TATA RUANG KOTA SOSIOLOGI PERKOTAAN ARIS MARTIANA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 KETENTUAN UMUM

BAB II KETENTUAN UMUM

Pengembangan Wilayah dan Penataan Ruang

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

Modul ke: OTONOMI DAERAH. 12Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

Pendidikan Kewarganegaraan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

KOORDINASI PEMBANGUNAN PERKOTAAN DALAM USDRP

Panduan diskusi kelompok

ISU-ISU PEMBANGUNAN 10/13/2010 1

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Modul ke: Otonomi Daerah. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

APA ITU DAERAH OTONOM?

PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG:

TERWUJUDNYA MASYARAKAT SELOMARTANI YANG AGAMIS SEJAHTERA BERBUDAYA DAN MANDIRI DENGAN KETAHANAN PANGAN PADA TAHUN 2021

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

DESENTRALISASI. aris subagiyo

Oleh: Drs. Hamdani, MM, M.Si, Ak, CA,CIPSAS Staf Ahli Mendagri Bidang Ekonomi dan Pembangunan

PENATAAN KELEMBAGAAN URUSAN PANGAN

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERAN STRATEGIS KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH MENUJU PENCAPAIAN GOOD GOVERNANCE

BAB III VISI DAN MISI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

Memaknai Profesionalisme dan Independensi Pengelolaan Kawasan Andalan Era Otonomi Daerah melalui Penerapan Good Governance

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB 1 PENDAHULUAN. transparansi publik. Kedua aspek tersebut menjadi hal yang sangat penting dalam

GOOD GOVERNANCE & TRANSPARANSI

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB III Visi dan Misi

Mata Kuliah Kewarganegaraan OTONOMI DAERAH. Modul ke: Panti Rahayu, SH, MH. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dan kebutuhan masyarakat Indonesia pada umumnya terhadap

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

PELAYANAN PUBLIK OLEH PEMERINTAH DAERAH MANAJEMEN PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN PUBLIK

BAB 13 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Selama pemerintahan orde baru sentralisasi kekuasaan sangat terasa dalam

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

OTONOMI DAERAH PERTEMUAN 7

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V VISI, MISI DAN TUJUAN PEMERINTAHAN KABUPATEN SOLOK TAHUN

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH

PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA VERTIKAL Hubungan Pusat dan Daerah

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat

Ketentuan Umum Istilah dan Definisi

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Kab. Minahasa Selatan MISI TUJUAN SASARAN

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. paket kebijakan otonomi daerah berdasarkan UU No. 22 tahun 1999 tentang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pemerintahan di Indonesia semakin pesat dengan adanya era

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

SINERGISITAS PEMERINTAH DAERAH DAN PERGURUAN TINGGI DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN. OLEH BUPATI BANGKA Ir. H. TARMIZI. H. SAAT, MM

5.1 Kondisi dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perbatasan

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN TAHUN A. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN TAHUN

INDONESIA NEW URBAN ACTION

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lingga

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PADA MUSRENBANG RKPD PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN Drs. REYDONNYZAR MOENEK, M. Devt.M

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat mendasar sejak diterapkannya otonomi daerah. dalam hal pengelolaan keuangan daerah.

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

Good Governance. Etika Bisnis

III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI DAN HIPOTESIS

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

BAB III VISI, MISI DAN NILAI

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 1 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SOLOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

ANALISIS KONDISI DAN PENYEBAB DISPARITAS PEMANFAATAN RUANG KOTA PEKANBARU YANG TERPISAH OLEH SUNGAI SIAK TUGAS AKHIR

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

MAKALAH CIVIC EDUCATION. Otonomi Daerah Dalam Kerangka NKRI

BAB I PENDAHULUAN. menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi luas

BAB I PENDAHULUAN. tidak meratanya pembangunan yang berjalan selama ini sehingga

BAB I PENDAHULUAN. (DPRD) mempunyai tiga fungsi yaitu : 1) Fungsi legislatif (fungsi membuat

BAB II PENATAAN RUANG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN A. Definisi Penataan Ruang dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007

Transkripsi:

TATA RUANG KOTA SOSIOLOGI PERKOTAAN ARIS MARTIANA

Perubahan kota (tempat tinggal, kegiatan ekonomi, pusat pemerintahan) Tata kota Tujuan : mewujudkan kesejahteraan masyarakat sehingga dalam proses pembangunan berkelanjutan peran serta masyarakat dengan kearifan lokalnya perlu diberikan tools dan mekanisme yang jelas.

PROBLEM TATA RUANG KOTA

UU No. 26 Tahun 2007 : PERENCANAAN, RUANG DAN TATA RUANG RUANG Wadah: darat, laut, dan udara serta ruang didalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan kehidupan Rencana tata ruang rekayasa atau metode pengaturan perkembangan tata ruang pada kemudian hari

Tata ruang struktur ruang pola ruang wujud dari struktur ruang dan pola ruang susunan pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat secara hirarkis. Distribusi peruntukan ruang yakni untuk fungsi lindung dan fungsi budi daya

TATA RUANG keterkaitan dan keserasian tata guna lahan, air, udara serta alokasi sumber daya melalui koordinasi dan upaya penyelesaian konflik antarkepentingan yang berbeda (eko Budihardjo,1997 dalam buku Adon Nasrullah, 2015)

PERENCANAAN TATA RUANG Ilmu ilmiah, teknik administrasi dan kebijakan yang dikembangkan sebagai pendekatan lengkap dan antarilmu yang mengarah pada sebuah keteraturan ruang (european regional spatial planning charter, 1983) Cara meningkatkan Kualitas perencanaan tata ruang dan lingkungan hidup : 1. Dilihat sebagai management of growth atau management of changes dan management of conflicts. 2. Mekanisme development control ketat 3. Dilakukan dengan total menyel;uruh denganberbagai pendekatan 4. Peningkatan kepekaan sosiokultural para penentu kebijakan 5. Memperhatikan kekayaan khazanah lingkungan alam 6. Peran serta penduduk dan kemitraan swasta 7. Prinsip pembangunan berkelanjutan dilakukan dalam rencana dan tindakan nyata.

PERAN DAN FUNGSI PERENCANAAN TATA RUANG WILAYAH KOTA Menghasilkan kondisi pencapaian kualitas kehidupan dan penghidupan lebih baik Memenuhi tujuan efisiensi dan demokrasi melalui partisipasi masyarakat Memenuhi tantangan pembangunan berkelanjutan

FUNGSI RENCANA TATA RUANG WILAYAH 1. Acuan dalam penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah dan jangka menengah daerah 2. Acuan dalam pemanfaatan atau pengembangan wilayah 3. Acuan wujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah 4. Acuan lokasi investasi 5. Pedoman penyusunan rencana rinci tata ruang 6. Dasar pengendali pemanfaatan ruang 7. Acuan dalam adminiostrasi pertanahan

TUJUAN PERENCANAAN TATA RUANG SECARA UMUM : 1. Menggapai visi masa depan brdasar kondisi saat ini, kearifan lokal, dan keinginan masyarakat 2. Mencapai kebijakan dan program yang memanfaatkan sumber daya publik 3. Menciptakan kerangka kerja investasi swasta MENURUT UU No. 26 tahun 2007 : 1. Terwujudnya keharmonisan antaralingkungan alam dan buatan 2. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan SDA dan SD buatan dengan melihat SDM 3. Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkkungan.

PENGEMBANGAN WILAYAH 1. ERA 1970-an, SUTAMI : pembangunan infrastruktur yang intensif untuk mendukung pemanfaatan potensi SDA 2. Era transisi, Poernomosidhi : konsep hirarki kota-kota dan hirarki prasarana jalan melalui orde kota 3. Era 1980-an, Ruslan Diwiryo : adanya sistem kota nasional yang efisien 4. Era 1990-an, untuk mengatasi kesenjangan wilayah dan mewujudkan integrasi NKRI.

KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH Pusat pertumbuhan : investasi besar dipusat pertumbuhan yang telah mempunyai infrastruktur yang baik Integrasi nasional : Kota sebagai pusat pelayanan relatif terhadap kota yang lain Desentralisasi : untuk mencegah terjadinya aliran keluar dari sumber dana dan SDM

PENYUSUNAN TATA RUANG KOTA Kebijaksanaan penataan wilayah dalam pola tata ruang : 1. Rencana umum tata ruang kota (RUTK) : rencana pemanfaatan ruang kota,rencana struktur dan strategi pengembangan kota, kebijaksanaan pengembangan kota, pengelola pembangunan kota. 2. Rencana Detail Tata ruang Kota (RDTK) : rencana secara terinci berisi kebijakan pengembangan penduduk, pemanfaatan ruang,tingkat pelayanan bagi wilayah kota, 3. Rencana Teknik ruang Kota (RTRK) : rencana geometris pemanfaatan ruang kota yang mencakup satu atau bebrapa unit lingkungan perencanaan.

KAWASAN PERKOTAAN administratif daerah kota bagian dari daerah kabupaten perkotaan yang baru bagian dari dua atau lebih daerah yang berbatasan sebagai satu kesatuan sosial, ekonomi, dan fisik perkotaan.

KAWASAN BUDI DAYA PERKOTAAN : 1. Perumahan dan permukiman (tidak berada di kawasan rawan bencana, kemiringan tanah relatif datar, bukan kawasan yg dilindungi) 2. Perdagangan dan jasa (relokasi pasar, pemerataan fasilitas perdagngan, lokasi PKL) 3. Industri (berwawasan lingkungan) 4. Pelayanan umum (pendidikan, kesehatan, peribadatan, rekreasi dan olahraga, perkantorsn dan transportasi/terminal) : 5. Wisata dan taman rekreasi 6. Pertanian dan perkebunan 7. Tempat pemakaman umum 8. Tempat pembuangan sampah.

STRUKTUR PEMERINTAHAN KOTA

GOOD GOVERNANCE PEMERINTAHAN YANG BAIK Tindakan atau tingkah laku yang didasarkan pada nilai-nilai yang bersifat mengarahkan, mengendalikan, mempengaruhi masalah publik untuk mewujudkan nilai tindakan dalam kehidupan keseharian. Negara, swasta, dan masyarakat madani (civil society) saling berkonstribusi

DESENTRALISASI Dalam pasal 18 UUD 1945, UU No. 22 tahun 1999, UU No. 25 tahun 1999 tentang otonomi daerah dan desentralisasi Pengertian : adanya transfer kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan kepada publik dari pempus ke pemda Alasan desentralisasi 1. Sistem sentralistik (jakarta sebagai pusat) 2. Pembagian kekayaan tidak adil dan merata 3. Kesenjangan sosial antara daerah-daerah

TUJUAN DESENTRALISAsi dan otonomi daerah 1. UTK TERCIPTANYA EFISIENSI-EFEKTIFITAS penyelenggara pemerintahan 2. Sarana pendidikan politik 3. Pemda sebagai persiapan karir politik lanjtan 4. Stabilitas politik 5. Kesetaraan politik 6. Akuntabilitas publik (kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai): kepemimpinan, transparansi, integritas, tanggungjawab,keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan, konsistensi)

OTONOMI DAERAH Secara sempit pengertian otonomi : mandiri, secara luas : berdaya Hak dan kewenangan untuk mengatur wilayahnya sendiri semua bidang kecuali : 1. Politik luar negeri 2. Pertahanan 3. Keamanan 4. Yustisi 5. Moneter dan fiskal nasional 6. agama