BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang lainnya. Selain itu, pembelajar juga harus aktif dalam

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana S1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Disusun Oleh: WIDAYANTO A

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI SISWA KELAS XI A SMKN 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, menulis merupakan salah satu aspek dari keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran bahasa bertujuan untuk memperoleh keterampilan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS PERCAKAPAN MELALUI MEDIA GAMBAR DI KELAS IV SDN 1 LIMBOTO KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO

PENGARUH PENERAPAN MEDIA FILM DOKUMENTER PADA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN NARASI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR BAWAMAI PONTIANAK KOTA

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan satu sama lain. pada dasarnya belajar bahasa diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu aktivitas yang dipengaruhi oleh daya pikir untuk

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang tidak dapat keluar dari sistem yang mengikatnya atau mengaturnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

PEMBELAJARAN MENULIS. oleh Isah Cahyani Diadaptasi dari berbagai sumber dan hasil diskusi

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

PENINGKATAN KETEREAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA MTs

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN METODE PENGAMATAN OBJEK LINGKUNGAN SEKOLAH SISWA SMA

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM PADA SISWA KELAS VIII MTs AL MU MIN PREMBUN TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi

Oleh Era Oktarina Sianturi Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, atau keinginannya. Keterampilan menulis yang baik sangatlah penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

II. LANDASAN TEORI. Menulis adalah suatu proses kegiatan menuangkan pikiran manusia yang hendak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Para pakar pada umumnya memiliki pandangan yang sama tentang menulis, yakni suatu

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh Dian Surya Ningsih

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 SAMBI TAHUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

LAMPIRAN SKRIPSI PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERBASIS EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK SISWA KELAS VIII SMP

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi pendidikan berfungsi membantu pengembangan seluruh potensi, kecakapan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kemampuan Menulis. menghasilkan sebuah tulisan. memberdayakan pengetahuan dan perasaan.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan tidak pernah lepas dari kegiatan menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EFETIVITAS PENGGUNAAN METODE NATURE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

PEMBELAJARAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHOW NOT TELL DI MTs CAHAYA HARAPAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

6 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Keterampilan Menulis Puisi a. Hakikat Menulis Tarigan (1994:3) memberikan pengertian bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosa kata untuk menyampaikan maksud dan tujuan yang ingin diungkapkan. Menulis adalah keterampilan menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang mengambarkan suatu bahasa yang dapat dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut jika mereka memahami bahasa dan gambaran grafik yang dituliskan. Akhadiah (1999) memberi pengertian bahwa menulis adalah suatu aktifitas komunikasi bahasa yang menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Tulisan itu terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna. Dalam komunikasi tertulis terdapat empat unsur yang terlibat yaitu, penulis sebagai penyampai pesan atau isi tulisan, saluran atau medium tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. 6

7 Kata menulis mempunyai dua arti. Pertama, menulis berarti mengubah bunyi bahasa yang dapat didengar menjadi tanda-tanda yang dapat dilihat. Kedua, kegiatan mengungkapkan gagasan secara tertulis. (Wiyanto, 2000: 1-2). Tulisan atau karangan mempunyai teknis pengungkapan yang komunikatif dan menunjukkan kerangka berpikir rasional. Kegiatan menulis sangat mementingkan unsur pikiran, penalaran, dan data faktual karena itu wujud yang dihasilkan dari kegiatan menulis berupa tulisan ilmiah atau nonfiksi. Menulis adalah aktivitas menemukan unsur bahasa melalui media bahasa. Aktivitas yang pertama menekankan unsur bahsa, yang kedua gagasan. Kedua unsur tersebut dalam tugas-tugas menulis yang dilakukan di sekolah hendaknya diberi penekanan yang sama. Artinya walaupun tugas itu diberikan dalam rangka mengukur kemampuan berbahasa, penilaian yang dilakukan hendaklah mempertimbangkan ketepatan bahasa dalam kaitannya dengan konteks dan isi(nurgiyantoro, 2001:298) Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan bentuk komunikasi tidak langsung dengan memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosa kata sehingga menghasilkan tulisan yang runtut, ekspresif dan mudah dipahami untuk mengungkapkan ide, pikiran atau gagasan kepada orang lain. Keterampilan menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, dan latihan. Melalui latihan dan praktik secara terus menerus serta teratur akan meningkatkan keterampilan menulis.

8 b. Hakikat Puisi Menurut waluyo (2000:25) puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi adalah hasil pengungkapan kembali segala peristiwa atau kejadian yang terdapat di dalam kehidupan sehari-hari (Suharianto 1981:12). Suyitno (2009: 78) puisi merupakan struktur norma-norma. Mengolah bahasa dalam puisi adalah semacam mengolah bahasa sehingga itu bersih dari pengertian-pengertian yang terdapat dalam fungsi linguistik sehari-hari. Pradopo (2002:7) menyatakan bahwa puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan yang merangsang imajinasi pancaindra dalam susunan berirama. Semua itu merupakan suatu yang penting yang direkam dan diekspresikan, dinyatakan dengan menarik dan memberi kesan. Puisi merupakan rekaman dan interpreyasi perjalanan manusia yang penting, dan diubah dalam wujud yang paling berkesan. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, para ahli mempunyai perbedaan-perbedaan dalam memmaparkan pengertian tentang puisi. Namun, kalau dipelajari lebih mendalam pendapat-pendapat itu mencerminkan sebuah karya sastra kreatif terhadap unsur-unsur yang sama, yaitu bentuk, emosi, ide, nada, imajinatif, irama, suasana kata, pemikiran, kesan, panca indera, kepadatan, kata-kata kias, dan perasaan

9 yang bercampur baur sebagai cetusan sukma, penghayatan terhadap pengungkapan pikiran dan perasaan sebagai alat ekspresi, atau sebuah pengkonsentrasian pemadatan segala unsur. Jadi, dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan hasil pengungkapan kembali pengalaman batin manusia, yang diwujudkan melalui bahasa yang estetis dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya serta dipadatkan kata-katanya dalam bentuk teks. c. Menulis Puisi Keterampilan atau kemampuan menulis puisi adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis yang literer. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung oleh ketepatan bahasa sastra yang digunakan. Keterampilan menulis puisi adalah kemampuan keterampilan berekspresi yang menonjolkan penekanan pada ekspresi diri secara pribadi, diantaranya yaitu penekanan pebgekspresian emosi, gagasan, atau ide. Perlu diperhatikan dalam menulis karya sastra (puisi) harus mengutamakan prinsip litentia poetica yaitu kebebasan penyair dalam menggunakan bahasa. Bahasa dalam puisi tidak harus mengikuti kaidahkaidah kebahasaan yang berlaku.

10 2. Pendekatan Kontekstual Komponen Pemodelan a. Pendekatan Kontekstual Pendekatan apapun yang digunakan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), diharapkan selalu mendudukkan siswa sebagai pusat perhatian. Peranan guru dalam pembentukan pola KBM di kelas bukan ditentukan oleh diktaktik metodik apa yang dipelajari saja, melainkan pada bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar anak. Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi secara aktif lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan buatan serta berkonsultasi dengan narasumber yang lain. Pembelajaran dan pengajaran kontekstual melibatkan para siswa dalam aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi (Alwasila, 2009:35). Menurut Alwasilah (2009:57) pembelajaran kontekstual adalah suatu sistem pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademik dengan konteks dari kehidupan sehari0hari siswa. Pendekatan kontekstual lebih mengutamakan strategi daripada hasil. Guru dalam kelas kontekstual mempunyai tugas untuk membantu siswa mencapai tujuan. Tugas guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberikan informasi kepada siswa karena dalam pendekatan kontekstual, siswa dituntut untuk lebih aktif menemukan sendiri

11 pengetahuan tersebut bukan dari caramah guru. Guru memberikan jalan dan mengarahkan kepada siswa untuk memperolah pengetahuan tersebut, untuk itu guru harus pandai memilih strategi yang mampu membekali siswa dengan pengetahuan untuk diterapkan dari satu masalah ke masalah lainnya dan dari satu kontekske konteks lainnya. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual menghadapkan siswa dengan dunia nyata (real world) di mana mereka berada. Sehingga materi-materi yang mereka pelajari bukan hanya menjadi bayangan dalam pikiran mereka. Siswa dalam kelas kontekstual akan mengalami sendiri kegiatan belajar dan kaitannya dengan apa yang mereka pelajari, sehingga siswa lebih mudah memahami apa yang mereka pelajari. Siswa diajak untuk berpikir, bukan sekedar menerima apa kata guru. Siswa menjadi subjek dalam kelas kontekstual, artinya pusat dari proses pembelajaran adalah siswa bukan guru sehingga siswa harus aktif, kritis dan kreatif menemukan sendiri pengetahuan dan pengalaman baru yang akan memberikan manfaat bagi mereka. Siswa duduk manis mendengarkan ceramah guru tidak berlaku dalam kelas kontekstual. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa diharapkan mengalami perubahan perilaku ke arah positif. Tujuan dari pendekatan kontekstual adalah pembentukan manusia, dengan pembelajaran kontekstual diharapkan dapat menghasilkan output (siswa) yang menguasai kompetensi-kompetensi tertentu yang dibutuhkan dalam kehidupannya sebagai anggota keluarga atau anggota masyarakat.

12 Dari penjelasan mengenai pendekatan kontekstual di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan kehidupan nyata siswa sehingga siswa dapat menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan nyata. Dalam pendekatan kontekstual siswa mengetahui manfaat apa yang diperoleh dari kegiatan belajar yang ia lakukan. Siswa sendiri yang mengalami proses tersebut karena siswa sebagai subjek pembelajaran, guru hanya sebagai fasilitator dan motivator yang mengarahkan dan memotifasi siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kontekstual diharapkan mampu menghasilkan siswa yang kritis, kreatif, mandiri dan berkompeten. b. Komponen Pemodelan Dalam pendekatan kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Siswa juga dapat dilibatkan untuk merancang sebuah model pembelajaran. Misalnya dalam pembelajaran puisi, ada siswa yang pernah menjadi juara lomba puisi, siswa tersebut dapat dijadikan model bagi siswa lain. Model juga dapat didatangkan dari luar (Depdiknas 2003:17). Dengan demikian, dalam pembelajaran menulis puisi guru menghadirkan model puisi-puisi hasil karya siswa yang dipublikasikan pada sebuah media cetak atau puisi-pusi yang telah dibuat siswa kelas VIIIA untuk disajikan dalam pembelajaran.

13 c. Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Pendekatan Kontekstual Komponen pemodelan. Pembelajaran menulis puisi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kontekstual komponen pemodelan. pada saat melaksanakan pembelajaran konstektual, sebenarnya ketujuh komponen pendekatan kontekstual tidak dapat lepas satu dengan yang lainnya. Akan tetapi, dapat menekankan pada salah satu komponen. Pembelajaran menulis puisi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kontekstual dengan menekankan pada komponen pemodelan. Dalam pembelajaran menulis puisi guru menghadirkan model di kelas yang berupa contoh puisi. Puisi yang dijadikan model ini untuk dicermati oleh siswa, kemudian dapat dicontoh siswa dalam menulis puisi. Peran guru hanya sebagai fasilitator dan motivator yang mengarahkan dan memotivasi keaktifan siswa. Setelah mengamati model, siswa berdiskusi dengan temannya untuk membahas pengetahuan tentang puisi. Siswa dapat bertanya pada guru atau temannya tentang hal-hal yang berkaitan dengan puisi, sehingga siswa bisa menentukan tema, memilihn diksi dan rima yang baik, pembaitan yang tepat, tipografi yang unik, dan memeriksa kembali kesesuaian unsur-unsur puisi tersebut untuk mendukung makna dalam puisi. Pada saat proses pembelajaran guru menunjukan model puisi siswa yang dipilih untuk dijadikan contoh oleh guru dalam proses pembelajaran. Harapan guru siswa termotivasi untuk mempublikasikan karya mereka, baik di majalah dinding sekolah atau bahkan layak dipulikasikan dimedia cetak.

14 Strategi yang digunakan dalam pembelajaran menulis puisi melalui pendekatan kontekstual pemodelan adalah dengan menghadirkan dan menunjukan contoh atau model puisi karya siswa yang dipublikasikan di media cetak. Kegiatan yang dilakukan guru dalam pembelajaran adalah: 1. Guru melakukan apersepsi mengenai pembelajaran yang akan dilakukan yaitu menulis puisi. 2. Guru menunjukan contoh model puisi karya siswa siswi sekolah lain yang dipublikasikan dimedia cetak. 3. Siswa mendengarkan dan mengamati contoh pembacaan model puisi. 4. Siswa bersama guru mendiskusikan struktur pembangunan fisik dan batin puisi yang dijadikan model. 5. Guru memberi tugas kepada siswa untuk menulis puisi. 6. Siswa menyunting puisi yang telah dibuat, baik dengan teman sebangku ataupun secara berkelompok. 7. Guru meminta beberapa siswa untuk membacakan puisi yang telah dibuat didepan kelas, kemudian siswa lain menanggapi. 8. Guru memberikan penguatan 9. Guru bersama siswa melakukan refleksi pembelajaran. Guru mata pelajaran bahasa dan sastra indonesia di SMP harus memiliki berbagai gagasan evaluasi yang bersifat kreatf-estetis (Depdiknas 2004:68-69). Evaluasi yang bersifat kreatif estetis untuk menilai

15 kemampuan penulisan puisi. Menulis puisi siswa dititk beratkan pada kemampuan siswa menggunakan diksi yang tepat, disamping itu peneliti juga memasukan unsur-unsur yang lain yang digunakan dalam penilaian menulis puisi. Unsur tersebut antara lain; kemampuan siswa dalam menentukan tema dan judul, menggunaklan rima dalam puisi, menentukan diksi yang tepat, menyusun pembaitan yang tepat, menciptakan tipogrfai yang unik, serta menyesuaikan tema dengan isi yang ingin disampaikan dalam puisi. Tabel I Model Penilaian Penulisan Puisi No Butir Penilaian Skor 1 Kesesuaian isi dengan tema 2 Diksi 3 Rima 4 Pembaitan 5 Tipografi B. Kerangka Berpikir Menulis merupakan bentuk komunikasi tidak langsung dengan memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata sehingga menghasilkan tulisan yang runtut, ekspresif dan mudah dipahami untuk mengungkapkan ide, pikiran atau gagasan kepada orang lain. Keterampilan menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, dan latihan. Tarigan (1994:24) menyebutkan bahwa tujuan kegiatan menulis

16 ada tujuh, yaitu assigment purpose (tujuan penugasan), altruistic purpose (tujuan altruistik), persuasive purpose (tujuan persuasif), informational purpose (tujuan penerangan), self ekspressive porpose (tujuan pernyataan diri), creative purpose (tujuan kreatif), dan problem solving purpose (tujuan pemecahan masalah). Kegiatan menulis memiliki tujuan yang beragam jenis tulisan. Berkaitan dengan tujuan dari ragam tulisan, dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP kelas VIII, standar kompetensi untuk keterampilan menulis adalah siswa mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas. Salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah keterampilan menulis puisi, yaitu menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai. Keterampilan menulis puisi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 06 Bantarkawung Brebes masih rendah yang disebabkan kekurangmampuan siswa dalam menetukan diksi dan rima yang tepat, kekurangmampuan siswa dalam menyusun bait dan tipografi yang sesuai, kekurangmampuan siswa dalam menentukan kesesuaian isi dengan tema. Hal ini disebabkan guru kurang memberikan teknik yang tepat dan bervariasi dalam pembelajaran serta sistem penilaian yang kurang tepat dalam pembelajaran menulis puisi. Untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi, salah satunya adalah dengan menggunakan pendekatan kontekstual komponen

17 pemodelan. Pendekatan kontekstual merupaka pendekatan pembelajaran yang membantu guru yang mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan kehidupan nyata siswa, sehingga siswa dapat menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan nyata. Dalam pendekatan kontekstual, siswa mengetahui manfaat apa yang diperoleh dari kegiatan belajar yang ia lakukan. Siswa yang mengalami proses tersebut karena siswa sebagai subjek pembelajaran, guru hanya sebagai fasilitator dan motivator yang mengarahkan dan memotivasi siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kontekstual diharapkan mampu menghasilkan siswa yang kritis, kreatif, mandiri dan berkompeten. C. Hipotesis Tindakan Dengan menggunakan pendekatan kontekstual komponen pemodelan diharapkan akan terjadi peningkatan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas VIIIA SMP Negeri 06 Bantarkawung Brebes dan perubahan perilaku ke arah yang positif.