ANALISIS PENGARUH KEADAAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS AC DAN DC PADA MINYAK TRANSFORMATOR. Sugeng Nur Singgih, Hamzah Berahim Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG

Analisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN

KARATERISTIK PENGUJIAN MINYAK NABATI SEBAGAI ALTERNATIF ISOLASI PENGGANTI MINYAK TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 kv

PENGUJIAN ISOLASI MINYAK TROFO TEGANGAN TINGGI TERHADAP PERUBAHAN SUHU.

MODUL PRAKTIKUM TEKNIK ARUS DAN TEGANGAN TINGGI

Tegangan Tembus (kv/2,5 mm) Jenis Minyak RBD FAME FAME + aditif

I. PENDAHULUAN. Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang

BAB I PENDAHULUAN. fenomena partial discharge tersebut. Namun baru sedikit penelitian tentang

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA

Efek Polaritas dan Fenomena Stres Tegangan Sebelum Kegagalan Isolasi pada Sela Udara Jarum - Plat

ANALISIS KARAKTERISTIK BREAKDOWN VOLTAGE PADA DIELEKTRIK MINYAK SHELL DIALA B PADA SUHU 30 0 C C

KARAKTERISTIK KORONA DAN TEGANGAN TEMBUS ISOLASI MINYAK PADA KONFIGURASI ELEKTRODA JARUM-PLAT

BAB I PENDAHULUAN. minim gangguan. Partial discharge menurut definisi IEEE adalah terjadinya

PENGARUH PERUBAHAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS PADA BAHAN ISOLASI CAIR

PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA PADA ELEKTRODA BOLA TERPOLUSI ASAM

BAB I PENDAHULUAN. dibangkitkan oleh sebuah sistem pembangkit perlu mengalami peningkatan nilai

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride )

KARAKTERISTIK BERBAGAI JENIS BAHAN ISOLASI KABEL INSTALASI TEGANGAN RENDAH

UJI TEGANGAN TEMBUS MINYAK TRANSFORMATOR TERDESTILASI PADA TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TEGANGAN IMPULS DI PT. BAMBANG DJAJA

ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV. Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga listrik adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan modern

I. PENDAHULUAN. Isolasi merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem tegangan tinggi yang

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan pola hidup

1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga

DAMPAK GEJALA MEDAN TINGGI PADA TRANSFORMATOR AKIBAT EFEK KORONA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I LATAR BELAKANG. berlangsung secara aman dan efisien sepanjang waktu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menyalurkan listrik secara

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendistribusikan energi listrik tersebut. Hal ini tentunya akan

Pengaruh Arus Bocor Terhadap Perubahan Temperatur Pada Kabel Bawah Tanah 20 Kv

SIMULASI PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SELA BOLA

BAB II TEGANGAN TINGGI. sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tegangan tinggi dapat diukur dengan menggunakan alat ukur elektroda bola-bola.

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain. Pada saat sistem isolasi menahan electrical stresses, isolasi

PENGARUH PERSENTASE FENOL TERHADAP KEKUATAN DIELEKTRIK MINYAK JAGUNG

Analisis Tegangan Tembus Pada Minyak Transformator Lama Dan Baru Menggunakan Tiga Jenis Elektroda

PENGARUH UKURAN BUTIRAN AIR HUJAN TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA

BAB II BUSUR API LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KARAKTERISTIK BREAKDOWN VOLTAGE PADA DIELEKTRIK MINYAK TRANSFORMATOR 45 MVA DENGAN SUHU OPERASI YANG BERVARIASI DI PUSAT LISTRIK KOTA PANJANG

BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA

1. BAB I PENDAHULUAN

LUQMAN KUMARA Dosen Pembimbing :

Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang

PERCOBAAN - I PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tegangan tinggi digunakan dalam peralatan X-Ray. Dalam bidang industri, listrik

Kata kunci : isolasi cair, tegangan tembus, minyak kelapa

Modul 1 Tegangan Tinggi Arus Bolak Balik

ANALISIS TEGANGAN TEMBUS MINYAK KELAPA MURNI (VIRGIN COCONUT OIL) SEBAGAI ISOLASI CAIR DENGAN VARIASI ELEKTRODA UJI

LAPORAN PRAKTIKUM KONVEKSI PADA ZAT CAIR

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan listrik, salah satunya adalah isolasi. Isolasi adalah suatu alat

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN PERTUMBUHAN PEMOHONAN LISTRIK PADA KABEL TANAH TEGANGAN MENENGAH 20 KV

UJI TEGANGAN TEMBUS ARUS BOLAK-BALIK PADA MINYAK JARAK SEBAGAI ALTERNATIF ISOLASI CAIR. Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang

MEMPERBAIKI KEKUATAN DIELEKTRIK ISOLASI MINYAK TRANSFORMATOR DENGAN HIGH VACUUM OIL PURIFIER

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

1 BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya

Analisis Tegangan Tembus Minyak Biji Karet (Rubber Seed Oil) Sebagai Alternatif Bahan Isolasi Cair

ANALISIS MEKANISME KEGAGALAN ISOLASI PADA MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BERPOLARITAS BERBEDA PADA JARUM BIDANG HANUNG SAYOGI L2F302486

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.

BAB II MINYAK ISOLASI

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

BAHAN ISOLASI. (Continued) Ramadoni Syahputra

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

ET 355 Transmisi Daya dan Gardu Induk: S-1, 2 SKS, semester 5

BAB I PENDAHULUAN. konsumen yang letaknya saling berjauhan. Karena dengan menaikkan tegangan maka

PENGARUH UKURAN BUTIRAN AIR HUJAN TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA SKRIPSI OLEH : JOIN WAN CHANLYN S NIM :

SISTEM PROTEKSI RELAY

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik menjadi kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dimaksudkan untuk

ISOLATOR 2.1 ISOLATOR PIRING. Jenis isolator dilihat dari konstruksi dan bahannya dibagi seperti diagram pada Gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara

1 BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penyedia tenaga listrik. Standar yang lebih tinggi tersebut adalah

STUDI DISTRIBUSI TEGANGAN DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR RANTAI DENGAN PEMBASAHAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Isolator. Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki

PENGUJIAN TAN δ PADA KABEL TEGANGAN MENENGAH

Analisis Pengaruh Pembebanan Terhadap Kekuatan Dielektrik Minyak Isolasi Transformator 6,6 kv/380 V di PT.INTIBENUA PERKASATAMA Dumai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Peluahan sebagian terjadi karena adanya medan listrik yang tinggi pada area yang

Pengaruh Bentuk dan Material Elektrode terhadap Partial Discharge

Hasil Penelitian dan Pembahasan

SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell

MODUL PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN DAN ARUS TINGGI

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1995

PENGARUH PEMBERSIHAN OLEH HUJAN TERHADAP ARUS BOCOR ISOLATOR PIN-POST 20 KV TERPOLUSI

TUGAS AKHIR PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS DAN ARUS BOCOR TERHADAP TAHANAN ISOLASI KABEL TEGANGAN RENDAH

FLASHOVER PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN BAHAN PENGISI ALUMINA, PASIR SILIKA DAN FIBER GLASS

BAB II MINYAK ISOLASI

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN

Ionisasi Gas Butana pada Metode Pelepasan Listrik Tegangan Searah dengan Ketidakmurnian Udara Tekanan Tinggi, Plasma Termal

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

ANALISIS PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS DAN NILAI HARAPAN HIDUP ISOLASIPADAT DAN CAIR TRANSFORMATOR

Transkripsi:

Jurnal Teknik Elektro ol. 1 No.2 93 ANALISIS PENGARUH KEADAAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS AC DAN DC PADA MINYAK TRANSFORMATOR Sugeng Nur Singgih, Hamzah Berahim Abstrak Tegangan tembus (breakdown) merupakan suatu peristiwa apabila medan magnet dinaikkan (tegangan terus-menerus dinaikkan), atom-atom akan terionisasi dan sampai batas kemampuan isolator tersebut menahan tegangan maka isolator tersebut akan berubah menjadi konduktor. Saat kritis ini disebut breakdown. Pengujian terhadap tegangan tembus diperlukan untuk mengetahui titik kritis dari isolasi minyak transformator. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya tegangan tembus pada minyak transformator setelah diberikan tegangan tinggi AC dan DC dengan suhu minyak 50 0 C, 70 0 C dan 90 0 C. Pengujian juga untuk mengetahui apakah minyak transformator masih layak dipakai atau tidak. Pengujian tegangan tembus pada minyak transformator dibandingkan dengan tegangan tembus pada minyak transformator dimana terdapat perbedaan yaitu pada besarnya nilai tegangan tembus. Besarnya nilai tegangan tembus pada tegangan AC juga dibandingkan terhadap nilai tegangan tembus DC. Kata kunci : Tegangan Tembus, Transformator, Kekuatan Dilektrik. PENDAHULUAN Saat sekarang ini kebutuhan akan energi semakin meningkat, khususnya bidang industri dan lain-lain yang sangat memerlukan tenaga listrik tegangan tinggi. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan adanya tegangan tinggi tersebut, maka mulai bermunculan persoalan-persoalan yang harus dihadapi oleh para teknisi listrik khususnya tegangan tinggi. Persoalan-persoalan yang muncul dan harus dihadapi merupakan masalah-masalah yang perlu dilakukan penelitian untuk menjawabnya. Masalah yang paling sering dihadapi dalam teknik tegangan tinggi adalah mengenai kegagalan isolasi. Kegagalan isolasi khususnya minyak transformator akan sangat mempengaruhi kesinambungan penyaluran listrik dalam jaringan kerja di PLN. Kegagalan pada minyak transformator akibat terjadinya tegangan tembus, hal ini terjadi karena minyak transformator sudah tidak mampu lagi untuk menahan tegangan tinggi yang melaluinya. Agar tidak terjadi kegagalan minyak tranformator pada saat sedang bekerja maka perlu diketahui terlebih dahulu kemampuan kerja dari minyak transformator. Untuk mengetahuinya maka perlu dilakukan pengujian tegangan tembus pada minyak transformator. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana hasil pengujian untuk tegangan tembus AC pada minyak transformator 2. Bagaimana hasil pengujian untuk tegangan tembus DC pada minyak transformator 3. Bagaimana minyak transformator masih layak dipakai atau tidak. Berdasarkan permasalahan maka dapat diuraikan tujuan penelitian sebagai berikut.

94 Jurnal Teknik Elektro ol. 1 No.2 1. Mengetahui hasil pengujian untuk tegangan tembus AC pada minyak transformator 2. Mengetahui hasil pengujian untuk tegangan tembus DC pada minyak transformator Mengetahui minyak transformator masih layak dipakai atau tidak. METODE PENELITIAN Penelitian menggunakan metode penelitian eksperimen, yaitu suatu penelitian dimana peneliti sengaja membangkitkan suatu kejadian atau keadaan, kemudian diteliti bagaimana akibatnya. Dengan kata lain eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Tempat penelitian yaitu di Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi Teknik Elektro Universitas Gajah Mada. Waktu penelitian yaitu mulai tanggal 23 sampai dengan 27 Agustus 2005. Teknik Pengujian Pengujian bahan isolasi dilakukan dengan pengambilan contoh (sampling), yaitu dengan menilai karakteristik dari pengujian sejumlah kecil bahan yang disebut sample. Dalam pengujian dengan cara ini, hasil pengujian sangat dipengaruhi oleh caranya memilih sampel dan kondisi sampel yang diuji. Oleh karena itu kondisi sampel yang dipakai harus diketahui terlebih dahulu. Tegangan tembus minyak transformator didefinisikan sebagai tegangan pelepasan dari dua elektroda yang dicelup dalam minyak transformator yang diuji.bentuk dan dimensi daripada elektroda. Permukaan elektroda harus benar-benar bersih sebab lapisan udara, gelembung udara, goresan dan sebgainya pada permukaan elektroda dapat mempengaruhi hasil pengujian. Pengujian harus dilakukan sementara waktu sesudah elektroda dicelup dalam minyak transformator dengan maksud agar kotoran dan gelembung hilang. Prosedur pelaksanaan pengujian tegangan tembus minyak transformator menggunakan standar IEC (International Electrical Council) dengan jarak sela elektroda 2,5 mm dan diletakkan dalam wadah minyak (oil tank). Pengujian tegangan gagal bahan dilakukan dengan variasi suhu, sehingga pada percobaan ini suhu bahan yang diuji berbedabeda mulai dari suhu 50 0 C hingga suhu 90 0 C dengan kenaikan 20 0C. Proses pemanasan dilakukan diluar tabung penguji dengan menggunakan alat heater. Suhu bahan selalu dipantau dengan menggunakan thermometer, sehingga saat pengetesan suhu bahan turun maka dilakukan proses pemanasan kembali. Tetapi apabila suhu bahan terlalu tinggi, maka bahan ditunggu beberapa saat hingga suhunya sama dengan yang ditentukan. Peralatan Pengujian Alat-alat yang digunakan untuk pengujian dengan tegangan tinggi AC adalah sebagai berikut : 1. Satu set pembangkit tegangan tinggi AC, untuk menghasilkan tegangan tinggi AC yang diperlukan untuk menguji tingkat isolasi bahan. Alat ini terdiri dari : a) Transformator penaik tegangan Tegangan primer: 100/220 olt Tegangan sekunder : 50 k b) Regulator, yaitu peralatan untuk mengatur besarnya tegangan keluaran transformator. c) oltmeter, yaitu mengukur besarnya tegangan pada sisi sekunder dan primer. Peralatan di atas dibuat oleh Tokyo Transformator Co. LTD Jepang.

Jurnal Teknik Elektro ol. 1 No.2 95 2. Tabung penguji yang terbuat dari fiber glass, untuk menguji bahan terhadap kemampuannya menahan tegangan AC. Pada tabung terdapat dua elektroda dengan diameter 12,5 mm. Jarak elektroda adalah 2,5 mm. 3. Barometer dan hygrometer untuk mengukur tekanan dan kelembaban udara. 4. Thermometer suhu. Alat-alat yang digunakan untuk pengujian dengan tegangan tinggi DC adalah sebagai berikut. 1. Satu set pembangkit tegangan tinggi DC, untuk menghasilkan tegangan tinggi DC yang diperlukan untuk menguji tingkat isolasi bahan. Alat ini terdiri dari : a) Transformator penaik tegangan Tegangan primer : 100/220 olt Tegangan sekunder : 50 k b) Regulator, yaitu peralatan untuk mengatur besarnya tegangan keluaran transformator. c) oltmeter, yaitu mengukur besarnya tegangan pada sisi sekunder dan primer. d) Dioda, yaitu peralatan yang digunakan untuk menyearahkan tegangan. e) Multiplier. f) Tongkat pentanah, digunakan untuk menghilangkan tegangan sisa yang masih ada pada rangkaian setelah pengujian dilakukan. Peralatan di atas dibuat oleh Tokyo Transformator Co. LTD Jepang. 2. Tabung penguji yang terbuat dari fiber glass, untuk menguji bahan terhadap kemampuannya menahan tegangan DC. Pada tabung terdapat dua elektroda dengan diameter 12,5 mm. Jarak elektroda adalah 2,5 mm. 3. Barometer dan hygrometer untuk mengukur tekanan dan kelembaban udara. 4. Thermometer suhu. Gambar 1 Transformator Penguji Gambar 2 Oil Tester Tampak Depan PEMBAHASAN Perhitungan kepadatan udara relative (d) Puji 273 + 20 d = 760.273 + T uji 0,386P = 273 + T 1. Kepadatan udara relative pada suhu 50 0 C uji uji 0,386x760 293,36 = = = 0,91 273 + 50 323 d nilai k = 0,92 2. Kepadatan udara relative pada suhu 70 0 C 0,386x760 293,36 = = = 0,86 273 + 70 343 d nilai k = 0,87 3. Kepadatan udara relative pada suhu 90 0 C

96 Jurnal Teknik Elektro ol. 1 No.2 0,386x760 293,36 = = = 0,81 273 + 90 363 d nilai k = 0,82 Tegangan tembus standar (s) untuk s = 2,5 mm dan D = 12,5 mm. Perhitungan tegangan tembus standar (s) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut. s = d B Perhitungan tegangan tembus sebenarnya (B) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut. B = s d k perhitungan kekuatan dielektrik dengan menggunakan persamaan sebagai berikut. Kekua tandielektri k = {Arismunandar, 2001 : 98) Tegangan embus t (k Jarak selabola (cm) Nilai kekuatan dielektrik hasil pengujian yaitu berupa besar tegangan tembus setiap 2,5 mm diubah menjadi besar tegangan tembus setiap 1 cm. hal ini untuk mengetahui apakah nilai kekuatan dielektrik dari minyak di bawah atau di atas standar yang ditetapkan. Pada analisis ini mengambil standar dari IEC 156/1963. Teori mengenai kegagalan pada zat cair dewasa ini kurang banyak diketahui dibandingkan dengan teori kegagalan gas dan padat. Hal tersebut disebabkan karena sampai saat ini belum didapatkan teori yang dapat menjelaskan proses kegagalan dalam zat cair yang benar-benar dengan keadaan sebenarnya. Banyak segi kegagalan zat cair telah diselidiki oleh para ahli, tetapi hasil-hasil dan kesimpulannya tidak dapat dipertemukan untuk memperoleh teori umum yang berlaku untuk semua zat isolasi cair, karena data-data yang dihasilkan berbeda dan bahkan bertentangan satu sama lain. Hal ini disebabkan karena tidak adanya teori yang bersifat komprehensif yang berlaku untuk semua kasus mengenai dasardasar fisika keadaan cair untuk digunakan sebagai dasar perbandingan hasil penelitian. Fenomena fisika lecutan kegagalan dalam zat cair hanyalah sebagian kecil gejala yang sudah banyak dimengerti. Bila suatu tegangan diterapkan pada sepasang elektroda yang dicelup dalam isolasi zat cair, maka terlihat arus konduksi yang kecil. Jika tegangan dinaikkan malar (continously), maka pada suatu tegangan kritis tertentu akan terjadi lecutan di antara kedua elektroda tersebut. Lecutan dalam zat cair ini terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut. 1. Aliran listrik yang besarnya ditentukan oleh karakteristik rangkaian. 2. Lintasan cahaya yang cerah dari elektroda yang satu ke yang lain. 3. Pembentukan gelembung gas dan butir-butir zat padat hasil dekomposisi zat cair (tergantung dari sifat kimiawi zat cair). 4. Pembentukan lubang pada elektroda. 5. Tekanan impulsif dalam zat cair disertai suara ledakkan. Sifat-sifat dari proses-proses yang menyebabkan lucutan mulai terjadi yang menentukan tegangan gagal sangat sulit untuk dipahami. Pengelompokan teori kegagalan zat cair meliputi : 1. Menganggap bahwa zat cair sebagai zat yang homogen dan mengabaikan adanya tak murnian. 2. Mencakup kegagalan zat-zat tak murni cenderung mengabaikan kenyataan bahwa pada akhirnya zat isolasi cair itu sendiri mengalami kegagalan. Tanpa ada tegangan lebih, yang dapat mengakibatkan kegagalan seketika, kegagalan isolasi pada minyak trafo biasanya disebabkan oleh proses pemburukan yang lamban oleh rugirugi dielektrik. Dalam medan listrik ada beberapa

Jurnal Teknik Elektro ol. 1 No.2 97 jenis pemburukan yang dapat mengakibatkan kegagalan isolasi yaitu : 1. Pemburukan karena pelepasan dalam (internal discharges). 2. Pemburukan elektro kimiawi. Jika campuran dielektrik isolasi memiliki kekuatan gagal yang berbeda-beda maka bila tekanan listrik dinaikkan, akan terjadi kegagalan zat yang lebih lemah. Jika hal ini tidak mengakibatkan kegagalan sebagian (partial) yang terjadi disebut pelepasan. Dalam bahan dielektrik organis, pelepasan mengakibatkan pemburukan perlahan-lahan karena : 1. Disintegrasi dielektrika karena pemboman oleh elektron dan ion yang dihasilkan oleh pelepasan. 2. Aksi kimiawi pada dielektrik dari hasil-hasil ionisasi gas. 3. Suhu tinggi di daerah pelepasan. Pengujian tegangan tembus yang telah dilakukan diperoleh harga tegangan tembus untuk pengujian dengan tegangan tinggi DC mempunyai nilai yang lebih besar dari pada pengujian dengan tegangan tinggi AC. Hal tersebut terjadi pada pengujian minyak transformator dan. Tabel 1 Rata-rata tegangan tembus minyak transformator Tegangan tembus (k) 50 40 30 20 10 0 Gambar 3 Perbandingan rata-rata tegangan tembus (breakdown) minyak transformator Tabel 2 Rata-rata dielectric strength minyak transformator Suhu Rata-rata Dielectric Strength AC (k/cm) Rata-rata Dielectric Strength DC (k/cm) ( 0 C) Rata-rata tegangan tembus AC dan DC 50 70 90 Suhu (Celcius) 50 84 48,4 160 153,6 70 167,2 72,8 178,4 173,6 90 161,6 128,8 152 148 Berdasarkan hasil pengujian pada minyak tranformator kekuatan dielektrik DC memiliki nilai yang lebih tinggi dari pada kekuatan dielektrik AC. Berdasarkan tabel 2 kekuatan dielektrik DC mempunyai nilai tertinggi rata-rata yaitu pada suhu 70 0 C sebesar 178,4 k/cm, sedangkan kekuatan dielektrik AC mempunyai nilai tertinggi rata-rata yaitu pada suhu 70 0 C sebesar 167,2 k/cm dimana kedua diperoleh dari minyak. Tegangan tembus AC minyak Tegangan tembus AC minyak Tegangan tembus DC minyak Tegangan tembus DC minyak Suhu Rata-rata tegangan tembus AC (k) ( 0 C) Rata-rata tegangan tembus DC (k)) 50 21 12,1 40 38,4 70 41,8 18,2 44,6 43,4 90 40,4 32,2 38 37 Kekuatan dielektrik (k/cm) 200 180 160 140 120 100 80 60 Perbandingan rata-rata kekuatan dielektrik Kekuatan dielektrik AC minyak Kekuatan dielektrik AC minyak Kekuatan dielektrik DC minyak Kekuatan dielektrik DC minyak 40 20 0 Gambar 4 Perbandingan rata-rata kekuatan dielektrik minyak transformator Pengujian dengan menggunakan tegangan tinggi AC, proses terjadinya tegangan tembus terjadi secara spontan ketika bahan minyak sudah tidak dapat lagi untuk menahan tegangan yang melewatinya. Pengujian dengan

98 Jurnal Teknik Elektro ol. 1 No.2 mengunakan tegangan tinggi DC terjadinya tegangan tembus melalui proses lecutan yang berulang kali sampai akhirnya minyak tidak dapat lagi menahan tegangan yang melewati. transformator pengujian dengan tegangan tinggi DC akan mengalami kerusakan yang lebih buruk dari pada pengujian tegangan tinggi AC, peristiwa tersebut terjadi karena pada pengujian dengan menggunakan tegangan tinggi DC proses terjadinya tegangan tembus terjadi melalui beberapa kali lecutan sehingga akan menimbulkan lebih banyak karbon yang menyebabkan minyak menjadi berwarna hitam. Hal tersebut terjadi pada pengujian untuk minyak transformator dan. Berdasarkan hasil pengujian baik menggunakan tegangan AC maupun DC kenaikan suhu sampai dengan 50 0 C akan menyebabkan tegangan tembus naik. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya kadar uap air yang terlarut dalam minyak transformaor akibat pemanasan, pada saat terdapat medan listrik yang tinggi molekul uap air yang terlarut memisah dari minyak dan terpolarisasi membentuk dipole. Jika jumlah molekul-molekul uap air ini banyak, maka akan terbentuk suatu jembatan yang menghubungkan kedua elektroda, sehingga terbentuk kanal peluahan, kanal ini akan merambat dan memanjang sampai menghasilkan tembus listrik. Dengan penurunan kadar uap air, jembatan akan lebih sulit terbentuk. Hal ini terjadi karena elektron-elektron yang bergerak dari katoda ke anoda akan lebih lambat, sehingga tegangan tembus pun naik. Dengan melihat data hasil pengujian minyak transformator dan, nilai tegangan tembus untuk minyak transformaor selalu lebih tinggi daripada minyak transformator. Hal ini disebabkan struktur molekul material pada minyak transformator elektron-elektron yang terikat erat pada molekulnya sudah mengalami tekanan akibat tegangan tinggi. Tegangan yang melalui minyak transformator akan menyebabkan terjadinya perpindahan elektron-elektron dari suatu molekul ke molekul yang lainnya sehingga akan timbul arus konduksi atau arus bocor. Berkurangnya nilai kekuatan dielektrik pada minyak transformator disebabkan faktor ketidakmurnian (impurity) antara lain berupa partikel, air dan gelembung. Medan listrik akan menyebabkan tetesan air tertahan di dalam minyak yang memanjang searah medan dan pada medan yang kritis, tetesan itu menjadi tidak stabil. Kanal kegagalan akan menjalar dari ujung tetesan yang memanjang sehingga menghasilkan kegagalan total. Gelembung terbentuk karena penguraian molekul cair (minyak transformator). Gaya elektrostatis sepanjang gelembung akan terbentuk dan ketika kekuatan kegagalan gas lebih rendah dari cairan, medan yang ada dalam gelembung melebihi kekuatan uap yang menghasilkan lebih banyak uap dan gelembung, sehingga membentuk jembatan pada seluruh celah yang menyebabkan terjadinya pelepasan secara sempurna. PENUTUP Berdasarkan pengujian mengenai pengaruh suhu terhadap tegangan tembus AC dan DC pada minyak transformator dan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Tegangan tembus minyak transformator pada suhu kerja yaitu 70 0 C memiliki nilai yang paling baik yaitu untuk minyak ratarata tegangan tembus AC sebesar 41,8 k dan rata-rata tegangan tembus DC terbesar 44,6 k. 2. Tegangan tembus AC minyak transformator memiliki nilai yang sangat rendah dibandingkan dengan nilai hasil pengujian pada minyak transformator. Tegangan

Jurnal Teknik Elektro ol. 1 No.2 99 tembus AC minyak transformator paling tinggi pada suhu 90 0 C yaitu memiliki rata-rata 32,2 k. 3. Tegangan tembus DC minyak transformator nilainya hampir sama dengan hasil pengujian pada minyak transformator. Tegangan tembus DC pada minyak transformator paling tinggi pada suhu 70 0 C yaitu memiliki nilai rata-rata 43,4 k. 4. transformator memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menahan tegangan tinggi DC dibandingkan dengan kemampuannya untuk menahan tegangan tinggi AC. 5. transformator akan berubah warnanya menjadi hitam setelah mengalami tegangan tembus, warna hitam yang terjadi disebabkan karena adanya karbon setelah terjadi lecutan pada elektroda yang dicelupkan ke dalam minyak. 6. Berdasarkan pengujian minyak transformator dan maka dapat disimpulkan bahwa minyak sudah tidak layak lagi untuk dipakai. Muhaimin. 1993. Bahan-bahan Listrik Untuk Politeknik. Jakarta : P.T Pradnya Paramita. Neidle, Michael. 1985. Instalasi Listrik. Jakarta : Erlangga. Panduan Praktikum Teknik Tegangan Tinggi. 2000. Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi Universitas Gajah Mada. BIOGRAFI Sugeng Nur Singgih, mahaia luluan Teknik Elektro UNNES Hamzah Berahim, den Teknik Elektro UGM Ngadirin,doen teknik Elektro UNNE DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Arismunandar, A. 2001. Teknik Tegangan Tinggi. Jakarta : P.T Pradnya Paramita. Arismunandar, A. 1983. Teknik Tegangan Tinggi Suplemen. Jakarta : Ghalia Indonesia. http://www. Elektro Indonesia.com/Analisis Kegagalan Transformator. Hutauruk, T.S. 1989. Gelombang Berjalan dan Proteksi Surja. Jakarta : Erlangga. Kind, Dieter.1993. Pengantar Teknik Eksperimental Tegangan Tinggi. Bandung : ITB. Kind Deter. 1985. High oltage Insulation Technology; Firedr. ieweg & Sohn.