I. PENDAHULUAN. Industri plywood awalnya menggunakan phenol formaldehid sebagai perekat.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Industri plywood awalnya menggunakan phenol formaldehid sebagai perekat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

PRARANCANGAN PABRIK FORMALDEHIDA DARI METANOL DAN UDARA DENGAN PROSES SILVER KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Formaldehida Dengan Proses Katalis Perak Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Turunan formaldehyde, yaitu n-methylol digunakan untuk memproduksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Formaldehida dari Metanol dan Udara dengan Proses Silver Kapasitas Ton / tahun

NASKAH PUBLIKASI PRARANCANGAN PABRIK FORMALDEHIDA DARI METANOL DAN UDARA DENGAN PROSES SILVER KAPASITAS TON PER TAHUN

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN PABRIK FORMALDEHID DARI METANOL DAN UDARA DENGAN PROSES SILVER KAPASITAS TON PER TAHUN

DATA PERUSAHAAN IUPHHK-HA YANG TELAH DINILAI OLEH LPI MAMPU (TIDAK MENDAPATKAN SERTIFIKAT PHAPL)

Tabel V.1.1. REKAPITULASI PRODUKSI KAYU BULAT BERDASARKAN SUMBER PRODUKSI TAHUN 2004 S/D 2008

1.2. Kapasitas Perancangan Penentuan kapasitas produksi pabrik hexamine, didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain:

Prarancangan Pabrik Urea Formaldehida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV. INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU

JUMLAH UNIT MANAJEMEN (IUPHHK-HA) YANG DINILAI KINERJA PHAPL ( s/d DESEMBER 2007)

1. PENDAHULUAN. diproses lagi menjadi produk-produk baru yang lebih menguntungkan. industri yang dikaitkan dengan sektor ekonomi lain.

V. PRODUKSI HASIL HUTAN

BAB I PENDAHULUAN. cukup luas seperti industri (Purified Terepthalic Acid) PTA, industri etil

PT. Nusantara Plywood untuk diolah menjadi suatu produk yang bernilai ekonomis

I. PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang industri kimia di Indonesia semakin pesat. perkembangannya. Hal ini dibuktikan dengan telah didirikannya beberapa

I. PENDAHULUAN. menjadi salah satu tulang punggung perekonomian bangsa kita. Titik berat pembangunan saat ini adalah pembangunan dibidang ekonomi

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bahan tambahan yang disebut dengan plasticizer, yaitu bahan yang

MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Indonesia berpengaruh pada pembangunan di sub-sektor industri.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Peningkatan pembangunan pada sektor ini diharapkan dapat. memberikan devisa bagi negara, menambah lapangan pekerjaan dan

I. PENDAHULUAN. kebutuhan bahan - bahan penunjang guna menjamin kelangsungan proses

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bidang pembangunan yang paling diharapkan dapat memacu

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Indonesia sedang mengalami perkembangan di berbagai bidang

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 93/MPP/Kep/3/2001

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit adalah rata rata sebesar 750 kg/ha/tahun. Berarti

PRA RANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHIDPROSES D. B WESTERN KAPASITAS TON/TAHUN

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

4 GAMBARAN UMUM INDUSTRI ROTAN

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah PT. Pamolite Adhesive Industry

I. PENDAHULUAN. semakin banyaknya pabrik-pabrik kimia yang didirikan. Hal ini memacu

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

LAPORAN HASIL CRUISING (LHC) HUTAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONES!A. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 505/Kpts/SR.130/12/2005 TENTANG

NO PENGGUNA KEGUNAAN NO_SURAT LUAS

REKAPITULASI DATA PERUSAHAAN IUPHHK-HA YANG TELAH MENDAPATKAN SERTIFIKAT PHAPL

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA KUNJUNGAN KERJA KE BONTANG, KALIMANTAN TIMUR 12 JUNI 2015

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

Lampiran Pengumuman Nomor: 2000.Pm/04/DJB/2017 Tanggal: 5 Oktober 2017 DAFTAR IUP YANG DICABUT OLEH GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA

I. PENDAHULUAN. Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai

rovinsi alam ngka 2011

I. PENDAHULUAN. produktivitas dan kualitas hasil pertanian antara lain adalah pupuk.

BAB I. PENDAHULUAN. industrialisasi. Tahap yang sering disebut sebagai era tinggal landas, yaitu suatu

Prarancangan Pabrik Metanol dari Low Rank Coal Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang mendorong berdirinya suatu industri adalah adanya kesempatan pasar

I. PENDAHULUAN. meningkat. Dengan meningkatnya pembangunan fisik di Indonesia, maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dalam masa menuju era globalisasi dan pasar bebas, kemajuan di bidang industri

No Kabupaten/Kota dan Perusahaan Persediaan Awal (M3) Penambahan (M3) Pengurangan (M3) Persediaan Akhir (M3) Keterangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN. Tabel 1 Ekspor komoditas hortikultura tahun Volume. Nilai (US$)

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

PROVINSI JAMBI. 1 SAROLANGUN BARA PRIMA, PT SAROLANGUN 05 TAHUN , EKSPLORASI Batubara 15/Dec/2008

13 FEBRUARI 2004 TENTANG KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2004 MENTERI PERTANIAN

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAVA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR: 2934 Kl30/MEM/2012 TENTANG

NITROGEN. Nama Kelompok :

MENTERI ENERGI DAN SUMBER CAVA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang dialami Indonesia sejak tahun 1997 telah menaikkan

2

I. PENDAHULUAN. Kemajuan pembangunan suatu negara dapat diindikasikan dengan pesatnya. kemudahan dalam pemanfaatan dan pemasokan bahan baku.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dalam bidang industri yang salah satunya adalah

Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 92 TAHUN 1999 (92/1999) Tanggal: 13 OKTOBER 1999 (JAKARTA)

I. PENDAHULUAN. palm oil). Dari 1 kilogram bahan baku CPO bisa menghasilkan sedikitnya 1 liter

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai bahan baku maupun bahan penunjang. Benzil alkohol banyak. solvent, dan sebagai bahan untuk industri kimia yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, industri di Indonesia berkembang pesat. Di antara subsektor

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang

Adanya indikasi penurunan kayu bulat tersebut ternyata telah disadari oleh

Desember 1959, dengan Akte Notaris Eliza Pondang No.177 dengan status hukum

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dari Metanol dan Karbon Monoksida Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Paraldehida merupakan senyawa trimer yang dihasilkan dengan mereaksikan

Data shared during Forum Group Discussion (FGD) in Jakarta, 27 March 2013

SOLUSI SUPLAI AIR PENDINGIN UNTUK KOMPLEK INDUSTRI PADAT DI TEPI PANTAI Oleh: Muchlis Nugroho Pasaman&Soeparman Chemical Engineer, PT

Format 1. Ringkasan Publik Penerbitan Dokumen V-Legal dan Laporan Ketidaksesuaian Periode: April - Juni 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015

DATA PERKEMBANGAN PNBP PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. memikirkan potensi industrinya. Pertumbuhan industri di Indonesia semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Pertanian di Indonesia Tahun Pertanian ** Pertanian. Tenaga Kerja (Orang)

Jakarta, Januari 2010 Direktur Jenderal Tanaman Pangan IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP

European Union. Potensi rotan ramah lingkungan

Prarancangan Pabrik Metil Akrilat Dari Metanol Dan Asam Akrilat Dengan Proses Esterifikasi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

- 6 - TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendirian Pabrik Industri plywood awalnya menggunakan phenol formaldehid sebagai perekat. Tetapi ketika urea formaldehid telah digunakan secara komersil, maka pemakaian phenol formaldehid semakin berkurang dan fungsinya digantikan oleh urea formaldehid. Hal tersebut disebabkan harga urea formaldehid lebih murah jika dibandingkan dengan phenol formaldehid. Selain harga yang lebih murah, urea formaldehid memiliki beberapa keunggulan lain, seperti : kualitas produk yang dihasilkan lebih baik, mudah dalam penuangan dan proses pemotongan cepat serta tidak meninggalkan bekas warna pada papan yang dihasilkan (Meyer, 1979). Dalam penggunaannya secara luas, resin urea formaldehid lebih banyak dimanfaatkan dalam industri perekatan yaitu sekitar 82 %. Pada industri perekatan, urea formaldehid dikehendaki dalam bentuk resin, yaitu suatu polimer yang masih memiliki bobot molekul rendah. Hal ini dimaksudkan agar proses penetrasi selama perekatan dapat berlangsung lebih sempurna. Kebutuhan industri akan urea formaldehid sebagai bahan baku utama maupun bahan pendukung semakin bertambah dari tahun ke tahun sedangkan industri yang memproduksi urea formaldehid relatif tetap sehingga kebutuhan industri tersebut masih dipenuhi dari produsen luar negeri. Oleh karena itu,

2 pembangunan pabrik urea formaldehid ini dapat memberikan dampak positif terhadap pemenuhan kebutuhan dalam negeri. B. Kegunaan Produk Industri-industri yang memanfaatkan urea formaldehid, antara lain : 1. Industri tekstil Penambahan 7-10 % urea formaldehid dapat mencegah kekerutan dan kusutnya kain katun. 2. Industri kertas Urea formaldehid sebagai perekat dan pelapis kertas untuk meningkatkan mutu dan kekuatan kertas karena penambahan 2-4 % urea formaldehid pada ph 4,5 dapat memperkuat kertas. 3. Industri kayu lapis dan meubel Urea formaldehid digunakan sebagai perekat (glue) dan pelapis kayu, menginsulasi busa, perekat untuk pembuatan chipboard dengan menambahkan 10 % larutan urea formaldehid. Selain itu urea formaldehid memiliki warna terang sehingga cocok untuk pemakaian dekoratif. Industri kayu lapis dan meubel merupakan konsumen urea formaldehid terbesar. 4. Industri pembuatan kapal Urea formaldehid mempunyai sifat dapat dicetak tekan sehingga mempunyai permukaan keras yang cocok sebagai bahan pelapis pada badan kapal. Warnanya yang terang memudahkan pemberian berbagai jenis warna.

3 C. Ketersediaan bahan baku Metanol dapat diperoleh dari PT. Kaltim Methanol Industri yang mempunyai kapasitas 660.000 ton/tahun dan urea dapat diperoleh dari PT. Pupuk Kalimantan Timur yang mempunyai kapasitas 2.980.000 ton/tahun. Sedangkan bahan baku oksigen dapat diperoleh dari udara lingkungan sekitar sehingga dapat disimpulkan bahwa kebutuhan bahan baku untuk pembuatan urea formaldehid dapat menjamin kelangsungan hidup pabrik yang akan dirancang. D. Analisa Pasar 1. Prediksi kebutuhan pasar Indonesia masih mengimpor urea formaldehid dari negara lain. Perkembangan impor urea formaldehid disajikan pada Tabel 1.1 (Badan Pusat Statistik, Jakarta, Indonesia, 2012). Tabel 1.1 Data Impor Urea Formaldehid Indonesia Tahun Jumlah (ton) 1 = 2003 3806 2 = 2004 4124 3 = 2005 7477 4 = 2006 8092 5 = 2007 9568 6 = 2008 12810 7 = 2009 14359 8 = 2010 15908 2. Harga Bahan Baku dan Produk Tabel. 1.2. Harga bahan baku dan produk No Bahan Harga 1 Metanol US$ 0,41/kg 2 Urea US$ 0,46/kg 3 Urea Formadehid US$ 1,4/kg Sumber: (www.alibaba.com, 2012) E. Kapasitas Pabrik

impor 4 Untuk memprediksi kebutuhan impor urea formaldehid pada tahun 2017 atau tahun ke 15 dilakukan dengan memplotkan data impor pada tabel 1.1 dalam grafik dan dilakukan pendekatan berupa garis lurus. 18000 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 y = 1825.76x + 1302.07 0 2 4 6 8 10 Tahun ke Gambar 1.1 Grafik Impor Urea Formaldehid Indonesia Dari Gambar 1.1 dapat diperkirakan kebutuhan impor urea formaldehid terus meningkat dari tahun ke tahun. Untuk dapat memperkirakan kebutuhan impor urea formaldehid pada tahun berikutnya dapat menggunakan persamaan garis lurus : y = ax + b Keterangan : y = kebutuhan impor urea formaldehid, ton/tahun x = tahun ke- i b = intercept a = gradien garis miring Diperoleh persamaan garis lurus : y = 1825.76x + 1302.07

5 Dari persamaan di atas diketahui bahwa kebutuhan impor urea formaldehid di Indonesia pada tahun ke 15 adalah : y = 1825.76 (15) + 1302.07 y = 28688.47 ton/tahun Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pada tahun 2017 impor urea formaldehid sebesar 28.000 ton. Produsen urea formaldehid di Indonesia (http://depperin.go.id) dapat dilihat pada Tabel 1.2 sebagai berikut : Tabel 1.2 Produsen Urea Formaldehid di Indonesia Pabrik Kapasitas (ton/tahun) Pamolite Adhesive Industry, PT 45.000 Arjuna Utama Kimia, PT 35.900 Benua Multi Lestari, PT 55.000 Binajaya Rodakarya, PT 32.000 Cakram Utama Jaya, PT 11.800 Gelora Citra Kimia Abadi, PT 72.000 Giat Ultra Chemical Industry, PT Kayu lapis Indonesia, PT 56.000 Korindo Abadi, PT 21.000 Kurnia Kapuas Utama, PT Lakosta Indah, PT Prima Adhesnas, PT 50.000 Susel Prima Permai, PT 49.000 Tecwin Jaya Development, PT 20.000 Wiranusa Trisatya, PT 106.000 Korindo Ariabimasari, PT 24.000 Dyno Mugi Indonesia, PT 37.000 Superin, PT 48.000 Intanwijaya Internasional, PT 65.000 Batu Penggal, PT Sabak Indah Jambi, PT 48.000 Nusa Prima Pratama, PT Uforin prajen, PT 45.000 Duta Pertiwi Nusantara, PT 84.000 Dengan menganggap bahwa kapasitas pabrik-pabrik di atas tetap pada tahun 2017, maka pemenuhan kebutuhan urea formaldehid akan mengalami kekurangan sebesar 28.000 ton pada tahun 2017. Untuk itu pendirian pabrik

6 yang baru sangat diharapkan untuk memenuhi kekurangan kebutuhan urea formaldehid dalam negeri pada tahun 2017. F. Penentuan Lokasi Pabrik Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal yang penting dalam suatu perancangan pabrik, karena berkaitan dengan nilai ekonomis. Bahan baku yang diperlukan adalah metanol dan urea yang didapat dari dalam negeri. Pabrik metanol di Indonesia adalah PT. Kaltim Methanol Industri dan PT. Pertamina Pulau Bunyu yang berlokasi di Kalimantan Timur. Sedangkan pabrik urea di Indonesia adalah PT. Pupuk Iskandar Muda yang berada di Nangro Aceh Darussalam, PT. Pupuk Sriwidjaja (Sumatera Selatan), PT. Pupuk Kujang (Jawa Barat), PT. Petrokimia Gresik (Jawa Timur) dan PT. Pupuk Kaltim (Kalimantan Timur). Produk urea formaldehid mayoritas digunakan oleh industri plywood, particle board dan industri perekatan lainnya dimana lokasi pabrik-pabrik tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.4. dan 1.5. berikut ini : Tabel 1.4 Perusahaan Perekatan di Indonesia dengan Jenis Industri Particle Board Nama Perusahaan Lokasi Kapasitas(ton/tahun) - PT Asia Forestama Raya - PT Nuvopan Indotama - PT Sari Bumi Kusuma - PT Akhates - PT Barito Pacific Timber Sumatera Utara Kalimantan Barat Kalimantan Barat KalimantanTengah Kalimantan Selatan 30.000 121.250 74.000 45.000 200.000 Pertimbangan lain dalam memilih lokasi pabrik adalah sifat bahan baku dan produk yang berbahaya. Jika bahan baku berbahaya, maka lokasi pabrik sebaiknya berada di dekat sumber bahan baku, sementara jika produk yang berbahaya, maka lokasi pabrik seharusnya berada di dekat pasar. Namun dalam hal ini, kedua pertimbangan itu dapat dikesampingkan karena pabrik urea

7 formaldehid tidak mempunyai bahan baku maupun produk yang bersifat berbahaya. Tabel 1.5 Perusahaan Perekatan di Indonesia dengan Jenis Industri Plywood Alternatif lokasi yang memenuhi faktor-faktor tersebut di atas, yaitu di daerah Bontang. Bontang memenuhi kriteria dekat dengan sumber kedua bahan baku, Nama Perusahaan Lokasi Kapasitas (ton/tahun) - PT Panca Eka Bina Plywood Industri Riau 26.000 - PT Kampari Wood Riau 42.000 - PT Olympia Veneer Product Riau 24.000 - PT Sola Gratia Plywood Riau 70.000 - PT Putra Sumber Utama Timber Jambi 98.718 - PT Andatu Lestari Plywood Lampung 77.500 - PT Kayu Lapis Indonesia Jawa Tengah 432.000 - PT Sumber Mas Indah Plywood Jawa Timur 100.000 - PT Wana Bangun Agung Kalimantan Barat 44.067 - PT Erna Djuliawati Kalimantan Barat 192.305 - PT Kurnia Kapuas Plywood Kalimantan Barat 93.100 - PT Antang Cahaya Baru KalimantanTengah 24.000 - PT Meranti Mustika KalimantanTengah 130.000 - PT IDEC Abadi Wood Industries Kalimantan Timur 71.000 - PT Intracowood Manufacturing Kalimantan Timur 48.000 - PT Meranti Sakti Indah plywood Kalimantan Timur 6.000 - PT Tirta Mahakam Plywood Industry Kalimantan Timur 102.840 - PT Daya Sakti Unggul Corporindo, Tbk Kalimantan Selatan 174.000 - PT Hendratna Plywood Kalimantan Selatan 12.000 - PT Tanjung Raya Plywood Kalimantan Selatan 117.495 - PT Katingan Timber Celebes Sulawesi Selatan 30.000 - PT Jati Dharma Indah Plywood Maluku 74.160 - PT Waenebi Wood Maluku 54.000 - PT Wapoga Mutiara Timber Papua 59.471 yaitu metanol dari PT. KMI dan urea dari PT. Pupuk Kaltim serta dekat dengan pasar urea formaldehid. Bontang merupakan kawasan industri sehingga pajak, karakter tanah, pengolahan limbah, pengadaan energi telah diperhitungkan dan tersedia.