BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu faktor bagi menurunnya derajat kesehatan masyarakat. Sanitasi secara umum mengacu pada penyediaan fasilitas dan layanan untuk pembuangan urin dan tinja yang aman. Sanitasi yang tidak memadai adalah penyebab utama penyakit di seluruh dunia, dan sanitasi diketahui memiliki dampak positif bagi kesehatan baik di lingkungan rumah tangga dan di masyarakat pada umumnya. Kata 'Sanitasi juga mengacu pada kemampuan menjaga kondisi higienis, melalui layanan pengumpulan sampah dan pembuangan air limbah (WHO, http://www.who.int/topics/sanitation/en/. Diakses pada 07 Oktober 2013). Khususnya untuk Kab. Wajo, tidak memadainya sistem sanitasi berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan lingkungan. Hal tersebut mendorong pemerintah Kabupaten untuk meningkatkan kondisi sanitasi melalui pendekatan menyeluruh berskala Kabupaten. Pendekatan ini dimulai dengan pembentukan Tim Pokja Sanitasi Kab. Wajo. Salah satu tujuan dibentuknya tim ini adalah untuk mensinergikan kerja dinas-dinas yang berkaitan dengan sanitasi (Air Limbah Domestik, Drainase, Persampahan dan PHBS) dalam satu wadah guna memperbaiki kinerja dan konsep sanitasi di masyarakat. Dalam menjalankan tugasnya, Tim Sanitasi Kab. Wajo melakukan pertemuan rutin untuk mengumpulkan, mengkaji serta menganalisa data dalam rangka memetakan kondisi sanitasi Kab. Wajo. Hasil pengumpulan, kajian dan analisa data tersebut disajikan dalam sebuah dokumen yang disebut sebagai Sanitation White Book atau Buku Putih Sanitasi (BPS). Selanjutnya BPS dan dokumen perencanaan kota dijadikan dasar oleh Pokja untuk menyusun Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kab. Wajo jangka menengah tahun 2014-2019. SSK adalah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi suatu Kota/Kabupaten, yang berisi tentang potret kondisi sanitasi kota/kabupaten saat ini, rencana strategi dan rencana tindak pembangunan sanitasi jangka menengah. 1
1.2 Maksud dan Tujuan Maksud Maksud penyusunan dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) adalah tersusunnya dokumen perencanaan strategis sanitasi kota yang dapat dijadikan rujukan perencanaan pembangunan sanitasi Kab. Wajo dalam jangka menengah tahun 2014-2019. Tujuan Tujuan dari penyusunan dokumen Strategi Sanitasi Kota adalah sebagai dokumen perencanaan pembangunan sektor sanitasi jangka menengah dan dijadikan sebagai pedoman pembangunan sanitasi Kab. Wajo oleh semua pihak terkait. Secara khusus tujuan dijabarkan menjadi: a) Dokumen Strategi Sanitasi Kab. Wajo disusun sebagai acuan dalam penyusunan rencana pembangunan sanitasi dan dijadikan sebagai pedoman pembangunan sanitasi di Kab. Wajo selama kurun waktu 5 tahun 2014-2019. b) Strategi Sanitasi Kota memuat gambaran visi, misi, tujuan dan sasaran sektor sanitasi Kab. Wajo dan kebijakan pembangunan Sanitasi Kab. Wajo jangka menengah tahun 2014-2019. c) Sebagai dasar penentuan kebijakan bagi para pemangku kepentingan di Kab. Wajo dalam merumuskan dan menentukan strategi, tahapan dan arahan kegiatan dalam pembangunan sanitasi di Kab. Wajo. Pedoman bagi para pelaku pembangunan khususnya pembangunan sanitasi di Kab. Wajo terutama pemerintah daerah, pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat, masyarakat serta pihak swasta untuk berperan aktif dalam mendukung pembangunan sanitasi di Kab. Wajo. 1.3 Metodologi Metode penyusunan SSK yaitu Dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kab. Wajo, pendekatan dan metodologi penyusunan yang dilakukan dibagi dalam : 1. Perumusan Arah Pengembangan Sektor Sanitasi Kabupaten (dalam bagian ini dilakukan perumusan arah Pengembangan Sektor Sanitasi Kabupaten, yang dilakukan oleh anggota Pokja Sanitasi Kabupaten dengan difasilitasi oleh CF), dengan rincian : Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan. 2
Rangkuman sistem sanitasi, zona sanitasi, tingkat layanan, hambatan, isu dan potensi yang ada. 2. Pertemuan Konsultasi dengan Tim Pengarah dengan tujuan diperolehnya persetujuan untuk perumusan Arah Pengembangan Sektor Sanitasi Kabupaten yang dilakukan oleh anggota Pokja Sanitasi Kabupaten (Tim Teknis) dan Tim Pengarah. CF dapat berperan aktif dalam pertemuan ini, atau bertindak sebagai nara sumber yang membantu Pokja Sanitasi Kabupaten (Tim Teknis) dalam memberikan jawaban-jawaban. Ada baiknya CF didampingi oleh PF, dengan rincian : Paparan visi, misi, tujuan, sasaran dan arahan penahapan, sistem sanitasi, zona sanitasi, tingkat layanan, isu-isu strategis dan kemungkinan hambatan. Paparan (draf) arah pengembangan sektor sanitasi kabupaten. Persetujuan tentang arah pengembangan sektor dari Tim Pengarah. 3. Audiensi oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan DPRD serta Pokja Sanitasi Provinsi & Pokja Sanitasi Kabupaten dengan tujuan mendapatkan pemahaman tentang sanitasi dengan rincian : Penjelasan isu-isu strategis dan kemungkinan hambatan sanitasi kabupaten. Paparan Arah Pengembangan Sektor Sanitasi Kabupaten. Diskusi isu pendanaan, ketentuan, batasan dan peluangnya. Dukungan dan komitmen terhadap pembangunan sanitasi di kabupaten. Penjelasan rencana kegiatan penyiapan SSK. Laporan perkembangan proses penyusunan SSK (termasuk komitmen Panitia Anggaran dan DPRD). Arahan untuk dukungan pendanaan. 4. Perumusan Strategi dan Pengembangan Strategi Subsektor Serta Aspek Pendukung Layanan Sanitasi oleh Pokja Sanitasi Kabupaten, difasilitasi oleh City Facilitator dan didampingi para Provinsi Facilitator. Dengan rincian : Perumusan Strategi Pengembangan strategi (identifikasi dari awal program dan kegiatan) untuk subsektor air limbah persampahan, dan drainase lingkungan. 3
Aspek hygiene. Integrasi Strategi Subsektor. 5. Penyiapan Program dan Kegiatan Terhimpunnya program dan kegiatan sanitasi untuk jangka pendek dan jangka menengah (daftar panjang/long list) dengan rincian : Susun kegiatan berdasarkan kelompok program. Buat perkiraan sumber pendanaan, termasuk yang akan diarahkan untuk mendapatkan pendanaan dari APBD kabupaten. Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) dilakukan dengan metode SWOT melalui tahapan : 1. Melakukan penilaian dan pemetaan kondisi sanitasi kabupaten (Penyusunan Buku Putih Sanitasi), melalui studi-studi pendukung dan observasi lapangan guna pengumpulan data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui interview dan observasi lapangan melalui studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA), Survey/Kajian Strategis Sanitasi, yang terdiri dari: studi Sanitation Supply Assessment (SSA) studi Pemberdayaan Masyarakat, Aspek Jender dan Kemiskinan (PMJK), dan studi Media Assessment. Pengumpulan data sekunder meliputi studi keuangan, studi kelembagaan. 2. Menetapkan kondisi sanitasi yang diinginkan ke depan yang dituangkan kedalam visi, misi sanitasi kabupaten, dan tujuan serta sasaran pembangunan sanitasi kabupaten. Dalam perumusan bagian ini tetap mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan dokumen perencanaan lainnya yang ada di kabupaten. 3. Menilai kesenjangan antara kondisi saat ini dengan kondisi yang diinginkan melalui identifikasi parameter kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam pengelolaan sanitasi kabupaten yang digunakan untuk mendiskripsikan issue strategis dalam mencapai tujuan. Merumuskan strategi sanitasi kabupaten dengan melakukan analisis terhadap parameter SWOT. Rumusan strategi akan menjadi basis penyusunan program dan kegiatan pembangunan sanitasi kota jangka menengah (3-5 tahun). 4
1.4 Posisi SSK dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lainnya Strategi Sanitasi Kota (SSK) pada dasarnya bukan tujuan, akan tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan tersebut yakni pada pembangunan sektor sanitasi. Oleh karena itu, SSK disusun secara komprehensif, skala kota, disusun dengan proses perpaduan antara top down dan bottom up yang berfungsi sebagai dokumen sumber (source document). Dengan posisi demikian, maka SSK perlu diinternalisasikan ke dalam dokumen perencanaan dan penganggaran kota, dengan melakukan advokasi ringkasan SSK kepada para pengambil kebijakan yang tepat. 1.4.1 Hubungan RPJMD dengan Strategi Sanitasi Kabupaten RPJMD sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dipergunakan sebagai sumber dasar bagi penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota. Oleh karena itu, Strategi Sanitasi Kota ini merupakan penjabaran operasional dari RPJMD khususnya yang berkaitan dengan pembangunan sanitasi yang bersifat lintas sektor, komprehensif, berkelanjutan dan partisipatif sesuai dengan konsep dasar pemikiran RPJMD. Munculnya isu kerusakan lingkungan, ketidaksesuaian penggunaan lahan dengan prinsip-prinsip penataan ruang, maupun tumpang tindih penataan ruang menjadikan pengelolaan tata ruang kota yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dijadikan sebagai Misi Kedua Pembangunan Pemerintahan Kab. Wajo untuk periode 2013-2018 yang tertuang dalam RPJMD. 1.4.2. Hubungan Renstra SKPD dengan Strategi Sanitasi Kabupaten Renstra SKPD sebagai penjabaran dari RPJMD juga dipergunakan sebagai bahan penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota. Renstra SKPD dipergunakan sebagai dasar dari penyusunan Strategi Sanitasi Kota, maka implementasi pembangunan sanitasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan SKPD yang terkait dengan sanitasi. 1.4.3. Hubungan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab. Wajo dengan Buku Putih Sanitasi. RTRW dipergunakan sebagai salah satu bahan dasar bagi penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Startegi Sanitasi Kota, dimana untuk rencana tahun 2013 perkiraan jumlah penduduk dan volume sektor sanitasi diperhitungkan sesuai dengan perkiraan dan prediksi dalam RTRW. Strategi Sanitasi Kota mengarah pada operasionalisasi teknis urusan khusus sanitasi dari RTRW, 5
agar pada saat pengendalian pemanfaatan ruang wilayah terlaksana pula implementasi dari Strategi Sanitasi Kota. 1.4.4. Hubungan Rencana Aksi Daerah (RAD) Millenium Development Goals (MDGs) dengan Strategi Sanitasi Kota Salah satu tujuan disusunnya Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kota adalah memberikan bahan dasar penetapan kebijakan daerah dalam pengelolaan sanitasi di masa yang akan datang berdasarkan target prioritas yang disepakati bersama yang tertuang dalam Rencana Aksi Daerah (RAD) Millenium Development Goals (MDGs) yakni Tujuan (Goal) 7 yaitu Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup. Pencapaian target Goal 7 berdasarkan salah satu indikator, yaitu : Rumah tangga yang memanfaatkan akses sanitasi dasar (pengolahan air limbah, pengelolaan sampah, sistem drainase) pada tahun 2015 meningkat menjadi 81% dari tahun 2010 sebesar 76,17%. (Diagram di bawah ini memberikan gambaran yang jelas tentang posisi dokumen Strategi Sanitasi Kab. Wajo dalam kaitannya dengan dokumen perencanaan dan penganggaran daerah) 6
Gambar 1.1. Posisi Strategi Sanitasi Kab. Wajo dalam kaitannya dengan dokumen perencanaan dan penganggaran daerah. RPJPD Visi Pengelolaan Sanitasi Jangka Panjang (20-25 th) - Visi, Misi, Tujuan, dan Target 5 tahun (Bab 2) - Tahapan Pencapaian Dalam 5 tahun (Bab 2) - Strategi dan Kebijakan dalam 5 tahun (Bab 4) RPJMD Program Prioritas terkait SKPD dalam 5 RENSTRA SKPD - Visi, Misi, Tujuan, dan Target 5 tahun (Bab 2) - Tahapan Pencapaian Dalam 5 tahun (Bab 2) - Strategi dan Kebijakan dalam 5 tahun (Bab 4) - Program Prioritas per SKPD dalam 5 tahun - (Bab 5) - Prosentase Kebutuhan Pendanaan Sanitasi - dalam 5 tahun (Bab 5) - Visi, Misi, Tujuan, dan Target 5 tahun (Bab 2) - Tahapan Pencapaian Tahun Mendatang (Bab 2) - Program Prioritas Tahun Mendatang (Bab 2) - Prosentase Kebutuhan Pendanaan Sanitasi Tahun Mendatang (Bab 5) RKPD RENJA SKPD - Tahapan Pencapaian Tahun Mendatang (Bab 2) - Program Prioritas Tahun Mendatang (Bab 2) - Prosentase Kebutuhan Pendanaan Sanitasi Tahun Mendatang (Bab 5) Dokumen Rencana Dokumen Anggaran SSK diinternalisasikan Ke dalam RKPD KUA PPAS RENJA SKPD Nota Kesepakatan KDH - DPRD Per-KDH ttg Penyusunan RKA SKPD RKA - SKPD APBD DPA - SKPD 7