DAFTAR ISI Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... xi Lampiran... xii

dokumen-dokumen yang mirip
1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) KOPENG RESORT AND EDUCATION PARK (PENDEKATAN GREEN ARCITECTURE)

BAB I PENDAHULUAN. Seminar Tugas Akhir

WISATA ALAM DI KAWASAN DANAU BUYAN, BULELENG, BALI

Wisata Alam di Kawasan Danau Buyan,Buleleng, Bali. BAB 1 PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. pariwisata, seperti melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seminar Tugas Akhir 1

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

PUSAT RESTORAN MASAKAN TRADISIONAL YOGYAKARTA DENGAN KONSEP TROPIS MODERN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik

Kegiatan pariwisata yang saat ini belum digali dan dikelola secara baik di antaranya adalah:

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SIMPUL CURUG GEDE DI KAWASAN WISATA BATURADEN

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.1. TINJAUAN HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

PENGEMBANGAN KAWASAN REKREASI PERENG PUTIH BANDUNGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

HOTEL DAN CONVENTION CENTER BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vi Daftar Tabel... ix Daftar Diagram... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

Setelah Bali dan Yogyakarta, Propinsi Jawa Tengah merupakan daerah tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

PENGEMBANGAN HUTAN SEKIPAN SEBAGAI WANA WISATA DI TAWANGMANGU DENGAN PENERAPAN PRINSIP EKOWISATA DAN ARSITEKTUR HIJAU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN REKREASI PANTAI KARTINI REMBANG Penekanan Desain Waterfront

BAB I PENDAHULUAN. kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

PENGEMBANGAN WISATA GOA GONG Di PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Pasar Umum Sukawati. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Perancangan Hutan Pinus Batealit sebagai kawasan Wisata Alam Edukasi di Jepara

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. dari awal proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang

BAB I PENDAHULUAN. kawasan yang dilindungi (protected area) sebagai tujuan wisata melahirkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kepariwisataan merupakan salah satu dari sekian banyak gejala atau

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 1. Pintu masuk obyek wisata alam Resort Balik Bukit.

BAB III METODE PERANCANGAN

KAJIAN POTENSI UNTUK EKOWISATA DI PANTAI TANGSI KABUPATEN LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT DENGAN MENGGUNAKAN SWOT ANALISIS

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wisata

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

PENILAIAN DAYA TARIK OBJEK WISATA PANTAI PUTRI SERAYI KECAMATAN JAWAI SELATAN KABUPATEN SAMBAS

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

ANALISIS POTENSI OBYEK WISATA PANTAI DI KAWASAN PATTAYA, THAILAND

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

BAB III METODE PERANCANGAN. untuk mencapai tujuan penelitian dilaksanakan untuk menemukan,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Kasino Hotel di Bintan Kasino Hotel BAB I PENDAHULUAN. Suwanti Latar belakang

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

TINJAUAN PUSTAKA. bentuk gerakan konservasi yang dilakukan oleh penduduk dunia. Eco-traveler ini pada hakekatnya

Konsep Wisatawan Konsep Tentang Strategi Konsep Pengembangan Konsep Perencanaan Pariwisata

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

PENILAIAN DAYA TARIK WISATA KAWASAN AIR TERJUN MANANGGAR DI DESA ENGKANGIN KECAMATAN AIR BESAR KABUPATEN LANDAK

Transkripsi:

DAFTAR ISI Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... xi Lampiran... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 4 1.3. Tujuan Penulisan... 4 1.4. Metode Penelitian... 4 1.4.1. Tahap Perumusan Ide... 4 1.4.2. Tahap Pematangan Ide... 5 1.4.3. Tahap Pengumpulan Data... 5 1.4.4. Tahap Pengolahan Data... 6 BAB II PEMAHAMAN TENTANG PENATAAN DAYA TARIK WISATA ALAM 2.1. Pemahaman Tentang Penataan... 7 2.1.1. Pengertian Penataan Ruang... 7 2.1.2. Rencana Tata Ruang Wilayah... 8 2.1.3. Elemen Penataan... 10 2.1.4. Tata Ruang Wilayah Pariwisata... 14 2.2. Pemahaman Objek Dan Daya Tarik Wisata Alam... 14 2.2.1. Pemahaman Objek Dan Daya Tarik Wisata... 14 2.2.2. Pemahaman Wisata Alam... 20 2.2.3. Klasifikasi Objek Wisata Alam... 26 2.3. Perencanaan Pariwisata... 30

2.3.1. Proses Perencanaan... 31 2.3.2. Kebijakan Rencana... 32 2.3.3. Pengelolaan Pariwisata... 34 2.4. Tinjauan Proyek Sejenis... 35 2.4.1. The Sila Agrotourism... 35 2.4.2. Krisna Adventure... 41 2.4.3. Kesimpulan objek sejenis... 45 2.5. Spesifikasi Umum Daya Tarik Wisata Alam... 45 2.5.1. Pengertian... 45 2.5.2. Tujuan dan Sasaran... 46 2.5.3. Fungsi... 46 2.5.4. Pengelola... 46 2.5.5. Fasilitas... 47 BAB III STUDI PERANCANGAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI DESA SAMBANGAN 3.1. Perkembangan Desa Sambangan... 48 3.2. Karakteristik Lingkungan... 51 3.2.1. Karakteristik Fisik... 51 3.2.2. Karakteristik Lingkungan Sosial... 57 3.3. Karakteristik Fungsional... 63 3.3.1. Tata Guna Lahan... 64 3.3.2. Tata Bangunan... 68 3.3.3. Sirkulasi dan Parkir... 69 3.3.4. Ruang Terbuka... 70 3.3.5. Jalur Pejalan Kaki... 71 3.3.6. Pendukung Kegiatan... 72 3.3.7. Sistem Penanda... 72 3.3.8. Pelestarian... 73 3.4. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Buleleng... 74

3.5. Analisis SWOT ( Strength, Weakness, Opportunity, Threat)... 75 3.6. Spesifikasi Khusus Daya Tarik Wisata Alam Desa Sambangan... 82 3.6.1. Tujuan dan Sasaran... 82 3.6.2. Fungsi... 83 3.6.3. Pengelola... 83 3.6.4. Fasilitas... 83 3.6.5. Bidang Kegiatan... 84 3.6.6. Pelayanan... 84 BAB IV PROGRAM PENATAAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI DESA SAMBANGAN 4.1. Tema... 86 4.1.1. Pendekatan Tema... 87 4.1.2. Penentuan Tema... 88 4.1.3. Penerapan Tema... 88 4.2. Analisis Kebutuhan... 88 4.2.1. Kebutuhan Berdasarkan Fungsi dan Kegiatan... 89 4.2.2. Kebutuhan Berdasarkan Elemen Fisik Kawasan... 95 4.3. Studi Kapasitas... 92 4.3.1. Studi Kapasitas Civitas... 97 4.3.2. Studi Besaran Ruang... 101 4.4. Skenario Pengembangan... 105 4.4.1. Skenario Penataan... 105 4.4.2. Strategi Penataan Daya Tarik Wisata Alam Desa Sambangan... 106 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Penataan... 117 5.1.1. Konsep Penggunaan Lahan... 117 5.1.2. Konsep Sirkulasi dan Parkir... 122 5.1.3. Konsep Pedestrian... 127

5.1.4. Konsep Ruang Terbuka Hijau... 129 5.1.5. Konsep Konservasi dan Preservasi... 131 5.1.6. Konsep Petanda... 133 5.1.7. Konsep Utilitas Tapak... 134 5.1.8. Konsep Tata Bangunan... 136 5.2. Konsep Perancangan Fungsional... 147 5.2.1. Konsep Area Rekreasi di Air Terjun... 147 5.2.2. Konsep Area Rekreasi Trekking... 149 5.2.3. Konsep Area outbound... 150 Daftar Pustaka... 151

ABSTRACT Natural tourist attraction is one tourist that relies on natural resources as tourism attractions, as the main potential, therefore it needs to maintain the integrity and preservation of the object. Nature tourism activities is a form of recreation activities and tourism that utilizes the potential of natural resource, in its natural state as well as domesticated, so that travelers obtain physical health and spiritual, can the knowledge and wxperienc, and growing inspiration and love for the environment. Nature highly preferred activity rating, as natural a lot of potential, there are some areas have beautiful natural potential. As for natural potential that can be developed as tourist attraction, as natural beauty, diversity of flora and fauna, animal life, vegetation, crosscountry, ecosystems and recreational waters. ABSTRAK Daya Tarik Wisata Alam merupakan pariwisata yang bertumpu pada sumber daya alam sebagai objek pariwisata, sebagai potensi utamanya, oleh karena itu harus tetap menjaga keutuhan dan melestarikan objek tersebut. Kegiatan wisata alam adalah bentuk kegiatan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam, baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budidaya, sehingga wisatawan dapat memperoleh kesegaran jasmani dan rohani, mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam. Kegiatan wisata alam sangat diminati wisatawan, karena alam menyimpan banyak potensi, terdapat beberapa daerah yang memiliki potensi alam yang begitu menarik. Adapun potensi alam yang dapat dikembangan sebagai daya tarik wisata diantaranya keindahan alam, keragaman flora dan fauna, kehidupan satwa, vegetasi, lintas alam, ekosistem serta rekreasi di perairan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Buleleng memiliki 9 kecamatan yang berpotensi sebagai daerah tujuan wisata. Dari Kecamatan yang paling Barat sampai Timur memiliki potensi wisata. Ada beberapa kecamatan yang sering dikunjungi wisatawan asing maupun lokal, salah satunya yaitu Kecamatan Sukasada. Keberadaan desa- desa di Kecamatan Sukasada dipandang memiliki beragam potensi wisata yang patut untuk dikembangkan, seperti Desa Gitgit, Desa Pancasari, Selat,Wanagiri, Desa Ambengan dan Desa Sambangan. Desa yang mulai berkembang yaitu Desa Sambangan, desa yang terletak di bagian Selatan dari Kota Singaraja yang berjarak sekitar 6 Km. Kawasan Desa Sambangan memiliki objek wisata alam yang begitu beragam terutama wisata Air Terjun, yang terdapat tujuh air terjun di desa ini, dan pemandangan pegunungan di bagian Selatan serta terasering persawahan di lereng-lereng bukit yang memiliki keindahan yang sangat menarik. Banyak wisatawan yang memanfaatkan potensi alam ini, misalnya rekreasi di air terjun, bertani dengan warga setempat, treking dan sebagainya. Untuk sementara, objek wisata alam yang sudah dikembangkan tidak terlalu banyak dan belum efektif, sehingga kunjungan wisatawan tidak terlalu banyak. Dari data Pokdarwis Tunjung Mekar selaku kelompok sadar wisata di Desa Sambangan kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik 7 bulan terakhir pada tahun 2015-2016 yaitu pada bulan Agustus 2015 sekitar 498 wisatawan, bulan September 408, bulan Oktober mengalami kenaikan mencapai 604, pada bulan November dan Desember mengalami kenaikan kunjungan mencapai 630 kunjungan. Dari data tersebut kunjungan wisatawan ke Desa Sambangan belum stabil, terjadi kenaikan dan penurunan jumlah wisatawan. Jumlah kunjungan wisatawan ke Desa Sambangan memang belum terlalu banyak. Pengembangan penataan kawasan wisata khususnya wisata alam perlu

dilakukan di Desa Sambangan untuk mengembangkan segala potensi alam yang dimiliki, agar mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan memajukan perekonomian, tetapi juga harus memperhatikan lingkungan dan dampak bagi masyarakat setempat. Penataan kawasan wisata di Desa Sambangan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan yaitu, penataan kawasan wisata harus mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dan menjamin kelestarian lingkungan sehingga kualitas lingkungan tetap terjaga dengan baik. Berbagai upaya yang dilakukan untuk memajukan dan mengembangkan potensi wisata alam yang ada di Desa Sambangan telah dilakukan dengan memaksimalkan peran dari desa adat, BPD, LPM, dan Pokdarwis Tunjung Mekar sebagai kelompok yang sadar akan wisata di Desa Sambangan. Upaya yang dilakukan yaitu mengembangkan potensi ekowisata yang dimiliki dan juga pengembangan daya tarik air terjun dengan segala potensi pendukung lainnya, seperti pemberian papan nama/petunjuk jalan, membuat papan iklan, tetapi pengembangan yang dilakukan baru sampai tahap ekplorasi (pertumbuhan). Suguhan keindahan alam yakni air terjun Aling-aling, terasering persawahan dan pegunungan yang dimiliki Desa Sambangan memiliki nilai jual yang belum dimanfaatkan secara optimal, dikarenakan kurangnya fasilitas yang menunjang wisata seperti tempat akomodasi, kurangnya informasi terhadap potensi yang dimiliki Desa Sambangan, tempat perbelanjaan seperti toko cindramata, pusat oleh-oleh. Faktor lain mempengaruhi belum optimalnya pemanfaatan potensi Desa Sambangan adalah pengelolaan wisata yang kurang, kurangnya pemandu wisata yang ada untuk memandu ke objek wisata, tempat parkir untuk wisatawan yang masih kurang dan akses jalan, serta keamanan masih kurang, karena lokasi di Desa Sambangan tidak terdapat pos polisi atau petugas keamanan. Keamanan desa hanya menggunakan aparat keamanan desa atau pecalang. Dari permasalahan yang ada muncul gagasan untuk menata dan mengembangkan kawasan wisata alam di Desa Sambangan dengan melengkapi fasilitas pendukungnya. Untuk pengelolaan dan pengembangan terhadap potensi wisata alam tersebut perlu adanya fasilitas yang menunjang kegiatan, seperti penataan

lingkungannya, penataan area rekreasi, aksesibilitas menuju lokasi, penyediaan fasilitas akomodasi (area parkir yang luas, tempat peristirahatan, pos keamanan), warung yang menjual cinderamata, dan diperlukan juga promosi yang dilakukan secara berkelanjutan, sehingga nantinya kawasan wisata alam di Desa Sambangan menjadi pilihan untuk berwisata dan rekreasi. Untuk melakukan semua pengelolaan lingkungan fisik dan sosial diperlukan keterampilan dan keahlian di bidang pariwisata, yang akan meningkatkan perokoniman masyarakat setempat dan sekitarnya. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian singkat dari penjelasan di atas, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana spesifikasi rancangan pada Daya Tarik Wisata Alam di Desa Sambangan, Kabupaten Buleleng? 2. Potensi alam apa saja yang dapat dimanfaatkan sebagai Daya Tarik Wisata Alam di Desa Sambangan, Kabupaten Buleleng? 3. Fasilitas fasilitas apa saja yang akan terdapat pada Daya Tarik Wisata Alam di Desa Sambangan? 4. Bagaimana konsep perencanaan dan perancangan Daya Tarik Wisata Alam di Desa Sambangan? 1.3. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penulisan antara lain: 1. Memahami dan merumuskan spesifikasi rancangan pada Daya Tarik Wisata Alam di Desa Sambangan yang akan dirancang. 2. Memahami dan merumuskan potensi alam yang ada dan mampu dikembangkan pada Daya Tarik Wisata Alam di Desa Sambangan. 3. Mampu menentukan fasilitas fasilitas yang akan disediakan pada Daya Tarik Wisata Alam di Desa Sambangan.

4. Mampu menghasilkan konsep perencanaan Daya Tarik Wisata Alam di Desa Sambangan yang baik serta dapat mewadahi setiap aktivitas dengan maksimal. 1.4. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian. Penelitan yaitu usaha untuk menemukan kebenaran, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha yang dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah. Proses penyusunan laporan ini dibuat dengan beberapa tahapan yang didasarkan pada beberapa metode penelitian melalui tahapan dari perumusan ide awal, pematangan ide, teknik pengumpulan data, dan pengolahan data. Berikut dijabarkan gambaran secara singkat mengenai kerangka penyusunan laporan ini dan dilanjutkan dengan penjelasan pada masing-masing tahapannya. 1.4.1. Tahap Perumusan Ide awal. Dari kegiatan wisata alam yang telah berlangsung di Desa Sambangan terdapat beberapa potensi dan permasalahan yang ada, sehingga muncul ide untuk menata Daya Tarik Wisata Alam di Desa Sambangan. Pengembangan daya tarik wisata alam diharapkan mampu untuk menarik pengunjung ke Desa Sambangan, sehingga nantinya bisa memberi dampak positif dan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dan sekitarnya. 1.4.2. Tahap Pematangan Ide Pematangan ide dilakukan dengan melakukan konsultasi dengan pihak-pihak terkait dan pengamatan langsung di beberapa lokasi yang dijadikan alternatif tempat pengembangan. Selain dari pada itu, dilakukan juga pengumpulan data lokal, potensi daerah/alam, kebudayaan dan tradisi yang ada. Berdasarkan pada tahapan-tahapan yang telah dilakukan dengan lokasi perngembangan yang berada di sekitar kawasan Desa Sambangan, diperoleh ide perancangan yang mengacu pada gambaran desain untuk perancangan pengembangan objek wisata alam di Desa Sambangan. 1.4.3. Tahap Pengumpulan Data

Didasarkan pada jenis data dan sumbernya, metode yang digunakan dalam pengumpulan data dapat dibedakan menjadi dua sesuai jenis datanya yaitu sebagai berikut: data primer dan sekunder. 1. Data Primer Data yang diperoleh langsung dari lapangan atau sumber penelitian yang dikumpulkan langsung oleh peneliti. Bentuk data primernya dapat berupa : a) Observasi secara langsung Pengamatan langsung ke lapangan terhadap potensi yang ada pada kawasan wiasata Desa Sambangan, dengan cara mengamati, mencatat hal-hal yang dianggap penting dan dapat juga melakukan dokumentasi terhadap kawasan wisata yang diamati. b) Wawancara Interaksi tanya-jawab dan wawancara dengan kepala desa, kepala LPM dan pihak terkait dalam pariwisata, terkait hal hal yang kurang dipahami mengenai pariwisata di Desa Sambangan. 2. Data Sekunder Merupakan jenis informasi yang telah dikumpulkan berhubungan dengan permasalahan di kawasan wisata Desa Sambangan. Data ini menjadi pedoman untuk menganalisa lebih jauh terhadap pemasalahan yang ada. a) Studi Literatur Mengumpulkan buku/sumber yang terkait dengan pengetahuan tentang penataan suatu kawasan wisata sebagai referensi dalam penerapan di Desa Sambangan. b) Data Pariwisata Berupa data-data atau dokumen yang berkaitan dengan pariwisata, seperti data jumlah kunjungan wisatawan, data dimana tempat wisata yang sering dikunjungi dan data lainnya yang berkaitan dengan pariwisata. 1.4.4. Tahap Pengolahan Data Data-data yang telah diperoleh kemudian diolah untuk mendapatkan hasil seperti yang diharapkan. Tujuan pengolahan data adalah untuk menyederhanakan

seluruh data yang terkumpul, menyajikannya dalam susunan yang baik dan rapi, untuk kemudian dianalisis. Dalam pengolahan data, ada empat kegiatan yang dilakukan yaitu : 1. Analisis : Yaitu menguraikan proses dan permasalahan yang terjadi dan dijadikan pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas.. 2. Deskriptif : Memaparkan hal-hal yang berhubungan secara sistematis dan berurutan. 3. Komperatif : Teknik yang digunakan untuk mencari sebab dan akibat terhadap segala permasalahan, dan membandingkan kejadian-kejadian yang berlangsung, di lapangan dengan tetap berpedoman pada teori-teori dan syarat-syarat pengembangan. 4. Sintesa : Yaitu menarik kesimpulan berdasarkan pokok-pokok permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya.