BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya pengajaran dan pelatihan. Secara umum pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

DAUN PAUD ISLAM. persyaratan. Disusun Oleh: A

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN TEBAK NAMA DI TK AISYIYAH CABANG BLIMBING POLOKARTO SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran yang amat menentukan, tidak hanya bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta ketrampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu lembaga pendidikan

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN WAYANG KARDUS PADA ANAK KELOMPOK B DI TAMAN KANAK-KANAK KASIH BUNDA 02

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

I. PENDAHULUAN. tersebut adalah dengan membuat UU. No. 20 tahun 2003 tentang. SISDIKNAS pasal 1 butir 14 yang bunyinya :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. ketika anak lahir. Tidak semua masyarakat Indonesia menyadari pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada di masa keemasan the golden age, yaitu masa

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa" Setiap manusia memiliki. mengembangkan secara sistematis. Langkah pemerintah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI TK PELANGI NUSA KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan itulah cermin bangsa nantinya. Generasi muda tidak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupanya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia. Tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan 1

2 kemampuanya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat. Setiap orang mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda-beda pula. Pendidikan bertujuan untuk memandu (mengidentifikasi dan membina) serta memupuk (mengembangkan dan meningkatkan) bakat tersebut, termasuk dari mereka yang berbakat istimewa atau memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan. Penerimaan seseorang sebagai peserta didik dalam suatu satuan pendidikan diselenggarakan dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial, dan tingkat kemampuan ekonomi dengan tetap mengindahkan kekhususan satuan pendidikan yang bersangkutan. Pasal 13 butir (1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat memperkaya dan melengkapi. Pasal 14 menyatakan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pasal 26 butir (3) menyatakan bahwa pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan

3 kemampuan peserta didik. Pendidikan informal dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Di Indonesia perkembangan pendidikan bagi anak sudah mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah, hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 butir (1) yang menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Salah satu usaha untuk menumbuh kembangkan potensi anak, adalah melalui Pendidikan Anak Usia Dini sebagai wadahnya. Hal ini sesuai dengan Undang-undang sisdiknas 2003 (UU RI No.20 Th.2003) Bab I pasal 14 tentang PAUD. PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui perubahan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Salah satu bentuk layanan Pendidikan Anak Usia Dini adalah melalui Taman Kanak-kanak, yaitu bentuk pendidikan prasekolah yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun agar anak lebih siap mengikuti pendidikan selanjutnya. Taman Kanak-kanak didirikan sebagai usaha mengembangkan seluruh segi kepribadian anak didik dalam rangka menjembatani pendididkan dalam keluarga ke pendidikan sekolah. Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yaitu pendidikan untuk membantu

4 pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik diluar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar. Tujuan TK adalah membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Kegiatan di Taman Kanak-kanak tentunya sangat berbeda dengan kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar. Kegiatan di TK dilaksanakan dengan cara bermain sesuai dengan prinsip TK yaitu "bermain sambil belajar, dan belajar seraya bermain", hal ini merupakan cara yang paling efektif, karena dengan bermain, anak dapat mengembangkan berbagai kreativitasnya, termasuk perkembangan motorik halus anak, meningkatkan penalaran dan memahami keberadaan lingkungan, terbentuk imajinasi, mengikuti imajinasi, mengikuti peraturan, tata tertib dan disiplin. Dengan bermain anak dapat menemukan lingkungan orang lain, dan menemukan dirinya sendiri, sehingga anak dapat bersosialisasi dengan lingkungan tersebut, anak dapat menghargai orang lain, tenggang rasa terhadap orang lain, tolong menolong sesama teman dan yang lebih utama anak dapat menemukan pengalaman baru dalam kegiatan tersebut. Bermain dapat memotivasi anak untuk mengetahui segala sesuatu secara lebih mendalam, dan secara spontan anak dapat mengembangkan bahasanya, dengan bermain anak dapat bereksperimen. Berkenaan dengan hal diatas, maka fungsi sekolah sebagai wahana menumbuh kembangkan kreativitas jiwa harus dioptimalkan. Guru harus

5 piawai didalam menyusun skenario pembelajaran. Skenario atau desain pembelajaran yang baik adalah yang memungkinkan siswa dapat mengekspresikan kreativitasnya. Dalam kehidupan ini kreativitas perlu dikembangkan sejak usia dini, karena kreativitas merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Treffinger (dalam Hawadi dkk, 2001:13) mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang tidak memiliki kreativitas. Beberapa nilai penting kreativitas dalam kehidupan secara nyata yaitu adanya kemampuan untuk melahirkan sesuatu yang baru yang berupa pikiran maupun karya nyata dalam mengerjakan persoalan hidup bagi orang kreatif. Dengan kreatifnya seseorang dapat melakukan pendekatan secara bervariasi dan memiliki bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu persoalan. Dari potensi kreatifnya, seseorang dapat menunjukkan hasil perbuatan, kinerja/karya, baik dalam bentuk barang maupun gagasan secara bermakna dan berkualitas, tingkat kualitas dari kinerja, karya, gagasan, dan perbuatan manusia dapat diantisipasi dari sejauh mana seseorang memiliki tingkat kreativitas tertentu, suatu karya kreatif sebagai hasil kreativitas seseorang dapat menimbulkan kepuasan pribadi yang tak terhingga nilainya. Kreativitas diperlukan untuk mengembangkan semua bakat dan kemampuan individu dalam pengembangan prestasi hidupnya, dengan kreativitas tinggi yang dimiliki seseorang maka seseorang tersebut akan mempunyai pengembangan diri secara optimal. Mereka dapat mempergunakan ide-idenya untuk menciptakan kreasi baru demi

6 kelangsungan hidup, peningkatan Sumber Daya Manusia dalam era globalisasi dan era reformasi, hal ini merupakan tantangan kepedulian serius bagi pihak terkait dalam pengembangan Sumber Daya Manusia, terutama dikalangan pendidikan. Kreativitas sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar, terutama bagi guru. Guru memerlukan kemampuan untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan kondusif agar anak terangsang untuk lebih ingin mengetahui materi, senang menanyakan, dan berani mengajukan pendapat, serta melakukan percobaan yang menuntut pengalaman baru. Hal ini penting bagi guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan harapan agar anak mendapat kesempatan untuk mengukir prestasi secara optimal. Setiap anak berpotensi menjadi kreatif. Tak ada seorang pun yang tidak memiliki kreativitas, karena jika demikian sama seperti tidak memiliki kepintaran sama sekali. Kreativitas dapat ditumbuhkan dan dibentuk sehingga setiap anak memiliki peluang menjadi kreatif. Kreativitas tidak hanya terbatas pada satu bidang saja, tapi merupakan sikap (attitude) yang tak hanya melibatkan pola berpikir anak tapi juga kemampuan anak menyelesaikan masalah. Dalam sikap kreatif, tidak hanya memiliki dan menjalankan ide, namun juga mampu mencari keunggulan dari kreativitas tersebut. Anak harus belajar menemukan solusi sendiri dengan mempertimbangkan beberapa kemungkinan dan berani mengambil resiko atas pilihannya. Anak juga harus menunjukkan bahwa dirinya mampu berteman dengan masalah serta mampu melihat peluang, memiliki ide yang orisinil dan

7 independen. Untuk itu perlu mengajarkan anak untuk menjadikan masalah layaknya sebuah bisnis, seni, atau ilmu pengetahuan, sehingga sikap kreatif bisa menjadi sebuah kebiasaan. Kreativitas sangat penting untuk ditingkatkan dalam diri anak khususnya bagi anak usia Taman Kanak-Kanak. Dengan kreativitas anak mampu mengekspresikan ide dan gagasan dalam dirinya, sehingga mereka terlatih untuk menyelesaikan suatu masalah dari berbagai sudut pandang dan mampu melahirkan banyak ide dan gagasan. Masa usia dini paling efektif dalam pengembangan kreativitas. Potensi anak seusia mereka berada pada masa yang amat penting untuk dirangsang perkembangannya. Untuk mendukung kreativitas mereka, perlu tercipta susasana yang menjamin terpeliharanya kebebasan psikologis yang dapat diciptakan dan dipelihara dengan membangun suasana bermain yang dapat melatih dan memberikan kesempatan pada anak untuk menampilkan ide dan gagasan baru secara lancar dan orisinil. Untuk mendukung semua itu dibutuhkan media dan alat peraga yang lengkap, baik dari pabrik, buatan guru atau lingkungan. Perkembangan kreativitas anak usia dini bukanlah didapat dari sumbangan genetik orang tua atau keluarganya. Namun, budaya pola pengasuhan anak serta lingkungan yang memelihara keterampilan kita bisa diturunkan pada anak. Sayangnya, sering kali lingkungan menghalangi kreativitas anak, dan berulang terus.

8 Salah satu pembelajaran yang dilakukan di Taman Kanak- Kanak adalah pembelajaran untuk meningkatkan kreativitas anak, dalam hal ini, guru dapat memberikan kegiatan yang dapat meningkatkan kreativitas anak. Daya ingat anak pada usia dini sangat tinggi, mereka dengan mudah mengingat halhal yang ada pada kehidupan di sekitar mereka, maka diperlukan suatu tempat untuk mencurahkan segala bentuk karya, imajinasi dan kreasi anak agar kemampuan anak terus berkembang dan bisa menjadi pribadi yang kreatif. Namun fakta di lapangan menujukkan masih banyak keterbatasan dalam mewujudkan anak yang kreatif dalam kehidupan. Guru memberikan metode pembelajaran yang monoton, selalu menuntut anak mencontoh guru, melihat papan tulis dan selalu menyuruh anak melakukan hal yang diinginkan guru. Kondisi tersebut membuat anak bersikap pasif dalam suatu penciptaan kreasi baru, merasa tidak percaya diri dengan kemampuannya sendiri dan bahkan tidak mau berkreasi sama sekali, guru dan orangtua hanya mengedepankan intelegensi anak saja, padahal anak yang mempunyai IQ tertinggi sekalipun belum tentu merupakan anak yang kreatif karena tes IQ selama ini hanya mengukur pemikiran konvergen, yaitu anak berpikir hanya pada satu jawaban yang benar saja. Anak-anak kelompok A di TK Kemala Bhayangkari 67 Sragen mempunyai kreativitas yang rendah hal itu dapat diketahui pada waktu guru memberikan kegiatan, masih banyak anak yang merasa tidak mampu, selalu berkata tidak bisa sebelum mengerjakan, bahkan ada anak yang menangis bila guru sudah memberikan kegiatan, selain itu kreativitas anak rendah karena peralatan yang minim sehingga dirasa tidak mencukupi kebutuhan anak,

9 faktor lain yaitu guru sangat jarang memberikan kegiatan untuk meningkatkan kreativitas anak, setiap ada kegiatan berkreasi anak selalu diberi contoh oleh guru, sehingga anak tidak bisa berkreasi sesuai dengan imajinasinya, anak hanya dituntut untuk patuh dengan semua keinginan guru sehingga daya cipta kreatif anak menjadi kurang, selain itu faktor dari orang tua yang beranggapan bahwa bermain tidak penting bagi anak, orang tua selalu menuntut anak hanya bisa membaca, menulis dan berhitung tanpa melihat kemampuan anak. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR BEBAS PADA KELOMPOK A DI TK KEMALA BHAYANGKARI 67 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah menggambar bebas dapat meningkatkan kreativitas anak kelompok A di Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari 67 Sragen Tahun 2011? C. Pembatasan masalah Pembahasan dalam suatu penelitian diperlukan pembatasan masalah, dengan adanya pembatasan masalah pembahasan tidak akan meluas. Adapun pembatasan masalah dengan penelitian adalah sebagai berikut :

10 1. Dalam penelitian ini akan meneliti tentang kreativitas anak dalam kegiatan belajar anak di TK Kemala Bhayangkari 67 Sragen Tahun pelajaran 2011/2012. 2. Dalam penelitian ini menggambar bebas dibatasi pada pembahasan pemberian tugas menggambar bebas di TK Kemala Bhayangkari 67 Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012. D. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum Untuk meningkatkan kreativitas anak kelompok A di Taman Kanakkanak Kemala Bhayangkari 67 Sragen. 2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui peningkatkan kreativitas melalui menggambar bebas pada anak kelompok A di TK Kemala Bhayangkari 67 Sragen. E. Manfaat penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung, ada 2 manfaat dalam penelitian ini yaitu : 1. Manfaat Teoritis Dapat memberikan pengetahuan tentang upaya meningkatkan kreativitas anak.

11 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru, penelitian ini bermanfaat sebagai rujukan dalam memberikan pengetahuan untuk meningkatkan kreativitas anak sejak dini. b. Bagi anak, penelitian ini bermanfaat untuk melatih ketrampilan, menumbuhkan kreativitas sekaligus menggali bakat yang ada pada anak. c. Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat untuk menghasilkan anak-anak yang trampil, kreatif dan percaya diri sehingga bisa diterapkan dalam kehidupan selanjutnya. d. Bagi peneliti lain, penelitian ini bermanfaat sebagai referensi bagi perkembangan anak khususnya kreativitas melalui menggambar bebas.