BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan di sekolah merupakan proses nyata yang

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada siswa. Perubahan tingkah tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek, yaitu menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca dan menulis. Menulis merupakan kegiatan yang produktif

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut UU tentang Sisdiknas No. 20 tahun 2003: terhadap manusia menuju ke arah yang lebih baik.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan secara terselubung atau tidak secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam hal apapun termasuk dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. agar para siswa terampil berbahasa, yaitu terampil mendengarkan (listening skill),

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. (listening skills); 2) keterampilan berbicara (speaking skills); 3) keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 242

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung

BAB I PENDAHULUAN. individu lainnya. Menurut Wibowo (Hidayatullah, 2009), bahasa adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION INTELLECTUALY (SAVI)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

PENERAPAN MODEL SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh lebih dari separuh penduduk dunia. Bahasa tersebut berperan

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dan global. Maka, untuk meningkatkan mutu pendidikan pemerintah selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. Di zaman yang modern ini kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Belajar bahasa pada

PENERAPAN PENDEKATAN SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, DAN INTELEKTUAL (SAVI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT SIFAT CAHAYA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

SKRIPSI. Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan. Gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar. Oleh SITI JULAEHA NIM A.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan menuntut tersedianya sumber daya manusia yang memiliki

2015 PENERAPAN MODEL SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF

Kata kunci: Pendekatan SAVI, Gambar Seri, Keterampilan

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan terjun ke masyarakat. keterampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikhlasiah As ar, 2016

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bidang pembangunan yang dapat perhatian serius dari pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. dasar hingga jenjang perguruan tinggi untuk meningkatkan mutu penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencakup empat jenis yaitu keterampilan menyimak (listening skill),

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, AND INTELLECTUALY

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (Listening Skill), Berbicara (Speaking Skill), Membaca (Reading Skill),

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas bangsa itu sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN. dari pembawa pesan ke penerima pesan untuk memberitahu pendapat, atau

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK) DENGAN MULTIMEDIA DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PADA SISWA KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan pendidikan potensi diri yang dimiliki oleh seseorang akan

2014 PENGARUH METODE FIELD TRIP TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendegarkan, berbicara,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan sehari-hari manusia. Melalui bahasa, manusia dapat menjalin komunikasi satu sama lain dengan lancar. Setiap negara menggunakan alat komunikasi berupa bahasa nasional negaranya masing-masing. Di negara Indonesia sendiri, komunikasi antar individu dengan individu lain terjalin melalui bahasa nasional, seperti yang telah diikrarkan dalam sumpah pemuda bahwa bangsa Indonesia mempunyai bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Maka dari itu, bahasa Indonesia mengambil peranan penting dalam kehidupan bangsa Indonesia terlebih lagi dalam dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan, Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang wajib ada di setiap jenjang pendidikan. Bahasa Indonesia juga dijadikan alat komunikasi saat guru menyampaikan pembelajarannya di kelas. Komunikasi yang terjadi saat pembelajaran berlangsung bergantung pada penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Komunikasi yang terjadi antar siswa dan antar guru dengan siswa dalam pembelajaran dapat terjadi secara lisan maupun tulisan. Pada era globalisasi saat ini, orang-orang maupun siswa lebih memilih menggunakan komunikasi lisan untuk berinteraksi daripada menggunakan tulisan. Hal ini dikarenakan komunikasi secara lisan atau langsung dipandang lebih efektif daripada tulisan atau tidak langsung. Selain itu, perkembangan teknologi yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi secara lisan dan langsung tanpa harus menulis surat, telegram, buku, ataupun pesan singkat. Sehingga keadaan tersebut membuat siswa menjadi malas untuk mengembangkan keterampilan menulisnya dan kemampuan berbahasa lisannya saja yang berkembang. Dalam pengajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan bahasa yang saling terkait satu sama lain. Serangkaian keterampilan tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena jika seseorang terampil dalam satu aspek maka ia pasti akan terampil pada aspek lainnya. Semakin terampil seseorang maka 1

2 semakin ia dapat menguasai pembelajaran dengan baik dan lancar. Tarigan (2008) berpendapat Empat aspek keterampilan berbahasa yang mencakup dalam pengajaran bahasa adalah: (1) keterampilan menyimak (listening skill); (2) keterampilan berbicara (speaking skill); (3) keterampilan membaca (reading skill); (4) keterampilan menulis (writing skill), dan keempat keterampilan tersebut saling berhubungan satu sama lain (hlm 1). Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek pengajaran bahasa. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa keterampilan menulis sudah diajarkan sejak seseorang berada pada pendidikan usia dini. Tetapi kemampuan menulis tidak dapat berkembang dengan baik jika tidak diiringi dengan latihan yang rutin dan teratur. Seperti yang diungkapkan oleh Bell dan Burnaby (1984) bahwa menulis adalah kegiatan yang sangat kompleks, karena penulis harus mengendalikan bahasa pada level kalimat misalnya struktur tatabahasa, kosa kata, tanda baca, ejaan, dan pembentukan huruf serta pada level yang lebih luas dari kalimat yaitu mengorganisasikan dan mengintegrasikan informasi menjadi paragraf-paragraf yang kohesif dan koheren (Ghazali, 2013: 302). Kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam kegiatan menulis tidak bisa didapatkan secara langsung dan dalam waktu yang singkat, tetapi harus melalui proses yang panjang. Sehingga untuk dapat menghasilkan tulisan yang baik dan benar, maka siswa juga harus dapat menguasai kemampuan lainnya yang menunjang keterampilan menulis. Melalui kegiatan menulis, seseorang dapat mengungkapkan ide, pikiran, dan gagasannya dalam bentuk tulisan seperti karangan. Karangan merupakan hasil pikiran dan gagasan seseorang yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca (Tarigan, 2002: 21). Mengarang dapat dikatakan berhasil apabila menghasilkan karangan yang dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca. Karangan sendiri dapat dibedakan menjadi beberapa macam, salah satunya yaitu karangan deskripsi. Karangan deskripsi merupakan karangan yang melukiskan atau menggambarkan benda atau objek yang dilihat oleh penulis. Gie (1995: 18) mengungkapkan bahwa karangan deskripsi adalah bentuk pengungkapan yang menggambarkan commit berbagai to user cerapan pengarang dengan segenap

3 indranya yang bermaksud menimbulkan citra yang sama dalam diri pembaca. Melalui karangan ini, penulis berusaha menghadirkan objek sejelas-jelasnya di depan mata pembaca, sehingga pembaca seolah-olah melihat objek tersebut. Untuk melahirkan karangan seperti itu, perlu adanya peningkatan keterampilan menulis siswa. Karena dengan menulis, siswa dapat menghasilkan ide-ide baru, mengulang kembali apa yang pernah mereka lihat, membantu menyerap informasi, dan lainlain. Hal ini akan berpengaruh besar terhadap mata pelajaran lain yang tentunya tidak lepas dari kegiatan tulis-menulis. Peneliti melaksanakan penelitian di SD Negeri Tegalsari No. 60 Laweyan Surakarta dikarenakan peneliti sudah pernah melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah tersebut, sehingga peneliti sudah sedikit memahami bagaimana kondisi, karakter, dan kemampuan yang dimiliki siswa di sekolah tersebut. Peneliti melakukan observasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi keterampilan menulis yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Tegalsari No. 60. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti pada siswa kelas IV SD Negeri Tegalsari No. 60 mengenai pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis deskripsi ditunjukkan dengan daftar perolehan tes awal keterampilan menulis deskripsi yang dilakukan sebelum tindakan, dari tes tersebut diperoleh fakta sebanyak 71,4 % atau 25 siswa dari 35 siswa mendapat nilai di bawah KKM dan 28,5% atau 10 siswa mendapat nilai di atas KKM atau 70. Hasil keterampilan menulis deskripsi pada pratindakan tersebut dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 123. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis deskripsi di SD Negeri Tegalsari No. 60 Laweyan Surakarta masih tergolong rendah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa kelas IV, rendahnya nilai keterampilan menulis deskripsi tersebut disebabkan beberapa faktor antara lain: siswa yang masih belum memahami ataupun mengerti cara penulisan paragraf yang benar dan masih rendahnya kosa kata yang dimiliki oleh siswa sehingga membuat siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan suatu gagasan menjadi sebuah karangan deskripsi yang padu. Media pembelajaran yang masih kurang memadai untuk menunjang proses pembelajaran seperti video, gambar, dan lain-lain. Selain itu, proses pembelajaran belum menggunakan model-model pembelajaran yang

4 bervariasi yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar. Sehingga guru perlu berusaha mengembangkan model pembelajaran inovatif yang mampu merangsang daya pikir siswa untuk mengembangkan kreativitas siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, khususnya pada pembelajaran keterampilan menulis deskripsi. Salah satu alternatif tindakan yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengembangkan pembelajarannya yaitu dengan penggunaan model pembelajaran yang inovatif. Ada banyak sekali model pembelajaran yang sudah ada saat ini, tetapi model-model pembelajaran tersebut belum semuanya digunakan oleh guru. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu model pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, and Intellectualy atau dapat disingkat SAVI. Model ini menekankan pada penggunaan seluruh panca indra manusia. Melalui penggunaan seluruh panca indra, siswa akan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran menulis deskripsi, sehingga siswa akan menemukan dan mengungkapkan sendiri ide atau gagasan yang diperolehnya. Proses pembelajaran akan dilakukan baik secara somatic (gerak tubuh), auditory (pendengaran), visualization (pengelihatan), maupun intellectualy (kecerdasan) melalui berbagai kegiatan seperti menyaksikan video, diskusi kelompok, pemecahan masalah, berkreasi, dan presentasi yang dilakukan siswa. Meier (2002: 90) berpendapat bahwa telah terbukti berkali-kali bahwa biasanya orang belajar lebih banyak dari berbagai aktivitas dan pengalaman yang dipilih dengan tepat daripada mereka belajar dengan duduk di depan penceramah, buku paduan, televisi, ataupun komputer. Belajar berdasarkan aktivitas jauh lebih efektif daripada hanya berdasarkan pada mendengarkan presentasi, ceramah materi, dan melihat media. Hal ini dikarenakan cara belajar dalam model ini yang mengajak orang terlibat sepenuhnya. Melibatkan tubuh dalam belajar berarti melibatkan kecerdasan manusia secara terpadu. Penggunaan model pembelajaran SAVI dapat membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan menulis khususnya pada kompetensi menulis karangan deskripsi. Karena dengan model pembelajaran SAVI, siswa dapat belajar dengan menggunakan seluruh indra dan anggota tubuhnya. Dalam hai ini, siswa belajar dengan melihat (visual) dan mendengar (auditory) objek yang akan dideskripsikan, kemudian berfikir (intellectualy) commit tentang to objek user tersebut dan terakhir menulis

5 (somatic) karangan deskripsi tentang objek tersebut, dengan begitu siswa dapat sepenuhnya terlibat dalam pembelajaran. Selain itu, pembelajaran di dalam kelas menjadi lebih bermakna dan dapat diterima dengan baik oleh siswa dikarenakan siswa ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa juga dapat berpikir kreatif dan inovatif dalam menciptakan hal-hal baru yang dapat merangsang perkembangan otak kanan dan otak kiri, karena pada model pembelajaran ini seluruh anggota tubuh terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan menulis deskripsi merupakan kegiatan untuk menghasilkan tulisan yang tidak hanya memanfaatkan gerak yaitu gerakan tangan tetapi, perlu adanya penggabungan dari beberapa indra atau modalitas belajar yang dimiliki siswa. Penggabungan indra tersebut seperti visual untuk melihat objek, auditorial untuk mendengarkan informasi dan somatis (gerak) untuk menggerakkan tangan saat menulis. Sehingga terdapat keterkaitan antara model pembelajaran SAVI dengan menulis deskripsi yaitu dengan mengaktifkan seluruh indranya seseorang dapat menghasilkan ide atau gagasan yang dituangkan dalam sebuah tulisan yang berbentuk karangan deskripsi. Atas dasar temuan-temuan fakta di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang mengambil judul Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Model Pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, and Intellectualy (SAVI) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Tegalsari No. 60 Laweyan Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian tindakan kelas serupa yang juga menggunakan model pembelajaran SAVI sebagai variabel bebas dilaksanakan oleh Risna Isnaeni Wardani (2013) dengan judul Penggunaan Model Pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, and Intellectaualy (SAVI) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Gaya pada Siswa Kelas V MI Nurul Islam Kawedusan, Kebumen. Selain itu, penelitian dengan variabel terikat yang sama yaitu keterampilan menulis deskripsi juga pernah dilaksanakan oleh Yulianingsih dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri Karangasem 02 Sukoharjo commit Tahun to user Ajaran 2013/2014.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarakan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang ada yaitu sebagai berikut: Apakah penggunaan model pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, and Intellectualy (SAVI) dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Tegalsari Surakarta No. 60 Tahun Ajaran 2014/2015? C. Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian tindakan kelas ini yaitu untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi dengan menggunakan model pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, and Intellectualy (SAVI) pada siswa kelas IV SD Tegalsari Surakarta No. 60 Tahun Ajaran 2014/2015. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan sumbangan teoritis tentang peningkatan keterampilan menulis melalui model pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, and Intellectualy (SAVI). b. Sebagai bahan pertimbangan penelitian selanjutnya tentang peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, and Intellectualy (SAVI). 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi agar siswa mempunyai semangat dan motivasi serta pandangan yang lebih luas tentang menulis melalui penggunaan model pembelajaran SAVI. 2) Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran keterampilan menulis deskripsi melalui penerapan model pembelajaran SAVI.

7 b. Bagi Guru 1) Mengembangkan pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif dengan menggunakan model pembelajaran SAVI dalam proses pembelajaran menulis deskripsi. 2) Guru dapat termotivasi dalam meningkatkan pembelajaran keterampilan menulis deskripsi melalui penerapan model pembelajaran SAVI. c. Bagi Sekolah 1) Memberikan masukan kepada sekolah dalam usaha perbaikan seperti pengadaan media, fasilitas, dan sarana pendukung kegitan pembelajaran sehingga berdampak pada peningkatan mutu sekolah. 2) Meningkatkan keberhasilan dan perbaikan proses pembelajaran di sekolah yaitu terkait pembelajaran keterampilan menulis deskripsi melalui model pembelajaran SAVI.