RIA ANGGRAINI A

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, penguasa kemampuan menyimak harus dimiliki oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS III SDN 05 KARANGREJO TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Ketrampilan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. semua peristiwa itu aktivitas menyimak terjadi. Dalam mengikuti pendidikan. peristiwa ini keterampilan menyimak mutlak diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi ini disebut dengan bahasa. Bahasa memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai dengan usia enam tahun. Pemberian rangsangan pendidikan tersebut

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI CERITA STORY TELLING MELALUI MEDIA BONEKA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS I SD N WATUBONANG 01

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan secara sadar. dan sengaja, oleh kerena itu pembelajaran pasti mempunyai tujuan,

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Dasar mulai mengembangkan keterampilan yang dimilikinya

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan. Oleh: L A S M I N I A

BAB I PENDAHULUAN. 2008:73). Pada jaman dahulu dongeng disampaikan secara lisan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan oleh manusia pada sebagian besar aktivitasnya. Tanpa

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terjalin komunikasi antar manusia. Disamping itu manusia

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan keterampilan lainnya. Keempat keterampilan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Ia memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan sifat sosial yang dimilikinya tentu mereka akan saling berinteraksi. Dalam

DIRECTED LISTENING ACTIVITY: PENGENALAN KEBUDAYAAN DALAM PENGAJARAN BIPA

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam. bahasa Jerman baik secara lisan maupun tulisan.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM PADA SISWA KELAS X PJ 2 SEMESTER 1 SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Untuk menghadapi perkembangan zaman dan informasi diperlukan kualitas

Di susun Oleh: PUJI RAHAYU A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. contoh kekayaan budaya tersebut adalah banyaknya bahasa daerah yang tersebar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. eksternal diantaranya adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia, pembelajaran keterampilan menyimak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. gagasan dengan menggunakan bahasa tulis. Jika dibandingkan dengan

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, hlm.1. 1 Syaiful Bahri Jamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

I. PENDAHULUAN. komunikasi, baik komunikasi secara lisan, maupun komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dipahami orang lain, seseorang perlu memiliki kosakata ( vocabulary ) dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut BSNP 2006a (dalam Sufanti, 2010: 7) mata pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman menyimak selama ini. Menyimak sering kita jumpai dalam pelajaran

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan

BAB I PENDAHULUAN. karena dengan pembelajaran Bahasa Indonesia tingkat kemampuan berpikir

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam membangun dan mengembangkan kapabilitasnya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

Meningkatkan Hasil Belajar Bercerita Melalui Media Boneka Tangan Pada Siswa Kelas II SDN Dukuhmencek 01 Sukorambi Jember

BAB I PENDAHULUAN. menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis.

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB II LANDASAN TEORI. menyimak atau mendengarkan (listening skills), keterampilan berbicara (speaking

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita semua menyadari bahwa bahasa itu penting dalam kehidupan. Dengan bahasa, kita dapat menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia bukan tentang ilmu bahasa atau ilmu sastra, melainkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK DENGAN TEKNIK MENJAWAB PERTANYAAN PADA PESERTA DIDIK KELAS X-5 SMA N 1 SIGALUH KABUPATEN BANJARNEGARA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang turut menentukan pencapaian tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh bagaimana seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan siswa lainnya. Bagi siswa sekolah dasar, kadang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfa Mitri Suhara, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendengarkan, berbicara/ bercerita, membaca, dan menulis/mengarang.

Transkripsi:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA ANAK DENGAN MEDIA BONEKA TANGAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SD NEGERI MOJOKERTO 3, KEDAWUNG, SRAGEN TAHUN AJARAN 2008/2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Oleh : RIA ANGGRAINI A. 310050033 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai bagian dari keterampilan berbahasa, kegiatan menyimak sangat penting, baik dalam pengajaran bahasa maupun dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penguasaan kemampuan menyimak harus dimiliki oleh setiap orang. Berkomunikasi secara lisan dengan teman, mengikuti pelajaran, kuliah, diskusi, dan seminar, menuntut kemahiran seseorang untuk menyimak (Tarigan, 1987:21). Disadari atau tidak kegiatan berbahasa yang paling pertama dilakukan manusia adalah kegiatan menyimak. Sehubungan dengan pernyataan di atas, dalam kegiatan belajar dan mengajar di Sekolah Dasar keterampilan menyimak menja di salah satu bagian keterampilan berbahasa yang harus diajarkan kepada peserta didik dan dikuasai oleh peserta didik. Salah satu bentuk keterampilan menyimak tersebut adalah keterampilan menyimak cerita anak. Keterampilan menyimak cerita anak memiliki beberapa manfaat bagi peserta didik (khususnya peserta didik SD) yaitu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik, membentuk karakter peserta didik, sportivitas peserta didik, memberikan sentuhan manusiawi, dan mengembangkan kemampua n peserta didik dalam berbahasa melalui pesan yang tersirat dan tersurat di dalam cerita anak yang diperdengarkan kepada peserta didik.

Namun, berdasarkan dari survei awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran menyimak cerita anak dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada peserta didik kelas VI SD Negeri Mojokerto 3, Kedawung, Sragen masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata peserta didik kelas VI dalam tes kemampuan menyimak pada semester I yang hanya mencapai nilai 55 (standar ketuntasan belajar minimal untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah 65). Menurut hasil wawancara dan tukar pendapat dengan peserta didik dan guru kelas VI SD Negeri Mojokerto 3, Kedawung, Sragen, rendahnya kemampuan menyimak peserta didik (khususnya kemampuan menyimak cerita anak) disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : (1) Peserta didik kurang berminat pada pembelajaran menyimak cerita anak, (2) Guru mengalami kesulitan untuk membangkitkan minat peserta didik dalam pembelajaran menyimak cerita anak, (3) Peserta didik mengalami kesulitan dan tampak takut untuk mengungkapkan pendapat dengan bahasa yang baik dan benar, dan (4) Guru mengalami kesulitan untuk menentukan alternatif media pembelajaran yang tepat. Peserta didik kurang berminat pada pembelajaran menyimak cerita anak karena sebagian besar peserta didik menyatakan bahwa pembelajaran menyimak merupakan materi yang tidak menyenangkan. Menurut mereka, cara mengajar guru dalam pembelajaran menyimak cerita anak kurang menarik, monoton dan cerderung membosankan (selama ini guru mengajarkan materi menyimak cerita anak hanya dengan membacakan naskah cerita anak dari buku teks Bahasa Indonesia untuk peserta didik kelas VI saja).

Guru mengalami kesulitan untuk membangkitkan minat peserta didik dalam pembelajaran menyimak cerita anak sehingga guru mengeluh bahwa konsentrasi sebagian besar peserta didik pada saat prose pembelajaran sedang berlangsung tidak terfokus untuk menyimak cerita anak yang dibacakan oleh guru, sementara itu peserta didik yang duduk di tempat duduk deretan tengah dan belakang lebih banyak melakukan aktifitas lain selain menyimak cerita anak yang disampaikan guru, seperti berbicara dengan teman sebangku atau saling melempar kertas dan alat tulis dengan teman yang lain. Sebagian besar peserta didik mengalami kesulitan dan takut untuk mengungkapkan pendapat dengan bahasa yang baik dan benar ketika guru memberi pertanyaan atau meminta peserta didik menceritakan kembali cerita anak yang telah mereka simak, serta peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Guru mengalami kesulitan untuk menemukan alternatif media pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan keterampilan menyimak cerita anak kepada peserta didik selain buku teks Bahasa Indonesia yang bisa dipergunakan oleh guru. Berpijak dari hal itu, dibutuhkan solusi untuk mengatasinya. Upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan media boneka tangan dalam pembelajaran menyimak cerita anak. Boneka tangan merupakan istilah yang berasal dari bahasa Inggris. Padanan kata dalam bahasa Indonesia untuk hand puppet adalah boneka tangan (Ariyo, 2008:1). Istilah boneka tangan tersebut umum dikenal dalam dunia dongeng (story telling) sebagai alat peraga cerita anak. Cara memainkan

boneka tangan sebagai alat peraga cerita anak tersebut juga sangat khas. Teknik memainkan boneka tangan diilhami oleh cara memainkan wayang Potehi, sebuah kesenian yang berasal dari leluhur masyarakat Tionghoa. Cara memegang dan memainkan boneka tangan adalah dengan menggunakan tangan dan jari-jari. Media boneka tangan dipilih sebagai alternatif media pembelajaran karena media boneka sangat dekat dengan dunia anak-anak dan meskipun boneka tangan termasuk media visual, oleh karenanya media tersebut berguna untuk memvisualkan cerita anak yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut senada dengan pendapat Tarigan (1987:3) bahwa berbicara dengan alat peraga (visual aids) akan menghasilkan pengungkapan informasi yang lebih baik pada pihak penyimak. Selain itu, melalui media boneka tangan peserta didik kelas VI SD sudah mempunyai sifat yang tidak suka meniru dan mudah untuk mengingat kalimat-kalimat serta kosakata yang terdapat dalam cerita anak. Peserta didik dengan karakteristik tersebut kata-kata dan kalimat di dalam cerita anak yang mereka simak diucapkan oleh boneka tangan, sehingga amanat atau nilai didik yang terdapat di dalam cerita anak mudah dipahami oleh peserta didik. Pada akhirnya, dengan menerapkan media boneka tangan di dalam proses pembelajaran menyimak cerita anak. Konsentrasi peserta didik lebih terfokus terhadap proses pembelajaran, motivasi dan minat peserta didik terhadap pembelajaran menyimak cerita anak dapat lebih ditingkatkan, mendorong peningkatan kualitas proses pembelajaran menyimak cerita anak serta kualitas hasil pembelajaran menyimak cerita anak semakin meningkat.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti menganggap perlu meneliti penggunaan media boneka tangan sebagai sarana atau media untuk meningkatkan kemampuan menyimak cerita anak. Penelitian yang dimaksud berjudul Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Anak dengan Media Boneka Tangan pada Peserta Didik Kelas VI SD Negeri Mojokerto 3, Kedawung, Sragen Tahun Ajaran 2008/2009. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas yakni pembelajaran menyimak cerita anak dengan media boneka tangan siswa kelas VI SD Mojokerto 3, Kedawung, Sragen dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut : 1. Apakah dengan penerapan media boneka tangan dapat meningkatkan kualitas proses kemampuan menyimak cerita anak pada peserta didik kelas VI SD Negeri Mojokerto 3, Kedawung, Sragen tahun ajaran 2008/2009? 2. Apakah dengan penerapan media boneka tangan dapat meningkatan kualitas hasil kemampuan menyimak cerita anak pada peserta didik kelas VI SD Negeri Mojokerto 3, Kedawung, Sragen tahun ajaran 2008/2009? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang jelas memberikan landasan untuk merancang penelitian, pemilihan metode penelitian yang tepat, dan pengelolaan penelitian. Adapun tujuan dari penelitia n ini adalah :

1. Secara khusus: untuk mengetahui peningkatan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran menyimak cerita anak dengan media boneka tangan pada peserta didik kelas VI SD Negeri Mojokerto 3, Kedawung, Sragen tahun ajaran 2008/2009. 2. Secara umum: untuk memberikan wawasan mengenai kemampuan bahasa khususnya kemampuan menyimak cerita anak dengan media boneka tangan pada peserta didik kelas VI SD Negeri Mojokerto 3, Kedawung, Sragen tahun ajaran 2008/2009. D. Manfaat Penelitian Penelitian yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Anak dengan Media Boneka Tangan pada Peserta Didik Kelas VI SD Negeri Mojokerto 3, Kedawung, Sragen Tahun Ajaran 2008/2009 mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat dalam pengembangan pembelajaran bahasa Indonesia yaitu keterampilan berbahasa khususnya keterampilan menyimak cerita anak melalui media boneka tangan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, yaitu untuk mengetahui sejauh mana peningkatan menyimak cerita anak pada peserta didik di dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

b. Bagi guru, yaitu sebagai pandangan sejauh mana serta perubahan yang lebih menarik dalam pembelajaran bahasa Indonesia agar tidak terasa membosankan di dalam pembelajaran yaitu dengan menggunakan media boneka tangan pada keterampilan menyimak. c. Bagi peserta didik, yaitu sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menyimak agar peserta didik mempunyai motivasi dan semangat serta pandangan yang menyeluruh tentang menyimak melalui media boneka tangan di dalam pembelajaran. d. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi lembaga pendidikan khususnya SD Negeri Mojokerto 3, Kedawung, Sragen untuk meningkatkan minat dan kemampuan menyimak peserta didik. e. Bagi peneliti berikutnya, yaitu untuk dijadikan sebagai bahan untuk mempelajari upaya meningkatkan keterampilan menyimak melalui media boneka tangan pada khususnya, serta sebagai bahan pembelajaran dan motivasi untuk menghasilkan mutu yang lebih baik.