BAB I PENDAHULUAN. 2014, h Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Kontemporer, Jakarta: Salemba Empat, 2009, h. 38

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah Teori dan Praktik, Jakarta: Aufa Media, 2012, h. 4

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: Salemba Empat, 2014, h.14 2 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Ed. Revisi-9, Jakarta: PT. Raja

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembukaan Rekening Simpanan Berjangka (Deposito) Mudharabah

BAB I PENDAHULUAN. h Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alfabet, cet. 4, 2006, h. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. instrumen penting dalam sistem ekonomi telah berkembang pesat dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. Sistem bank mana yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktik

BAB I PENDAHULUAN. Islam, Yogyakarta, Darma Bakti Wakaf, 1992, h Karnaen Perwata Atmaja dan Muhamad Syafii Antonio, Apa Dan Bagaimana Bank

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatannya dibidang keuangan, menarik uang dari dan. menyalurkannya kedalam masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Gambaran umum Produk Simpanan Mudharabah Berjangka. (deposito) di KJKS BMT Marhamah Wonosobo

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB I PENDAHULUAN. No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank Syariah adalah bank

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

University Press, 2009), hlm Rizal Yaya, Aji Erlangga Martawireja, dan Ahim Abdurahim, Akuntansi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. yang kekurangan dana yang dalam menjalankan aktivitasnya harus sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadikan manusia dengan berbagai naluri, di antaranya naluri hidup

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia), Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1999, hlm. 1. Pustaka Utama, hlm. 10

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sistem ekonomi syariah semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT

BAB I PENDAHULUAN adalah Bank Muamalat (BMI). Walaupun perkembangannya agak. terlambat bila dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU nomor 25 tahun 1992, koperasi adalah suatu bentuk. badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi

BAB I PENDAHULUAN. penyimpanan uang maupun penyaluran dana yang tidak dikenakan bunga

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendefinisikan koperasi sebagai kumpulan orang-orang atau badan hukum,

BAB I PENDAHULUAN. BMT-BMT di seluruh Indonesia. BMT-BMT ini ternyata memberikan manfaat

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat yang menekankan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan. Perusahaan yang berada dalam lingkungan bisnis tertentu harus

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan permasalahan dan kehidupan dunia yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia sebagaimana dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia menerima dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2002, hlm.91. 2

BAB I PENDAHULUAN. dikenal lembaga keuangan mikro syariah yang bernama BMT. 1 BMT. menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanatnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1 G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, h.5

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. dengan koperasi atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Baitul mal wa

PT. : : : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. h M. Umar Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi,Cet. I, Jakarta: Gema Insani Press, 2000,

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu akhir-akhir ini banyak bermunculan lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. membedakan pengelolaan lembaga keuangan Islam (syariah) dengan

BAB I PENDAHULUAN. memicu perbankan untuk menjalankan dual banking system yaitu bank. konvensional yang juga menjalankan unit usaha syariah.

BAB IV PEMBAHASAN. ( Data Jumlah Pembiayaan kantor cabang Gunungpati II tahun )

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Oleh karena itu, dalam

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Strategi Pemasaran KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. Islam, Jakarta: RajawaliPers, 2007, h Adiwarman Azwar Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI. UNS, 2009), Evaluasi Penerapan Prinsip Syariah pada Praktik

BAB IV ANALISISIS MEKANISME PENCAIRAN DANA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN AGUNAN CAST COLLATERAL DI KSPPS ARTHAMADINA, BATANG.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Syari ah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja

1 Zainuddin Ali,Hukum Perbankan Syariah, Jakarta: Sianar Grafiak, 2007, h.1

BAB I PENDAHULUAN. Baik di Indonesia maupun di seluruh dunia banyak orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan bisnis yang serupa dengan Koperasi atau Lembaga Swadaya

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik sistem keuangan syariah telah dilakukan sejak zaman kejayaan Islam, yang mana pada akhir tahun 1970-an mulailah berdiri bank yang mengadopsi sistem syariah dengan mencari suatu sistem yang dapat menghindari unsur riba. Sehingga, pada prinsipnya keuangan syariah mengacu pada prinsip adanya saling rela dari berbagai pihak, tidak ada pihak yang dizhalimi maupun mendzalimi, hasil usaha muncul bersama biaya dan untung muncul bersama risiko. 1 Hal ini menjadikan alasan perlunya pembentukan lembaga keuangan syariah untuk pengelolaan keuangan secara syariah. Lembaga Keuangan Syariah yakni suatu perusahaan yang usahanya bergerak dalam bidang jasa keuangan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. 2 Lembaga Keuangan Syariah (LKS) menurut Dewan Syariah Nasional (DSN) merupakan suatu lembaga yang mengeluarkan produk keuangan syariah dan yang mendapat izin operasional sebagai lembaga keuangan syariah. 3 Lembaga keuangan syariah terdiri dari dua yakni lembaga keuangan syariah bank dan lembaga keuangan syariah non bank. Lembaga keuangan syariah non bank memiliki banyak lembaga yang termasuk salah satu diantaranya yakni Baitulmal wat Tamwil (BMT). Baitulmal wat Tamwil (BMT) atau disebut juga Koperasi Syariah merupakan lembaga keuangan syariah non bank yang berfungsi untuk menghimpun dan menyalurkan dana kepada anggotanya dan biasanya beroperasi dalam skala mikro. 4 Koperasi Syariah merupakan suatu usaha 1 Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, Jakarta: Salemba Empat, 2014, h. 72-73 2 Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta: Prenadamedia Group, 2015, h. 1-2 3 Rizal Yaya, et al., Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer, Jakarta: Salemba Empat, 2014, h. 34 4 Ibid,,h. 20 1

2 yang beranggotaan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melakukan kegiatannya berlandaskan prinsip syariah. 5 Salah satunya yakni Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Arthamadina Banyuputih Batang. BMT memiliki basis kegiatan ekonomi rakyat dengan falsafah yaitu dari, oleh dan untuk anggotanya. Menurut Undang-Undang RI Nomor 25 tahun 1992, BMT memiliki hak menggunakan badan hukum koperasi. BMT pada dasarnya sama dengan koperasi simpan pinjam atau unit simpan pinjam konvensional. Hal yang menjadi pembeda yakni terletak pada kegiatan operasionalnya yang menggunakan prinsip syariah dan etika moral dengan melihat halal dan haram dalam melaksanakan usahanya. 6 Keberlangsungan sebuah koperasi sangat bergantung pada banyaknya jumlah anggota yang dimiliki koperasi tersebut. Semakin banyak anggota yang dimiliki maka akan semakin kokoh. Hal ini dikarenakan sebuah koperasi akan dikelola serta dibiayai oleh para anggotanya. Berdasarkan peraturan baru Keputusan Menteri Koperasi RI No:16/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah oleh Koperasi, yang sebelumnya Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Arthamadina pada 4 Mei 2007 berubah menjadi Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Arthamadina pada 31 Desember 2016. Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Arthamadina yang berdiri pada tanggal 4 Mei 2007 di Banyuputih Batang, merupakan koperasi yang bergerak dalam bidang simpan pinjam dan pembiayaan dengan prinsip syariah, yakni dengan cara melayani anggota atau calon anggotanya dari sisi kebutuhan pendanaan maupun pembiayaan. KSPPS Arthamadina juga merupakan koperasi yang berupaya untuk mengembangkan dan membantu ekonomi dalam skala mikro masyarakat Batang, khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah. Sebagai lembaga 5 Mardani, Aspek,, h. 237 6 Hendar, Manajemen Perusahaan Koperasi Pokok-Pokok Pikiran mengenai Manajemen dan Kewirausahaan Koperasi,Jakarta: Erlangga, h. 10

3 intermediasi antara pihak yang surplus dana dengan pihak yang defisit dana, maka KSPPS Arthamadina menggunakan akad sesuai dengan prinsip syariah dalam kegiatan funding maupun landingnya untuk menghindari pantangan moral bisnis seperti unsur riba, maysir, ikhtikar, gharar dan lainnya, yang jelas akan merugikan salah satu pihak. Dalam aktivitas funding (menghimpun dana), KSPPS Arthamadina menyediakan produk berupa simpanan sukarela (Simpanan Investama, Simpanan Kencana, dan Simpanan SHaRi) dan Simpanan Berjangka (Deposito) dengan jangka waktu 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, dan 12 bulan dengan menggunakan akad mudharabah. Akad Mudharabah merupakan akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana/shahibul maal) bertindak sebagai menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana/mudharib) bertindak sebagai pengelola dana, keuntungan dibagi sesuai kesepakatan, dan kerugian akan ditanggung pemilik dana selama tidak ada unsur kelalaian yang dilakukan oleh pengelola dana. 7 Sedangkan dalam aktivitas landing (pembiayaan) yakni aktivitas pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak yang defisit dana. KSPPS Arthamadina menyalurkan dana yang sudah terkumpul dari nasabah tersebut ke berbagai usaha kecil dan menengah yang dikemas dalam produk pembiayaan dengan akad mudharabah, ini yang menjadikan sumber pendapatan bagi KSPPS Arthamadina yang kemudian pada akhirnya akan dibagihasilkan kepada anggota (pemilik rekening simpanan sukarela dan simpanan berjangka). Salah satu produk penghimpunan dana di KSPPS Arthamadina adalah simpanan berjangka (deposito). Simpanan berjangka merupakan simpanan anggota yang direncanakan sebagai sarana investasi jangka panjang dengan waktu 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan dan 12 bulan. Penyetoran dilakukan satu kali dan penarikannya hanya dilakukan pada waktu tertentu atau jatuh tempo yang sudah disepakati pada awal perjanjian antara 7 Sri, Akuntansi,, h. 128

4 anggota dan koperasi. Meskipun demikian, ada pula kejadian dimana seorang anggota memiliki kebutuhan mendesak yang kemudian menjadi sebab adanya pengambilan simpanan berjangka tidak tepat pada waktu jatuh tempo yang sudah ditentukan diawal perjanjian. Sehingga hal ini menjadikan anggota tersebut akan dikenai pinalti atau disebut juga denda/kifarat atas simpanan berjangkanya tersebut. Pada KSPPS Arthamadina pencairan sebelum jatuh tempo akan dikenakan denda/ kifarat sebesar 10% dari nominal simpanan berjangka anggotanya. Oleh karena itu, seorang calon anggota perlu mengetahui apa simpanan berjangka mudharabah, karakteristik simpanan berjangka mudharabah, dan perhitungan pinalti simpanan berjangka mudharabahnya. Hal ini untuk anggota ataupun calon anggota agar memikirkan kembali jika mengambil simpanan berjangka sebelum jatuh tempo, karena sebelum terjadinya pengenaan denda KSPPS Arthamadina mempunyai solusi lain yang akan mengurangi sedikit kerugian atas simpanan anggotanya yakni dengan penawaran pembiayaan yang tidak akan mengganggu simpanan berjangka. Namun, apabila anggota tetap tidak menggunakan pembiayaan sebagai solusinya, maka pihak KSPPS Arthamadina akan tetap melakukan pinalti atau denda atas pengambilan simpanan berjangka anggotanya tersebut. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dalam tugas akhir ini penulis tertarik untuk meneliti mengenai perhitungan pinalti simpanan berjangka (deposito) mudharabah di KSPPS Arthamadina dengan judul PERHITUNGAN PINALTI SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) MUDHARABAH DI KSPPS ARTHAMADINA BANYUPUTIH BATANG

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Prosedur Simpanan Berjangka Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih Batang? 2. Bagaimana Perhitungan Pinalti Simpanan Berjangka Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih Batang? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian: a. Untuk mengetahui prosedur simpanan berjangka mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih Batang b. Untuk mengetahui perhitungan pinalti simpanan berjangka mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih Batang 2. Manfaat Penelitian Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: a. Bagi Penulis Dari penelitian ini, diharapkan penulis dapat menambah serta memantapkan wawasan dan ilmu pengetahuan yang selama ini didapat dari perkuliahan terutama tentang produk simpanan berjangka mudharabah dan perhitungan pinalti simpanan berjangka mudharabah. Dari sisi lain, memberikan penjelasan lebih mengenai teori di bangku perkuliahan dengan praktik di lapangan b. Bagi Prodi D3Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Menambah informasi dan juga dapat dijadikan referensi bagi semua pihak yang membutuhkan, khususnya bagi akademisi mengenai perhitungan pinalti pada produk simpanan berjangka mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih Batang.

6 c. Bagi Perusahaan (KSPPS ARTHAMADINA) Membantu membagikan informasi kepada para anggota mengenai produk simpanan berjangka mudharabah beserta perhitungan pinalti atau denda/kifarat yang diterapkan. Hasil penelitian diharapkan menjadi masukan bagi manajemen operasional KSPPS Arthamadina dalam menjalankan kegiatannya sesuai dengan prinsip syariah. d. Bagi Masyarakat Menambah wawasan masyarakat mengenai produk simpanan berjangka mudharabah, yang meliputi pengertiannya dan perhitungan pinalti atau denda/kifarat, sehingga diharapkan muncul kepercayaan masyarakat untuk menempatkan dana mereka dengan menggunakan produk simpanan berjangka mudharabah di KSPPS Arthamadina. D. Tinjauan Pustaka Untuk menghindari kesamaan, dalam telaah pustaka ini penulis akan memaparkan beberapa pendapat para peneliti yang relevan dengan penelitian yang penulis teliti: Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Rizqi Aulia (122503098). Tugas Akhir dengan mengangkat judul Perhitungan Pinalti Deposito Mudharabah di PT. BPRS PNM Binama Semarang. Tugas Akhir ini membahas tentang perhitungan pinalti deposito mudharabah di PT. BPRS PNM Binama. Hasil penelitiannya adalah diketahui rumus bagi hasil yang sudah diterima yakni jumlah deposito dikali dengan ER dibagi 12 bulan. Akan dikenai pajak apabila deposito Rp 7.500.000,- atau lebih dan ER akan ditetapkan per bulan. Bagi hasil Nett yang sudah diterima yakni dengan menghitung bagi hasil per bulan, kemudian dijumlah bagi hasil yang sudah diterima nasabah. Setelah itu, dasar perhitungan pinalti bagi hasil dengan cara mengumpulkan data bulan yang dihitung, ER bagi hasil, bagi hasil per bulan, pajak atas bagi hasil kemudian akan menghasilkan bagi hasil nett perbulan dan juga total bagi hasil nett. Pinalti yang harus

7 dibayar yakni selisih bagi hasil yang diterima (jumlah bagi hasil yang sudah diterima dikurangi total bagi hasil nett perbulan). Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Andin Rahmania Pitosari (112503061). Tugas Akhir ini dengan mengangkat judul Praktek Pinalti Pada Pengambilan Simpanan Mudharabah Berjangka (Deposito) Sebelum Jatuh Tempo di KJKS BMT Marhamah Wonosobo. Tugas Akhir ini membahas tentang gambaran umum produk simpanan mudharabah berjangka (deposito) dan praktek pinalti pada pengambilan simpanan mudharabah berjangka (deposito) sebelum jatuh tempo di KJKS BMT Marhamah Wonosobo. Hasil penelitiannya adalah bahwa mengambil simpanan mudharabah berjangka (deposito) sebelum jatuh tempo nasabah akan dikenai konversi (perubahan) pada bagi hasil yang diperoleh, dimana porsi bagi hasil simpanan mudharabah berjangka dikonversi ke simpanan ummat sebagai bentuk hukuman dari pelanggaran yang telah disepakati. Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Mutamimah (072311038). Tugas Akhir ini dengan mengangkat judul Tinjauan Huum Islam Terhadap Pinalti pada Pengambilan Simpanan Mudharabah Berjangka (Deposito) Sebelum Jatuh Tempo di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal. Hasil penelitiannya adalah bahwa anggota BMT yang mengambil simpanan mudharabah berjangka (deposito) sebelum jatuh tempo, maka anggota akan dikenai pinalti dari jumlah nominal simpanan yang didepositokan. Besar kecilnya pinalti sesuai dengan kesepakatan atara anggota dan pihak BMT. Dan prktek pinalti BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal adalah sah menurut hukum Islam dilakukan atas dasar kerelaan dan kesepakatan antara kedua belah pihak.

8 E. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan dimana di dalamnya membicarakan atau mempersoalkan tentang cara-cara melaksanakan penelitian dengan berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala ilmiah. 8 1. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di KSPPS Arthamadina Banyuputih Batang Jl. Raya Lokojoyo km.1 Banyuputih Batang 51271, dengan obyek penelitian produk simpanan berjangka (simka) mudharabah. 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif yakni dimana penelitian ini dilakukan dengan cara mengamati langsung di tempat penelitian yakni KSPPS Arthamadina Banyuputih Batang. 3. Sumber Data a. Data Primer Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh langsung oleh peneliti dari sumber/informan asli tanpa perantara. 9 Data ini diperoleh melalui wawancara langsung dengan Bapak Budi Waluyo, SE pimpinan dan Bapak Kuswandi sebagai sekretaris KSPPS Arthamadina b. Data Sekunder Merupakan data yang umumnya tidak dirancang secara spesifik untuk memenuhi kebutuhan penelitian tertentu. Atau juga bisa disebut sebagai pendukung data primer. Seluruh atau sebagian aspek data sekunder kemungkinan tidak sesuai dengan kebutuhan 8 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Metodologi Penelitian-Pendekatan Praktis dalam Penelitian, Yogyakarta: ANDI, 2010, h. 1 9 Ibid, h.171

9 suatu penelitian. 10 Data ini diperoleh dari buku, karya tulis, dan tulisan yang berhubungan dengan objek penelitian. 4. Metode Pengumpulan Data Penyusunan data dalam penelitan sangat penting, oleh karena itu data harus dikumpulkan secara akurat, komprehensif dan relevan. Dalam penelitian ini maka peneliti mengumpulkan data-data dengan cara: a. Observasi Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lainnya. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data dibagi menjadi dua yakni observasi berperan serta dan observasi tidak berperan serta. 11 Dalam hal ini, peneliti melakukan observasi berperan serta karena peneliti terlibat langsung dengan aktivitas sehari-hari di KSPPS Arthamadina Banyuputih Batang. b. Wawancara Merupakan suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu dan juga merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik. 12 Metode ini dilakukan oleh peneliti kepada bagian-bagian yang terkait dengan simpanan berjangka di KSPPS Athamadina. Tujuannya yakni agar menghindari penyimpangan atau salah pengertian mengenai permasalahan yang diangkat peneliti. Wawancara dilakukan dengan Bapak Budi Waluyo S.E selaku Pimpinan KSPPS Arthamadina Banyuputih Batang. 10 Ibid, h.172 11 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, Cet. 23, 2016, h. 145 12 Iman Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013, h. 160

10 c. Dokumentasi Merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya fundamental dari seseorang dan juga merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. 13 Adapun data-data yang diperoleh peneliti dengan metode ini adalah brosur, formulir simpanan, buku teknis tentang pembiayaan dan simpanan, dan lain-lain di KSPPS Arthamadina Banyuputih Batang. 5. Analisis Data Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis deskriptif analitis, yakni data-data yang sudah didapat kemudian dituangkan dalam bentuk kata maupun gambar yang kemudian dideskripsikan sehingga diperoleh kejelasan yang realistis sesuai kenyataan. Peneliti menggambarkan mengenai situasi dan kondisi di KSPPS Arthamadina Banyuputih Batang. Teknik ini digunakan untuk mendiskripsikan data-data yang peneliti kumpulkan dari hasil wawancara, observasi maupun dokumentasi selama melaksanakan magang di KSPPS Arthamadina Banyuputih Batang. F. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Berisi tentang ketentuan umum mudharabah, ketentuan umum simpanan berjangka (deposito), dan ketentuan umum tentang pinalti. 13 Ibid, h. 176

11 BAB III GAMBARAN UMUM KSPPS ARTHAMADINA BANYUPUTIH BATANG Berisi tentang profil, susunan organisasi, tujuan, fungsi, peran, produk-produk, pengelolaan usaha syariah dan ruang lingkup pemasaran di KSPPS Arthamadina Banyuputih Batang. BAB IV PEMBAHASAN Berisi tentang pembahasan prosedur pembukaan rekening simpanan berjangka mudharabah, perhitungan pinalti simpanan berjangka mudharabah, dan analisis SWOT pinalti simpanan berjangka mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih Batang. BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Berisi tentang kesimpulan, saran dan penutup.