BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Hipertensi adalah faktor risiko untuk stroke dan myocard infarct(mi) (Logmore, 2010).Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah dimana tekanan darah sistolik 140 mmhg dan/atau tekanan darah diastolik 90 mmhg (Setiati, 2005).Tahun 1999-2000 penelitian di Amerika menyatakan bahwa terdapat 69% pasien yang perhatian dengan masalah hipertensinya.penelitian tersebut juga menjelaskan bahwa hanya 58% pasien yang mendapatkan terapi dan hanya 31% yang terkontrol tekanan darahnya (Bawazier, 2010). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur 18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Pada analisis hipertensi terbatas pada usia 15-17 tahun menurut JNC VII 2003 didapatkan prevalensi nasional sebesar 5,3% (laki-laki 6,0% dan perempuan 4,7%), perdesaan (5,6%) lebih tinggi dari perkotaan (5,1%).Prevalensi hipertensi di 1
2 Indonesia yang didapat melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4%, yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5%. Sehingga, ada 0,1% yang minum obat sendiri. Subjek yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0,7%. Jadi prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% (25,8% + 0,7 %)(Riskesdas, 2013).Prevalensi populasi hipertensi tanpa pengobatan antihipertensi pada umur 40 tahun keatas di Indonesia mencapai 37,32%. Karena hipertensi dapat diperbaiki dan dikontrol sehingga mengurangi insidensi penyakit jantung koroner dan stroke, maka sangat ditekankan untuk dapat dideteksi dan diobati (Setiati, 2005). Secara nasional, prevalensi obesitas sentral tahun 2013 adalah 26,5%, lebih tinggi dari prevalensi pada tahun 2007 (18,8%). Prevalensi obesitas sentral terendah di Nusa Tenggara Timur (15,2%) dan tertinggi di DKI Jakarta (39,7%). Sebanyak 18 provinsi memiliki prevalensi obesitas sentral di atas angka nasional, yaitu Jawa Timur, Bali, Riau, DI Yogyakarta, Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Papua Barat, Kalimantan Timur, Bangka Belitung, Papua, Gorontalo, Sulawesi Utara, dan DKI Jakarta (Riskesdas, 2013).
3 Obesitas sentral dianggap sebagai faktor risiko yang berkaitan erat dengan beberapa penyakit kronis.untuk laki-laki dengan lingkar pinggang>90 cm atau perempuan dengan lingkar pinggang>80 cm dinyatakan sebagai obesitas sentral (Riskesdas, 2013).Alasan obesitas berhubungan dengan hipertensi merupakan fenotipe yang penting bahwa keduanya adalah komponen dari sindrom metabolik termasuk diabetesmelitus tipe 2 dan dislipidemia (Kang, 2013). Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur lemak tubuh adalah pengukuran antropometri karena tidak mahal, tidak berbahaya, dan akurasinya baik, direkomendasikan WHO untuk meengetahui status nutrisi serta dapat dipakai sebagai faktor risiko sebuah penyakit di populasi (Silva, 2012). Prevalensi hipertensi mempunyai hubungan signifikan dengan kenaikan Indeks Massa Tubuh, lingkar pinggang, Waistto-Stature Ratio, dan Waist-to-Hip Ratio pada lakilaki dan perempuan di Cina. Meskipun pinggang bukanlah indikator yang lebih baik dari IMT, dalam penelitian tersebut menjelaskan bahwa lingkar pinggang merupakan sebuah tanda atau pengukuran yang memprediksi kenaikan risiko hipertensi (Hastuti, 2013).
4 Lingkar pinggang dan lingkar lengan atas menunjukkan hubungan yang erat dengan IMT dan kedua parameter tersebut secara tidak langsung memiliki karakteristik seperti komposisi tubuh yang lebih menggambarkan massa total tubuh (Mazigogluet al. 2010). Lingkar perut memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang lebih baik daripada ultrasound dalam mengukur lemak viseral perut sebagai salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular (Seibertet al., 2013) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan ketiga ukuran antropometri tersebut dengan tekanan darah sehingga dapat digunakan sebagai salah satu prediktor hipertensi. Jika hipertensi dapat diketahui sedini mungkin melalui pengukuran yang sederhana tersebut maka penyakit kardiovaskular dan stroke akan dapat diketahui lebih awal sehingga bisa mendapatkan penanganan yang lebih baik. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut: - Bagaimana hubungan lingkar pinggang, lingkar perut dan lingkar lengan atas dengan tekanan darah sistolik dan diastolik pada mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta?
5 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahuihubungan antara ukuran lingkar pinggang, lingkar perut dan lingkar lengan atas dengan tekanan darah sistolik dan diastolik pada mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus Secara khusus, tujuan penelitian ini meliputi: a. Mengetahui hubungan antara ukuran lingkar pinggang, lingkar perut dan lingkar lengan atas dengan tekanan darah sistolik dan diastolik pada mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta. b. Mengetahui perbedaan rerata lingkar pinggang, lingkar perut, lingkar lengan atas, tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok mahasiswa laki-laki dengan perempuan di Daerah Istimewa Yogyakarta. c. Membandingkan hubungan ketiga ukuran lingkar pinggang, lingkar perut dan lingkar lengan atas relaks terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik. sehingga dapat mengetahui
6 hubungan yang paling kuat untuk dapat digunakan sebagai prediktor kedepannya. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan dengan mengetahui hubungan antara lingkar pinggang, lingkar perut dan lingkar lengan atas dengan tekanan darah sistolik dan diastolikmaka hipertensi/kenaikan tekanan darah bisa dicegah atau dikontrol sehingga terjadinya penyakit kardiovaskular dan stroke dapat dicegah dan berkurang. E. Keaslian Penelitian Setelah melakukan pencarian beberapa penelitian tentang hubungan lingkar pinggang, lingkar perut dan lingkar lengan atas dengan tekanan darah sistolik dan diastolik di beberapa jurnal dan hasil skripsi. Ditemukan beberapa penelitian yang mirip antara lain: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Hasanah (2011) tentang Hubungan Lingkar Pinggang, Lingkar Pinggul, dan Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul (RLPP) dengan Tekanan Darah pada Penduduk Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Perbedaan dengan penelitian ini terdapat pada usiasubjek, variabel penelitian, dan lokasi penelitian.
7 2. Hubungan Rasio Lingkar Pinggang-tinggi Badan Dengan Tekanan Darah Pada Penduduk Usia 40-65 Tahun, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta olehartanto (2012). Terdapat perbedaan pada usiasubjek, variabel penelitian, lokasi penelitian. 3. Abdominal circumference measurement by ultrasound does not enhanceestimating the association of visceral fat with cardiovascular riskoleh Seibert et al. (2013). terdapat perbedaan pada variabel penelitian, lokasi penelitian. 4. Hubungan Antara Tekanan Darah dan Ukuran AntropometriIMT Sekelompok Pelajar Sekolah Tingkat Pertama di Kotamadya Yogyakarta oleh Rochmah (1984). Perbedaan penelitian ini terdapat pada usiasubjek, penggunaan uji hipotesis dengan regresi bertingkat. Penelitian mengenai hubungan lingkar pinggang, lingkar perut dan lingkar lengan atas dengan tekanan darah sistolik dan diastolik pada mahasiswa di Daerah Istimewa Yogyakarta belumpernah dilakukan.