA CARA PENDATAAN OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 11 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 7 Tahun 2012 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, dipandang perlu diatur dengan Peraturan Walikota; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu menetapkan Peraturan Walikota Mataram tentang Tata Cara Pendataann Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1993, tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Mataram (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3531); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1997 tentang Badan Penyelesaian Sengketa Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649); 3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3686) sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengan Undang-UndangNomor 19 Tahun 2000 tentang Perubahan kedua atas Undang- Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3987); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 9. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000 tentang Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 247, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4049); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 13. Peraturan PemerintahNomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738);

15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.07/2010 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Terhadap Pelanggaran Ketentuan di Bidang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 16. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 7 Tahun 2012 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (Lembaran Daerah Kota Mataram Tahun 2012 Nomor 1 Seri B). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA MATARAM TENTANG TATA CARA PENDATAAN OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kota Mataram. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Mataram. 3. Walikota adalah Walikota Mataram. 4. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Kota Mataram. 5. Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 6. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disingkat PBB-P2 adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan untuk sektor perkotaan kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. 7. Bumi adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut wilayah Kota Mataram. 8. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan pedalaman dan/atau laut. 9. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak. 10. Objek Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut Objek Pajak adalah bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

11. Wajib Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas Bumi dan/atau memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan. 12. Nilai Jual Objek Pajak, yang selanjutnya disingkat NJOP, adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, atau bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru, atau NJOP pengganti. 13. Surat Pemberitahuan Objek Pajak, yang selanjutnya disingkat SPOP, adalah surat yang digunakan oleh Subjek Pajak untuk melaporkan data subjek dan Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah. 14. Nomor Objek Pajak yang selanjutnya disingkat NOP adalah Nomor identifikasi Objek Pajak termasuk objek yang tidak dikenakan pajak yang mempunyai karakteristik unik, permanen, standar dengan satuan blok dalam wilayah administrasi pemerintahan kelurahan. 15. Pendaftaran adalah Kegiatan subjek pajak untuk mendaftarkan Objek Pajaknya dengan cara mengisi Surat Pemberitahuan Objek Pajak. 16. Pendataan adalah rangkaian kegiatan untuk memperoleh, mengumpulkan, melengkapi dan menatausahakan data Objek Pajak dan subjek Pajak Bumi dan Bangunan. 17. Penilaian adalah Kegiatan untuk menentukan Nilai Jual Objek Pajak yang akan dijadikan dasar pengenaan pajak, dengan menggunakan pendekatan data pasar, pendekatan biaya, dan pendekatan kapitalisasi pendapatan. 18. Pemeliharaan Basis Data adalah Kegiatan memperbaharui atau menyesuaikan basis data yang telah terbentuk sebelumnya melalui kegiatan verifikasi/penelitian. 19. Basis Data adalah Kumpulan informasi objek dan subjek Pajak Bumi dan Bangunan serta data pendukung lainnya dalam suatu wilayah administrasi pemerintahan tertentu serta disimpan dalam media penyimpanan data. BAB II PENDATAAN OBJEK PAJAK Pasal 2 (1) Dalam rangka pemungutan PBB-P2, Pemerintah Daerah melakukan pendataan dan penilaian Objek Pajak.

(2) Sepanjang belum memiliki basis data tersendiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Daerah menggunakan Basis Data yang berasal dari pelimpahan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang tertuang dalam Aplikasi Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP) PBB-P2. (3) Pemerintah Daerah dapat mengembangkan aplikasi SISMIOP sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi. Pasal 3 (1) Pendataan Objek Pajak dilakukan melalui kegiatan : a. Pemeliharaan pasif yaitu menerima pendaftaran dan/atau b. Pemeliharaan aktif yaitu melakukan verifikasi Objek Pajak. (2) Pemeliharaan pasif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan oleh subjek Pajak dengan cara mengisi, menandatangani, dan menyerahkan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP). (3) Pemeliharaan pasif dalam rangka pemberian pelayanan kepada subjek pajak dilakukan di Kantor Dinas Pendapatan atau tempat lain yang ditunjuk. (4) Dalam rangka pendataan, subjek pajak wajib mendaftarkan Objek Pajaknya dengan mengisi SPOP. (5) Surat Pemberitahuan Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus diisi dengan jelas, benar, dan lengkap serta ditandatangani dan disampaikan kepada Dinas Pendapatan yang wilayah kerjanya meliputi letak Objek Pajak, selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari kerja setelah tanggal diterimanya SPOP oleh Subjek Pajak. (6) Formulir SPOP disediakan dan dapat diperoleh dengan cumacuma di Dinas Pendapatan atau di tempat-tempat lain yang ditunjuk. (7) Tata cara pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan. Pasal 4 (1) Pemeliharaan aktif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b dilakukan oleh Dinas Pendapatan dengan menggunakan formulir SPOP. (2) Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b dilakukan dengan verifikasi data Objek Pajak yaitu dengan mencocokkan data yang ada di Kantor Dinas Pendapatan dengan kondisi sebenarnya objek dan subjek pajak di lapangan. Pasal 5 (1) Setiap Objek Pajak diberikan Nomor Objek Pajak untuk pengadministrasian data PBB-P2.

(2) Struktur NOP terdiri dari 18 (delapan belas) digit, dengan urutan: a. Digit ke-1 dan ke-2 merupakan kode propinsi; b. Digit ke-3 dan ke-4 merupakan kode kota; c. Digit ke-5 sampai dengan digit ke-7 merupakan kode kecamatan; d. Digit ke-8 sampai dengan digit ke-10 merupakan kode kelurahan; e. Digit ke-11 sampai dengan digit ke-13 merupakan kode nomor urut blok; f. Digit ke-14 sampai dengan digit ke-17 merupakan kode urut Objek Pajak; dan g. Digit ke-18 merupakan kode tanda khusus. Pasal 6 (1) Penilaian objek PBB-P2 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dilakukan oleh Dinas Pendapatan. (2) Penilaian Objek Pajak dapat dilakukan secara massal maupun individual. (3) Objek Pajak standar dilakukan penilaian secara massal, sedangkan Objek Pajak tidak standar dilakukan penilaian secara individual. (4) Hasil penilaian Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai dasar penentuan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Pasal 7 (1) Nilai Jual Objek Pajak adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, Nilai Jual Objek Pajak ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru, atau Nilai Jual Objek Pajak Pengganti. (2) Besarnya Nilai Jual Obyek Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan setiap tiga tahun, kecuali untuk daerah tertentu ditetapkan setiap tahun sesuai dengan perkembangan daerahnya. Pasal 8 Setiap Petugas yang melaksanakan kegiatan pendataan dan penilaian objek dan subjek pajak wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya atau diberitahukan oleh wajib pajak.

Pasal 9 (1) Dalam melakukan kegiatan Pendataan dan Penilaian dalam rangka pemeliharaan basis data SISMIOP, Dinas Pendapatan dapat bekerjasama dengan instansi yang terkait. (2) Instansi terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memberikan data yang diperlukan. (3) Pendataan objek dan subjek PBB-P2 dalam rangka pemeliharaan basis data SISMIOP dapat dilakukan oleh pihak ketiga yang memenuhi persyaratan teknis yang ditentukan dan ditunjuk Dinas Pendapatan. (4) Pelaksanaan kegiatan pendataan dan penilaian disusun dengan rencana kerja dan mendapatkan persetujuan dari Walikota. BAB III KETENTUAN PENUTUP Pasal 10 Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata Cara Pendataan dan Penilaian Objek Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan diatur dengan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan. Pasal 11 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2013. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Mataram. Ditetapkan di Mataram pada tanggal 8 Desember 2012 WALIKOTA MATARAM, Diundangkan di Mataram pada tanggal 8 Desember 2012 SEKRETARIS DAERAH KOTA MATARAM, H. AHYAR ABDUH H. L. MAKMUR SAID BERITA DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2012 NOMOR