PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
NO. BIDANG JENIS IZIN / NON IZIN

DAFTAR INFORMASI PUBLIK DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 09 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI JAWA TENGAH

(Jalan Ahmad Marzuki Pontianak)

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 026 TAHUN 2014

LAMPIRAN I: PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2015

G U B E R N U R L A M P U N G

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA UTARA

GUBERNUR SULAWESI SELATAN

JENIS PERIZINAN DI BIDANG PENANAMAN MODAL

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 39 Tahun 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

REKAPITULASI PERIZINAN & NON PERIZINAN (Bulan Januari s/d Desember 2016)

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 317 TAHUN

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 1 TAHUN 2017

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG

SEKTOR LAYANAN PERIZINAN BPMPT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PEMOHON FRONT OFFICE BACK OFFICE KEPALA BKPM & PT

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi

BIDANG PERHUBUNGAN. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN KABUPATEN 1. Perhubungan Darat. 1. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ)

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN REMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINCIAN KEWENANGAN PEMERINTAH YANG DILIMPAHKAN KEPADA DEWAN KAWASAN SABANG

Pedoman dan penetapan tata cara penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi jalan.

- 1 - GUBERNUR SULAWESI SELATAN. KEPUTUSAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 139/I/Tahun 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 67 TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Paragraf 1 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

G. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PERHUBUNGAN

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNURJAWATENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH. NOMOR 1e TJ.I(JJi 2111 TENTANG PENYELENGGARAANPELAYANANTERPADU SATU PINTU DI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG

Melaksanakan Urusan Pemerintah di Bidang Perhubungan, Komunikasi dan Informatika berdasarkan azas Otonomi dan Tugas Pembantuan

BUPATI PULANG PISAU PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 19 TAHUN 2015

Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan

P. BIDANG PERHUBUNGAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

P. BIDANG PERHUBUNGAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI, DAN

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI MURUNG RAYA. 8 Tahun 2005 Tentang Penetapan Peraturan. S-\ o"'t11;';:1f 7.9 :1.

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

TATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN,

STANDAR PELAYANAN YANG TERKAIT DENGAN PROSES PENYAMPAIAN PELAYANAN (SERVICE DELIVERY)

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERHUBUNGAN, INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROVINSI BALI

GUBERNUR JAWA TENGAH

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU GUBERNUR JAWA BARAT,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GARUT, PROVINSI JAWA BARAT

Lampiran Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor : 7 Tahun 2008 Tanggal : 10 Juni 2008

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 58 TAHUN 2013 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PELALAWAN

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG KEWENANGAN PENYELENGGARAAN PERIZINAN

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TUBAN Nomor 2 Tahun 2008 Seri D

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 06 TAHUN 2005 T E N T A N G

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 82 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

1 of 5 02/09/09 11:51

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2000 TENTANG KENAVIGASIAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.41/Menhut-II/2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2014 TENTANG SISTEM LOGISTIK IKAN NASIONAL

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN TARIF RETRIBUSI DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK BIDANG PERIZINAN

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG TAHUN PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Tengah, telah ditetapkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 67 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Tengah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 27 Tahun 2014; b. bahwa sehubungan dengan adanya perkembangan keadaan, khususnya penambahan dan pengurangan jenis perizinan dan non perizinan sesuai dengan kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi sesuai ketentuan Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka Peraturan Gubernur sebagaimana dimaksud huruf a perlu diubah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 67 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Tengah; Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Tengah (Himpunan Peraturan- Peraturan Negara Tahun 1950 Halaman 86-92); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian Insentif Dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal Di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4861); 9. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal; 10. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal; 11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penanaman Modal Di Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 29); 12. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 152 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelayanan Penanaman Modal (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 152); 13. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 86 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi, dan Tata Kerja Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 Nomor 86);

14. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pada Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 Nomor 74); 15. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 67 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Nomor 67) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 67 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 27); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI JAWA TENGAH. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 67 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Nomor 67) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 67 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 27) diubah sebagai berikut : 1. Ketentuan Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2) diubah, sehingga ketentuan Pasal 9 berbunyi sebagai berikut: Pasal 9 (1) Bidang perizinan dan non perizinan di UPT PTSP meliputi : a. Bidang Penanaman Modal; b. Bidang Tenaga Kerja; c. Bidang Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah; d. Bidang Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat; e. Bidang Sosial; f. Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air; g. Bidang Kelautan dan Perikanan; h. Bidang Kehutanan; i. Bidang Pekerjaan Umum; j. Bidang Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika; k. Bidang Perindustrian dan Perdagangan; l. Bidang Kesehatan; m. Bidang Perkebunan; n. Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan; o. Bidang Lingkungan Hidup;

p. Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral; q. Bidang Pendidikan. (2) Jenis perizinan dan non perizinan yang dilimpahkan dan dilaksanakan dari SKPD kepada UPT PTSP diubah menjadi sebagaimana tercantum dalam Lampiran ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. Pasal II Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah. Ditetapkan di Semarang pada tanggal 9 April 2015 GUBERNUR JAWA TENGAH, ttd Diundangkan di Semarang pada tanggal 9 April 2015 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH, ttd SRI PURYONO KARTO SOEDARMO GANJAR PRANOWO BERITA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 NOMOR 22

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI JAWA TENGAH JENIS PELAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN YANG DILIMPAHKAN DAN DILAKSANAKAN OLEH UNIT PELAKSANA TEKNIS PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NO. BIDANG JENIS IZIN / NON IZIN 1. PENANAMAN MODAL 1. Izin Prinsip Penanaman Modal. 2. Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal. 3. Izin Prinsip Perubahaan Penanaman Modal. 4. Izin Prinsip Penggabungan Penanaman Modal 5. Izin Usaha Penanaman Modal. 6. Izin Usaha Perluasaan Penanaman Modal. 7. Izin Usaha Perubahan Penanaman Modal. 8. Izin Usaha Penggabungan Penanaman Modal 2. TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN 3. KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH 4. KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT 1. Izin Perpanjangan RPTKA 2. Izin Perpanjangan IMTA 3. Izin Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS) 1. Izin Pembukaan Kantor Cabang Koperasi Simpan Pinjam/Koperasi Simpan Pinjam Syariah 2. Izin Usaha Simpan Pinjam 1. Rekomendasi Melaksanakan Survei 2. Rekomendasi Melaksanakan Riset 3. Rekomendasi Melaksanakan Kuliah Kerja Nyata. 4. Rekomendasi Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan. 5. Rekomendasi Melaksanakan Penelitian. 5. SOSIAL 1. Izin Pengumpulan Uang atau Barang

6. PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 1. Izin Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan Tetap 2. Izin Pelaksanaan Konstruksi 3. Izin Pemakaian Tanah dan/atau Bangunan 7. KELAUTAN DAN PERIKANAN 1. Izin Usaha Penangkapan Ikan 2. Izin Usaha Pengangkutan Ikan 3. Izin Usaha Pengumpulan dan Pengangkutan Ikan 4. Izin Usaha Pengolahan Ikan 5. Izin Usaha Pembudidayaan Ikan 6. Penerbitan Izin dan Pemanfaatan Ruang Laut di bawah 12 mil di luar Minyak dan Gas Bumi (termasuk Izin Pemanfaatan Air Laut dan Izin Reklamasi). 7. Penerbitan Izin Usaha Perikanan Tangkap untuk Kapal Perikanan berukuran di atas 5 GT sampai dengan 30 GT. 8. Penerbitan Izin Pengadaan Kapal Penangkap Ikan dan Kapal Pengangkut Ikan dengan ukuran di atas 5 GT sampai dengan 30 GT. 9. Penerbitan IUP di Bidang Pembudidayaan Ikan yang usahanya lintas daerah Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi. 10. Penerbitan Izin Usaha Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan lintas daerah Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi. 8. KEHUTANAN 1. Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu dengan kapasitas produksi s.d. 6000 M3/tahun. 2. Izin Perluasan Industri Primer Hasil Hutan Kayu dengan kapasitas produksi s.d. 6000 M3/tahun. 3. Daftar Ulang Industri PrimerHasil hutan kayu kapasiats produksi sampai dengan 6000m3/tahun. 4. Izin pinjam pakai kawasan hutan untuk pembangunan fasilitas umum yang bersifat non komersial sampai dengan 5 Hektar. 5. Izin usaha pengambilan dan/ atau penangkapan Tumbuhan dan satwa liar yang tidak dilindungi Undang-undang dan tidak termasuk dalam Appendix Cites. 6. Izin Usaha Penangkaran tumbuhan dan satwa liar yang tidak dilindungi Undangundang dan tidak termasuk dalam Appendix Cites. 7. Izin usaha Peredaran Tumbuhan dan satwa liar yang tidak dilindungi Undang-undang dan tidak termasuk dalam Appendix Cites.

9. PEKERJAAN UMUM 1. Izin Pemakaian Tanah Jalan untuk Reklame 2. Rekomendasi Teknis Jalan Masuk Untuk Usaha Besar. 3. Rekomendasi Teknis Jalan Masuk Untuk Usaha Kecil. 4. Rekomendasi Teknis Pemasangan Pipa Perusahaan Daerah Air Minum. 5. Rekomendasi Teknis Penanaman Kabel. 6. Rekomendasi Teknis Pemasangan Pipa Pertamina. 7. Izin Pemakaian Tanah untuk Bando/JPO. 8. Rekomendasi Teknis Pemasangan Kabel Telepon. 9. Izin Pemakaian Tanah Jalan untuk Bercocok Tanam 10. Izin Pemakaian Tanah Jalan untuk Pemasangan Peralatan/Barang 11. Izin Pemakaian Tanah Jalan untuk Rumah Semi Permanen beserta halamannya 12. Izin Pemakaian Tanah Jalan untuk Rel Ban 13. Izin Pemakaian Tanah Jalan untuk Usaha/Industri Kecil dan halamannya 14. Izin Pemakaian Tanah Jalan untuk Penjemuran/Penimbunan 15. Izin Pemakaian Tanah Jalan untuk Pemasangan Pompa Air 16. Izin Pemakaian Tanah untuk keperluan lainnya 17. Izin Pemakaian Tanah untuk Vidiotron 18. Izin Pemakaian Tanah untuk Pemasangan Peralatan pada saluran. 10. PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI, DAN INFORMATIKA 1. Pemberian Izin Trayek AKDP. 2. Pemberian Izin Trayek Angkutan Perkotaan yang Wilayah Pelayanannya melebihi satu kabupaten/kota. 3. Pemberian Izin Operasional Taxi yang melayani khusus untuk pelayanan ke dan dari tempat tertentu yang pelayanan tinggi/wilayah operasinya melebihi satu kabupaten/kota. 4. Pemberian Izin Operasi Angkutan Sewa. 5. Pemberian Izin Operasi Angkutan Sewa berdasarkan kuota yang ditetapkan Pemerintah. 6. Perizinan Penggunaan Jalan selain untuk kepentingan lalu lintas di Jalan Provinsi. 7. Izin Pembangunan Prasarana yang melintasi alur sungai dan danau. 8. Penetapan Izin Penyelenggaraan KA khusus yang jaringan jalurnya melebihi wilayah satu kabupaten/kota dalam satu provinsi. 9. Izin Operasi kegiatan angkutan orang dan angkutan barang dengan kereta api umum untuk pelayanan angkutan barang antar kota dan perkotaan yang lintas pelayanannya

melebihi satu kabupaten/kota dalam satu provinsi. 10. Izin Pembangunan dan Pengadaan Kapal sampai dengan GT 300 yang berlayar di perairan daratan (sungai dan danau). 11. Penerbitan Izin Pembangunan, Pengembangan, dan Pengoperasian Pelabuhan Pengumpan Regional. 12. Penerbitan Izin Pengoperasian Pelabuhan selama 24 jam untuk Pelabuhan Pengumpan Regional. 13. Penerbitan Izin Pekerjaan Pengerukan di Wilayah Perairan Pelabuhan Pengumpan Regional. 14. Penerbitan Izin Reklamasi di wilayah perairan Pelabuhan Pengumpan Regional. 15. Penerbitan Izin Pengerukan di Wilayah Perairan Terminal Khusus pada Pelabuhan Pengumpan Regional 16. Penerbitan Izin Reklamasi di Wilayah Perairan Terminal Khusus pada Pelabuhan Pengumpan Regional. 17. Izin Usaha Perusahaan Angkutan Laut bagi Perusahaan yang beroperasi pada lintas pelabuhan antar kabupaten/kota dalam wilayah provinsi (SIUPAL). 18. Izin Usaha Perusahaan Cabang Angkutan Laut yang beroperasi di Pelabuhan Jawa Tengah (SIUPAL Cabang). 19. Izin Usaha Pelayaran Rakyat yang beroperasi pada lintas pelabuhan antar kabupaten/kota dalam wilayah provinsi, pelabuhan antar provinsi dan internasional (SIUPPER). 20. Izin Usaha Pelayaran Rakyat Cabang yang beroperasi di Pelabuhan Jawa Tengah (SIUPPER Cabang). 21. Izin Usaha Tally di Pelabuhan. 22. Izin Usaha Penyewaan Peralatan Angkutan Laut/Peralatan Penunjang Angkutan Laut. 23. Izin Pembangunan dan Pengadaan Kapal berukuran Tonase Kotor kurang dari GT 7 (GT<7) yang berlayar di laut. 24. Izin Usaha Perusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke kapal yang beroperasi di Pelabuhan Jawa Tengah (SIUP PBM). 25. Izin Usaha Perusahaan Cabang Bongkar Muat Barang dari dan ke kapal yang beroperasi di Pelabuhan Jawa Tengah (SIUP PBM Cabang). 26. Izin Usaha Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut yang beroperasi di Pelabuhan Jawa Tengah (EMKL). 27. Izin Usaha Perusahaan Cabang Ekspedisi Muatan Kapal Laut yang beroperasi di Pelabuhan Jawa Tengah (SIUP EMKL Cabang). 28. Izin Usaha Angkutan Perairan Pelabuhan.

29. Izin Usaha Perusahaan Depo Peti Kemas (SIUP Depo Peti Kemas). 30. Izin Pembangunan Bandar Udara khusus yang melayani pesawat udara dengan kapasitas < 30 tempat duduk dan ruang udara di sekitarnya tidak dikendalikan dan terletak dalam dua kabupaten/kota dalam satu provinsi, sesuai dengan batas kewenangan wilayahnya. 31. Pemberian Izin Jasa Titipan untuk Kantor Cabang. 32. Pemberian Izin Penyelenggaraan Telekomunikasi khusus untuk keperluan Pemerintah dan Badan Hukum yang cakupan areanya provinsi sepanjang tidak menggunakan spektrum frekwensi radio. 33. Pemberian Izin Kantor Cabang dan Loket Pelayanan Operator. 34. Pemberian Izin Galian untuk keperluan penggelaran kabel telekomunikasi lintas kabupaten/kota atau jalan provinsi. 35. Izin Usaha Perusahaan Jasa Pengurusan Transportasi yang beroperasi di Provinsi Jawa Tengah (SIUP JPT). 36. Izin Usaha Perusahaan Cabang Jasa Pengurusan Transportasi yang beroperasi di Provinsi Jawa Tengah (SIUP JPT Cabang). 37. Penerbitan Izin Usaha Badan Usaha Pelabuhan di Pelabuhan Pengumpan Regional. 38. Penerbitan Izin Pengelolaan Terminal untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) di dalam DLKR/DLKP Pelabuhan Pengumpan Regional 11. PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN 1. Izin Reparatir UTTP 2. Izin Tanda Pabrik 3. Rekomendasi untuk Penerbitan Pedagang Gula Antar Provinsi Terdaftar (PGAPT). 4. Surat Persetujuan Perdagangan Gula Rafinasi Antar Pulau (SPPGRAP). 5. Angka Pengenal Importir (API-P dan API U) 6. Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol Took Bebas Bea. 7. Rekomendasi Penerbitan SIUP-MB bagi Distributor. 8. Penerbitan Izin Usaha Perdagangan Bahan Berbahaya Pengecer Terdaftar, Pemeriksaan Sarana Distribusi Bahan Berbahaya, dan Pengawasan Distribusi, Pengemasan, dan Pelabelan Bahan Berbahaya di tingkat daerah Provinsi.

12. KESEHATAN 1. Izin Pendirian Rumah Sakit Umum Kelas B 2. Izin Pendirian Rumah Sakit Khusus Kelas B 3. Izin Pendirian Rumah Sakit Umum Kelas B 4. Izin Operasional Rumah Sakit Khusus Kelas B 13. PERKEBUNAN 1. Izin Usaha Perkebunan 2. Izin Usaha Perkebunan untuk Budidaya 3. Izin Usaha Perkebunan untuk Pengolahan 4. Rekomendasi Diversifikasi Tanaman 5. Rekomendasi Diversifikasi Usaha dan HGB 6. Rekomendasi Diversifikasi Usaha Peternakan 7. Rekomendasi Diversifikasi Usaha Agrowisata 14. PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 1. Izin Usaha Distributor Obat Hewan 2. Rekomendasi Pemasukan Benih, Bibit Ternak, dan Ternak Potong (impor) 3. Izin Pemasukan Benih, Bibit Ternak, dan Ternak Potong (antar provinsi) 4. Rekomendasi Pengeluaran Benih, Bibit Ternak, dan Ternak Potong (ekspor) 5. Izin Pengeluaran Benih, Bibit Ternak, dan Ternak Potong (antar provinsi) 6. Rekomendasi Pemasukan Produk Hewan (impor) 7. Izin Pemasukan Produk Hewan (antar provinsi) 8. Rekomendasi Pengeluaran Produk Hewan (ekspor) 9. Izin Pengeluaran Produk Hewan (antar provinsi) 10. Rekomendasi Pemasukan Hewan Kesayangan 11. Rekomendasi Pengeluaran Hewan Kesayangan 12. Rekomendasi Pendaftaran Pakan Ternak 13. Rekomendasi Produsen Obat Hewan 14. Rekomendasi Eksportir Obat Hewan 15. Rekomendasi Importir Obat Hewan 15. LINGKUNGAN HIDUP 1. Rekomendasi Persetujuan UKL/UPL 2. Kelayakan Lingkungan Hidup 3. Izin Lingkungan 4. Izin Pengumpulan Limbah, Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) skala provinsi.

16. ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 1. Wilayah Izin Usaha Pertambangan 2. IUP Eksplorasi 3. IUP Operasi Produksi 4. IUP OP Khusus Pengolahan dan Pemurnian 5. IUP OP Khusus Pengangkutan dan Pengolahan 6. IUP OP Untuk Penjualan 7. Izin Sementara Untuk Penjualan 8. Perpanjangan Izin 9. Izin Jasa Usaha Penunjang Kegiatan Pertambangan 10. Izin Operasi 11. Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 12. Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik 13. Izin Usaha Niaga Bbn Kapasitas Penyediaan 5.000 sampai dengan 10.000 Ton 17 PENDIDIKAN 1. Pendirian Satuan Pendidikan Menengah SMA dan SMK Negeri. 2. Pendirian Satuan Pendidikan Menengah SMA dan SMK yang diselenggarakan oleh masyarakat. 3. Pendirian Satuan Pendidikan Khusus SLB Negeri. 4. Pendirian Satuan Pendidikan Khusus SLB yang diselenggarakan oleh masyarakat. 5. Perubahan Satuan Pendidikan Menengah SMA dan SMK Negeri. 6. Perubahan Satuan Pendidikan Menengah SMA dan SMK yang diselenggarakan oleh masyarakat. 7. Perubahan Satuan Pendidikan Khusus SLB Negeri. 8. Perubahan Satuan Pendidikan Khusus SLB yang diselenggarakan oleh masyarakat. 9. Penutupan Satuan Pendidikan Menengah SMA dan SMK Negeri 10. Penutupan Satuan Pendidikan Menengah SMA dan SMK yang diselenggarakan oleh masyarakat. 11. Penutupan Satuan Pendidikan Khusus SLB Negeri. 12. Penutupan Satuan Pendidikan Khusus SLB yang diselenggarakan oleh masyarakat. GUBERNUR JAWA TENGAH, ttd GANJAR PRANOWO