BROMASIL BROMASIL 1. N a m a Golongan Heterocyclic, nitrogen, halogen, aromatic Sinonim / Nama Dagang 2,4 (1H,3H)-Pyrimidinedione, 5-bromo-6-methyl-3-(1-methylpropyl ) - ; 2 - Bromo- 6 methyl-3-(1-methylpropyl) -2,4( 1H, 3H) - Pyrimidinedione; 5 Bromo -3 - secbutyl 6- methyl Nomor Identifikasi : Nomor CAS : 314-40-9 Nomor OHS : 03330 Nomor RTECS : YQ9100000 Nomor EC (EINECS) : 206-245-1 2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan Karbofuran Deskripsi Bentuk padat, kristal berwarna putih, tidak berbau; Berat molekul 221,28; Rumus molekul C 12 H 15 NO 3 ; Titik lebur 153-154 o C; Tekanan uap 0,00002 mmhg pada 33 o C; Kerapatan relatif (air=1): 1,180 pada 20 o C; Kelarutan dalam air 700 ppm pada 25 o C; Dapat larut dalam pelarut aseton, benzen, dimetilformamida, dimetil sulfoksida, asetonitril, sikloheksana, N-metil pirolidon.
Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4): Kesehatan 4 = Tingkat keparahan amat sangat tinggi Kebakaran 0 = Tidak dapat terbakar Reaktivitas 0 = Tidak reaktif 3. Penggunaan Herbisida 4. Identifikasi Bahaya Risiko utama dan sasaran organ Organ sasaran: Mata, kulit, sistim respirasi, thyroid Rute paparan Paparan jangka pendek Menyebabkan batuk dan iritasi sistim saluran pernafasan bagian atas Iritasi ringan Menimbulkan rasa perih dan kemerahan Diare, mual, muntah
Paparan jangka panjang Mempengaruhi kerja liver dan menurunkan serum kolesterol Paparan yang panjang atau berulang dapat menimbulkan efek seperti pada paparan jangka pendek. Paparan jangka panjang dapat menimbulkan efek seperti pada paparan jangka pendek. Menyebabkan kerusakan liver dan thyroid. 5. Stabilitas dan reaktivitas Reaktivitas Tancampurkan : Stabil pada tekanan dan suhu normal : Asam kuat, bahan pengoksidasi 6. Penyimpanan Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard yang berlaku. Simpan terpisah dari bahan bahan tancampurkan. Jauhkan dari jangkauan anak-anak. Jauhkan dari makanan, minuman, dan bahan makanan hewan. 7. Toksikologi Toksisitas Data pada manusia :tidak tersedia data toksisitas bromasil pada manusia Data pada hewan LD50 oral-rat 641 mg/kg; LC50 inhl-rat > 4800 mg/m3; LD50 kulit-rat > 2500 mg/kg; LD50 oral-rat 5200 mg/kg ; LD50 oral-mouse 3040 mg/kg; LD50 oral-dog > 5 gm/kg; LD50 kulit-kelinci > 5 gm/kg
Karsinogenik Bromasil Meskipun belum ditentukan menyebabkan kanker, dianggap oleh EPA mungkin menjadi karsinogen manusia karena ada beberapa bukti terbatas atau tidak pasti bahwa bromasil menyebabkan kanker pada hewan yang menerima dosis tinggi dari bahan kimia selama hidup mereka Mutagenik Beberapa tes penyaringan mutagenik tidak menemukan bromacil menjadi mutagenik Teratogenik Tidak ada bukti cacat lahir pada keturunan tikus yang diberi diet konsentrasi sebesar 12,5 mg / kg / hari maupun pada kelinci yang diberikan 7,5 mg / kg / hari pada hari 8 melalui 16 dari kehamilan. Tidak atau efek teratogenik pralahir diamati ketika tikus hamil terkena aerosol dari bromacil (165 mg/m3) pada hari 7-14 kehamilan. Data Reproduksi Bromasil tidak mempengaruhi kinerja reproduksi dan laktasi dari tikus yang diberi 0 atau 12,5 mg / kg / hari selama 3 generasi. Efek beracun dan kelainan perkembangan sistem muskulosskelete terlihat dalam embrio atau janin tikus betina yang menghirup 38 mg/m3 dari bromasil selama dua jam setiap hari, selama 7 sampai ke 14 kehamilan Informasi Ekologi Toksisitas pada burung Toksisitas pada invertebrata Toksisitas alga Toksisitas lain : LD 50 (oral) 8 hr > 10.000 ppm : EC 50 (Mortalitas) kutu air (Daphnia pulex) µg/l 48 jam : EC 50 (Pertumbuhan populasi) alga hijau (Chlorella pyrenoidosa) 272640 µ/l 96 jam : Daya tetas katak (Microhyla ornata) 1000 µg/l 48 hari
8. Efek Klinis Keracunan akut Keluar air mata, mual, muntah, diare, nyeri perut, nyeri dada, kesulitan bernafas, denyut jantung tidak teratur, sakit kepala, pusing, gangguan penglihatan, dilatasi pupil atau pin point pupil, kongesti paru, kejang, koma, kematian. Sama seperti pada keracunan akut terhirup, iritasi. Sama seperti pada keracunan akut terhirup, keluar air mata, dilatasi pupil atau pin point pupil. Sama seperti pada keracunan akut terhirup, mual, muntah, diare, nyeri perut, efek reproduktif, kematian. Keracunan kronik Sama seperti pada keracunan akut. Sama seperti pada keracunan akut. Sama seperti pada keracunan akut. Sama seperti pada keracunan akut.
9. Pertolongan Pertama Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu, gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban pingsan, miringkan kepala menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. 10. Penatalaksanaan Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:
Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 ml/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam. Anak-anak: 200-300 µg/kg BB Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit: - Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya. - Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata. - Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. - Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. - Jangan biarkan pasien menggosok matanya. - Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata. b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku) - Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat. - Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit. - Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok. - Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup. - Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya. - Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut. c. Dekontaminasi saluran cerna Bila pasien sadar dapat diberikan arang aktif. Dapat dipertimbangkan kumbah lambung jika bahan tertelan dalam jumlah sedang sampai banyak. Namun, karena kemungkinan terjadi kejang atau perubahan status mental yang cepat, kumbah lambung sebaiknya hanya dilakukan setelah intubasi.
11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri Batas paparan karbofuran: 0,1 mg/m 3 OSHA TWA (dikosongkan oleh 58 FR 35338, 30 Juni 1993) 0,1 mg/m 3 ACGIH TWA 0,1 mg/m 3 NIOSH direkomendasikan TWA 10 jam Metode pengukuran: Filter partikel; Gravimetrik; NIOSH III # 0500, Nuisance Dust (total) Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi harus tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak. Pastikan dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan. Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja. Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia. Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia. Respirator: Pada keadaan sering digunakan atau paparan berat, proteksi pernafasan dapat digunakan. Proteksi pernafasan disusun peringkatnya mulai dari minimum hingga maksimum. Pertimbangkan ciri peringatan (warning properties) sebelum digunakan. Setiap respirator pemasok udara memiliki pelindung wajah penuh yang dioperasikan dalam suatu mode tekanan negatif atau positif lainnya. Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan dan kesehatan: Setiap respirator pemasok udara memiliki pelindung wajah penuh yang dioperasikan dalam suatu mode tekanan negatif atau positif lain digabungkan dengan pasokan pelepas terpisah. Setiap alat pernafasan serba lengkap memiliki pelindung wajah penuh.
12. Manajemen Pemadam Kebakaran Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran sedikit ringan. Media pemadam kebakaran: Bahan kimia kering, karbon dioksida, semprotan air, atau busa. Pemadaman kebakaran : pindahkan wadah dari area kebakaran bila mungkin tanpa risiko. Jangan menyebarkan tumpahan dengan aliran/semprotan air bertekanan tinggi. Bendung/tampung untuk dibuang. Gunakan media pemadam api di sekitar kebakaran. Hindari terhisapnya bahan dari produk yang terbakar. Tetaplah diam di tempat yang berlawanan arah angin dan menjauhlah dari area yang rendah. 13. Manajemen Tumpahan Sapu tumpahan bahan lalu dimasukkan ke dalam wadah. Berhati-hati dalam mengumpulkan sisa tumpahan, bawalah ke tempat yang aman. Bahan kimia ini tidak boleh mencemari lingkungan. Pelindung diri tambahan: saringan pernafasan P3 untuk partikel beracun. 14. Daftar Pustaka The Merck Index ; An Encyclopedia of Chemical, Drugs, dan Biologicals, Eleventh Edition, 1989 Poisoning & Drug Overdose, Kent R. Olson, MD; First Edition, 1990. OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997. Handbook on The Management of Poisoning:; Ministry of Health Singapore; First Handbook of Poisoning, Prevention, Diagnosis & Treatment; Robert H. Dreisbach/Wiliam O. Robertson; Twelfth Edition, 1987. Handbook of Medical Toxicology; Peter Viccillio, M.D; First Edition; 1993 (diunduh tahun 2012) ------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2012 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------