BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan

BAB I PEDAHULIAN. memberikan informasi kepada siswa terkait pembentukan konsep diri.

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan prediksi dan imajinasi agar kita dapat mengantisifasi perubahan. lingkungan yang serba cepat (Ariffudin Arif, 2008:133).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. berdaya saing tinggi, dalam pergaulan nasional maupun internasional. Apalagi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang memengaruhi pertumbuhan individu (Sub Koordinator MKDP,

BAB I PENDAHULUAN. Masa depan suatu bangsa terletak pada keberhasilan generasi muda dalam

BAB I PENDAHULUAN. di artikan mampu memiliki tanggung jawab moral dari segala perbuatannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak muliah,

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh maju mundurya pendidikan di suatu Negara tersebut. Bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan sebagai orang yang memiliki harapan tinggi terhadap staff dan para siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Sekolah atau Madrasah harus diperhatikan dan ditingkatkan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No. 20 tahun 2003 Bab 1 Pasal [1]).

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. melainkan juga dari kebodohan dan kemiskinan. Pendidikan diyakini mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan alat terbaik untuk melahirkan generasi baru lakilaki

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih optimal, berdaya guna,

BAB 1 PENDAHULUAN. dan membentuk watak serta peradapan bangsa, yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB III METODE PENELITIAN. Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan mampu. menghasilkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif,mandiri, mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan

BAB I. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. UNNES PRESS, 2005), hlm. 51. hlm.2. 1 Achmad Sugandi, dkk, Teori Pembelajaran, (Semarang: UPT

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang kehidupan. Untuk dapat mengikuti dan meningkatkan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan (5) batasan istilah. Kelima hal pokok itu dipaparkan berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi menjadi pilar utama dalam melahirkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut UU No. 20 Tahun 2003

BAB III METODE PENELITIAN. Anselm Strauss dan Juliet Corbin penelitian kualitatif adalah, jenis penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental baik

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya fenomena globalisasi, pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

KODE ETIK GURU INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Kaum muslimin sangat memperhatikan thaharah bahkan ulama fiqih. menganggap thaharah merupakan salah satu syarat pokok sahnya ibadah

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian, metode merupakan satu hal penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

BAB III METODE PENELITIAN. No 95 Pesawahan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah sistem yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Sarbini: 2011: 21). Banyak indikator yang dapat dijadikan tolak ukur bagi keunggulan dan mutu suatu sekolah. Indikator-indikator tersebut antara lain adalah proses belajar mengajar yang ada di sekolah, kelengkapan sarana dan prasarananya, profesionalitas tenaga kependidikan atau sumber daya manusianya, prestasi akademik peserta didik dan kualitas manajemen sekolah. Madrasah sebagian besar proses dan hasil pendidikannya masih relatif memprihatinkan terutama dalam rangka mencapai standar kualitas pendidikan secara nasional maupun internasional. Hal ini dikarenakan tidak adanya profesionalitas dalam manajemen madrasah (Muhaimin: 2002:185). Dewasa ini perkembangan zaman menuntut terhadap dunia pendidikan untuk senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam rangka mencapai kualitas pedidikan, maka perlu adanya rangkaian yang saling terkait dan berkesinambungan, yaitu perlu adanya faktorfaktor penunjang salah satunya adalah dengan manajemen sarana dan prasarana pendidikan dengan baik. Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam mencapai kualitas pendidikan hendaknya mengorientasikan pendidikan pada tujuan nasional yang telah dirumuskan, agar out put yang di hasilkan sesuai dengan tujuan atau target yang telah di tentukan.

Adapun tujuan pendidikan nasional Indonesia sebagaimana yang termuat dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 BAB III Pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional yaitu: Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Dengan demikian out put pendidikan yang dikeluarkan berkualitas sesuai apa yang dicita-citakan dan mampu mengikuti perkembangan zaman, sebab di era ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang selalu berkembang dan maju dengan pesat, maka perlu penyelesaian di bidang pendidikan, yaitu pendidikan yang dilaksanakan hendaknya berwawasan IPTEK dan IMTAQ agar bangsa Indonesia tidak tertinggal dengan bangsa lain. Peningkatan kualitas pendidikan bukanlah tugas yang ringan karna tidak hanya berkaitan dengan masalah teknis, tetapi juga mencakup karena persoalan yang sangat rumit dan kompleks, baik yang menyangkut perencanaan, pendanaan, maupun efesiensi dan efektifitas penyelengaraan sistem madrasah. Peningkatan kualitas pendidikan juga menuntut adanya manajemen pendidikan yang lebih baik (Mulyasa: 2012: 21). Untuk menunjang pelaksanaan proses pendidikan, baik yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang proses belajar-mengajar diperlukan fasilitas pendukung yang sesuai dengan kebutuhan. Agar fasilitas yang ada memiliki nilai daya guna yang tinggi diperlukan pengelolaan dan pengaturan yang jelas dan untuk itu perlu kiranya setiap personil memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam manajemen sarana dan prasarana. Seringkali kita jumpai sarana dan prasarana yang ada dalam proses belajar mengajar belum dimanfaatkan secara baik dan optimal, misalnya buku paket dan bantuan alat-alat seperti mikroskop dan alat peraga yang ada di sekolah hanya sebagai pajangan saja. Disamping itu seringkali kita temukan bahwa waktu kontak antara guru dan murid tidak dimanfaatkan secara baik, dan murid selalu disibukkan oleh kegiatan-kegiatan yang kurang perlu seperti mencatat

pelajaran yang sudah ada dalam buku. Untuk itu disinilah tugas guru hendaknya dapat kreatif, inovatif dan tidak menolak untuk menggunakan peralatan tekhnologi modern yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman, yang pasti peningkatan kualitas pendidikan tidak mungkin ada tanpa peningkatan kualitas performa guru. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas pasal 45 ayat 1 disebutkan bahwa : Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. Sarana prasarana yang ada disekolah perlu dikelola dengan baik melalui pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen sarana prasarana. Manajemen sarana prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan (Mulyasa: 2009:49-50). Penerapan manajemen sarana dan prasarana pendidikan diharapkan dapat mengelola sarana dan prasarana dengan sugguh-sungguh dan dikelola oleh personel yang benar-benar ahli dalam bidangnya. Dengan demikian sarana dan prasarana pendidikan selalu dalam kondisi siap pakai kapanpun dibutuhkan. Hal tersebut sangat menunjang bagi teraktualisasikannya kemampuan profesional yang merupakan syarat mutlak dalam peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Adapun kegiatan manajemen sarana prasarana meliputi: a). Perencanaan kebutuhan. b) Pengadaan sarana prasarana. c) Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan. d) Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan. e) Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan. f) Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan (Raflis Kosasi: 2011:170). Suatu pengajaran tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya sarana dan prasarana yang menunjang. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, maka ada beberapa hal yang merupakan komponen-komponen yang perlu diperhatikan agar proses pendidikan berjalan

dengan baik, termasuk sarana prasarana itu sendiri. Tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai sulit rasanya untuk merealisasikan tujuan pendidikan dengan baik. Proses yang baik memerlukan perangkat peralatan (instrumen) atau fasilitas. Bahkan kalau diteruskan untuk melengkapi perangkat peralatan itu memerlukan dana yang memadai. Tetapi keberadaan alat atau fasilitas yang bagus hanya menumpuk dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Madrasah Aliyah As-Sakienah Tugu Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu adalah salah satu madrasah yang mempunyai sarana prasarana yang belum memadai. Madrasah ini sedang merencakan beberapa program pengembangan dan peningkatan sarana dan prasarana menuju madrasah yang bermutu, mulai dari proses pengadaan sarana dan prasarana, pembenahan sarana dan sarana yang sudah dimiliki, serta perbaikan manajemen sarana dan prasarana. Proses manajemen sarana dan prasarana di MA As-Sakienah lebih ditingkatkan lagi sebagai upaya peningkatan mutu madrasah. Ada beberapa sarana dan prasarana yang sudah memenuhi standarisasi sarana dan prasarana namun belum secara keseluruhannya, masih belum maksimal dalam pengelolaannya. Misalnya alat-alat pembelajaran seperti LCD proyektor dan peralatan laboratorium belum terpenuhi kelengkapannya. Namun seiring dengan waktu madrasah tersebut selalu meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan agar lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Sarana prasarana yang dimiliki tersebut dikelola secara maksimal dengan tujuan tidak lain adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Setelah melihat beberapa fenomena masalah di atas, penerapan manajemen sarana dan prasarana dalam meningkatkan kualitas pendidikan sangat diperlukan karena itu merupakan salah satu upaya dalam menunjang keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Hasil pengamatan dan observasi ini akan dituangkan peneliti dalam sebuah skripsi yang berjudul MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA MADRASAH (Penelitian di Madrasah Aliyah As-Sakienah Sliyeg Kabupaten Indramayu).

B. Rumusan Masalah Agar penelitian ini dapat terarah dan mencapai tujuan sebagimana yang diharapkan, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana latar alamiah sarana dan prasarana Madrasah Aliyah As-Sakienah Tugu Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu? 2. Bagaimana pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana di Madrasah Aliyah As- Sakienah Tugu Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu? 3. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam penerapan manajemen sarana dan prasarana di Madrasah Aliyah As-Sakienah Tugu Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu? 4. Bagaimana hasil peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah As-Sakienah Tugu Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu melalui manajemen sarana dan prasarana madrasah? 5. Bagaimana upaya mengatasi hambatan dalam pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana di MA As-Sakienah Tugu Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui latar alamiah Madrasah As-Sakienah Aliyah Tugu Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu 2. Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen sarana prasarana di Madrasah Aliyah As- Sakienah Tugu Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu. 3. Untuk mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat dalam penerapan manajemen sarana dan prasarana di Madrasah Aliyah As-Sakienah Tugu Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu 4. Untuk mengetahui hasil peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah As- Sakienah Tugu Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu melalui manajemen sarana dan prasarana madrasah 5. Untuk mengetahui upaya mengatasi hambatan dalam pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana di Madrasah Aliyah As-Sakienah Tugu Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu Adapun kegunaan dalam penelitian ini adalah :

1. Kegunaan teoretik dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu karya ilmiah yang dapat menambah khasanah keilmuan dalam dunia pendidikan. 2. Diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi manajemen sarana prasarana di Madrasah Aliyah As-Sakienah Tugu Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu dalam meningkatkan proses pembelajaran kearah yang lebih baik. 3. Bagi penulis merupakan pelajaran yang berharga dalam manajemen sarana prasarana sekolah. D. Kerangka Pemikiran Manajemen adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien. Istilah manajemen juga sering didefinisikan sebagai kegiatan mengelola berbagai sumber daya dengan cara bekerja sama dengan orang lain melalui proses tertentu untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Menurut Nanang Fattah, manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu, karena menurut Luther Gulick manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat, karena menurut Follet manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan dalam tugas. Dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para professional dituntut oleh suatu kode etik (Barnawi: 2012: 14-15). Atas dasar seperti itu, maka penelitian ini mengambil jenis pola pengembangan manajemen, yang akan mengkaji suatu pola yang dapat dideskripsikan untuk dapat dijadikan

suatu acuan dalam proses lembaga pendidikan lain untuk setting yang relatif sama seperti di Madrasah Aliyah As-Sakienah. Manajemen sarana prasarana pendidikan dapat diartikan sebagai segenap proses pengadaan dan pendayagunaan komponen-komponen yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien (Barnawi: 2012: 48). Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dalam proses belajar-mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta media pengajaran. Adapun prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, dan jalan menuju sekolah (Mujamil Qomar: 2012: 170-171). Atas dasar pengertian seperti itu, unsur komponen yang terdapat pada manajemen sarana dan prasarana meliputi seluruh unsur yang mendasari kerangka konsepnya. Dalam penelitian ini pelaksanaan manajemen sarana akan dikaji meliputi: tujuan, pengelolaan, organisasi, aplikasi, kebijakan dan evaluasi. Menurut Lincoln dan Guba dalam Moleong (2007:8) penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan (entity). Hal ini dilakukan karena ontologi alamiah mennghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya. Menurut mereka hal tersebut didasarkan atas beberapa asumsi : (1) tindakan pengamatan mempengaruhi apa yang dilihat, karena itu hubungan penelitian harus mengambil tempat pada keutuhan dalam konteks untuk keperluan pemahaman; (2) konteks sangat menentukan dalam menetapkan apakah suatu penemuan mempunyai arti bagi konteks yang lainnya, yang berarti bahwa suatu fenomena harus diteliti dalam keseluruhan pengaruh lapangan; dan (3) sebagian struktur nilai kontekstual bersifat determinatif terhadap apa yang dicari (Moleong: 2007:8).

Atas dasar asumsi seperti itu, penelitian dengan pendekatan kualitatif ini akan mengkaji masalahnya dilandasi dengan kajian mengenai latar alamiah mengenai keberadaan Madrasah Aliyah As-Sakienah sebagai setting penelitian. Pendidikan merupakan kegiatan internalisasi dan pewarisan nilai budaya dalam masyarakat. Dari sudut pendekatan kebudayaan, proses dan keberadaan pendidikan dapat diamati dari berbagai wujud ekspresi budaya dalam berbagai bentuknya. Dapat diamati dari nilai, ide dan gagasannya; dari aktifitas yang dilakukannya; dan dari wujud benda fisik sarana dan bekas-bekas yang pernah ditinggalkannya sebagai hasilnya. Seperti menurut Koentjaraningrat ( 1990:180) bahwa wujud kebudayaan itu ada tiga, yaitu: (1) wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya; (2) wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola mantap dari manusia dalam masyarakat; dan (3) wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi dengan teori kebudayaan sebagai landasan afiliasi ilmunya. Atas dasar itu, ketiga wujud kebudayaan tersebut di atas dijadikan dasar sistimatisasi rumusan masalah untuk menganalisis deskriptif manajemen sarana dana prasarana di Madrasah Aliyah As-Sakienah. Kajian ini terkait dengan ide dan alasan dipilihnya suatu manajemen sarana prasarana dan konsepnya; aktifitas kegiatan pelaksanaannya, dan hasil produk yang dicapainya. Faktor penunjang adalah segala hal yang membantu dan mendukung terhadap pelaksanaan pendidikan dan dalam mencapai tujuan. Sedangkan faktor penghambat adalah segala hal yang dapat mempengaruhi, memperlambat terhadap pelaksanaan pendidikan dan dalam meraih tujuan. Faktor penunjang dan faktor penghambat dapat bersumber dari faktor intern maupun faktor ekstern.

Pengkajian terhadap faktor penunjang dan penghambat merupakan usaha untuk menemukan kelebihan dan kekurangan dari sebuah sistem, sehingga dengan ditemukannya faktor-faktor itu dapat meningkatkan sebuah proses pembelajaran yang efektif dan efisien dalam mengelola lembaga pendidikan yang ada. Kajian mengenai faktor-faktor tersebut akan mempengruhi pada tingkat keberhasilan sebuah manajemen, dengan demikian usaha meniru suatu manajemen akan selalu diukur keberhasilannya dengan upaya meniru pula faktor-faktor penunjangnya, dan meminimalisir faktor-faktor yang menghambatnya. Suatu manajemen akan ditiru dan diterapkan pada tempat dan lembaga lain yang memiliki suatu kesamaan jika dianggap berhasil. Keberhasilan sebuah manajemen sarana prasarana pada suatu lembaga pendidikan akan ditiru jika dianggap berhasil. Untuk itu, kajian keberhasilan yang terukur mengenai pelaksanaan suatu manajemen merupakan hal penting untuk diungkapkan agar pengguna hasil penelitian dapat mengambil manfaat secara optimal. Secara skematis Kerangka pemikiran tersebut digambarkan dalam gambar bagan di bawah ini:

Skema Manajemen Sarana Dan Prasarana Madrasah Aliyah As-Sakienah Tugu Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu Standar Nasional Pendidikan Tentang Standar Sarana dan Prasarana Latar Alamiah/Kondisi Objektif Sarana dan Prasarana MA As-Sakienah PELAKSANAAN MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA MA AS-SAKIENAH Faktor Pendukung 7. 1. PERENCANAAN 8. 2. PENGADAAN 9. 3. PENYIMPANAN 10. 4. INVENTARISASI 11. 5. PEMELIHARAAN 12. 6. PENGHAPUSAN Faktor Penghambat Hasil Peningkatan Mutu Pembelajaran MA As-Sakienah Melalui Manajemen Sarana dan prasarana Upaya Mengatasi Hambatan dalam pelaksanaan manajemen SARPRAS di MA As-Sakienah

E. Langkah-Langkah Penelitian Dalam langkah penelitian ini dijelaskan tahapan langkah yang dilakukan dalam proses penelitian ini meliputi : 1. Menentukan Jenis Data Jenis data yang akan dikumpulkan adalah jenis data kualitatif yaitu berkaitan dengan : a. Data tentang latar alamiah Madrasah Aliyah As-Sakienah Tugu Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu? b. Data tentang pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana di Madrasah Aliyah As- Sakienah Tugu Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu? c. Data tentang faktor yang mendukung dan menghambat dalam penerapan manajemen sarana dan prasarana di Madrasah Aliyah As-Sakienah Tugu Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu? d. Data tentang hasil peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah As-Sakienah Tugu Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu melalui manajemen sarana dan prasarana madrasah? e. Data tentang upaya mengatasi hambatan dalam pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana di MA As-Sakienah Tugu Kecamatan Sliyeg Indramayu. 2. Menentukan Sumber Data a. Lokasi Penelitian Penentuan lokasi penelitian merupakan salah satu langkah penting dalam penelitian lapangan, dalam penelitian ini penulis menentukan tempat penelitian di Madrasah Aliyah As-Sakienah Tugu Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu dengan alasan sebagai berikut : Pertama, Sekolah tersebut sudah lama berdiri sehingga banyak data yang akan diperoleh.

Kedua, adanya masalah yang akan diteliti terkait dengan sarana prasarana yang dapat menunjang peningkatan mutu pembelajaran, serta pihak pengurus mengizinkan kepada penulis untuk melakukan penelitian. b. Sumber Data Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Kata-kata dan tindakan orang yang dapat diamati atau diwawancarai yang dicatat melalui catatan tertulis atau rekaman dalam penelitian ini merupakan sumber data utama, dengan menggunakan teknik sampling, yaitu dengan cara mewawancarai kepada pihak kepala sekolah sebagai Key Informan, kemudian diikuti dengan snow Ball Process, yaitu sumber data berikutnya diperoleh dari key informan tersebut secara bergulir, dan baru dihentikan apabila terjadi pengulangan informasi. Selain itu, penelitian ini menggunakan data tambahan berupa dokumen, arsip, buku-buku referensi, dan sumber data lainnya yang dapat menunjang terhadap sumber data penelitian mengenai Madrasah Aliyah As- Sakienah, khususnya mengenai sarana dan prasarananya. 3. Menentukan Metode dan Teknik Pengumpulan Data a. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yakni metode yang bertujuan untuk mendeskripsikan masalah yang sedang terjadi atau berlangsung secara rinci apa adanya.

b. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang dipakai dalam pengumpulan data yaitu: 1) Teknik Observasi Partisipatif Observasi yang dilakukan yaitu observasi partisipasi aktif yang bertujuan untuk memperoleh informasi dan data-data tentang sarana prasarana Madrasah Aliyah As- Sakienah. Peneliti melakukan pengamatan dan terlibat ikut serta sebagai peserta pengamat selama beberapa bulan di lokasi. 2) Teknik Wawancara Teknik wawancara dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan Key Informan, dalam hal ini kepala sekolah. Wawancara menggunakan model wawancara terbuka; untuk mengmupulkan data tentang masalah pokok yang diteliti, khusunya untuk verifikasi data dan mengenai hal-hal terkait alasan digunakan suatu manajemen sarana prasarana di MA As-Sakienah. 3) Teknik Dokumentasi atau Teknik Menyalin Teknik ini digunakan untuk mengetahui data tertulis mengenai sekolah dan setting penelitian lainnya seperti data guru atau tenaga pengajar, siswa serta dokumnen sejarah berdirinya. Melalui proses penelusuran dokumen, buku-buku referensi, data yang ada dijadikan bahan data pokok dan data tambahan untuk melengkapi. 4. Analisis Data Analisis Data yang dilakukan yaitu analisis kualitatif. Adapun tahapan langkah analisis yang dilakukan yaitu:

a. Unitisasi Yaitu pemprosesan satuan. Dalam unitisasi ini, terdapat langkah-langkah yang dilakukan Yaitu : 1) Mereduksi data, maksudnya yaitu memilih data dari berbagai sumber yang relevan dengan data yang di inginkan. 2) Memberi Kode, Maksudnya memberi Kartu Indeks yang berisi satuan-satuan, kode-kode dapat berupa penandaan sumber asal satuan seperti catatan lapangan, penandaan lokasi, dan penandaan cara pengumpulan data. b. Kategorisasi data Yaitu proses pengelompokan data yang telah terkumpul dalam kategorisasi ini. Ada beberapa hal yang dilakukan, yaitu diantaranya: 1) Mereduksi data, maksudnya memilih data yang sudah dimasukan kedalam satuan dengan cara membaca satuan yang sama. Jika tidak sama maka akan disusun kembali untuk membuat kategori baru. 2) Membuat koding, maksudnya memberikan nama atau judul terhadap satuan yang mewakili entri pertama dari kategori. 3) Menelaah Kembali seluruh Kategori 4) Melengkapi data-data yang telah terkumpul untuk ditelaah dan dianalisis. c. Penafsiran data Penafsiran dilakukan dengan cara memberi penafsiran-penafsiran logis dan empiris berdasarkan data yang terkumpul selama penelitian. Tujuan yang akan dicapai dalam penafsiran data ialah deskripsi semata-mata dengan menggunakan teori Wujud kebudayaan dan teori mengenai manajemen sarana prasarana sebagai alat sistematisasi analisis. Dengan Tujuan penafsiran deskripsi semata-mata ini dimaksudkan

data hanya dideskripsikan dengan sistimatisasi wujud kebudayaan dan komponen manajemen sarana prasarana. 5. Uji Keabsahan Data Agar hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, maka data yang terdapat pada hasil penelitian ini perlu diuji keabsahannya. Untuk itu maka perlu dilakukan pemeriksaan kembali terhadap data-data yang telah terkumpul dengan kriteria kepastian logika, dapat dipertanggungjawabkan, dengan proses kerteralihan dan ketergantungan secara relevan sesuai dengan keakuratan data yang diperoleh, serta menggunakan teknik pemeriksaan kembali terhadap keabsahan data tersebut. Adapun langkah pemeriksaan tersebut adalah sebagai berikut : a. Perpanjangan keikutsertaan, hal ini dilakukan untuk mendeteksi serta menghitung distorsi yang mungkin dapat mengotori data. Perpanjangan keikutsertaan yang dilakukan dengan tinggal di lokasi penelitian dan terlibat dalam berbagai kegiatan dengan waktu kurang lebih tiga bulan, yaitu sejak bulan Maret 2014 sampai dengan Mei 2014. b. Ketekunan pengamatan, maksudnya untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang relevan dengan persoalan atau isu yang sedang di cari, diteliti, untuk memperdalam dan mengarahkan data supaya lebih terfokus. Hal ini dilakukan dengan cara pengamatan terhadap berbagai aktivitas dalam proses pembelajaran di Madrasah, mencatat serta merekam hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti, dengan maksud memperdalam dan lebih terfokus. c. Triangulasi, yaitu dengan pengecekan hasil wawancara dan pengamatan kepada sumber yang berbeda serta membandingkan data hasil penelitian dokumen dengan pengamatan serta dengan melalui wawancara. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi dis informasi dalam melakukan penelitian ini..

d. Pemeriksaan teman sejawat, dilakukan dengan cara didiskusikan kepada dosen pembimbing atau kepada teman mahasiswa yang sama sedang melakukan penelitian mengenai hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh untuk memperbaiki dan melengkapi hasil sementara penelitian. e. Analisis kasus negative: dilakukan dengan cara mengumpulkan contoh-contoh serta kasus-kasus yang tidak sesuai dengan dengan pola dan kecenderungan informasi yang terkumpul untuk digunakan sebagai bahan pembanding. f. Kecukupan referensi, dilakukan dengan cara mengumpulkan data sebanyak-banyak terkait dengan setting dan fokus penelitian. Melengkapinya dengan cara menanyakan langsung kepada pihak pimpinan Madrasah, serta mencari informasi dari sumber lain, termasuk referensi dari sumber tertulis. g. Pengecekan anggota, dilakukan dengan cara memeriksa dan melaporkan data hasil penelitian kepada sumbernya (pihak pimpinan madrasah), guna menyamakan persepsi antara peneliti dengan pihak sumber yang diteliti. h. Uraian rinci, dilakukan dengan cara melaporkan hasil penelitian secara rinci dan lebih cermat, dimaksudkan agar proses keteralihan informasi seperti yang terdapat di lokasi. i. Auditing untuk kriteria kebergantungan, proses auditing dilakukan dengan cara berkonsultasi dengan auditor (pembimbing) untuk menentukan apakah penelitian ini perlu diteruskan, diperbaiki atau dihentikan sesuai dengan lengkap tidaknya data yang terkumpul. j. Auditing untuk kriteria kepastian, proses auditing dilakukan dengan cara memeriksakan data atau mengadakan klarifikasi data yang terkumpul kepada subjek penelitian, dalam hal ini kepada kepala sekolah MA As-Sakienah. Bukti keabsahan data hasil dari pemeriksaan data tersebut dibuktikan dengan surat persetujuan atau pernyataan bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan sebenarnya dari Kepala Madrasah.