BAB I PENDAHULUAN. negara-negara berkembang (Verawati, 2010). yang menurut penelitian banyak terjadi oleh karena asap rokok. Asap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan analisis data dari Centers of Disease Control and

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latarbelakang. merokok merupakan faktor risiko dari berbagai macam penyakit, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemungkinan sebelas kali mengidap penyakit paru-paru yang akan menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. mengodentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

Ilmu Kesehatan Masyarakat 2. Quit Tobacco Indonesia (QTI), CBMH Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

BAB I PENDAHULUAN. (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan mentalnya akan lambat. Salah satu indikator kesehatan yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

HASIL SURVEI PAPARAN ASAP ROKOK KEPADA PEROKOK PASIF

BAB 1 : PENDAHULUAN. menimbulkan banyak kerugian, baik dari segi sosial, ekonomi, kesehatan bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti kanker, memperlambat pertumbuhan anak, kanker rahim dan

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Merokok merupakan kebiasaan yang biasa ditemukan di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat masih sulit untuk dihentikan (Imasar, 2008 cit Puryanto,

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

Gambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

BAB I PENDAHULUAN. Fawzani dan Triratnawati (2005), masalah rokok juga menjadi persoalan

BAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. 2,7% pada wanita atau 34,8% penduduk (sekitar 59,9 juta orang). 2 Hasil Riset

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

dalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB 1 PENDAHULUAN. merokok namun kurangnya kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok masih

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Rusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

BAB I BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun Oleh karena itu,

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

BAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Dukungan Masyarakat Terhadap Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu hal yang seringkali menyerang remaja adalah perilaku merokok, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Rowella Octaviani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun itu terus meningkat, baik itu pada laki-laki maupun perempuan. Menurut The

Bab 1 PENDAHULUAN. Rokok adalah salah satu permasalahan kesehatan terbesar yang dialami

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

hari berdampak negatif bagi lingkungan adalah merokok (Palutturi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN dan pada abad 21 ini, akan ada 1 miliar orang meninggal akibat. penyakit disebabkan rokok (Evy, 2008).

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok

BAB I PENDAHULUAN. impotensi, emfisema, dan gangguan kehamilan (Pergub DIY, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. 600 ribu kematian dikarenakaan terpapar asap yang ditimbulkan. Hampir 80%

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DI PUSKESMAS DESA DAYEUH KOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok

BAB I PENDAHULUAN. selama ini masih banyak permasalahan kesehatan, salah satunya seperti kematian

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil dari non-perokok yang terpapar asap rokok. Hampir 80% dari lebih 1

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu (Kemenkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rokok meningkat secara pesat dari tahun ke tahun, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN LAMPIRAN 1 KUESIONER NOMOR :. TANGGAL WAWANCARA I. IDENTITAS RESPONDEN NAMA :.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

BAB I PENDAHULUAN. namun juga dapat menimbulkan kematian (Kementrian Kesehatan. Republik Indonesia, 2011). World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mengkonsumsi rokok dan produk tembakau lainnya menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Asap rokok mengandung 4000 bahan kimia dan berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA KARYAWAN DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. disebelah ibu yang sedang menggendong bayi sekalipun, orang tersebut tetap. sekelilingnya sering kali tidak peduli.

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan 45% wanita yang merokok, dan 27% wanita hamil yang merokok,

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gangguan kesehatan. Beberapa masyarakat sudah mengetahui mengenai bahaya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara global, pada tahun 2008 terdapat enam juta kematian akibat rokok dan jumlah tersebut akan meningkat menjadi 10 juta kematian pada tahun 2030. Faktanya sebanyak 70% dari kematian akibat rokok berada di negara-negara berkembang (Verawati, 2010). Resiko penyakit kardiovaskular dan kanker adalah jenis penyakit yang menurut penelitian banyak terjadi oleh karena asap rokok. Asap rokok mengandung lebih dari 4.800 bahan kimia, 69 dari yang diketahui menyebabkan kanker. Merokok secara langsung bertanggung jawab untuk sekitar 90 persen dari kematian akibat kanker paru-paru dan sekitar 80-90 persen kematian dari PPOK (emfisema dan bronkitis kronis) (TIPS, 2004.) Menimbang adanya dampak yang tidak baik terhadap kesehatan, pemerintah selaku pelaksana tertinggi negara dan penanggung jawab kesejahteraan masyarakat Indonesia sebenarnya sudah mengeluarkan kebijakan yang mempersempit kewenangan seseorang untuk merokok yakni mengenai peraturan bersama kawasan tanpa asap rokok yang

4 dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri nomor 188/ MENKES/PB/I/2011 dan nomor 7 tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Asap Rokok. Pada peraturan ini sudah lebih menimbang bahwa asap rokok terbukti dapat membahayakan kesehatan maka dari itu Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri sepakat mengeluarkan peraturan tersebut (Peraturan Bersama Menteri Kesehatan Dan Menteri Dalam Negeri, 2011). Dampak asap rokok bukan hanya untuk si perokok aktif (Active smoker), tetapi juga bagi perokok pasif (Pasive smoker). Orang yang tidak merokok atau perokok pasif, tetapi terpapar asap rokok seiring waktu dapat mengidap penyakit jantung, stroke, dan serangan jantung. Diperkirakan 46.000 kematian akibat penyakit jantung pada orang-orang yang saat ini non-perokok (American Cancer Society, 2011). Sangat jelas dari hasil penelitian yang sudah banyak dilakukan bahwa asap rokok orang lain mematikan. Asap rokok merupakan campuran heterogen yang berisi senyawa kimia sekitar 4000, termasuk 40 zat yang berbeda diklasifikasikan sebagai karsinogenik pada manusia atau hewan. Banyak dari karsinogen menyebabkan kanker dengan jenis yang sama terjadi pada perokok di lingkungan pekerjaan atau laboratorium. Konstituen dari asap rokok diketahui menyebabkan kanker paru-paru termasuk hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH), N-nitrosamin, senyawa anorganik (nikel, kromium, kadmium, polonium-210, arsenik, hidrazin) dan senyawa organik tertentu (1,3-butadiena, etil karbamat). Bahan kimia

5 organik 2-napthylamine adalah karsinogen diakui pada kandung kemih dalam studi kerja. Benzene menyebabkan leukemia myelogenous (Thun, 2002) Dalam Al Quran terdapat beberapa ayat yang menyebutkan seseorang akan berdosa bila menyakiti orang lain yang sebenarnya tidak bersalah : Artinya : dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, Maka Sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (QS. Al Azhab : 58). Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2010 jumlah perokok di Provinsi DIY mencapai 31,4% dan menurut hasil pendataan Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan Rumah Tangga Kabupaten Bantul Tahun 2011 menunjukan capaian indikator tidak merokok di dalam rumah sebesar 51,69 %. Hal ini menunjukan bahwa paparan asap rokok di dalam rumah tangga masih cukup tinggi yakni 48,31%. Wanita, ibu hamil, remaja, anak-anak, bayi

6 dan balita menjadi perokok pasif di dalam rumahnya. (Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2012) Quit Tobacco Indonesia (QTI) melakukan survei pada tahun 2009 di 15 kampung di Yogyakarta dengan jumlah responden sekitar 2.000 orang. Ditemukan banyak fakta diantaranya; Lebih dari 53% rumah tangga mempunyai anggota keluarga yang merokok (dengan rata-rata rokok yang dihisap per hari adalah 10 batang). Suami yang merokok dalam 30 hari terakhir berjumlah 87% (12 batang per hari 30,6%, 6 batang per hari 12,5%, 1 batang per hari 3,3%). Lebih dari 88% laki-laki merokok di dalam rumah dengan wanita dan anak-anak di rumah (paling tidak 4 batang rokok dihisap di dalam rumah). Sebanyak 42% anak-anak dan 54% wanita terpapar asap rokok yang dihisap oleh laki-laki/suami. Sebanyak 47% responden laki-laki/suami mengatakan bahwa mereka tahu bahwa keluarga terutama istri tidak suka jika mereka merokok. Sebanyak 74% wanita/istri tidak suka suaminya merokok, tetapi 32% mengatakan tidak bisa berbuat apa-apa (Quit Tobacco Indonesia, 2010). Data lain menyebutkan sebanyak 84% perokok merokok di rumah ketika sedang bersama anggota keluarga yang lain. Diperkirakan terdapat lebih dari 45 juta orang dewasa adalah perokok pasif di rumah dimana 37 juta adalah perempuan, 4 kali lebih besar dari laki-laki. Data tahun 2001 menunjukkan 70% anak-anak usia 0-14 tahun atau 43 juta anak kelompok usia tersebut terpapar asap rokok di rumahnya. Tidak ada batas aman bagi paparan asap rokok. Berbagai studi tentang dampak asap rokok orang lain

7 membuktikan resiko kesehatan yang sama dengan yang diderita perokok aktif (Soerojo et all, 2007). Untuk meminimalisir dampak kesehatan bagi perokok pasif serta menghilangkan kebiasaan perokok aktif di rumah perlu adanya kerjasama ghilangkan budaya merokok harus dimulai dari dalam keluarga dengan menyertakan ibu-ibu rumah tangga dan anak-anak untuk mengingatkan ayah atau ibu tidak merokok (Universitas Gajah Mada, 2007) Upaya kerjasama berupa promosi kesehatan mengenai bahaya merokok di rumah baik secara langsung atau tidak langsung perlu dilakukan. Dalam hal ini kader kesehatan dan PKK yang terdiri ibu- ibu mempunyai peran yang besar dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat menolong dirinya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Selain itu peran kader ikut membina masyarakat dalam bidang kesehatan dengan melalui kegiatan yang dilakukan (Zulkifli, 2003). Promosi kesehatan mengenai perilaku merokok merupakan upaya pemberdayaan masyarakat yang bersifat promotif dan preventif yang dapat meningkatkan pengetahuan, sikap atau perilaku baik individu maupun kelompok tentang perilaku merokok. Beberapa metode pendidikan atau penyuluhan dalam promosi kesehatan telah banyak dilakukan antara lain metode seminar dan diskusi oleh Prabandari, metode ceramah plus dan diskusi kelompok oleh Riyatno, kemudian metode ceramah dan role play oleh Dhamayanti (Insanuddin, 2006)

8 Sebagai upaya meningkatkan keberhasilan promosi kesehatan, metode pendidikan kesehatan yang digunakan harus disesuaikan dengan sasaran. Oleh karena itu metode ceramah dalam penyuluhan dan audiovisual diajukan sebagai alternatif metode dengan pertimbangan antara lain penyuluhan dengan metode ceramah merupakan metode yang paling murah, mudah, sederhana dan paling cocok untuk penyampaian informasi (Insanuddin, 2006). Audivisual merupakan salah satu alat bantu pendidikan yang memberikan gambar yang bergerak dan terdapat suara yang menjelaskan terkait gambar serta menjadi salah satu alat bantu yang dapat menarik perhatian sasaran yang dituju (Wahit et all, 2007). Kweden merupakan salah satu nama dusun bagian dari desa Trirenggo, Kabupaten kota Bantul provinsi Yogyakarta. Jumlah penduduk dusun Kweden menurut data monografi tahun 2010 berjumlah 832 jiwa. Wilayah dusun Kweden merupakan salah satu wilayah kerja Puskesmas Bantul 1. Hasil survey Dinkes kabupaten Bantul diperoleh data tingkat konsumsi rokok di dusun Kweden, Trirenggo, Bantul masih sangat tinggi dibandingkan dengan dusun-dusun yang ada di Yogyakarta. Pernyataan ini juga didukung oleh data dari Puskesmas Bantul 1 dari hasil survey Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 2010 Desa Trirenggo yang dilakukan kader kesehatan menunjukkan dari jumlah 4519 KK di desa Trirenggo, rumah yang bebas asap rokok hanya berjumlah 1811 KK (40,08%). Sedangkan data yang diperoleh dari dusun Kweden; 274 KK di dusun Kweden yang di survey, rumah yang bebas asap rokok berjumlah

9 122 KK (44,5%). Hal ini menunjukkan tingkat konsumsi di dalam rumah warga di dusun Kweden cukup tinggi yakni berjumlah 152 KK (56, 5%). Berdasarkan latar belakang dia Pengaruh Pelatihan Upaya Tidak Merokok Di Dalam Rumah Dengan Menggunakan Penyuluhan dan Audiovisual terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu di Dusun Kweden, Desa Trirenggo, Bantul B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, didapatkan rumusan masalah penyuluhan mempunyai pengaruh terhadap tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu di desa Kweden, Trirenggo, Bantul? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh penyuluhan rumah bebas asap rokok dengan metode audiovisual terhadap gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu di Desa Kweden, Trirenggo, Bantul. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan rumah bebas asap rokok dengan metode audiovisual terhadap gambaran pengetahuan ibu terhadap rokok di Desa Kweden. b. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan rumah bebas asap rokok dengan metode audiovisual terhadap gambaran sikap ibu terhadap rokok di Desa Kweden.

10 c. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan rumah bebas asap rokok dengan metode audiovisual terhadap gambaran perilaku ibu terhadap rokok di Desa Kweden. D. Manfaat Penelitian 1. Keilmuan atau teori Menambah ilmu tentang bahaya merokok di dalam rumah kepada masyarakat yang merupakan aplikasi dari beberapa teori dan program pemerintah berhubungan dengan perilaku merokok. 2. Bagi institusi pendidikan Menambah khazanah keilmuan bagi mahasiswa ilmu kesehatan khususnya mahasiswa ilmu kedokteran dalam upaya mewujudkan masyarakat sehat tanpa rokok. 3. Bagi masyarakat Menambah pengetahuan pada masyarakat khususnya para ibu tentang upaya penghentian perilaku merokok khususnya di rumah sehingga dapat terwujud keluarga serta masyarakat yang sehat. 4. Bagi pemerintah dan puskesmas Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau informasi bagi pemerintah, tenaga kesehatan dan sekaligus sebagai evaluasi untuk meningkatkan kualitas program pelatihan berhenti merokok di pelayanan kesehatan yakni puskesmas.

11 E. Keaslian Penelitian Penelitian pada masalah rokok telah banyak dilakukan, namun belum ada penelitian dengan judul yang sama dengan penelitian yang penulis lakukan. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai rokok adalah sebagai berikut : 1. Fawzani (2004), sukses berhenti merokok dan mengetahui faktor-faktor kemudahan berhenti merokok. Penelitian ini berupa case study dan diharapkan dengan penelitian ini juga bisa mewujudkan setiap unsur masyarakat untuk menciptakan etika masyarakat dalam merokok. Penelitian dengan metode kualitatif melalui studi kasus 3 perokok berat dilakukan pada tahun 2004 di Yogyakarta. Peneliti pada penelitian ini mendapatkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi masingmasing responden dalam upaya mereka berhenti merokok. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu dari judul, metode dan subjek penelitian. 2. Insanuddi Ceramah dan Graffiti Sebagai Metode Alternatif dalam Pendidikan Kesehatan Mengenai Perilaku tentang bagaimana pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode ceramah dan graffiti dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan dan sikap remaja terhadap perilaku merokok. Judul penelitian ini

12 berbeda dengan judul yang dilakukan peneliti. Metode yang digunakan yaitu kuantitatif dengan desain penelitian yang sama dengan peneliti lakukan yaitu quasy experimental. Namun subjek penelitian dalam penelitian ini adalah remaja. Sedangkan peneliti menggunakan ibu-ibu. Dalam penelitian ini didapatkan hasil yang signifikan antar variabel yang diteliti. Metode ceramah dan grafitti bisa sangat efektif dalam pemberian pendidikan kesehatan mengenai perilaku merokok pada remaja siswa SMP Pasundan 12 Bandung (p<0,05). Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu dari judul, metode dan subjek penelitian. 3. Suami dan Isteri Terhadap Kebiasaan Merokok dan Kampanye Bebas ingin melihat gambaran pengetahuan suami dan istri terhadap kebiasaan merokok yang dilakukan. Serta bagaimana kontribusi masyarakat dalam mensukseskan bebas asap rokok di dusun Kweden, Trirenggo, Bantul. Metode yang digunakan kualitatif dan subjek penelitian di penelitian ini yaitu suami dan istri. judul, metode, dan subjek penelitian berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. 4. Upaya Tidak Merokok di dalam Rumah Dengan Menggunakan Penyuluhan dan Audiovisual Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap

13. Penelitian ini ingin melihat gambaran pengetahuan dan perilaku ibu terhadap kebiasaan merokok yang dilakukan.metode yang digunakan berupa pelatihan dan subjek penelitian yang digunakan yaitu ibu. Judul, dan metode penelitian berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.