BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara, maka hampir seluruh negara di dunia ini menangani secara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepibadian yang utama. 1. professional yang dituntut untuk melakukan transformasi pengetahuan agar

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Anonim 2008). pembelajaran saat pembelajaran berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik melalui suatu interaksi, proses dua arah antara pendidik dan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Kemungkinan guru dalam menyampaikan materi saat proses

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi, yang

BAB I PENDAHULUAN. Proses untuk mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain. Untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang telah menuntut manusia untuk selalu berpikir dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

BAB I PENDAHULUAN. agar peserta didik dapat mengembangkan kecakapan hidup ( life skills ) yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia, 2008), hlm Ibid, hlm

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya pelihara, bina, dan latih. Ketika ditambahkan imbuhan pe-kan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 2009), hlm.3. di Abad Global, (Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hlm. 4. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 19, hlm. 4.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing. 1

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian baik jasmani maupun rohani ke arah yang lebih baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional Bab

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Dalam bukunya Purwanto,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. Motivasi sangat penting dalam proses pembelajaran. Motivasi. memberikan kontribusi pada peserta didik, menurut Agus Suprijono untuk

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis 1. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. dan guru. Proses kegiatan belajar mengajar perlu dibina hubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun tentang Pendidikan Nasional yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Selain itu pendidikan. pembentukan anak-anak sekolah yang merupakan generasi penerus.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berpikir tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses bimbingan yang diberikan oleh pendidik

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan sistem pengelolaan siswa masih menggunakan cara konvensional yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat signifikasi terhadap berbagai jenis dimensi kehidupan baik. dalam ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. setiap sekolahan adalah hasil belajar siswa. Berhasil atau tidaknya suatu. siswa bosan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Tema-tema pada pembelajaran tematik integratif Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. Semakin lama tuntutan pada dunia akademik semakin berkembang,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

: Model pembelajaran inkuiri, keaktifan siswa, hasil belajar siswa, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. untuk membelajarkan siswa. Kemampuan pengelolaan guru sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dimana-mana. Kualitas pendidikan, di samping menjadi fokus kebijakan

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan bangsa dan negara, maka hampir seluruh negara di dunia ini menangani secara langsung masalah-masalah yang berhubungan dengan pendidikan. Secara umum, pengertian pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepibadian yang utama. 1 Lembaga pendidikan merupakan salah satu wadah bagi anak untuk belajar. Melalui belajar, seorang anak akan dapat memperoleh pengetahuan dan mengembangkan berbagai kemampuan dan keterampilan. Oleh karena itu, pengajaran di sekolah adalah salah satu usaha yang bersifat sadar, bertujuan, sistematis dan terarah pada perubahan tingkah laku atau sikap. Perubahan tingkah laku itu dapat terjadi, manakala proses pengajaran diimplementasikan di sekolah. Dalam hal ini bisa dikaitkan dengan tujuan agama Islam. Agama Islam sebagai pedoman hidup kaum muslim tentunya tidak hanya mengatur 1 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Offset, 2012), h. 36 1

2 hubungan hamba dengan Tuhannya saja, tetapi juga menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia, diantaranya adalah pendidikan. Zakiyah Daradjat mengatakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai way of life. Zuhairini dan Abdul Ghafir menyimpulkan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah meningkatkan taraf kehidupan manusia melalui seluruh aspek yang ada sehingga sampai kepada tujuan yang telah ditetapkan dengan proses tahap demi tahap. 2 Jadi, pada dasarnya Pendidikan Agama Islam menginginkan peserta didik yang memiliki fondasi keimanan dan ketaqwaan yang kuat terhadap Allah, karena iman merupakan potensi rohani yang harus diaktualisasikan dalam bentuk amal saleh, sehingga menghasilkan prestasi yang disebut taqwa. Tujuan pendidikan dalam meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan dan berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, terampil serta mandiri. Jika kita mengamati pendidikan kita yang sekarang ini, maka kita akan mendapatkan suatu kenyataan bahwa Pendidikan Agama Islam ternyata masih jauh dari apa yang kita harapkan, walaupun telah berbagai cara yang telah dilakukan dalam 2 Zuhairini dan Abdul Ghafir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Malang: UM Press, 2004), h. 8-9

3 meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam. Pada dasarnya, keberhasilan Pendidikan Agama Islam dapat terwujud apabila seluruh aspek yang berhubungan langsung dengan pendidikan dapat bekerja sama dan saling membantu dari berbagai pihak Antara lain pihak sekolah dengan orang tua siswa, lembaga dengan masyarakat dan lain sebagainya demi meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam. Adapun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu dapat dibagi menjadi lingkup Al-Qur an dan Al-Hadis, Akhlak, Fiqh, dan Sejarah Kebudayaan Islam sehingga dapat dikatakan bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan hubungan manusia dengan Allah SWT., diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya (hablun minallah wa hablun minannas). Jadi, Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan dilakukan oleh seorang pendidik (guru), sebab guru adalah salah satu element yang penting dalam pendidikan yang secara langsung berhubungan dengan seseorang (anak didik) oleh karena itu pendidik (guru) harus berperan aktif dan mampu menempatkan kedudukannya sebagai tenaga

4 profesional yang dituntut untuk melakukan transformasi pengetahuan agar tercapai perkembangan anak didik secara maksimal yang positif. 3 Proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, baik, dan berhasil apabila seseorang pendidik (guru) mampu menguasai materi dan memilih metode pengajaran yang tepat atau sesuai untuk mata pelajaran. Untuk itu, seseorang pendidik (guru) yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian, baik dalam penguasaan materi maupun pemilihan metode guna kelangsungan proses belajar mengajar. Seorang pendidik maupun calon pendidik harus memiliki pengetahuan tentang metode-metode pengajaran serta mampu meningkatkan hasil belajar siswa agar siswa lebih giat lagi dalam belajar. Karakteristik guru yang baik selalu mengadakan perbaikan dan pengajaran serta mampu memberi variasi stimulus yaitu suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga sebelum mengajar seorang guru harus dapat memilih metode yang tepat agar dalam kegiatan proses pembelajaran murid tidak merasa bosan, senantiasa berpartisipasi dan tercipta interaksi edukatif yang mempunyai pengertian hubungan timbal balik antara pendidik (guru) dan peserta didik (murid) dalam suatu sistem pengajaran. 3 Ibid., h. 38

5 Adapun komponen-komponen dasar dalam interaksi edukatif adalah: 1. Peserta didik Seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. 2. Guru Seseorang yang bertindak sebagai pengelola, katalisator, dan peran lainnya, yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif. 3. Tujuan Pernyataan tentang perubahan perilaku (kognitif, psikomotorik, dan afektif) yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. 4. Materi Pelajaran Segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan. 5. Metode Cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan. 6. Media Bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa.

6 7. Evaluasi (penilaian) Evaluasi adalah cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya. 4 Pelajaran Pendidikan Agama Islam di tingkat SMP merupakan mata pelajaran yang mencakup materi cukup luas. Guru diharuskan menyelesaikan target ketuntasan belajar siswa, sehingga perlu perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode, media atau alat peraga, dan strategi belajar yang tepat. Guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan selain dengan penggunaan metode dan strategi yang tepat, guru juga harus mampu memahami karakteristik siswa dan memberikan rangsangan kepada siswa agar bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran PAI di SMP. Namun, pada kenyataannya hal tersebut tidak sesuai dengan realita yang terjadi di lapangan sekarang. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam masih banyak dilakukan secara konvensional/ tradisional (pembelajaran berpusat pada guru) serta lemahnya kemampuan guru dalam mendorong dan memotivasi siswa menjadikan hasil belajar Pendidikan Agama Islam masih kurang dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Hal tersebut peneliti temukan pada saat melakukan observasi di SMP Wachid Hasyim 2 Surabaya, dimana pelajaran Pendidikan Agama Islam selalu 4 Muhammad Fathurrohman, Model-model Pembelajaran Inovatif, (Jogjakarta: AR- RUZZ MEDIA, 2015), h. 20

7 disajikan secara verbal melalui kegiatan ceramah dan text book oriented, dengan keterlibatan siswa yang sangat minim karena siswa hanya melakukan kegiatan duduk, diam, mendengar, mencatat dan menghafal, sehingga kurang menarik minat siswa dan membosankan yang akhirnya membuat siswa mudah lupa terhadap konsep yang telah diberikan. Oleh karena itu, materi Pendidikan Agama Islam yang diberikan lebih cenderung bersifat teacher centered dari pada student centered tidak terlihat adanya upaya guru untuk mengembangkan kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Target keberhasilan pengajaran Pendidikan Agama Islam yang diterapkan guru cenderung lebih mengarah agar siswa terampil mengerjakan soal-soal tes, baik yang terdapat pada buku ajar maupun soal-soal ujian. Akibatnya pemahaman konsep siswa rendah, keterampilan proses dan sikap ilmiah siswa tidak tumbuh. Sehingga siswa bersikap pasif selama proses belajar mengajar dan kurangnya keberanian siswa untuk bertanya. Berdasarkan data di atas, dapat diidentifikasikan bahwa permasalahan yang terjadi diantaranya adalah kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang dipengaruhi oleh kurangnya fasilitas dan metode pembelajaran yang cocok sehingga menyebabkan kurangnya peningkatkan hasil belajar siswa di SMP Wachid Hasyim 2 Surabaya, dengan ini perlu adanya penggunaan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif dan berinteraksi saat proses pembelajaran, menumbuhkan hasil belajar

8 siswa perlu dirangsang untuk aktif bertanya dan bekerja sama dalam proses pembelajaran. Melihat keadaan tersebut, peneliti berupaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan metode snowball throwing yang tidak lepas dari metode ceramah tetapi penulis menyarankan menggunakan metode snowball throwing merupakan salah satu model pembelajaran yang inovatif yang menjadikan siswa aktif dan kreatif dalam belajar. Metode pembelajaran snowball throwing adalah melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain dan menyapaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti model pembelajaran talking stick, tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilemparkan-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaan. Berkaitan dengan cara mengajar, guru harus mempunyai berbagai variasi dalam melaksanakan pembelajaran yang selanjutnya disebut dengan metode-metode pembelajaran. Salah satu contoh dari beberapa strategi atau metode pembelajaran yang ada berupa metode pembelajaran snowball throwing dan cara penerapannya. Snowball throwing merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara: (1) dibentuk kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk (2) mendapat tugas dari guru, (3) masing-

9 masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu (4) dilempar ke siswa lain yang (5) masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. 5 Jadi, metode snowball throwing merupakan suatu metode yang mengarah siswa pada pembelajaran kooperatif yang dapat merubah suasana belajar menjadi bemakna dan menyenangkan, sesuai dengan kemampuan befikir siswa serta berkaitan dengan suatu permainan dengan cara melemparkan bola kertas. Pemberian pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang bermakna dan menyenangkan tidak memisahakan pada pengalaman siswa sehari-hari dan tidak cepat lupa. Dalam proses pembelajaran menggunakan metode snowball throwing ini melibatkan dua subjek yaitu guru dan siswa akan menghasilkan suatu perubahan pada diri siswa sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai akibat kegiatan pembelajaran bersifat non-fisik seperti perubahan sikap, pengetahuan maupun kacakapan. Salah satu kompentensi pedagogik guru adalah menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses serta hasil belajar. Guru harus melaksanakan penilaian hasil belajar untuk mengukur kemampuan dan daya serap peserta didik dan mengukur seberapa berhasilnya program pembelajaran yang telah dirumuskan. 5 Hasan Fauzi Maufur, Sejuta Jurus Mengajar dan Mengasyyikkan, (Semarang: PT Sindua Press, 2009), h. 61

10 Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. 6 Dalam hal ini untuk mengukur hasil belajar peserta didik terhadap materi Pendidikan Agama Islam, guru dapat menilai melalui penilaian tertulis berupa pertanyaan-pertanyaan dalam kertas bola salju, sedangkan untuk menilai sikap dalam proses pembelajaran guru dapat menggunakan penilannya unjuk kerja dan untuk menilai hasil karya peserta didik guru menggunakan portofolio. Di SMP Wachid Hasyim 2 Surabaya ini memiliki guru yang berkompetensi pedagogik yang berbeda-beda, khususnya pada bidang Pendidikan Agama Islam. Pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dilakukan di kelas, dimana guru Pendidikan Agama Islam ini sendiri dalam mengajar masih dengan menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran. Disamping itu, untuk sekarang guru untuk dituntut lebih profesional dalam kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa harus aktif. Dan untuk itu penggunaan metode snowball throwing pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam ditujukan supaya siswa tidak merasa bosan atau jenuh pada saat proses pembelajaran berlangsung dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kencana, 2013), h. 5 6 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:

11 Dengan adanya metode pembelajaran snowball throwing, penulis berharap nantinya hasil belajar siswa akan lebih meningkat daripada sebelumnya. Hasil belajar yang dimaksud penulis disini bukan hanya dalam bentuk format nilai saja namun penulis juga melihat pada hasil belajar berupa pemahaman siswa dalam menelaah materi Pendidikan Agama Islam itu sendiri. Dengan beberapa alasan yang telah dikemukakan penulis pada latar belakang diatas, hal ini memotivasi penulis untuk mengambil judul skripsi Keefektifan Penggunaan Metode Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Smp Wachid Hasyim 2 Surabaya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penggunaan metode pembelajaran snowball throwing pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Wachid Hasyim 2 Surabaya? 2. Bagaimana hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Wachid Hasyim 2 Surabaya? 3. Bagaimana keefektifan penggunaan metode pembelajaran snowball throwing dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Wachid Hasyim 2 Surabaya?

12 C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah diatas, maka peneliti mempunyai beberapa tujuan dari penelitian antara lain adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan penggunaan metode pembelajaran snowball throwing pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Wachid Hasyim 2 Surabaya. 2. Untuk mengukur hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Wachid Hasyim 2 Surabaya. 3. Untuk mendiskripsikan adanya penggunaan metode pembelajaran snowball throwing efektif dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Wachid Hasyim 2 Surabaya. D. Kegunaaan Penelitian Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Secara Teoritis a. Bagi Peneliti 1) Penelitian ini berguna untuk memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi Pendidikan Agama Islam di UIN Sunan Ampel Surabaya.

13 2) Hasil penelitian ini dapat memberikan konstribusi pengetahuan tentang peningkatan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan metode pembelajaran snowball throwling bagi siswa di SMP Wahid Hasyim 2 Surabaya. 3) Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti khususnya berkaitan dengan masalah penelitian ini. b. Bagi Lembaga Bagi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 1) Memberikan masukan positif melalui penelitian ini untuk kemajuan proses belajar mengajar ke depan. 2) Menambah karya ilmiah dan bahan bacaan di perpustakaan UIN Sunan Ampel pada umumnya dan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi PAI pada khususnya. 3) Sebagai bahan referensi untuk peneliti selanjutnya dalam bidang yang sama, sekaligus diharapkan hasil penelitian berikutnya lebih sempurna. 2. Secara Praktis Menambah pengetahuan yang lebih matang dalam bidang pengajaran dan menambah wawasan dalam bidang penelitian, sehingga dapat dijadikan sebagai latihan dan pengembangan metode yang baik dalam memotivasi ataupun membentuk kreatifitas peserta didik, juga sebagai konstribusi nyata bagi dunia pendidikan.

14 E. Penelitian Terdahulu Judul yang peneliti temukan di dalam penulusuran opac, berjudul: Efektivitas Penggunaan Metode Snowball Throwing untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa di Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah 45 As Saadah Lamongan. Oleh: M. Bihaqi (2013). Dapat ditegaskan bahwa penerapan metode snowball throwing untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa di kelas VIII A MTS 45 As Saadah Lamongan terdapat pengaruh yang bagus. E. Ruang Lingkup dan keterbatasan penelitian Agar penelitian ini bisa tuntas dan terfokus, sehingga hasil penelitiannya akurat, permasalahan tersebut diatas akan dibatasi pada hal-hal tersebut dibawah ini : 1. Subjek penelitian adalah pada peserta didik kelas VII di sekolah SMP WACHID HASYIM 2 SURABAYA. 2. Metode pembelajaran snowball throwing. 3. Hasil belajar siswa. 4. Bidang studi Pendidikan Agama Islam. F. Definisi Operasional Definisi operasional ini dimaksudkan untuk memperjelas dan mempertegas kata-kata atau istilah kunci yang diberikan dengan judul penelitian Keefektifan Penggunaan Metode Pembelajaran Snowball Throwing

15 untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VII di SMP Wahid Hasyim 2 Surabaya. 1. Keefektifan Keefektifan berasal dari kata dasar efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:284). Kata efektif mempunyai arti ada efek, pengaruh atau akibat, selain itu efektif juga dapat diartikan dapat membawa hasil, atau berhasil guna. Jadi, keefektifan adalah tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. 2. Metode pembelajaran snowball throwing a. Metode Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan tercapai secara optimal. b. Pembelajaran Pembelajaran adalah proses penambahan pengetahuan dan wawasan melalui rangkaian aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya, sehingga terjadi perubahan yang sifatnya positif dan pada ahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan, dan pengetahuan baru. c. Snowball throwing

16 Snowball throwing adalah jenis pembelajaaran kooperatif yang didesain seperti permainan melempar bola atau biasanya disebut dengan bola salju yang tadinya kecil ketika digulung-gulung menjadi besar diibaratkan seperti mengakumulasi materi pembelajaran. Jadi, dari penjelasan istilah diatas metode pembelajaran snowball throwing adalah bertujuan untuk memancing kreatifitas dalam membuat soal sekaligus menguji daya serap materi yang disampaikan. Karena berupa permainan, Siswa harus dikondisikan dalam keadaan santai tetapi tetap terkendali tidak ribut, kisruh atau berbuat onar. 3. Hasil belajar Hasil belajar terdiri dari dua suku kata yang memiliki arti berbeda yakni hasil dan belajar. Hasil adalah tingkat perkembangan atau dikenal dengan istilah achievement (pencapaian) dari usaha yang dilakukan sebelumnya. Hasil berarti juga sesuatu yang telah dicapai yang telah dilakukan atau dikerjakan. Belajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku yang relatif tetap sebagai hasil adanya pengalaman 7. Hasil belajar adalah tingkat perkembangan mental yang lebih baik jika dibandingkan dengan saat sebelum belajar. Jadi, yang dimaksud dari hasil belajar disini adalah sesuatu yang diperoleh siswa dari usaha belajarnya yakni belajar mata pelajaran 7 Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), h. 218

17 Pendidikan Agama Islam, yang nantinya akan dinyatakan dalam bentuk angka berupa nilai pre-tes dan post-test. 4. Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam diartikan sebagai proses pembimbing, mengarahkan, dan mengajarkan anak untuk mencapai tujuan yang tetapkan yaitu menanamkan taqwa serta menegakkan kebenaran sesuai dengan ajaran Agama Islam. Dari beberapa definisi istilah diatas, maka yang dimaksud dengan keefektifan penggunaan metode pembelajaran snowball throwing untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah suatu usaha pembelajaran aktif yang dilakukan dengan metode permainan bola salju bergulir untuk memulai sebuah pelajaran yang dilakukan oleh seorang guru dalam mengarahkan peserta didik dengan mendorongan anak untuk aktif berpikir untuk mendapatkan pengetahuan baru dan memadukannya dengan pengetahuan yang mereka miliki. khususnya dalam bidang Pendidikan Agama Islam. Dari beberapa definisi dan penjelasan diatas, maka judul skripsi yang saya angkat adalah Keefektifan Penggunaan Metode Pembelajaran Snowball Throwing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VII di SMP Wahid Hasyim 2 Surabaya.

18 G. Sistematika Pembahasan Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang tata urutan penelitian ini, maka peneliti mencantumkan sistematika laporan penulisan sebagai berikut: Bab pertama pendahuluan yang menguraikan A). Latar belakang masalah, B). Rumusan masalah, C). Tujuan penelitian, D). Kegunaan penelitian, E). Ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, F). Definisi operasional, G). Sistematika pembahasan. Bab kedua pembahasan merupakan landasan teori yang meliputi pembahasan tentang A). Tinjauan tentang snowball throwing yang meliputi; 1) Pengertian metode snowball throwing, 2) Tujuan metode snowball throwing, 3) langkah-langkah snowball throwing, 4) Kelebihan dan kekurangan metode Snowball Throwing. B). Tinjauan tentang hasil belajar Pendidikan Agama Islam yang meliputi: 1) pengertian hasil belajar Pendidikan Agama Islam, 2) Jenis-jenis hasil belajar, 3) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Pendidikan Agama Islam, 4) Indikator hasil belajar Pendidikan Agama Islam. C). Keefektifan penggunaan metode pembelajaran snowball throwing dalam meningkatkan hasil belajar siswa, dan E). Hipotesis. Bab ketiga tentang metode penelitian yang mencakup : A). Jenis dan rancangan penelitian. B). Variabel, indikator, dan instrumen penelitian. C). Populasi dan sampel. D). Teknik pengumpulan data. E). Teknik analisis data

19 Bab keempat memaparkan hasil penelitian dan pembahasan dari keseluruhan bab, yang meliputi: A). Deskripsi data. B). Analisis data dan pengujian hipotesis. Bab kelima penutup hasil rangkuman dari semua bab yang meliputi: A). Kesimpulan, dan B).Saran.