ABSTRAK ASFIKSIA BERHUBUNGAN DENGAN MENINGKATNYA KEJADIAN GANGGUAN GINJAL AKUT PADA NEONATUS CUKUP BULAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. secara spontan dan teratur segera setelah lahir. 1,2. penyebab mortalitas dan morbiditas bayi baru lahir dan akan membawa berbagai

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan ginjal akut (GnGA), dahulu disebut dengan gagal ginjal akut,

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis didefinisikan sebagai adanya infeksi bersama dengan manifestasi

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan. Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang.

BAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyebab Kematian Neonatal di Indonesia (Kemenkes RI, 2010)

BAB VI PEMBAHASAN. Selama penelitian bulan Januari 2010 Desember 2010 terdapat 77 neonatus

BAB I PENDAHULUAN. Acute kidney injury (AKI) telah menjadi masalah kesehatan global di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manifestasinya dapat sangat bervariasi, mulai dari yang ringan tanpa gejala,

KADAR SERUM KREATININ PADA PASIEN SEPSIS YANG DIRAWAT DI RUANG ICU RSUP DR. KARIADI LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang tinggi dan seringkali tidak terdiagnosis, padahal dengan menggunakan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. 45% dari kematian anak dibawah 5 tahun di seluruh dunia (WHO, 2016). Dari

BAB I PENDAHULUAN. lahir mengalami asfiksia setiap tahunnya (Alisjahbana, 2003).

UKDW. % dan kelahiran 23% (asfiksia) (WHO, 2013). oleh lembaga kesehatan dunia yaitu WHO serta Centers for Disease

HUBUNGAN ANTARA GANGGUAN GINJAL AKUT DAN MORTALITAS PADA ANAK DENGAN PENYAKIT KRITIS DI UNIT PERAWATAN INTENSIF ANAK TESIS PUTRI AMELIA IKA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN ASFIKSIA PADA GEMELLI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Jantung merupakan suatu organ yang berfungsi memompa darah ke

4.10 Instrumen Penelitian Prosedur Penelitian Manajemen Data Analiasis Data BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi neonatus khususnya sepsis neonatorum sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. hiperkarbia, dan asidosis (IDAI, 2004). Asfiksia bayi baru lahir memiliki angka

BAB I PENDAHULUAN. US Preventive Service Task Force melaporkan bahwa prevalensi gangguan

FAKTOR RISIKO KEMATIAN BAYI BARU LAHIR DENGAN PENYAKIT MEMBRAN HIALIN YANG DIBERI CONTINUOUS POSITIVE AIRWAY PRESSURE (CPAP)

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

PELATIHAN NEFROLOGI MEET THE PROFESSOR OF PEDIATRICS. TOPIK: Tata laksana Acute Kidney Injury (AKI)

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. setelah pulang dari perawatan saat lahir oleh American Academy of Pediatrics

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya komplikasi yang lebih berbahaya. diakibatkan oleh sepsis > jiwa pertahun. Hal ini tentu menjadi

PERBANDINGAN KADAR MIKROALBUMINURIA PADA STROKE INFARK ATEROTROMBOTIK DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DAN PASIEN HIPERTENSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada sepsis terjadi proses inflamasi sistemik atau systemic inflammatory

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom klinik ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap infeksi, dimana

BAB IV METODE PENELITIAN. Bedah Kepala dan Leher subbagian Neuro-otologi. Perawatan Bayi Resiko Tinggi (PBRT) dan Neonatal Intensive Care Unit (NICU)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sakit kritis nondiabetes yang dirawat di PICU (Pediatric Intensive Care Unit)

Kriteria RIFLE pada Acute Kidney Injury. Sudung O. Pardede, Niken Wahyu Puspaningtyas. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR DAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga

I KOMANG AGUS SETIAWAN

PERBANDINGAN KEJADIAN ASFIKSIA ANTARAPERSALINAN PRETERM DAN ATERM PADA PREEKLAMSIA BERAT DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

ABSTRAK. Audylia Hartono Pembimbing I : Rimonta F. Gunanegara, dr., Sp.OG. Pembimbing II : July Ivone, dr., MKK., MPd.Ked.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu dan Anak merupakan dua indikator yang peka terhadap kualitas fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan. indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.

Asfiksia merupakan salah satu penyebab

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. Gea Nathali Halim, 2017, Pembimbing 1: Penny Setyawati M, Dr, SpPK, MKes Pembimbing 2: Yenni Limyati, Dr, SSn,SpKFR,MKes

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan bidang kesehatan menjadi perhatian penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis menimbulkan suatu respon imun yang berlebihan oleh tubuh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Flaviviridae dan ditularkan melalui vektor nyamuk. Penyakit ini termasuk nomor dua

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yang berlebihan terhadap infeksi. Sepsis sering terjadi di rumah sakit

KEJADIAN PENYAKIT KARDIOSEREBROVASKULAR PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V DENGAN DIABETES MELITUS DAN TANPA DIABETES MELITUS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. neonatus dan 50% terjadi pada minggu pertama kehidupan (Sianturi, 2011). Menurut data dari

ABSTRAK PERBEDAAN KADAR CANCER ANTIGEN 125 DAN HUMAN EPIDIDIMIS PROTEIN 4 PADA PASIEN KANKER OVARIUM EPITELIAL TIPE I DAN TIPE II

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di ruang rekam medik RSUP Dr.Kariadi Semarang

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Penyakit ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Fungsi Ginjal pada Pasien Gagal Jantung yang Dirawat di RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode 1 Januari Desember 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

CAIRAN AMNION TERCAMPUR MEKONIUM SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA ASFIKSIA NEONATORUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009

ABSTRAK INSIDENSI DAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO IKTERUS NEONATORUM DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2005

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ICU RSUP dr. Kariadi Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh

ABSTRAK HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP ANGKA KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA RUMAH SAKIT SUMBER KASIH CIREBON PERIODE JANUARI 2015 SEPTEMBER 2016

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bayi (AKB). Angka kematian bayi merupakan salah satu target dari Millennium

BAB I PENDAHULUAN. salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kurang lebih 21 hari. Albumin mengisi 50% protein dalam darah dan menentukan

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN RISIKO ASFIKSIA NEONATORUM ANTARA BAYI KURANG BULAN DENGAN BAYI CUKUP BULAN PADA BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)

BAB I PENDAHULUAN. bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Bayi dengan asfiksia neonatorum

I. PENDAHULUAN. terakhir (HPHT) atau, yang lebih akurat 266 hari atau 38 minggu setelah

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan irreversibel akibat berbagai penyakit yang merusak nefron

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan salah satu masalah kesehatan utama penyebab kesakitan

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan

Author : Liza Novita, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Doctor s Files: (

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.

Kata kunci: Prevalensi,Anemia, Anemia defisiensi besi, bayi berat lahir rendah, Hb.

BAB I PENDAHULUAN. perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran preterm, dan intrauterine growth restriction (IUGR) (Sibai, 2005;

BAB I LATAR BELAKANG. A. Latar Belakang Masalah. Analisis Gas Darah merupakan salah satu alat. diagnosis dan penatalaksanaan penting bagi pasien untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

EARLY DETECTION AND TREATMENT OF SEPSIS. dr. Eko Setijanto, Sp.An,KIC Intensive Care Unit, DR Moewardi Hospital

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan salah satu kondisi kronis yang sering terjadi di

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana starata-1 kedokteran umum

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

Hubungan antara Apgar Score Dengan Ikterus Neonatorum Fisiologis di RSUD Al-Ihsan Kabupaten Bandung Tahun 2014

a. Cedera akibat terbakar dan benturan b. Reaksi transfusi yang parah c. Agen nefrotoksik d. Antibiotik aminoglikosida

Transkripsi:

ABSTRAK ASFIKSIA BERHUBUNGAN DENGAN MENINGKATNYA KEJADIAN GANGGUAN GINJAL AKUT PADA NEONATUS CUKUP BULAN Asfiksia neonatorum masih menjadi masalah karena secara signifikan meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Asfiksia menyebabkan penurunan perfusi ginjal yang memicu terjadinya vasomotor nephropathy yang akhirnya terjadi gangguan ginjal akut (GgGA). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui asfiksia berhubungan dengan meningkatnya kejadian GgGA pada neonatus cukup bulan. Penelitian ini dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar, mulai Juni 2015 sampai Desember 2016 secara kohort prospektif selama 4 hari. Pengamatan kejadian GgGA dilakukan sejak subjek terpilih dengan pengukuran produksi urine dan pemeriksaan serum kreatinin saat usia 2 dan 4 hari. Analisis bivariate asfiksia dengan kejadian GgGA menggunakan uji Chi-square, besarnya risiko terjadinya GgGA dinyatakan dalam risiko relatif (RR). Analisis multivariate antara asfiksia, sepsis, gagal jantung, dan amikasin menggunakan uji regresi logistik. Signifikan bila nilai p < 0,05. Total 88 subjek penelitian yang terdiri dari 45 kelompok asfiksia dan 43 kelompok vigorous baby. Kejadian GgGA sebesar 54% pada asfiksia dan 7% pada vigorous baby. Asfiksia signifikan berhubungan dengan kejadian GgGA nilai p < 0,001 dan RR 7,64 (Interval Kepercayaan (IK) 95%: 2,48 23,55). Pada analisis regresi logistik didapatkan asfiksia dan sepsis berhubungan dengan kejadian GgGA pada neonatus cukup bulan nilai p = 0,001 Rasio Odds (RO) 10,01 (IK 95%: 2,61 39,01) dan nilai p = 0,046 RO 8,91 (IK 95%: 1,04 76,38). Pada neonatus cukup bulan yang mengalami asfiksia didapatkan kejadiaan GgGA sebanyak 54%. Asfiksia signifikan berhubungan dengan kejadian GgGA pada neonatus cukup bulan dengan risiko 7,64 kali. Kata kunci: asfiksia, neonatus cukup bulan, gangguan ginjal akut. ix

ABSTRACT ASPHYXIA IS ASSOCIATED WITH INCREASED OF ACUTE KIDNEY INJURIES IN FULLTERM NEONATES Neonatal asphyxia remains a problem due to significantly increased morbidity and mortality. Asphyxia can cause decrease renal perfusion that trigger vasomotor nephropathy and ultimately lead acute kidney injuries (AKI). The aim of this study is to determine association of asphyxia and increase of AKI in full term neonate. This research was conducted at Sanglah Hospital in Denpasar, from June 2015 until December 2016, in a prospective cohort study until the subject was 4 days old. Incident of AKI was observed since the subject was included by measuring urine output and serum creatinine at age 2 and 4 days. Bivariate analysis of asphyxia with AKI events was made using Chi-square test, the magnitude of the risk of AKI was shown in relative risk (RR). Multivariate analysis between asphyxia, sepsis, heart failure, and amikacin was done using logistic regression. Significant if p <0.05. Total of 88 subjects was included, consist of 45 subject with asphyxia and 43 subject with vigorous baby. Acute kidney injuries incidence was 54% in asphyxia groups and 7% in vigorous baby groups. Asphyxia significantly associated with the incidence of AKI with p <0.001 and RR 7.64 (Confidence Interval (CI) 95%: 2.48 to 23.55). In a logistic regression analysis obtained asphyxia and sepsis associated with the incidence of ARI in fullterm neonate, p = 0.001, Odds Ratio (RO) to 10.01 (95% CI: 2.61 to 39.01) and p = 0.046 RO 8.91 (CI 95%: 1.04 to 76.38). The incident of AKI was 54% in fullterm neonates with asphyxia. Asphyxia significantly associated with AKI in fullterm neonates with 7.64 times risk. Keywords: asphyxia, neonatal term, acute kidney injuries. x

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... v UCAPAN TERIMAKASIH... vi ABSTRAK... ix ABSTRACT... x DAFTAR ISI... xi DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah. 4 1.3 Tujuan Penelitian 4 1.4 Manfaat Penelitian 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 2.1 Asfiksia Neonatorum. 6 2.1.1 Definisi. 6 2.1.2 Etiologi.. 6 2.1.3 Patofisiologi. 8 2.1.4 Diagnosis. 10 2.1.5 Penyulit asfiksia 14 xi

2.2 Ginjal pada Neonatus Cukup Bulan 15 2.2.1 Berat badan lahir memengaruhi perkembangan ginjal dan munculnya penyakit ginjal pada neonatus cukup bulan... 15 2.2.2 Laju filtrasi glomerulus pada neonatus cukup bulan 16 2.3 Gangguan Ginjal Akut pada Neonatus...... 17 2.3.1 Definisi.... 17 2.3.2 Etiologi. 18 2.3.3 Patogenesis.. 25 2.3.4 Patogenesis gangguan ginjal akut pada asfiksia... 31 2.3.5 Gambaran klinis gangguan ginjal akut. 34 2.3.6 Diagnosis.. 36 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 45 3.1 Kerangka Berpikir.. 45 3.2 Kerangka Konsep 47 3.3 Hipotesis... 48 BAB IV METODE PENELITIAN 49 4.1 Rancangan Penelitian. 49 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 49 4.3 Penentuan Sumber Data. 50 4.3.1 Populasi penelitian 50 4.3.2 Sampel penelitian. 50 4.4 Variabel Penelitian. 52 4.4.1 Identifikasi variabel.. 52 4.4.2 Definisi operasional variabel.... 52 4.5 Instrumen Penelitian.. 56 4.6 Prosedur Penelitian 56 4.6.1 Cara penelitian. 56 4.6.2 Alur penelitian.. 59 4.7 Analisis Data... 60 xii

4.8 Etika Penelitian... 60 BAB V HASIL PENELITIAN... 61 5.1 Karakteristik Subjek Penelitian... 61 5.2 Skor APGAR, Kadar Serum Kreatinin, Estimasi Laju Filtrasi Glomerulus (LFG), dan Produksi Urine pada Neonatus Cukup Bulan.. 65 5.3 Kejadian Gangguan Ginjal Akut Saat Pemantauan Hari Ke-2 dan Ke-4 66 5.4 Stadium Gangguan Ginjal Akut Sesuai Klasifikasi pediatric RIFLE Berdasarkan Derajat Asfiksia pada Pemantauan Hari Ke-2 dan Ke-4.. 67 5.5 Hubungan antara Asfiksia dengan Kejadian Gangguan Ginjal Akut pada Neonatus Cukup Bulan.. 68 5.6 Variabel yang Memengaruhi Kejadian Gangguan Ginjal Akut pada Neonatus Cukup Bulan.. 69 BAB VI PEMBAHASAN.. 70 6.1 Karakteristik Subjek Penelitian...... 70 6.2 Skor APGAR, Kadar Serum Kreatinin, Estimasi Laju Filtrasi Glomerulus (LFG), dan Produksi Urine pada Neonatus Cukup Bulan..... 70 6.3 Kejadian Gangguan Ginjal Akut Saat Pemantauan Hari Ke-2 dan Ke-4 74 6.4 Stadium Gangguan Ginjal Akut Sesuai Klasifikasi pediatric RIFLE Berdasarkan Derajat Asfiksia pada Pemantauan Hari Ke-2 dan Ke-4.. 75 6.5 Hubungan antara Asfiksia dengan Kejadian Gangguan Ginjal Akut pada Neonatus Cukup Bulan.... 76 6.6 Variabel yang Memengaruhi Kejadian Gangguan Ginjal Akut pada Neonatus Cukup Bulan. 77 6.7 Keterbatasan Penelitian.. 78 BAB VII SIMPULAN DAN SARAN...... 79 7.1 Simpulan........ 79 7.2 Saran...... 79 xiii

DAFTAR PUSTAKA.. 80 LAMPIRAN-LAMPIRAN 85 xiv

DAFTAR GAMBAR Halaman 2.1. Perubahan kardiopulmonal pasien asfiksia dan setelah resusitasi... 10 2.2. Laju filtrasi glomerulus neonatus cukup bulan dan kurang bulan serta peningkatan sampai remaja... 17 2.3. Mekanisme asfiksia menyebabkan gangguan ginjal akut pada neonatus... 34 2.4. Kadar kreatinin pada neonatus dengan gangguan ginjal akut sesuai umur... 40 3.1. Kerangka konsep... 47 4.1. Rancangan penelitian kohort prospektif selama 4 hari... 49 4.2. Alur Penelitian... 59 5.1. Skema hasil penelitian... 63 xv

DAFTAR TABEL Halaman 2.1. Skor APGAR... 11 2.2. Kematian Neonatus Aterm berhubungan dengan Skor APGAR... 12 2.3. Resiko Relatif dari Kematian Neonatus dengan skor APGAR menit ke 5 dan Derajat Asidemia Darah Arteri Umbilikal... 13 2.4. Hubungan indikator prediktor asfiksia dengan morbiditas sistem organ multipel... 13 2.5. Manifestasi klinis sepsis neonatorum... 22 2.6. Septic marker... 22 2.7. Kriteria gagal jantung Ross dan Reithmann... 23 2.8. Klasifikasi pediatric RIFLE (prifle)... 38 2.9. Nilai konstanta berdasarkan usia dan jenis kelamin... 39 2.10. Nilai normal laju filtrasi glomerulus pada anak... 39 4.1. Skor APGAR... 53 5.1. Karakteristik subjek penelitian... 64 5.2. Hasil pemeriksaan skor APGAR, kadar serum kreatinin, estimasi laju filtrasi glomerulus (LFG), dan produksi urine... 66 5.3. Kejadian gangguan ginjal akut pada pemantauan hari ke-2 dan ke-4... 67 5.4. Stadium gangguan ginjal akut berdasarkan derajat asfiksia saat pemantauan hari ke-2 dan ke-4... 68 5.5. Hubungan antara asfiksia dengan kejadian gangguan ginjal akut pada neonatus... 68 5.6. Analisis multivariate yang memengaruhi gangguan ginjal akut pada neonatus... 69 xvi

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG SINGKATAN AAP : American Academy of Pediatrics ADQI : The Acute Dialysis Quality Initiative AGD : Analisis Gas Darah AHA : American Hearth Association AKI : Acute Kidney Injury CRP : C Reactive Protein dl : desiliter eccl : Estimated Creatinin Clearance ET : Endothelin GgGA : Gangguan Ginjal Akut GNAPS : Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus IK : Interval Kepercayaan LFG : Laju Filtrasi Glomerulus MAP : Mean Arterial Pressure mg : milligram ml : mililiter n : jumlah NICU : Neonatal Intensive Care Unite NO : Nitric Oxide NOS : Nitric Oxide Synthaze NSAID : Non Steroid Anti Inflammatory Drugs NTA : Nekrosis Tubuler Akut prifle : Pediatric RIFLE PT : Perguruan Tinggi RFI : Renal Failure Index RO : Rasio Odds RR : Risiko Relatif xvii

SD : Sekolah Dasar SIADH : Syndrome Of Inappropriate Antidiuretic Hormone SMA : Sekolah Menengah Atas SMP : Sekolah Menengah Pertama SN LFG : Single Nephrone Laju Filtrasi Glomerulus TGF- β1 : Tumor Growth Factor Betta 1 WHO : World Health Organization\ LAMBANG = : sama dengan < : kurang dari > : lebih dari ³ : lebih dari sama dengan : kurang dari sama dengan % : persen xviii

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Persetujuan Setelah Penjelasan 85 Lampiran 2 Kuesioner 89 Lampiran 3 Ethical Clearence 95 Lampiran 4 Surat Ijin Melaksanakan Penelitian 96 Lampiran 5 Hasil Analisis Data..... 97 Lampiran 6 Hasil Pemeriksaan Serum Kreatinin.... 115 xix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaaan gawat darurat neonatus berupa kegagalan bernafas secara spontan, teratur, dan adekwat segera setelah lahir (Snyder dan Cloherty, 1998). Asfiksia neonatorun masih menjadi masalah karena secara signifikan menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas. Insiden asfiksia neonatorum di dunia berkisar antara 1 sampai 10 kejadian per 1.000 kelahiran hidup serta dipengaruhi oleh sumber daya medis setempat (McGuire, 2007). Asfiksia menyebabkan kematian neonatus sebesar 0,33 per 1.000 kelahiran hidup diseluruh dunia (Macfarlane dan Mugford, 2005). Kejadian asfiksia sebesar 3 5% dari seluruh kelahiran atau sekitar 250.000 bayi asfiksia lahir tiap tahun di Indonesia (Alisjahbana dkk., 1999). Pada tahun 2000 didapatkan 6,3% bayi mengalami asfiksia dari seluruh kelahiran, 2,1% diantaranya lahir dengan asfiksia berat di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia- Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta (Manoe dan Amir, 2003). Pada keadaan asfiksia terjadi gangguan pertukaran O 2 dan CO 2 di dalam paru atau plasenta yang memicu terjadinya hipoksia dan hiperkapnia. Asfiksia akan menyebabkan terjadinya glikolisis anaerob serta meningkatkan produksi asam laktat sehingga terjadi asidosis (Guha dkk., 2009). Kondisi hipoksia, hiperkapnia, dan asidosis menimbulkan gangguan metabolisme sel yang pada akhirnya memperburuk disfungsi multiorgan yang terjadi. Derajat asfiksia dibagi menjadi ix

asfiksia berat dan asfiksia sedang serta semakin berat asfiksia berhubungan dengan peningkatan kemungkinan terjadinya disfungsi multiorgan. Organ vital yang terkena dampak asfiksia berat dengan insiden terbanyak adalah ginjal (50%), kemudian otak (28%), kardiovaskular (25%) dan paru (23%) (Snyder dan Cloherty, 1998). Ginjal adalah organ yang sangat peka terhadap kondisi hipoksia. Hipoksia yang terjadi dalam 24 jam pertama kehidupan akan menyebabkan iskemia ginjal yang awalnya bersifat sementara, namun bila hipoksia berlanjut akan menyebabkan kerusakan korteks dan medulla yang bersifat permanen (Fitzpatrick dkk., 2003). Kelainan ginjal yang sering terjadi karena asfiksia berat adalah gangguan ginjal akut (39%) (Wahyudi, 2003). Pada gangguan ginjal akut (GgGA) terjadi penurunan mendadak laju filtrasi glomerulus (LFG) yang mengakibatkan retensi kreatinin dan produk sisa metabolism nitrogen serta ketidakmampuan ginjal untuk meregulasi homeostasis cairan dan elektrolit tubuh (Chua dan Sarwal, 2005). Drukker dan Guignard (2002) melaporkan kejadian GgGA pada neonatus berkisar 8% sampai 24% pada neonatus yang dirawat di ruang Neonatal Intensive Care Unite (NICU). Mortalitas GgGA masih tinggi yaitu sebesar 20.5% pada penelitian di Iran (Mortazavi dkk., 2009) dan 37% di Jerman (Wedekin dkk., 2008). Penilaian GgGA yang digunakan saat ini adalah klasifikasi pediatric RIFLE (prifle). Keunggulan klasifikasi prifle adalah dapat mendeteksi GgGA dari ringan sampai keadaan paling berat serta mampu mendeteksi GgGA lebih dini dari pada penilaian awal menggunakan nilai serum kreatinin > 1,5 mg/dl. Mortalitas GgGA x

semakin meningkat sesuai dengan stadium yaitu mortalitas 38,3% stadium risk, 50% pada stadium injury, dan 74,5% pada stadium failure (Bellomo dkk., 2004). Penelitian sebelumnya yang mengkaji asfiksia dengan kejadian GgGA adalah studi yang dilakukan oleh Umboh (2002) pada bayi baru lahir didapatkan hasil terdapat perbedaan bermakna kadar serum ureum dan kreatinin serta LFG antara kelompok bayi sehat dengan asfiksia berat dan antara kelompok asfiksia ringansedang dengan asfiksia berat. Penelitian oleh Gupta dkk. (2005) menyatakan kadar ureum dan kreatinin lebih tinggi pada bayi asfiksia dibanding kelompok kontrol (p < 0,001). Dari 70 bayi asfiksia, 33 bayi (47,1%) mengalami GgGA. Penelitian Aggarwal dkk. (2005) mendapatkan kejadian GgGA sebanyak 56% pada bayi asfiksia, sedangkan bayi sehat didapatkan kejadian GgGA sebesar 4%. Nilai serum kreatinin dan urea darah secara signifikan lebih tinggi pada bayi asfiksia pada hari ke 4 tetapi tidak pada hari ke 2. Penelitian Kaur dkk. (2011) didapatkan kejadian asfiksia sedang sebanyak 30,6% dan asfiksi berat 69,4%. Kejadian GgGA pada asfiksia sedang adalah 9,1% dan kejadian GgGA pada asfiksia berat adalah 56%. Dari beberapa penelitian diatas tidak ada satupun yang menggunakan kriteria prifle untuk mengklasifikasikan GgGA yang dicari dalam penelitian. Uraian diatas menjadi dasar pertimbangan peneliti untuk melakukan studi mengenai asfiksia berhubungan dengan meningkatnya kejadian gangguan ginjal akut pada neonatus cukup bulan. Pada studi ini menggunakan klasifikasi prifle untuk menentukan kejadian GgGA pada neonatus cukup bulan. xi

1.2 Rumusan Masalah Apakah asfiksia berhubungan dengan meningkatnya kejadian gangguan ginjal akut pada neonatus cukup bulan? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah asfiksia berhubungan dengan meningkatnya kejadian gangguan ginjal akut pada neonatus cukup bulan. 1.3.2 Tujuan khusus 1.3.2.1 Untuk mengetahui skor APGAR, kadar serum kreatinin, estimasi laju filtrasi glomerulus (LFG), dan produksi urine pada neonatus cukup bulan. 1.3.2.2 Untuk mengetahui kejadian gangguan ginjal akut saat pemantauan hari ke- 2 dan ke-4. 1.3.2.3 Untuk mengetahui stadium Gangguan Ginjal Akut sesuai klasifikasi pediatric RIFLE berdasarkan derajat asfiksia pada pemantauan hari ke -2 dan ke- 4. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat praktis Penelitian ini membantu meningkatkan kesadaran tenaga medis mengenai peran asfiksia terhadap kejadian gangguan ginjal akut pada neonatus, sehingga identifikasi dapat dilakukan lebih cepat diikuti dengan pengobatan yang tepat. xii

1.4.2 Manfaat akademik Penelitian ini dapat memberikan masukan dan tambahan ilmu pengetahuan baru bagi sejawat dokter anak, dokter umum, perawat, bidan, dan mahasiswa kedokteran mengenai asfiksia yang memiliki hubungan dengan kejadian gangguan ginjal akut pada neonatus. Selanjutnya diharapkan dapat menjadi dasar dilakukannya penelitian lainnya. xiii