KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.15/MEN/2002 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG ROSTRIS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperkaya jenis dan varietas udang lokal, salah satu alternatif adalah dengan cara melakukan introduksi udang varietas unggul ke Wilayah Republik Indonesia; b. bahwa udang rostris merupakan udang introduksi yang telah dinilai sebagai udang varietas unggul; c. bahwa untuk itu dipandang perlu melepas varietas udang rostris sebagai varietas unggul yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya; 3. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1990 tentang Usaha Perikanan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 141 Tahun 2000; 5. Keputusan Presiden Nomor 228/M Tahun 2001 tentang Pembentukan Kabinet Gotong Royong;
6. Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen; 7. Keputusan Presiden Nomor 109 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tata Kerja Eselon I Departemen; 8. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 856 Kpts/Hk.330/9/1997 tentang Ketentuan Keamanan Hayati Produk Bioteknologi Pertanian Hasil Rekayasa Genetik; 9. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 26/Kpts/OT.210/1998 tentang Pedoman Pengembangan Perbenihan Nasional; 10. Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor : 810/Kpts/Kp.210/7/1999 tentang Pengujian, Penilaian dan Pelepasan Jenis dan atau Varietas Ikan; 11. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP.01/MEN/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kelautan dan Perikanan sebagaimana telah diubah terakhir dengan dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP.30/MEN/2001; 12. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.24/MEN/2002 tentang Tata Cara dan Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di lingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG ROSTRIS SEBAGAI VARIETAS UDANG UNGGUL PERTAMA : Melepas Varietas Udang Rostris sebagai Varietas Unggul dengan kriteria sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Pelepasan Udang Rostris sebagaimana dimaksud diktum PERTAMA apabila dalam perkembangannya ternyata mengakibatkan dampak negatif terhadap manusia, pembudidayaan udang atau ekosistem perairan, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya berkewajiban untuk menarik Udang Rostris tersebut dari peredaran. KETIGA : Penyediaan Induk Udang Rostris dan pemantauan terhadap perkembangan serta peredarannya diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya. KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Disalin sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum dan Organisasi NARMOKO PRASMADJI Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Ttd. ROKHMIN DAHURI \
LAMPIRAN : Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : KEP.15/MEN/2002 Tentang Pelepasan Varietas Udang Rostris Sebagai Varietas Unggul DESKRIPSI UDANG ROSTRIS I. Karakter meristik dan morfometrik a. Induk Jantan - Panjang Tubuh : 14,57 20,88 cm - Berat tubuh : 53,20 63,66 gr daging dan panjang tubuh : 11,07 : 14,57 cm - Ratio panjang badan / daging dan panjang carapas : 11,07 : 3,50 cm b. Induk betina - Panjang tubuh : 13,90 20,78 cm - Berat tubuh : 46,00 68,67 gr daging dan panjang tubuh : 10,90 : 13,90 cm daging dan panjang carapas : 10,90 : 3 cm c. Warna : Transparan, berwarna putih kebiruan II. Reproduksi a. Ukuran induk matang gonad : 50 60 gr b. Masa produktif induk sejak ablasi : > 3 bulan c. Fekunditas : 191.153 butir/ekor/pemijahan d. Daya tetas telur : 59,4 % e. Stadia: - Nauplius (N1-6) : 0,2 0,5 mm - Zoea (Z1-3) : 0,6 2,8 mm - Mysis (M1-3) : 3,2 4,1 mm - Post Larva (PL) : 13,5 mm f. Frekwensi pemijahan/siklus : 4,48 kali/induk betina 2-3 bulan g. Produktivitas : 7,5 11,7 ton/ha h. Survey rate :
- survival rate benih : 30,2 % - survival rate konsumsi : 52,90 94,84 % i. FCR : 1,28 1,65 III. Toleransi terhadap lingkungan Optimum mutu air untuk pemijahan - Suhu : 28 30 C - Salinitas : 32 34 ppt - Kadar Oksigen : 4 6 mg/l IV. Fisiologis (Ketahanan terhadap penyakit/ketahanan terhadap virus Tidak ditemukan WSV atau TSV Disalin sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum dan Organisasi NARMOKO PRASMADJI MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, ROKHMIN DAHURI