BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

dokumen-dokumen yang mirip
1 Substansi dapat ditafsirkan sebagai yang membentuk sesuatu, atau. 2 Iman yang berarti 'membenarkan' itu disebutkan dalam al-quran, di

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

PROVINSI DAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI BAHASA INDONESIA DALAM PENDIDIKAN. Yoga Yolanda Universitas Negeri Malang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

2/9/2014 MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH. Oleh: Pipin Piniman

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Penegasan Judul. Pendidikan adalah suatu proses pertumbuhan dan berlangsung sepanjang hayat.

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PARADIGMA BARU PENDIDIKAN NASIONAL DALAM UNDANG UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN 2003

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

Oleh : Sri Handayani NIM K

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG SEKOLAH GRATIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DI KABUPATEN GUNUNG MAS

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 19

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

2015 EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK JOHARI WINDOW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, mengejar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan mampu. menghasilkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif,mandiri, mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DAN PESANTREN

BUKU PANDUAN PENYUSUNAN NOMOR STATISTIK LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2008

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 07 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH OLEH WARGA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

LANDASAN YURIDIS SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

2015 MANFAAT PEMBELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN DALAM PENUMBUHAN SIKAP WIRAUSAHA SISWA SMAN 1 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan

BUPATI BANGKALAN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bertaqwa, berbudi luhur, terampil, berpengetahuan dan bertanggungjawab.

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BATANG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN JAMINAN PENDIDIKAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

A. Desentralisasi Memengaruhi Profesionalisme Guru

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 048 TAHUN 2014 TENTANG

Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli Definisi Ada Daftar Pustakanya

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 18 TAHUN 2007 TENTANG PENDIDIKAN DI KABUPATEN INDRAMAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I. I PENDAHULUAN

UNIVERSITAS GALUH PROGRAM PASCA SARJANA

Kecamatan : Bogor Tengah Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2017 Triwulan : 1

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 179 TAHUN : 2014 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

-23- BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran, keikhlasan, kejujuran,

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dilihat dari perspektif politik pendidikan bahwa Pendidikan dapat mempengaruhi politik dan politik dapat tersosialisasi melalui pendidikan. Hal ini dibuktikan dalam perubahan dan perkembangan pendidikan agama Islam dalam peta politik pendidikan Islam yang mengalami dinamika berdasarkan tingkat kepentingan para pemangku kepentingan dalam pengambilan kebijakan negara dalam sistem pendidikan nasional. Oleh karena umat Islam perlu memahami politik pendidikan agar Umat Islam di Indonesia terutama aktivis politik Islam dapat memperjuangkan kebutuhan dan kepentingan pendidikan Agama Islam. Tujuan diperjuangkannya pendidikan Islam dalam sistem pendidikan nasional adalah untuk memiliki sisi persamaan dan setara antara pendidikan yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan Nasional dengan pendidikan Agama Islam yang dikelola oleh Kementerian Agama dalam sistem pendidikan nasional. Pendidikan Agama Islam merupakan bagian pendidikan yang amat penting yang berkenaan dengan aspek-aspek sikap dan nilai, antara lain akhlak dan keagamaan. Oleh karena itu pendidikan agama juga tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. Pendidikan agama dalam lingkup pendidikan nasional 110

meliputi; dari segi pendidikan tentang pendidikan agama, tujuan pendidikan nasional serta sistem pendidikan nasional. Pendidikan Agama Islam dapat memberikan solusi terhadap persoalan yang dihadapi manusia, mengingat pandangan tentang manusia yang menjadi objek dan subjek pendidikan yang komprehensif dan tujuannya adalah kesempurnaan dan keunggulan yang menjangkau kehidupan sekarang dan akhirat nanti. Maka dari uraian pembahasan skripsi ini bisa penulis simpulkan sebagai berikut: 1. Latar belakang lahirnya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah proses perjuangan panjang dalam rangka penyempurnaan sistem pendidikan nasional. Sejarah konstitusi pendidikan nasional menyebutkan bahwa dalam sejarah pendidikan Indonesia pernah ada undang-undang yang mengatur tentang pendidikan secara nasional, misalnya UU No 4 tahun 1950 tentang Dasardasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah untuk seluruh pengajaran di Indonesia, UU No 14 PRPS tahun 1965 tentang Majelis Pendidikan Nasional, dan UU no 19 PNPS tahun 1965 tentang pokok-pokok Sistem pendidikan Nasional Pancasila. Namun semua itu bukan undang-undang sebagaimana yang dikehendaki oleh pasal 31 ayat 2 UUD 1945, karena dinilainya bahwa UU tahun 1950 dan 1954 hanya tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah, dan UU tahun 1961 hanya tentang perguruan tinggi saja. Sedang UU 111

1965 bukan merupakan realisasi dari kehendak UUD 1945 secara murni karena dinilainya masa itu terjadi penyelewengan-penyelewengan terhadap pelaksanaan UUD 1945. Menurut catatan sejarah bahwa pertama kalinya republik ini mempunyai landasan Sistem Pendidikan Nasional yang jelas dan baku pada tahun 1989, dan tentunya tidak serta merta undang-undang Sisdiknas kala itu langsung terlihat dampak yang signifikan. Upaya pemerintah dan masyarakat dalam membangun pendidikan di republik ini perlu melihat dan meneliti secara menyeluruh tentang aspekaspek yang akan diupayakan. Sehingga pendidikan dalam hal ini pendidikan nasional seharusnya diselenggarakan secara sistematis, demokratis dan berkeadilan serta menjunjung tinggi hak asasi manusia dan berbagai aspek yang melingkupi serta melandasi kenegaraan, seperti aspek keagamaan, kebudayaan, sampai kemajemukan. Adanya perundang-undangan yang mengatur tentang pendidikan nasional ini dimaksudkan untuk memperkuat dan mempermudah tujuan-tujuan tersebut, sehingga adanya pendidikan nasional yang diatur dengan Undang-undang Sisdiknas bisa sejalan dengan apa yang menjadi kebutuhan dan harapan mendasar bangsa Indonesia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan tentunya membutuhkan proses yang 112

matang agar pendidikan nasional bisa berjalan secara efektif dan efisien. Setelah melewati proses panjang polemik dan perdebatan akhirnya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional) mengalami pembaharuan. Dengan Rancangan Undang-undang (RUU) Sisdiknas yang ditandatangani DPR RI tanggal 11 Juni 2003 1, dan ditandatangani Presiden tanggal 8 Juli 2003. Maka RUU tersebut telah resmilah menjadi Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berlaku saat ini dan menggantikan undang-undang Sebelumnya yaitu Undangundang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Bentuk Pendidikan Agama Islam dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan dan Peraturan Menteri Agama Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah adalah: a. Substansi pendidikan Agama Islam yang tercermin pada substansi istilah pendidikan agama, dalam bentuk materi kurikulum PAI yang diberikan pada setiap jenis, alur dan jenjang pendidikan baik di sekolah umum (SD, SMP, SM) 1 Abdul Halim Soebahar, Kebijakan Pendidikan Islam..., hlm. 137. 113

di sekolah berciri khas Islam (MI, MTs, MA, MAK), maupun di lembaga keagamaan (madrasah diniyah, pondok pesantren, Ma had Aly, Majelis Taklim, dan sebagainya) karena sesuai dengan penegasan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan Agama adalah Isi kurikulum yang wajib diajarkan disetiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan. Perbedaannya, jika dalam UU No. 2/1989, eksistensi Pendidikan Agama adalah sebagai materi yang berada di grade kedua, maka dalam UU No. 20/2003, eksistensi Pendidikan Agama adalah sebagai materi wajib yang berada di grade pertama. b. Substansi pendidikan Agama Islam tercermin dalam Istilah pendidikan berciri khas Islam. Pendidikan jenis ini kita kenal dengan nama madrasah, seperti: Raudhatul Adfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasaah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah. Kategori pendidikan ini paralel dengan pendidikan umum dan kedudukannya persis sama dengan pendidikan umum. RA sejajar dengan TK (Taman Kanak-kanak), MI sejajar dengan SD (Sekolah Dasar), MTs sejajar dengan (Seolah menengah Pertama), dan MA sejajar dengan SMA (Sekolah Menengah Atas). Adapula MA Kejuruan (MAK) yang sejajar dengan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). c. Substansi pendidikan Agama Islam yang tercermin dalam Istilah pendidikan keagamaan (PK) menunjukkan 114

perkembangan lebih signifikan. Dalam UU No. 2 Tahun 1989 sudah ada ketentuan menyangkut pendidikan keagamaan, tetapi tidak ada Peraturan Pemerintah yang mengatur ketentuan lebih lanjut sedang dalam Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 sudah ada ketentuan lebih lanjut setelah diundangkannya PP. No. 55 Tahun 2007 tentang pendidikan agama dan pendidikan keagamaan. Regulasi dari Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2007 tersebut juga sudah ada. Tentang Pendidikan Agama, regulasinya berupa: Peraturan Menteri Agama Nomor 16 Tahun 2010 tentang pengelolaan Pendidikan Agama pada sekolah. Pendidikan keagamaan dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk menjalankan peranan yang menuntut penguasaan khusus tentang ajaran agama Islam bisa berbentuk formal seperti Madrasah Diniyah Ula/Awwaliyah (MDU/A), dan Ma had Aly (MA). Juga bisa berbentuk nonformal, seperti pesantren, majelis Taklim, dan sebagainya. Kenyataan ini sekaligus menunjukkan, bahwa pengakuan pemerintah terhadap pendidikan keagamaan dalam UU No. 2 Tahun 1989 tidak jelas, sedang dalam UU No. 20 Tahun 2003 menjadi lebih jelas. d. Kemudian Substansi pendidikan Agama Islam yang tercermin pada substansi rumusan tujuan pendidikan nasional, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada 115

Tuhan Yang Maha Esa da berakhlak mulia (Undangundang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional), dalam perspektif agama-agama bahwa manusia beriman, bertakwa dan berbudi pekerti luhur atau berakhlak mulia adalah kenyataan yang sejak awal menjadi proyeksi disajikannya PA, khususnya PAI. Secara normatif, karena itu adalah kewajiban umat islam untuk melakukan regenerasi umat Islam yang paham terhadap ajaran Islam. 3. Politik Pendidikan Agama Islam dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan dan Peraturan Menteri Agama Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah adalah: a. Pendidikan Agama Islam sebagai produk kebijakan politik dalam sistem pendidikan nasional b. Pendidikan Agama Islam sebagai sub sistem pendidikan nasional c. Perubahan struktur kelembagaan dan arah pendidikan Islam Pendidikan agama Islam merupakan satu kesatuan yang integral dari pendidikan nasional 2 sehingga pendidikan agama Islam merupakan tujuan yang harus dicapai, karena 2 Abdul Halim Soebahar, Kebijakan Pendidikan Islam..., hlm. 141. 116

dengan tercapainya tujuan tersebut akan menunjang pencapaian tujuan pendidikan nasional secara keseluruhan. B. Saran 1. Tulisan ini mengkaji tentang Politik Pendidikan Agama dalam kebijakan Pendidikan Nasional, yakni dalam contents analisis atau analisis isi dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, dan Peraturan Menteri Agama Nomor 16 tahun 2010 tentang Pengelolaan Pendidikan Agama pada sekolah. Perlu untuk disadari bahwa pendidikan Agama Islam yang terwujudkan sekarang tidak terlepas dari proses kebijakan Politik yang sangat panjang. Maka perlunya disadari bahwa Politik Pendidikan Agama Islam menjadi visi tersendiri dalam mewujudkan pendidikan Nasional dengan platform mewujudkan kehidupan manusia yang mengamalkan nilai-nilai ajaran Agama Islam dalam kehidupan masyarakat Indonesia. 2. Sayangnya masalah Pendidikan Agama Islam dipahami oleh banyak kalangan masyarakat umum bahwa Pendidikan Agama Islam hanya dilihat secara mikro, yakni pada wilayah kurikulum, metodologi dan output dalam mewujudkan pendidikan Agama Islam. Padahal, selain itu pendidikan agama yang dipahami pada wilayah makro, atau secara politik, bahwa nasib Pendidikan Agama Islam ditentukan dalam rumusan arah 117

dan kebijakan dalam sistem pendidikan nasional. Maka dari itu Politik Pendidikan agama Islam dalam kebijakan Sistem Pendidikan Nasional penting untuk disadari dan dipahami dalam rangka mengetahui fondasi dan landasan dasar agar dalam melaksanakan serta mewujudkan Pendidikan Agama Islam dapat tercapai secara maksimal. C. Penutup Demikian pembahasan Politik Pendidikan Agama Islam dalam Kebijakan Sistem Pendidikan Nasional yang menganalisis Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan dan Peraturan Menteri Agama Nomor 16 tahun 2010 Tentang Pengelolaan Pendidikan Agama pada sekolah. Atas limpahan sifat rahman dan rahim Allah penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan mencurahkan segala pemikiran yang ada. Dengan ini kami panjatkan puji syukur atas karunia-nya yang tak ternilai harganya. Pemikiran adalah anugerah Ilahi yang perlu diberdayakan, sehingga apapun konsepnya itu merupakan ide kreatif manusia yang dikaruniakan Tuhan pada manusia. Namun demikian tak selamanya pemikiran manusia itu benar, karena manusia juga memiliki keterbatasanketerbatasan dalam mencerna realitas kehidupan. 118

Sebagai pengalaman baru, tulisan ini memiliki banyak kekurangan baik dalam penulisan maupun ide yang terkandung dalam karya ini, namun apa yang tercurah dalam skripsi ini merupakan bentuk karunia Allah yang diberikan pada penulis, yang patut untuk disyukuri. Untuk lebih mendekatkan pada kesempurnaan, penulis sangat terbuka dengan berbagai kritik yang konstruktif. Jika ada kesalahan dalam pemahaman kami, kiranya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya karena memang itulah kemampuan yang penulis miliki dengan berbagai kekurangan dan keterbatasannya. Dan kebenaran hanya datang dari Allah SWT semata. Amin. Wallaahu A lam. 119