1 Universitas Kristen Maranatha

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. berpendapat usia setiap manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, sampai usia. tertentu, yang tidak sama pada setiap manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. mementingkan defisit neurologis yang terjadi sehingga batasan stroke adalah. untuk pasien dan keluarganya (Adibhatla et al., 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2014). Penyakit metabolik dan degeneratif saat ini tidak hanya menyerang usia lanjut,

BAB I PENDAHULUAN. Bawang putih (Allium sativum) adalah nama tanaman dari genus Allium

BAB I PENDAHULUAN. proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Amerika Serikat misalnya, angka kejadian gagal ginjal meningkat tajam dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini

I. PENDAHULUAN. Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak,

2016 PENGARUH BUBUK RIMPANG TEMU PUTIH

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik. adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum

BAB I PENDAHULUAN. kadar HDL dalam darah (Linn et al., 2009). Dislipidemia sebagian besar (hingga

PERBAIKAN KADAR LIPID DARAH PADA MENCIT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat kadar kolesterol darah sangat sulit dikendalikan dan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskular dan berakibat kematian. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyukai makanan siap saji yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data WHO di dalam mortality country fact sheet menunjukkan

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia / tingginya glukosa dalam darah. 1. Klasifikasi DM menurut Perkeni-2011 dan ADA

BAB I PENDAHULUAN. pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi.

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab utama kematian di

BAB 1 PENDAHULUAN. kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin atau bahkan keduanya. Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Buah Pinang (Areca catechu) adalah semacam tumbuhan palem

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2008 prevalensi penyebab kematian tertinggi terjadi pada akut miokard infark (AMI)

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak. yang ditandai peningkatan salah satu atau lebih dari

I. PENDAHULUAN. Kemajuan jaman dewasa ini telah membuat sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. (sedentary lifestyle) dan kurangnya aktivitas olahraga (Tsujii, 2004). Salah

2015 PROFIL LIPID MENCIT HIPERLIPIDEMIA SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK

1.1 Pengertian 1.2 Etiologi dan Faktor Resiko 1.3 Patofisiologi Jalur transport lipid dan tempat kerja obat

BAB I PENDAHULUAN. maupun organ) karena suatu organisme harus menukarkan materi dan energi

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

ANTIHIPERLIPIDEMIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang World Health Organization (WHO) pada tahun 2013 mengumumkan 4 penyakit tidak menular (PTM) termasuk penyakit kardiovaskular (48%), kanker (21%), pernapasan kronis (12,5%), dan diabetes (3,5%) yang kembali menjadi penyebab kematian terbanyak di dunia (WHO, 2013). Lemak yang beredar didalam tubuh berikatan dengan protein membentuk lipoprotein. Lemak dalam darah yaitu kolesterol, Trigliserida, High Density Lipoprotein (HDL), dan Low Density Lipoprotein (LDL). Dislipidemia adalah peningkatan kolesterol, trigliserida, atau keduanya atau peningkatan LDL yang mempunyai risiko membentuk aterosklerosis di pembuluh darah (Anne, 2015). Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah kenaikan LDL, kenaikan kadar trigliserida serta penurunan kadar HDL yang dikenal sebagai triad lipid (Perki, 1995). Penyakit kardiovaskular akibat aterosklerosis dinding pembuluh darah dan trombosis merupakan penyebab utama kematian di dunia. Penyakit kardiovaskulr yang utama adalah Penyakit Jantung Koroner (PJK) stroke iskemik, dan penyakit arteri perifer. Penyebab penyakit tersebut bersifat multifaktorial di mana sebagian diantaranya dapat dimodifikasi. Salah satu faktor yang dapat dimodifikasi adalah dislipidemia (PERKI 2013). Proses pembentukan atherosklerosis dinding pembuluh darah pada keadaan dislipidemia terutama dipengaruhi oleh kadar LDL dan kolesterol. Kandungan Apo-(a) dalam LDL memiliki efek antifibrinolitik dan efek trombogenik. Low Density Lipoprotein akan menyebabkan kerusakan sel endotel sehingga permeabilitas terhadap lemak akan bertambah yang menyebabkan lemak terutama LDL dan kolesterol akan menumpuk di bawah permukaan endotel yang rusak. Reaksi radang akan terjadi terutama diperankan oleh makrofag yang akan menghasilkan radikal bebas dan makrofag akan memfagosit LDL selanjutnya 1 Universitas Kristen Maranatha

akan terbentuk foam cell. Reaksi inflamasi diikuti dengan agregasi trombosit akan menyebabkan penebalan dari tunika intima (Silbernagl, 2000). Lemak HDL mempunyai peran penting dalam menjaga kestabilan pembuluh darah dan mengurangi risiko pembentukan ateroma dengan menyerap kelebihan kolesterol dalam darah. High Density Lipoprotein akan merangsang pembentukan NO dengan cara meningkatkan enos (endhotelial Nitrit Oxide Synthetase) serta menghambat Apo(a) pada LDL untuk mengaktivasi makrofag. High Density Lipoprotein juga melindungi endotel dari apoptosis dan merangsang pertumbuhan endotel melalui reseptor kelas B tipe 1 (SR-B1). Efek antitrombosis yang dimiliki oleh HDL berasal dari aktivasi prostasiklin serta melalui jalur protein C, HDL akan menurunkan kadar trombin dan mencegah agregasi trombosit (Mineo et al., 2006). Hasil studi meta-analisis terhadap sepuluh studi kohort yang besar, menunjukkan untuk setiap penurunan 0,6 mmol/l kolesterol serum pada umur 60 tahun, terjadi penurunan risiko penyakit kardiovaskular 27%, dengan risiko relatif sebesar 0,73. Penurunan kolesterol serum 1,8 mmol/l atau 70 mg/dl akan menurunkan risiko relatif hingga 0,39 dan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular 61% (Law et al., 1994). Hubungan kuat antara dislipidemia dan penyakit kardiovaskular relatif setara antara wilayah Asia dan non-asia. Data di Indonesia berdasarkan Laporan Riskesdas Bidang Biomedis tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi atas dasar konsentrasi kolesterol total >200 mg/dl adalah 39,8%. Beberapa provinsi di Indonesia seperti Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, dan Bangka Belitung mempunyai prevalensi dislipidemia 50% (PERKI 2013). Penelitian terhadap dislipidemia yang dilakukan di Cina, tepatnya kota Beijing tahun 2006, dilakukan pada 3251 orang dewasa dengan umur antara 45-89 tahun (rata-rata : 60), didapatkan prevalensi dislipidemia sebesar 56,1±0,9%. Nilai rerata konsentrasi kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliseridemia yakni 4,92±1,01 mmol/l, 1,61±0,36 mmol/l, 2,88±8,85 mmol/l, dan 1,76±1,26 mmol/l. Penelitian ini berhubungan erat dengan membandingkan peningkatan usia, jenis kelamin wanita (1674 orang), daerah perkotaan, Indeks Masa Tubuh 2 Universitas Kristen Maranatha

(IMT), masukan energi, kadar glukosa darah, tekanan darah diastolik, dan merokok. Pada penelitian tersebut, didapatkan 60% peserta dislipidemia dan 24% diantaranya memiliki kadar profil lipid yang terkontrol (Wang et al., 2011). Masyarakat modern ini dihadapkan pada globalisasi dimana mereka dituntut untuk cepat dan tepat sehingga pola hidup sehat terabaikan dan meningkatkan risiko penyakit metabolisme contohnya dislipidemia. Mendasari hal tersebut, banyak masyarakat akhirnya menggunakan obat hipolipidemik contohnya golongan statin dan fibrat. Statin memiliki efek samping peningkatan 3 kali serum enzim transaminase, nyeri otot, gagal ginjal, sampai dengan rhabdomyolisis (Heba et al.,2006; Katzung, 2010). Perkembangan obat herbal untuk mengatasi hal tersebut telah berkembang dengan pesat, salah satunya dengan mengonsumsi Bee Pollen. Bee Pollen adalah serbuk sari yang dikumpulkan lebah, kemudian di campur dengan nektar dan disimpan di antara tibia dari kaki belakang lebah. Bee Pollen diteliti memiliki efek anti jamur, anti mikroba, antivirus, anti inflamasi, hepatoproteksi, anti kanker, meningkatkan sistem imun, dan analgesik lokal. Uji klinis membuktikan efek hipolipidemik Bee Pollen dapat menurunkan kadar kolesterol mencapai 20-35%, bahkan untuk pasien yang tidak memiliki efek terhadap obat antisklerosis seperti golongan fibrat, Bee Pollen dapat menurunkan kadar kolesterol 20-30% dan menurunkan penggumpalan dalam darah sebesar 30% (Komosinska-Vassev et al., 2015). Bee Pollen memiliki lebih dari 250 kandungan diantaranya asam amino, fosfolipid, vitamin, dan mikro-makronutrien. Secara teoritis disebutkan bahwa Asam askorbat, β-karoten, Tokoferol, phytosterol, flavonoid, omega-3, dan omega-6 memiliki efek antihiperlipidemia. Sampai saat ini, belum banyak penelitian secara nyata mengenai kemampuan Bee Pollen dalam memperbaiki kadar HDL dan LDL. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimanakah kadar HDL dan LDL tikus setelah pemberian Bee Pollen pada tikus yang diinduksi pakan tinggi lemak. 3 Universitas Kristen Maranatha

1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah penelitian adalah: 1. Apakah pemberian Bee Pollen meningkatkan kadar HDL tikus jantan galur Wistar yang diinduksi pakan tinggi lemak. 2. Apakah pemberian Bee Pollen menurunkan kadar LDL tikus jantan galur Wistar yang diinduksi pakan tinggi lemak. 3. Apakah potensi Bee Pollen lebih baik daripada potensi simvastatin dalam meningkatkan kadar HDL tikus jantan galur Wistar yang diinduksi pakan tinggi lemak. 4. Apakah potensi Bee Pollen lebih baik daripada potensi simvastatin dalam menurunkan kadar LDL tikus jantan galur Wistar yang diinduksi pakan tinggi lemak. 1.3. Maksud dan Tujuan Maksud penelitian : Mengetahui salah satu obat herbal yang mempunyai efek memperbaiki kadar HDL dan LDL. Tujuan penelitian : 1. Mengukur efek Bee Pollen dalam memperbaiki kadar HDL dan LDL tikus jantan galur Wistar yang diinduksi pakan tinggi lemak. 2. Mengetahui ada tidaknya perbedaan potensi Bee Pollen dibandingkan simvastatin terhadap kadar HDL dan LDL tikus jantan galur Wistar yang diinduksi pakan tinggi lemak. 1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah Manfaat akademis : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai potensi Bee Pollen dalam memperbaiki HDL dan LDL serta dapat digunakan untuk 4 Universitas Kristen Maranatha

pengembangan ilmu pengetahuan dan dorongan agar dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai Bee Pollen. Manfaat praktis : Penelitian ini dapat menjadi pengetahuan untuk masyarakat luas, dimana Bee Pollen dapat menjadi suplemen dalam hal mencegah atau mengatasi dislipidemia. 1.5. Kerangka Pemikiran Lemak (kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) beredar di dalam plasma darah dengan cara membentuk ikatan dengan protein yang disebut lipoprotein. Lipoprotein bertugas mengangkut lemak dari tempat pembuatannya menuju tempat penggunaannya. Lipoprotein terdiri dari kilomikron, VLDL (Very Low Density Lipoprotein), IDL (Intermediate Density Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein), HDL (High Density Lipoprotein), semakin kecil lipoprotein, maka semakin banyak trigliserida yang diangkut. Tubuh mengatur lipoprotein dalam melalui beberapa cara yaitu mengurangi pembentukan dan jumlah lipoprotein dalam darah serta meningkatkan dan menurunkan kecepatan degradasi liporprotein dalam darah. Pengangkutan lemak darah dilakukan melalui dua cara yaitu eksogen yang dilakukan oleh sistem pencernaan serta jalur endogen yang diperankan oleh hati (Smolin, 2010). Kandungan dalam Bee Pollen antara lain : protein, karbohidrat, serat, linoleat (omega-6), linolenat (omega-3), berbagai mineral, provitamin A (dominan β- caroten), vitamin E, vitamin C, niacin, thiamin, asam folat, dan biotin, flavonoid, phytosterol, dan terpenes. Diantara zat tersebut, yang mempunyai peran penting dalam memperbaiki lemak tubuh adalah phytosterol yang berkompetisi dengan kolesterol untuk diserap di usus. Flavonoid merupakan antioksidan yang dapat menurunkan kadar kolesterol dan meningkatkan kadar HDL. Omega-3 dan omega-6 yang mampu menurunkan kadar LDL dan meningkatkan kadar HDL. β- karoten dan α-tochoperol yang menurut penelitian dapat menurunkan kadar LDL dan meningkatkan HDL dan asam askorbat meningkatkan kadar HDL. 5 Universitas Kristen Maranatha

1.6 Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut: 1. Pemberian Bee Pollen meningkatkan kadar HDL tikus jantan galur Wistar yang diinduksi pakan tinggi lemak. 2. Pemberian Bee Pollen menurunkan kadar LDL tikus jantan galur Wistar yang diinduksi pakan tinggi lemak. 3. Potensi Bee Pollen lebih baik daripada potensi simvastatin dalam meningkatkan kadar HDL tikus jantan galur Wistar yang diinduksi pakan tinggi lemak. 4. Potensi Bee Pollen lebih baik daripada potensi simvastatin dalam meningkatkan kadar LDL tikus jantan galur Wistar yang diinduksi pakan tinggi lemak. 6 Universitas Kristen Maranatha