BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas atau kegiatan yang selalu menyertai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

PENERAPAN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI STIMULUS PADA PROSES MENGAJAR DI KELAS 4 DAN 5 SEKOLAH DASAR NEGERI LAMPAGEU ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB II KAJIAN TEORI. untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. manajemen dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU SD DABIN III UPTD DIKDAS DAN LS WONOSEGORO - BOYOLALI DALAM MENGELOLA KELAS MELALUI TEKNIK SUPERVISI INDIVIDUAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran, tidak terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut sistem Pendidikan Nasional Pancasila dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan di mulai dari kandungan, hingga dewasa yang didapatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

PENDAPAT GURU PAMONG TENTANG KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR PRAKTIKAN PPL PRODI PENDIDIKAN TATA BOGA

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

Jurnal Ilmiah Sains, Teknologi, Ekonomi, Sosial dan Budaya Vol. 2 No. 2 Mei 2018

GAMBARAN PENGELOLAAN KELAS OLEH GURU PAUD SE-KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB II LANDASAN TEORETIS. didik dengan peserta didik, merupakan syarat keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Maju mundurnya suatu bangsa banyak tergantung oleh mutu pendidikannya,

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi dalam

BAB I PENDAHULUAN. ini sesuai pendapat Didi Supriadie yang menyatakan bahwa pendidikan. dapat menjalankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm

PENERAPAN PROGRAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SDN 94 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) anggapan dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diperoleh kesimpulan secara umum sebagai berikut: Ibnu Mas ud sudah diterapkan dengan baik. Pembelajaran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan

dengan baik dan tujuan pembelajaran tidak tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2015 M/1436 H

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dimana-mana. Kualitas pendidikan, di samping menjadi fokus kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Oleh karena itu, diperlukan manajemen kelas yang baik sehingga tujuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. Rineka Cipta, 2000), hlm Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pada hakekatnya pendidikan merupakan sarana yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN

KOMPETENSI PENGELOLAAN KELAS MAHASISWA PPL JURUSAN TARBIYAH PADA TINGAKAT SMA/MA TAHUN AKADEMIK 2013/2014 FITRIAH

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar. Sebagaimana diperbuat dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. di negara kita tidak ketinggalan dengan negara lain. anak didik agar mampu mengembangkan kemampuannya secara optimal

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan model

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, Cet. 2, hlm. 132.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Press, 2005), h Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT.

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Sulistyorini, Evaluasi Pendidikan, Teras, Yogyakarta, 2012, hal. 7 Ibid., hal.8.

BAB I PENDAHULUAN. demikian, PAI memiliki peran strategis untuk menciptakan peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. menyeru kepada yang ma ruf dan mencegah kepada yang mungkar. menempati alam semesta ini. Hal ini menunjukkan bahwa manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ramlah, dan Dani Firmansyah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD OLEH : ERIKA DIANTY ASNAWATI

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam kesuksesan kegiatan pembelajaran. Guru adalah pendidik

BAB I PENDAHULUAN. yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan manusia dapat dibedakan dengan makhluk-makhluk lainnya yang menempati alam semesta ini. Hal ini menunjukkan bahwa manusia tidak akan menjadi manusia, tanpa melalui proses pendidikan. Sebagaimana yang dijelaskan di atas pendidikan juga tidak akan terjadi dengan sendirinya tanpa ada usaha yang dilakukan oleh manusia. Oleh sebab itu manusia merupakan makhluk yang harus di didik dan dapat mendidik. 2 Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik, dalam upaya membantu peserta didik dalam menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Terutama dalam mencapai Tujuan Pendidikan Nasional. 3 Pendidikan agama ditujukan untuk membimbing anak agar mengerti nilai-nilai ajaran agama kemudian mampu menyelaraskan dan mengamalkannya dalam kehidupan bermasyarakat. Ditegaskan dalam undang- 1 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, h.5 2 Sasmi Nelwati, Dasar-Dasar Kependidikan, (Padang: IAIN IB Press, 2007), h. 15 3 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 1 1

2 undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 30 ayat 2 ditegaskan bahwa Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya atau menjadi ahli ilmu agama. 4 Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina peserta didik baik secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah. 5 Mengajar adalah perilaku yang universal. Artinya, semua orang dapat melakukannya, akan tetapi bagi seorang guru untuk dapat mengajar dengan baik diperlukan keahlian. Guru dituntut bukan hanya menguasai materi saja, tetapi juga harus menguasai tentang pendidikan dan pengajaran, sehingga menjadikannya sebagai guru yang berkompeten dalam bidangnya, sehingga proses interaksi edukatif dapat berjalan dengan optimal dan mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif bagi anak didik. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar yaitu dalam menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan, guru harus selalu menciptakan suasana yang kondusif dalam lingkungan pendidikan dan menjalankan tugasnya di dalam kelas dengan semaksimal mungkin demi tercapainya tujuan pendidikan. Guru memiliki peranan yang sangat sentral, baik sebagai perencana, pelaksana, maupun evaluator 4 Departemen Pendidikan Nasional, Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional,) (Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2003), h.21 5 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.32

3 pembelajaran. 6 Maka seorang guru hendaknya tidak memiliki pandangan bahwa mengajar hanya merupakan tugas yang telah menjadi kebiasaan sehingga dia terpaku dengan cara dan gaya lama, tidak ada dinamika. Tetapi sebaliknya, guru diharapkan untuk selalu melakukan inovasi dan kreativitas untuk mengembangkan proses pembelajaran ke arah yang lebih baik, efektif dan efisien. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain guru adalah tenaga pendidikan yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada peserta didik di sekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman di bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya, dia dapat menjadikan peserta didik menjadi cerdas. 7 Guru mampu mengarahkan dan membimbing peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga tercipta suasana dan interaksi yang baik antara guru dengan peserta didik maupun peserta didik dengan peserta didik serta guru harus mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik, seorang guru dalam mengajar dituntut untuk menguasai delapan keterampilan mengajar. Menurut Uzer Usman menjelaskan bahwa ada delapan keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki guru di antaranya adalah: 1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran. 2. Keterampilan menjelaskan. 3. Keterampilan bertanya 4. Keterampilan memberi penguatan 5. Keterampilan dalam mengadakan variasi. 6 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenagkan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 13 7 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2006),h. 173.

4 6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 7. Keterampilan mengelola kelas 8. Keterampilan mengajar individu dan kelompok 8 Guru hendaknya menguasai keterampilan dasar mengajar sehingga terciptanya suasana pembelajaran yang kondusif dan tercapainya tujuan pembelajaran. Salah satu dari keterampilan tersebut adalah keterampilan mengelola kelas. Menurut Iskandar pengelolaan kelas merupakan kegiatan yang terencana dan sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal, sehingga diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien, sehingga tercapai tujuan pembelajaran. 9 Ade Rukmana dan Asep Suryana menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi peserta didik untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. 10 Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. 11. 8 Moh.Uzer Usman, Pengelolaan Pengajaran, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h.74 9 Iskandar, Psikologi Pendidikan: Sebuah Orientasi Baru, ( Ciputat: Gaung Persada Press, 2009), h. 210-211 10 Ade Rukmana dan Asep Suryana, Pengelolaan Kelas, ( Bandung: UPI Press, 2006). h,29 11 Syaiful Bahri Djamarah, op.cit.,h. 173

5 Utsman menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. 12 Menurut Wina Sanjaya, pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya jika terjadi hal-hal yang dapat menggangu suasana pembelajaran. 13 Berdasarkan berbagai definisi pengelolaan kelas di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pengelolaan kelas merupakan suatu usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pengelolaan kelas merupakan suatu usaha menyiapkan kondisi yang optimal agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar. Guru harus mampu membangun kondisi kelas yang kondusif, guru harus mengkondisikan kelas dengan baik, sebaliknya pengelolaan kelas akan sulit jika seorang guru kelas kurang peduli dengan kondisi kelasnya. Oleh karena itu, terjadinya kondisi kelas yang mantap dan kondusif bagi pembelajaran yang efektif merupakan langkah awal bagi terlaksananya proses belajar mengajar yang optimal. Proses belajar mengajar akan berhasil apabila guru dapat mengelola kelas dengan baik, karena apabila kelas dikelola dengan baik dan menjadi kelas 12 Moh.Uzer Usman, Pengelolaan Pengajaran, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 122 13 Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, ( Jakarta: Kencana, 2006), h. 174

6 kondusif, maka guru akan dengan mudah menerapkan keterampilan yang lain, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif. Masalah pokok yang dihadapi oleh guru baik guru pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah masalah pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas adalah masalah tingkah laku yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat mencapai tujuan pengajaran yang efektif. Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang kondusif. Salah satu problem yang mempengaruhi kualitas pembelajaran adalah Pengelolaan Pembelajaran, karakteristik sekolah dan karakteristik kelas,serta kondisi sosio-emosional seorang guru yang meliputi tipe kepemimpinan guru, suara guru, sikap guru dan pembangunan hubungan baik. Variabel karakteristik kelas antara lain adalah: besarnya kelas, suasana belajar, fasilitas dan sumber belajar yang tersedia. Situasi pengajaran yang kondusif sangat menentukan dan bahkan menjadi salah satu indikator tercapainya interaksi pengajaran yang bersifat edukatif. Seorang guru dalam melakukan tugas di suatu kelas, perlu merencanakan dan menentukan pengelolaan kelas yang harus dilakukan dengan memperhatikan kondisi kemampuan belajar peserta didik serta materi pelajaran yang akan diajarkan di kelas tersebut. Aspek pembelajaran bertemu dan berproses di dalam kelas. Guru dengan segala kemampuan yang dimiliki salah satu keterampilan pengelolaan kelas, peserta didik dengan segala latar belakang dan potensinya, kurikulum

7 dengan segala komponennya, materi dengan segala sumber belajarnya bertemu dan berinteraksi di dalam kelas. Oleh karena itu, kelas dikelola dengan baik, profesional, terus menerus, dan berkelanjutan, agar tujuannya tercapai. Dalam hal ini guru memegang peranan yang sangat penting, karena berpengaruh terhadap jalanya proses pembelajaran di kelas. Di dalam Al-Qur`an Allah swt berfirman dalam surat As-Sajadah ayat 5: ( سورة الشجدة: ٥ ( Artinya: Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.. (Surat As-Sajadah ayat 5) Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah adalah pengatur alam semesta. Allah mengatur alam dengan sangat baik, bagaimana Allah mengatur siang dan malam, mengatur benda-benda di langit yang berjalan sesuai garis edarnya. Manusia sebagai khalifah di bumi harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik nya. Manusia harus mengatur dan mengelola bumi sehingga kehidupan manusia menjadi terarah dan teratur. Dalam melakukan suatu pekerjaan jika tidak diatur dan dikelola dengan baik maka hasil dari perkerjaan tersebut tidak akan maksimal. Ayat di atas erat kaintanya dengan pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru, dalam mengelola kelas guru harus mengatur dan menciptakan suasana belajar yang nyaman, tenang dan optimal untuk belajar mengajar.

8 Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh penulis di SMPN 5 Batipuh Kab.Tanah Datar, di kelas VIII pada mata pelajaran PAI penulis melihat pada saat proses pembelajaran berlangsung peserta didik terlihat aktif dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran dan tidak terlihat peserta yang mengganggu peserta didik lain saat belajar, peserta didik antusias memperhatikan di saat guru menjelaskan pelajaran, 1-3 peserta didik yang keluar masuk kelas saat proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan Masalah, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengelolaan Kelas oleh Guru PAI pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 5 Batipuh Kab. Tanah Datar B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Pengelolaan kelas oleh guru PAI pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 5 Batipuh Kab. Tanah Datar? C. Batasan Masalah Selanjutnya berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis membatasi masalah agar kajian dalam penelitian tidak melebar, yaitu: 1. Pelaksanaan pengelolaan kelas yang dilakukan guru dari segi kondisi fisik kelas pada mata pelajaran PAI di SMPN 5 Batipuh Kab. Tanah Datar.

9 2. Pelaksanaan pengelolaan kelas yang dilakukan guru dari segi kondisi sosio-emosional guru pada mata pelajaran PAI di SMPN 5 Batipuh Kab. Tanah Datar. D. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan pengelolaan kelas yang dilakukan guru dari segi kondisi fisik kelas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 5 Batipuh Kab. Tanah Datar. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan pengelolaan kelas yang dilakukan guru dari segi kondisi sosio-emosional guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 5 Batipuh Kab. Tanah Datar. E. Definisi Operasional Pengelolaan Kelas : Adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar 14. Guru Pendidikan Agama Islam Adalah pendidik yang mempunyai tanggung jawab sebagai guru Agama dalam membentuk kepribadian anak didik serta mampu beribadah kepada Allah SWT 173 14 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.

10 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam : Pelajaran yang harus diajarkan ( dipelajari) untuk sekolah dasar atau sekolah lanjutan. Berdasarkan ajaran Islam SMP Negeri 5 Batipuh : Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Batipuh beralamat di Kecamatan Batipuh, Kab. Tanah Datar F. Manfaat penelitian a. Bagi Peneliti Untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang mendalam tentang pengelolaan kelas b. Bagi guru Sebagai masukan untuk mengembangkan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam proses pembelajaran terutama keterampilan dalam mengelola kelas c. Bagi peserta didik Memberikan masukan kepada semua peserta didik untuk selalu menjaga kelas dari hal-hal yang dapat menggangu proses pembelajaran berlangsung.