PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR) BANK PASAR KABUPATEN TEGAL

PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 SERI E.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Nomor : Tahun Seri no.

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 27 TAHUN : 2003 SERI : D NOMOR : 18 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KABUPATEN BULUNGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERSEROAN TERBATAS BANK PERKREDITAN RAKYAT DELTA ARTHA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK SLEMAN

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR MANUNTUNG JAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 33 TAHUN 2003 SERI : E. 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 19 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PASAR KABUPATEN TEMANGGUNG

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1969;

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2006 SERI D =================================================================

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAERAH

Perda No. 6 / 2002 tentang Izin Pemakaian Tanah Pengairan atau Tanah Jalan Kabupaten Magelang.

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK MAGELANG

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN JEPARA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK DAERAH PATI

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH LAMONGAN NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR KABUPATEN LAMONGAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2011 NOMOR : 15

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK,

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENDIRIAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 4 30 WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 3 TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2008 PEMBENTUKAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) SYARI AH RENGGALI KABUPATEN ACEH TENGAH

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN MAGELANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2002 NOMOR : 98 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR : 3 TAHUN 1992 SERI D NO. 3

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BUKIT SERELO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BATURAJA MULTI GEMILANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 58 TAHUN 1999 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS BANK PEMBANGUNAN DAERAH MENTERI DALAM NEGERI,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6A TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR RESIK KOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BKPD KABUPATEN CIAMIS

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KOTA PEKALONGAN

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 09 TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 09 TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BHUMI PHALA WISATA KABUPATEN TEMANGGUNG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PELABUHAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA MAGELANG

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALINAU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK JOGJA KOTA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) KABUPATEN BELITUNG TIMUR

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH APOTIK WARINGIN MULYO KABUPATEN TEMANGGUNG

Array - Kota Bogor Online

PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 7 TAHUN 2009 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 13 TAHUN : 1997 SERI : D.10.

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK JEPARA ARTHA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH BATANG HARI MITRA HUTAN LESTARI

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH KAPUAS INDAH

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANDUNG RANCANGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBAR DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH CITRA MANDIRI JAWA TENGAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH OBYEK WISATA AIR BOJONGSARI KABUPATEN PURBALINGGA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 9 TAHUN 2007 TENT ANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO, Menimbang Mengingat a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan asli daerah, mendorong pertumbuhan perekonomian, serta membangun daerah disegala bidang dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat perlu membentuk Perusahaan Daerah yang berupa Bank Perkreditan Rakyat; b. bahwa sehubungan dengan maksud huruf a, dan untuk melaksanakan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah Daerah, maka dipandang perlu merubah dan menyempurnakan kembali Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Pemerintah Kota Mojokerto yang diatur dengan Peraturan Daerah Kota Mojokerto. 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Kecil dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur/Jawa T engah/ Jawa Ba rat ; 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2901) ; 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3472),.sebaqairnana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3790); 4. Undang undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3843); 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan PerUndang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389) ;

2 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548) ; 7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438) ; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1982 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat 11 Mojokerto (Lembaran Negara 1982 Tahun Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3242) ; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593) 11. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1984 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah ; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1998 tentang Bentuk Hukum Sadan Usaha Milik Daerah (SUMO) ; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedomn Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah Daerah. Dengan Persetujuan bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MOJOKERTO dan WALIKOTA MOJOKERTO

3 MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Kota adalah Kota Mojokerto ; 2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Mojokerto; 3. Walikota adalah Walikota Mojokerto ; 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Mojokerto ; 5. Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat yang selanjutnya disebut PD. BPR adalah suatu Sadan Usaha Milik Daerah yang bergerak di bidang perbankan yang modalnya baik seluruhnya maupun sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan ; 6. Pengurus adalah Direksi dan Dewan Pengawas Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Kota Mojokerto ; 7. Direksi adalah Direksi Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Kota Mojokerto ; 8. Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Kota Mojokerto ; 9. Pegawai adalah pegawai Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Kota Mojokerto ; 10. Satuan Pengawas Intern adalah Satuan Pengawas Intern Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Kota Mojokerto. BAB II PENDIRIAN DAN BENTUK SADAN HUKUM Pasal2 (1) PD. BPR didirikan oleh Pemerintah Kota ; (2) Bentuk Sadan Hukum Bank Perkreditan Rakyat Kota Mojokerto adalah Perusahaan Milik Daerah.

4 BAB Ill TEMPAT KEDUDUKAN DAN TUJUAN Pasal3 PD. BPR berkedudukan di Kota Mojokerto dan dapat membuka kantor /cabang pembantu, kantor kas atau unit pelayanan di wilayah Kota, Kecamatan dan Kelurahan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan ketentuan yang berlaku. Pasal4 PD. BPR didirikan dengan tujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatkan pelayanan masyarakat di bidang perbankan sebagai upaya menciptakan kesempatan usaha bagi masyarakat serta sebagai upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Pasal 5 Untuk mencapai tujuan dimaksud pada Pasal 4, PD. BPR menyelenggarakan usaha-usaha: a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa, tabungan, deposito berjangka dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu ; b. Memberikan kredit I pinjaman guna menjalankan usaha usaha dalam bidang perdagangan, pertanian, industri dan bidang usaha lainnya khususnya pengusaha golongan ekonomi lemah serta para karyawan, PNS maupun TNI/Polri yang menerima penghasilan dari Kas Negara I Kas Daerah dan Kantor kantor pembayaran gaji yang berkedudukan di Kota Mojokerto dan sekitarnya berdasarkan kemampuan modal PD. BPR dengan syarat-syarat yang telah ditentukan ; c. Melakukan kerjasama antar BPR dan dengan lembaga perbankan atau keuangan lainnya ; d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Deposito Berjangka dan/atau Tabungan di Bank lainnya ; e. Menjalankan usaha usaha lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang undangan yang berlaku. BAB IV MODAL Pasal6 (1) Modal dasar PD. BPR ditetapkan sebesar Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) ;

5 (2) Modal disetor PD. BPR Kota Mojokerto ditetapkan, sebesar Rp. 1.000.000.000,00 ( satu milyar rupiah); (3) Modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diperoleh dari kekayaan daerah yang dipisahkan. Pasal? (1) Perubahan modal dasar sebagaimana dimaksud Pasal 6 ayat (1 ), ditetapkan dengan Peraturan Daerah ; (2) Penambahan modal disetor PD. BPR ditetapkan dengan Keputusan Walikota yang dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan atau dari sumber keuangan lainnya. BABV ORGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT Bagian Pertama Organ PD. BPR Pasal8 Organ PD BPR Kota Mojokerto terdiri dari : a. Walikota ; b. Dewan Pengawas; c. Direksi; Bagian Kedua Dewan Pengawas Pasal9 (1) Anggota Dewan Pengawas paling sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak 3 (tiga) orang, salah seorang ditunjuk sebagai Ketua ; (2) Anggota Dewan Pengawas diangkat oleh Walikota untuk masa jabatan paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali. (3) Setiap pegangkatan Dewan Pengawas PD. BPR diberitahukan kepada Bank Indonesia setempat. Bagian Ketiga Tugas, Fungsi, Wewenang dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Pasal 10 Dewan Pengawas mempunyai tugas menetapkan kebijaksanaan umum, melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap PD. BPR.

5 (2) Modal disetor PD. BPR Kota Mojokerto ditetapkan, sebesar Rp. 1.000.000.000,00 ( satu milyar rupiah); (3) Modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diperoleh dari kekayaan daerah yang dipisahkan. Pasal7 (1) Perubahan modal dasar sebagaimana dimaksud Pasal 6 ayat (1 ), ditetapkan dengan Peraturan Daerah ; (2) Penambahan modal disetor PD. BPR ditetapkan dengan Keputusan Walikota yang dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan atau dari sumber keuangan lainnya. BABV ORGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT Bagian Pertama Organ PD. BPR Pasal8 Organ PD BPR Kota Mojokerto terdiri dari : a. Walikota ; b. Dewan Pengawas ; c. Direksi; Bagian Kedua Dewan Pengawas Pasal9 (1) Anggota Dewan Pengawas paling sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak 3 (tiga) orang, salah seorang ditunjuk sebagai Ketua ; (2) Anggota Dewan Pengawas diangkat oleh Walikota untuk masa jabatan paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali. (3) Setiap pegangkatan Dewan Pengawas PD. BPR diberitahukan kepada Bank Indonesia setempat. Bagian Ketiga Tugas, Fungsi, Wewenang dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Pasal 10 Dewan Pengawas mempunyai tugas menetapkan kebijaksanaan umum, melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap PD. BPR.

6 Pasal 11 (1) Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Pengawas mengandung pengertian pengendalian dan pembinaan terhadap cara penyelenggaraan tugas Direksi ; (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud ayat (1 ), merupakan pengawasan kedalam tanpa mengurangi kewenangan pengawasan dari instansi pengawas diluar PD. BPR. (3) Pengawasan dimaksud ayat (2), dilakukan dengan cara : a. Periodik sesuai jadwal yang telah ditentukan; b. Sewaktu waktu bila dipandang perlu. (4) Pengendalian sebagaimana dimaksud ayat (1), dilakukan dalam bentuk petunjuk dan pengarahan kepada Direksi dalam pelaksanaan tugas; (5) Pembinaan sebagaimana dimaksud ayat (1 ), dilakukan dalam bentuk meningkatkan dan menjaga kelangsungan PD. BPR. Pasal 12 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 10, Pengawas mempunyai fungsi : Dewan a. Menyusun tata cara pengawasan dan pengelolaan PD.BPR b. Melakukan pengawasan atas pengurusan PD. BPR. c. Menggariskan kebijaksanaan anggaran dan keuangan PD. BPR. d. Membantu dan mendorong usaha pembinaan dan pengembangan PD. BPR. Pasal 13 Dewan Pengawas mempunyai wewenang : a. Menyampaikan Rencana Kerja Tahunan dan Anggaran PD. BPR kepada Walikota untuk mendapatkan pengesahan; b. Meneliti Neraca dan Perhitungan laba/rugi yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yang disampaikan oleh Direksi untuk mendapatkan pengesahan Walikota; c. Memberikan pertimbangan dan saran, baik diminta atau tidak diminta kepada Walikota untuk perbaikan dan pengembangan PD. BPR; d. Meminta keterangan kepada direksi mengenai hal - hal yang berhubungan dengan pengurusan dan pengelolaan PD. BPR ; e. Mengusulkan pemberhentian sementara Anggota Direksi kepada Walikota.

7 Pasal 14 (1) Dewan Pengawas dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang bertangunggjawab kepada Walikota ; (2) Pertanggungjawaban Dewan Pengawas dilakukan secara tertulis yang ditandatangani oleh Ketua dan Anggota Dewan Pengawas. Bagian Keempat Rapat Dewan Pengawas Pasal 15 (1) Untuk menyelenggarakan tugas, fungsi dan wewenang sebagaimana dimaksud Pasal 10, Pasal 12 dan Pasal 13 Dewan Pengawas sewaktu- waktu dapat mengadakan rapat atas permintaan Ketua Dewan Pengawas; (2) Rapat sebagaimana dimaksud ayat (1 ), dipimpin oleh Ketua Dewan Pengawas atau anggota yang ditunjuk oleh Ketua Dewan Pengawas dan dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya lebih dari separoh anggota Dewan Pengawas; (3) Keputusan rapat sebagaimana dimaksud ayat (1 ), ditetapkan atas dasar prinsip musyawarah dan mufakat; (4) Apabila dalam rapat tidak diperoleh kata mufakat sebagaimana dimaksud ayat (3), pimpinan rapat dapat menunda rapat tersebut paling lama 3 (tiga) hari ; (5) Penundaan rapat sebagaimana dimaksud ayat (4), dapat dilakukan sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali ; (6) Apabila setelah ditunda sampai 2 (dua) kali sebagaimana dimaksud ayat (5), belum diperoleh kata mufakat, maka keputusan diambil oleh Ketua Dewan Pengawas setelah berkonsultasi dengan Walikota dan memperhatikan pendapat para anggota Dewan Pengawas. Bagian Kelima Rapat Dewan Pengawas dan Direksi Pasal 16 (1) Rapat antara Dewan Pengawas dengan Direksi dapat diadakan minimal 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun atas undangan Ketua Dewan Pengawas; (2) Rapat antara Dewan Pengawas dengan Direksi dapat diadakan sewaktu waktu bila dianggap perlu, atas undangan Ketua Dewan Pengawas atau atas permintaan Direksi.

8 Bagian Keenam Laporan Dewan Pengawas Pasal 17 (1) Dewan Pengawas harus memberikan laporan secara berkala I periodik kepada Walikota dan Bank Indonesia setempat mengenai pelaksanaan tugasnya sekurang kurangnya sekali dalam 6 (enam) bulan dan tembusannya disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri ; (2) Dewan Pengawas wajib mempresentasikan hasil pengawasannya apabila diminta Bank Indonesia. Bagian Ketujuh Sekretariat Dewan Pengawas Pasal 18 (1) Apabila dipandang perlu untuk kelancaran tugas Dewan Pengawas dapat dibentuk Sekretariat Dewan Pengawas, atas biaya PD. BPR dengan mempertimbangkan effisiensi pembiayaan PD. BPR ; (2) Sekretariat Dewan Pengawas beranggotakan paling banyak 2 (dua) orang dan dipimpin oleh seorang Kepala Sekretariat yang diangkat dan diberhentikan oleh Walikota; (3) Anggota Sekretariat Dewan Pengawas tidak boleh berasal dari Pegawai PD. BPR; (4) Tugas Sekretariat Dewan Pengawas ditetapkan oleh Walikota ; (5) Kepala dan Anggota Sekretariat Dewan pengawas diangkat dari Pejabat Pemerintah Kota sesuai dengan kebutuhan. Bagian Kedelapan Hak, Penghasilan dan Penghargaan Dewan Pengawas Pasal 19 (1) Ketua dan anggota Dewan Pengawas karena jabatannya diberikan honorarium yang besarnya : a. Ketua : Paling tinggi 40% (empat puluh prosen)dari penghasilan Direktur; b. Anggota : Paling tinggi 80 % (delapan puluh prosen) dari honorarium Ketua. (2) Setiap akhir masa jabatan Ketua dan Anggota Dewan Pengawas mendapat uang jasa pengabdian secara bersama-sama dari laba sebelum dipotong pajak, dari tahun sebelum akhir masa jabatannya, sebesar 40 % dari yang diterima oleh Anggota Direksi dengan perbandingan seperti penerimaan honorarium sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a dan b;

9 (3) Bagi Ketua dan Anggota Dewan Pengawas yang diberhentikan dengan hormat sebelum masa jabatannya berakhir mendapat uang jasa pengabdian dengan syarat telah menjalankan tugasnya selama minimal satu tahun dan besarnya uang jasa pengabdian yang diterima didasarkan atas perhitungan lamanya bertugas dibagi dengan masa jabatan yang ditentukan ; (4) Ketua dan Anggota Dewan Pengawas mendapat pembagian jasa produksi sesuai dengan peraturan yang berlaku, dengan ketentuan jumlah nominalnya disesuaikan dengan peraturan sebagaimana dimaksud ayat (1 ). Bagian Kesembilan Direksi Pasal20 (1) Direksi diangkat oleh Kepala daerah atas usu I Dewan Pengawas dan terlebih dahulu mendapatkan pertimbangan dari Bank Indonesia setempat dan DPRD; (2) PD BPR Kota Mojokerto dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari seorang Direktur atau lebih dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Direktur Pasal21 (1) Anggota Direksi tidak diperkenankan merangkap pekerjaan /jabatan eksekutif lainnya ; (2) Antar sesama Anggota Direksi dan atau antara Anggota Direksi dan Anggota Dewan Pengawas tidak boleh ada hubungan keluarga sampai derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis ke samping, termasuk menantu dan ipar ; (3) Apabila hubungan keluarga sebagaimana dimaksud ayat (2), terjadi setelah pengangkatan, salah satu harus mengundurkan diri ; (4) Anggota Direksi tidak boleh mempunyai kepentingan pribadi baik secara langsung maupun tidak langsung pada PD. BPR. (5) Anggota Direksi dilarang secara sendiri sendiri atau bersama- sama memiliki saham pada PD. BPR dan atau pada perusahaan lain; Bagian Kesepuluh Pengangkatan Anggota Direksi Pasal 22 (1) Anggota Direksi diangkat oleh Walikota untuk masa jabatan selama lamanya 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali;

10 (2) Sebelum dikeluarkan Keputusan Walikota tentang pengangkatan Anggota Direksi, telebih dahulu dimintakan pertimbangan dari DPRD dan Bank Indonesia setempat; (3) Pemimpin Bank Indonesia berdasarkan data yang ada, memberikan pertimbangan tentang dapat I tidak dapat diangkat calon direksi yang diusulkan sebagai Anggota Direksi ; (4) Walikota setelah menerima pertimbangan dari Pemimpin Bank Indonesia segera menerbitkan Keputusan Walikota tentang pengangkatan Anggota Direksi. Bagian Kesebelas Tugas, Fungsi, Wewenang dan Tanggungjawab Direksi Pasal 23 (1) Direksi mempunyai tugas menyusun perencanaan, melaksanakan koordinasi dan pengawasan seluruh kegiatan operasional PD. BPR. (2) Direksi merupakan satu kesatuan pimpinan. Pasal24 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 23, mempunyai fungsi : Direksi a. Memimpin PD. BPR berdasarkan kebijaksanaan umum yang ditetapkan oleh Dewan Pengawas ; b. Menyusun dan menyampaikan rencana kerja tahunan dan anggaran PD. BPR kepada Walikota melalui Dewan Pengawas yang meliputi kebijaksanaan di bidang organisasi, perencanaan, perkreditan, keuangan, kepegawaian, umum dan pengawasan untuk mendapatkan pengesahan ; c. Menyusun dan menyampaikan laporan hasil usaha berkala dan kegiatan PD. BPR setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada Walikota melalui Dewan Pengawas ; d. Menyusun dan menyampaikan laporan tahunan hasil audit Cantor Akuntan Publik yang terdiri atas neraca dan perhitungan Laba/Rugi PD. BPR kepada Walikota melalui Dewan Pengawas untuk mendapatkan pengesahan. Direksi mempunyai wewenang : Pasal25 a. Mengurus kekayaan PD. BPR ; b. Mengangkat dan memberhentikan pegawai PD. Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan peraturan kepegawaian dengan persetujuan Walikota melalui Dewan Pengawas;

11 c. Mewakili PD. BPR di dalam dan di luar pengadilan; d. Apabila dipandang perlu dapat menunjuk seorang kuasa atau lebih untuk mewakili PD. BPR sebagaimana dimaksud huruf c; e. Membuka Kantor Cabang atau unit pelayanan berdasarkan persetujuan Walikota atas pertimbangan Dewan Pengawas setelah mendaptakan ijin Bank Indonesia; f. Membeli, menjual atau dengan cara lain mendapatkan atau melepaskan hak atas barang milik PD. BPR berdasarkan persetujuan Walikota atas pertimbangan Dewan Pengawas. g. Menggadaikan barang - barang milik PD. BPR berdasarkan persetujuan Walikota atas pertimbangan Dewan Pengawas. Pasal26 (1) Direksi dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang bertanggungjawab kepada Walikota melalui Dewan Pengawas; (2) Pertangungjawaban Direksi dilakukan secara tertulis yang ditandatangani oleh Direktur Utama. Pasal27 (1) Direktur Uta ma mempunyai tug as menyelenggarakan perencanaan dan koordinasi dalam melaksanakan tugas Direksi serta melakukan pembinaan dan pengendalian atas bagian ; (2) Direktur mempunyai tugas melakukan pembinaan dan pengendalian atas bagian; (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaskud ayat (1) dan ayat (2), masing - masing Anggota Direksi mempunyai kewenangan yang diatur dengan Peraturan Walikota. (4) Apabila Direktur Utama berhalangan dalam melaksanakan tugasnya dapat diwakili oleh Direktur; (5) Direktur dalam menyelenggarakan tugasnya bertanggungjawab pada Direktur Utama; (6) Apabila semua Anggota Direksi terpaksa tidak berada di tempat I berhalangan, maka Dewan Pengawas segera menunjuk seorang atau dua orang Kepala Bagian untuk diusulkan kepada Walikota untuk ditunjuk sebagai pelaksana tugas direksi yang dituangkan dalam keputusan Walikota; (7) Direksi dapat mengadakan kerjasama dengan pihak lain dalam upaya mengembangkan usaha PD. BPR dengan persetujuan Walikota.

12 Bagian Keduabelas Rapat Direksi Pasal 28 (1) Rapat Direksi diselenggarakan secara periodik minimal satu kali dalam 1 (satu) bulan; (2) Direktur Utama memimpin Rapat Direksi. Bagian Ketigabelas Hak-hak Direksi Pasal 29 (1) Direksi berhak memperoleh penghasilan yang terdiri dari : a. Gaji; b. Tunjangan. (2) Jenis dan besarnya gaji serta tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1 ), ditetapkan berdasarkan Keputusan Walikota. Pasal 30 (1) Direksi mempunyai hak untuk cuti yang meliputi : a. Cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja; b. Cuti besar I cuti panjang selama 2 (dua) bulan untuk setiap 1 (satu) kali masa jabatan; c. Cuti bersalin selama 3 (tiga) bulan bagi Direktris; d. Cuti dengan alasan yang sangat penting. (2) Pelaksanaan hak cuti sebagaimana dimaksud ayat (1 ), dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Walikota atau pejabat yang ditunjuk; (3) Direksi selama melaksanakan cuti mendapatkan penghasilan penuh dari PD. BPR; (4) Apabila karena kesibukan perusahaan, Direktur tidak mengambil cuti besar I cuti panjang diberikan ganti uang sebesar 1 (satu) kali gaji yang diterima pada bulan terakhir. BABVI STRUKTUR ORGANISASI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS Pasal 31 Struktur Organisasi, Tata Kerja dan Uraian Tugas akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Walikota.

13 BABVII KEPEGAWAIAN Pasal 32 (1) Kedudukan hukum, gaji dan tunjangan hari tua serta penghasilan lainnya dari pegawai PD. BPR diatur dengan Peraturan Walikota; (2) Direksi mengangkat dan atau memberhentikan pegawai menurut Peraturan Kepegawaian PD. BPR setelah mendapatkan persetujuan Walikota, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BABVIII RENCANA KERJA DAN ANGGARAN Pasal 33 (1) Selambat-lambatnya 1 (satu) bu Ian sebelum tahun buku berakhir, Direksi menyampaikan Rencana Kerja Tahunan dan Anggaran PD. BPR kepada Walikota melalui Dewan Pengawas untuk mendapat pengesahan; (2) Apabila sampai dengan permulaan tahun buku Walikota tidak memberikan pengesahan, maka rencana kerja tahunan dan anggaran PD. BPR dinyatakan tidak berlaku. (3) Setiap perubahan rencana kerja tahunan dan anggaran PD. BPR yang terjadi dalam tahun buku yang bersangkutan harus mendapat pengesahan Walikota; (4) Rencana Kerja Tahunan dan Anggaran PD. BPR yang mendapat pengesahan Walikota disampaikan kepada Bank Indonesia setempat. TAHUN BUKU, BABIX LAPORAN DAN PERHITUNGAN TAHUNAN Pasal 34 (1) Tahun buku PD. BPR adalah tahun takwim; (2) Penetapan pembagian Laba PD. BPR ditetapkan berdasarkan hasil audit. Cantor Akuntan Publik, dengan Perincian Laba bersih PD. BPR setelah dipotong pajak yang telah disahkan oleh Walikota ditetapkan sebagai berikut : a. Bagian laba untuk daerah 40 %; b. Cadangan Umum 20 %; c. Cadangan Tujuan 20 % d. Dana Kesejahteraan 10 % e. Jasa Produksi 10 % (3) Bagian Laba untuk Pemerintah Kota sebagaimana dimaksud ayat (2), akan dianggarkan dalam ayat penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun anggaran berikutnya;

14 (4) Dana Kesejahteraan sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf d, dialokasikan untuk dana pegawai, kepentingan sosial dan sejenisnya; (5) Penggunaan jasa produksi ditetapkan oleh Direksi dengan persetujuan Walikota. Pasal35 (1) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bu Ian setelah berakhir tahun buku, Direksi menyampaikan perhitungan Tahunan hasil audit Kantor Akuntan Publik yang terdiri dari Neraca dan Perhitungan Laba I Rugi kepada Dewan Pengawas dan diteruskan kepada Walikorta untuk mendapatkan pengesahan ; (2) Neraca dan Perhitungan Laba I Rugi hasil audit Kantor Akuntan Publik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1 ), ditandatangani oleh Direksi dan Dewan Pengawas atau seorang anggota serta disahkan oleh Walikota ; (3) Direksi wajib membuat Laporan Tahunan tentang perkembangan usaha PD. BPR yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik dan telah disahkan oleh Walikota untuk disampaikan kepada Bank Indonesia ; (4) Direksi wajib mengumumkan Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi Tahunan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik dan telah disahkan pada papan pengumuman PD. BPR ; (5) Neraca dan Perhitungan Laba I Rugi yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik dan yang telah disahkan oleh Walikota memberikan pembebasan tanggung jawab kepada Direksi dan Dewan Pengawas. BABX TANGGUNG JAWAB DAN TUNTUTAN GANTI RUGI Pasal36 (1) Anggota Direksi dan atau pegawai PD. BPR yang dengan sengaja maupun tidak sengaja atau karena kelalaiannya menimbulkan kerugian bagi PD. BPR, wajib mengganti kerugian dimaksud ; (2) Tata cara penyelesaian ganti rugi sebagaimana dimaksud ayat (1 ), sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. BABXI KERJASAMA Pasal 37 (1) PD. BPR dapat melakukan kerjasama dengan Lembaga Keuangan I Perbankan serta lembaga lainnya dalam usaha peningkatan modal, manajemen, profesionalisme perbankan, dan kerjasama lain yang sesuai dengan peraturan Perundang-Undangan ; (2) Kerjasama sebagaimana dimaksud ayat (1 ), setelah mendapat persetujuan Walikota dan DPRD.

15 BABXII ASOSIASI Pasal 38 (1) Setiap PD Bank Perkreditan Rakyat dapat menjadi anggota PERBARINDO (Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia) ; (2) Untuk mendukung kerjasama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 dapat memanfaatkan PERBARINDO sebagai asosiasi yang ditugasi menjembatani kegiatan kerjasama antar PD Bank Perkreditan Rakyat ; BAB XIII PEMBINAAN Pasal 39 (1) Walikota melakukan pembinaan terhadap PD. BPR. (2) Bank Indonesia setempat melakukan pembinaan dan pengawasan perbankan terhadap PD. BPR. BAB XIV PEMBUBARAN Pasal 40 (1) Pembubaran PD. BPR ditetapkan dengan Peraturan Daerah ; (2) Walikota menunjuk Panitia Pembubaran PD. BPR sebagaimana dimaksud ayat (1) ; (3) Apabila PD. BPR dibubarkan, hutang dan kewajiban keuangan dibayar dari harta kekayaan PD. BPR dan sisa lebih kurang menjadi milik I tanggung jawab Pemerintah Kota ; (4) Panitia Pembubaran PD. BPR menyampaikan pertanggungjawaban pembubaran PD. BPR kepada Walikota. Pasal 41 Pembubaran PD. BPR dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan BAB XV PENUTUP Pasal42 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Derah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Walikota.

16 Pasal43 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto Nomor 16 Tahun 1994 tentang Pembentukan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat dan seluruh aturan pelaksanaannya dinyatakan tidak berlaku. Pasal44 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Mojokerto. Disahkan di Mojokerto pada tanggal 8 Oktober 2007 WAUKOTA MOJIOKERTO ttd ABDULGANISOEHARTONO Diundangkan di Mojokerto Pada tanggal 28 Januari 2008 SEKRETARIS DAERAH KOTA MOJOKIERTO ttd Ir. SUYITNO. M.Si. Pembina Utama Muda NII P. ose,07,0, 846 LEMBARAN DAERAH KOTA MOJOKERTO TAHUN 2008 NOMOR 4 / E SaHnan sesual dengain asllnya KEPALA BAGIAN HUKUM, ttd PUDJI HARDJONO, SH 1 NIP. 19600729 198503 1 007