BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan arus informasi di era globalisasi ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba, karena perusahaan besar harus memenuhi ekspektasi dari

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan publik diwajibkan membuat laporan keuangan. tahunan yang diaudit oleh kantor akuntan publik.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan yang begitu pesat antar perusahaan telah mewarnai era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk memastikan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi nilai perusahaan dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan keagenan merupakan kontrak antara pemilik perusahaan (principal)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2013) tujuan laporan keuangan. pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. kasus laporan keuangan yang tidak disajikan secara wajar. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.1 (2012) laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Manajer selaku agent mengetahui informasi internal lebih banyak mengenai

ISNI WIYATMI B

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. baik jika laba tersebut menjadi indikator yang baik untuk laba masa mendatang,

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan.

SKRIPSI. Oleh : HARTAWAN HARI MAYASTO B

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. alat utama bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Selain itu, laba juga. dilakukan adalah manajemen laba.

BAB I PENDAHULUAN. Perencanan yang baik perlu adanya tata kelola yang baik di dalam suatu sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. disebut agency conflict disebabkan pihak-pihak yang terkait yaitu prinsipal

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham) sebagai prinsipal. Manajer sebagai agent memiliki asimetri

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen. Abdelghany (2005) menjelaskan earnings management merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan

BAB 5 PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate. tarif pajak terhadap dividend payout ratio (DPR) perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. buku satu periode. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara terbesar yang digunakan untuk membiayai semua pengeluaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. principal dengan agent yaitu wewenangan yang diberikan principal kepada agent

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh laba semaksimal

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Manajemen pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya. bertanggung jawab. Masalah Corporate Governance ini semakin menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengambil keputusan. Kewenangan ini akan membawa konsekuensi logis yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi atas hasil yang diperoleh dari seluruh aktivitas perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prinsipal, termasuk pendelegasian otorisasi pengambilan keputusan dari prinsipal

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak pengelola dan konsumennya. Fact Book Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB I PENDAHULUAN. terjadi apabila perusahaan menerapkan corporate governance yang baik. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan operasionalnya. Saat ini semua perusahaan wajib membuat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan gambaran dari kondisi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang. dikeluarkan pemerintah dan adanya UU No. 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. mencurahkan perhatian terhadap CG. Skandal-skandal korporasi tersebut

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. dilakukan oleh manajemen adalah manajemen laba (earnings management),

BAB I PENDAHULUAN. eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan mengenai praktik manajemen laba (earnings management)

BAB I PENDAHULUAN. keuangan juga harus memenuhi karakteristik kualitatif sehingga laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang memadai diberikan oleh perusahaan karena mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi banyak pihak.

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, dan bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

Transkripsi:

INTISARI Masalah utama penelitian ini adalah bagaimana meminimalisasi pelaksanaan manajemen laba melalui struktur Corporate Governance (kepemilikan manajerial, kepemilian institusional, proporsi dewan komisaris independen) dan ukuran perusahaan. Penerapan corporate governance secara konsisten yang berprinsip pada keadilan, transparansi, akuntanbilitas, dan pertanggugjawaban akan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan perusahaan. Watts (2003) dalam Sudibyo (2013) menyatakan bahwa salah satu cara yang digunakan untuk memonitor masalah kontrak dan membatasi perilaku opportunistic manajemen adalah corporate governance. Penerapan prinsip corporate governance tersebut diharapkan dapat mengurangi aktivitas rekayasa kinerja perusahaan yang dapat membuat informasi dalam laporan keuangan menjadi tidak akurat. Pengungkapan corporate governance diungkapkan dalam sebuah laporan keuangan yang merupakan sumber informasi yang digunakan dalam menilai kinerja atau tingkat kesehatan perusahaan, dengan demikian ada kemungkinan para manajer melakukan praktek manajemen laba agar laporan keuangan terlihat baik dan memenuhi kriteria bagi investor. Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan, sehingga berdampak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat (Ningsaptiti, 2010). Dengan demikian terdapat konstruksi hubungan antara struktur corporate governance, ukuran perusahaan dan manajemen laba. Berdasarkan hasil telaah pustaka yang dilakukan, praktek good corporate governance dapat mengurangi manajemen laba, seperti yang ditunjukkan oleh Sudibyo (2013). Mendasarkan pada fakta empiris tersebut, terdapat kontroversi studi tentang model variabel xv

tersebut. Namun logika positif cenderung berasumsi bahwa struktur corporate governance dan ukuran perusahaan berpengaruh negative terhadap manajemen laba. Berdasarkan kajian pustaka yang mendalam, diajukan 4 hipotesis sebagai berikut: 1) terdapat pengaruh negatif antara kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba, 2) terdapat pengaruh negatif antara kepemilikan institusional terhadap manajemen laba, 3) terdapat pengaruh negatif antara proporsi dewan komisaris independen terhadap manajemen laba, 4) terdapat pengaruh negatif antara ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Capital Market Directory (ICMD). Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling, yang menghasilkan 20 sampel perusahaan manufaktur yang dapat dianalisis. Sedangkan untuk menguji hipotesis digunakan teknik analisis regresi berganda. Berdasarkan pengujian hipotesis dalam studi ini dapat disimpulkan bahwa: 1) kepemilikan manajerial berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur 2) kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur 3) proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur 4) ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba. xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan arus informasi di era globalisasi ini berkembang pesat menuntut perusahaan untuk dapat menyajikan informasi yang berguna bagi pengguna informasi, seperti investor dan stakeholder. Hal itu memperketat dan menyebabkan persaingan menjadi semakin kompetitif dan untuk melakukan ekspansi atau memperluas pangsa pasar, perusahaan membutuhkan sumber dana yang besar agar mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Pasar modal adalah tempat dimana para penjual dan pembeli dapat melakukan negosiasi terhadap pertukaran komoditas, dan komoditas yang dimaksud adalah modal. Investor yang ingin menanamkan modalnya pada suatu perusahaan membutuhkan informasi yang menjelaskan kondisi perusahaan tersebut. Informasi ini diungkapkan oleh perusahaan dalam bentuk laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang digunakan dalam menilai kinerja atau tingkat kesehatan perusahaan, dengan demikian ada kemungkinan para manajer melakukan praktek manajemen laba agar laporan keuangan terlihat baik dan memenuhi kriteria bagi investor (Herdian, 2015). Laporan keuangan yang tidak akurat ini disebabkan karena manajer mempunyai kewenangan untuk melakukan manipulasi laporan keuangan agar nampak lebih baik sehingga investor berminat untuk menanamkan modalnya ke dalam perusahaan tersebut. 1

2 Manajemen laba merupakan perilaku oportunis manajer untuk mengelabui investor dan memaksimalkan kesejahteraannya karena menguasai informasi lebih banyak dibandingkan pihak lain (Sulistyanto, 2008). Manajer hanya akan mengungkapkan suatu informasi tertentu jika ada manfaat yang diperolehnya. Apabila tidak ada manfaat yang bisa diperolehnya maka manajer akan menyembunyikan atau menunda pengungkapan informasi itu bahkan kalau diperlukan akan mengubah informasi itu (Sulistyanto, 2008). Ada banyak cara yang dilakukan manajer untuk mempengaruhi laporan keuangan. Pertama, dengan cara memilih metode dan standar akuntansi. Kedua, dengan mengendalikan berbagai akrual yang membuat komponen akrual perusahaan menjadi lebih besar dibandingkan komponen kasnya (Sulistyanto, 2008). Alasan utama mengapa seorang manajer perusahaan mengelola dan mengatur laba padahal aktivitas ini cenderung melanggar peraturan yaitu seorang manajer mengelola laba untuk menciptakan kesejahteraan bagi pemilik atau pemegang saham perusahaan yang dikelolanya maupun untuk memaksimalkan keuntungan bagi dirinya sendiri, dalam hal ini pengelolaan laba bersifat oportunistik (Sulistyanto, 2008). Ada tiga sasaran yang dapat dicapai oleh manajer dalam melakukan manajemen laba meliputi: minimalisasi biaya politik, maksimalisasi kesejahteraan manajer, dan minimalisasi kas pendanaan (Sulistyanto, 2008). Berbagai bentuk manajemen laba seperti taking a bath, income smoothing, maksimalisasi atau minimalisasi pendapatan dapat dilakukan oleh pihak manajemen dengan memanfaatkan standar penerapan kebijakan akuntansi atau pemilihan metode akuntansi yang digunakan. Adanya kemungkinan manipulasi ini karena adanya

3 fleksibilitas yang diberikan oleh GAAP dan karena sulit menekankan pelaporan keuangan yang fleksibel (Sulistyanto, 2008). Upaya manajemen laba ini sebenarnya diakui dan diperbolehkan dalam standar akuntansi selama apa yang dilakukan perusahaan diungkapkan secara jelas dalam laporan keuangan. Tetapi dengan adanya praktek manajemen laba mengakibatkan pemakai laporan keuangan akan memperoleh informasi yang menyesatkan dan membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya menjadi keliru (Dwi, 2014). Investor keliru dalam menilai dan menentukan harga saham yang mencerminkan kondisi fundamental perusahaan. Debitur keliru dalam menilai kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban hutangnya. Pemerintah keliru dalam menilai dan menghitung pajak yang harus ditarik dari perusahaan yang bersangkutan (Dwi, 2014). Tindakan manipulasi laporan keuangan tersebut dapat diminimumkan melalui suatu mekanisme monitoring yang bertujuan untuk menyelaraskan (alignment) berbagai kepentingan yang disebut corporate governance (tata kelola perusahaan). Corporate governance dapat didefinisikan sebagai susunan aturan yang menentukan hubungan antara pemegang saham manajer, kreditur, pemerintah, karyawan, dan stakeholder internal dan eksternal yang lain sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya (FCGI, 2001). Menurut Barnhart dan Rosenstein (1998), mekanisme tersebut dapat berupa mekanisme internal dan eksternal yaitu : komposisi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, keberadaan komite audit, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, spesialisasi industri Kantor Akuntan Publik (KAP) dan lain-lain.

4 Penerapan corporate governance secara konsisiten yang berprinsip pada keadilan, transparansi, akuntanbilitas, dan pertanggugjawaban akan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan perusahaan. Dengan penerapan prinsip corporate governance tersebut diharapkan dapat mengurangi aktivitas rekayasa kinerja perusahaan yang dapat membuat informasi dalam laporan keuangan menjadi tidak akurat. Struktur corporate governance dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan proporsi dewan komisaris independen. Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan. Kepemilikan manajerial dapat diukur dengan proporsi kepemilikan saham yang dimiliki manajer, direksi, komisaris, maupun pihak lain yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976). Manajer merasa ikut memiliki saham di suatu perusahaan, maka motivasi untuk membuat laporan keuangan yang akurat akan meningkat sehingga akan mengurangi adanya praktek manajemen laba. Beberapa penelitian terdahulu menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap manajemen laba diantaranya dilakukan oleh Ningsaptiti (2010), Sudibyo (2013). Sedangkan penelitian lain menyatakan kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen laba, penelitian ini dilakukan oleh Dwi (2014), Bonita (2014), Herdian (2015). Kepemilikan institusional merupakan persentase kepemilikan pemegang saham yang dimiliki oleh pemilik institusional (> 5%) seperti asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan lain kecuali anak perusahaan dan

5 institusi lain yang memiliki hubungan istimewa (Skousen, 2004). Persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen. Sudibyo (2013), Dwi (2014), melakukan penelitian hasil menunjukkan bahwa kepemilikan institusional memiliki pengaruh positif terhadap manajemen laba, sedangkan penelitian lainya menyatakan kepemilikan institusional memiliki pengaruh negatif terhadap manajemen laba Wulandari (2013), Bonita (2014). Dewan komisaris merupakan organ perusahaan yang memiliki tanggung jawab dan kewenangan penuh atas pengurusan perusahaan (Kumala, 2014). Fungsi dewan komisaris termasuk di dalamnya komisaris independen antara lain melakukan pengawasan terhadap direksi dalam pencapaian tujuan perusahaan dan memberhentikan direksi untuk sementara waktu bila diperlukan (Kumala, 2014). Proporsi dewan komisaris dapat memberikan kontribusi yang efektif terhadap hasil dari proses penyusunan laporan keuangan yang berkualitas atau kemungkinan terhindar dari kecurangan laporan keuangan. Dapat dikatakan bahwa proporsi dewan komisaris yang terdiri dari anggota yang berasal dari luar perusahaan mempunyai kecenderungan mempengaruhi manajemen laba. Ningsaptiti (2010), Sudibyo (2013), Wulandari (2013), Herdian (2015) membuktikan bahwa dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga

6 mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan, sehingga berdampak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat (Ningsaptiti, 2010). Dapat disimpulkan bahwa manajer yang memimpin perusahaan besar memiliki kesempatan kecil dalam memanipulasi laba dibandingkan dengan manajer di perusahaan yang kecil. Menurut Sudibyo (2013), Dwi (2014), Wulandari (2013) ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba, sedangkan Ningsaptiti (2010) menghasilkan penelitian yang berbeda yakni ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap manajemen laba Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Sudibyo (2013). Perbedaan yang paling mendasar dengan penelitian ini adalah (1) sampel penelitian yaitu dalam penelitian Sudibyo (2013) sampel yang digunakan dalam penelitian adalah perusahaan jasa non keuangan, sedangkan penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode. (2) tahun pengamatan dalam Sudibyo (2013) perusahaan yang diteliti adalah periode tahun 2009-2011, sedangkan dalam penelitian ini perusahaan yang diteliti adalah periode 2011-2013. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini memaparkan tentang struktur corporate governance (kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen) dan ukuran perusahaan dalam mempengaruhi manajemen laba pada perusahaan manufaktur. Sehingga penelitian ini berjudul Pengaruh Struktur Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011-2013).

7 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan yang hendak diuji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1) Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen laba? 2) Apakah kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap manajemen laba? 3) Apakah proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba? 4) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba? 1.3 Tujuan Penelitan Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menguji secara empiris : 1) Pengaruh negatif kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba. 2) Pengaruh negatif kepemilikan institusional terhadap manajemen laba. 3) Pengaruh negatif proporsi dewan komisaris independen terhadap manajemen laba. 4) Pengaruh negatif ukuran perusahaan terhadap manajemen laba.

8 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis berharap agar hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Adapun manfaat-manfaat yang diharapkan tersebut antara lain: 1) Aspek Teoritis Penelitian ini dapat dijadikan tambahan pengetahuan, khususnya mengenai pengaruh struktur corporate governance dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. 2) Aspek Praktis a. Bagi Perusahaan Manufaktur Bagi manajemen perusahaan memahami peranan praktek Good Corporate Governance dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. b. Bagi Investor Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat menjadi bahan referensi untuk para investor agar menanamkan modal pada perusahaan yang memiliki tingkat manajemen laba yang rendah.