BAB I PENDAHULUAN. akut atau gastroenteritis akut terjadi pada orang dewasa (Simadibrata &

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. nyeri mulut dan nyeri wajah, trauma dan infeksi mulut, penyakit periodontal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teh (Camellia sinensis) merupakan salah satu minuman terpopuler di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh (Sub Direktorat) Subdit Diare,

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambir adalah ekstrak kering dari ranting dan daun tanaman Uncaria gambir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari berbagai macam segi kehidupan, kesehatan merupakan harta terindah bagi setiap

Setiap tahun, diperkirakan terdapat 2 miliar kasus diare di seluruh dunia. Pada tahun 2004, diare menjadi penyebab kematian tertinggi ketiga di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dijual dipasaran, diantaranya adalah chlorhexidine. Chlorhexidine sendiri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. endemik di Indonesia (Indriani dan Suminarsih, 1997). Tumbuhan-tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pernapasan bagian atas adalah batuk pilek biasa, sakit, radang tenggorokan,

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Diare merupakan penyakit yang umum dialami oleh masyarakat. Faktor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan pencabutan gigi merupakan salah satu jenis perawatan gigi yang

Indonesia merupakan negara berkembang yang kaya akan tumbuhtumbuhan. Banyak sekali tanaman yang berkhasiat sebagai bahan obat telah digunakan secara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. pada kesehatan umum dan kualitas hidup (WHO, 2012). Kesehatan gigi dan mulut

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler degeneratif kronis. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan penyebab yang banyak menimbulkan kesakitan

BAB 1 PENDAHULUAN. Disentri basiler yang berat pada umumnya disebabkan oleh Shigella

BAB I PENDAHULUAN. Propolis adalah campuran dari sejumlah lilin lebah dan resin yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masih merupakan masalah di masyarakat (Wahyukundari, 2009). Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikeluhkan masyarakat.menurut survei di Indonesia, karies gigi

BAB I PENDAHULUAN. air besar) lebih dari biasanya atau tiga kali sehari (World Health

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Penyakit ulkus peptikum (tukak peptik) terdiri dari ulkus gaster dan ulkus

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara termasuk Indonesia. Diperkirakan lebih dari 1,3 miliar serangan dan

PENDAHULUAN. Gambir adalah sejenis getah yang dikeringkan. Gambir berasal dari. (Uncaria gambir Roxb.). Menurut Manan (2008), gambir merupakan tanaman

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dihambat (Suhartono, 2002). Berdasarkan sumber. perolehannya ada 2 macam antioksidan, yaitu antioksidan alami dan

BAB I PENDAHULUAN. menyukai makanan siap saji yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang.

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan

I. PENDAHULUAN. dunia setelah Brazil, memiliki tumbuhan tropis dan biota laut yang sangat

F. Originalitas Penelitian. Tabel 1.1 Originalitas Penelitian. Hasil. No Nama dan tahun 1. Cohen et al Variabel penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

baik berkhasiat sebagai pengobatan maupun pemeliharaan kecantikan. Keuntungan dari penggunaan tanaman obat tradisional ini adalah murah dan mudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, teh berasal dari tanaman teh (Camellia sinensis). Teh Camellia

Pola buang air besar pada anak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), diare adalah penyebab. Sementara menurut United Nations Childrens Foundation (UNICEF)

minyak mimba pada konsentrasi 32% untuk bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, 16% untuk bakteri Salmonella typhi dan 12,5% terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab utama kematian di

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang tetapi juga di negara

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi (tekanan darah tinggi) sering dikatakan sebagai silent killer

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak sekali khasiat sebagai obat tradisional, dan belum banyak

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Escherichia coli merupakan bakteri fakultatif anaerob gram negatif yang

BAB I PENDAHULUAN. bijinya untuk asma, bronkitis, kusta, tuberkulosis, luka, sakit perut, diare, disentri,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi penyebab kematian satu juta orang di negara berkembang terutama terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan obat tradisional masih disukai dan diminati oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. S.Thypi. Diperkirakan angka kejadian ini adalah kasus per

BAB I PENDAHULUAN. semakin meluas. Penggunaan obat tradisional mempunyai banyak keuntungan karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Teh merupakan minuman yang dibuat dari infusa daun kering Camelia

BAB I PENDAHULUAN. Ikan air tawar merupakan komoditas perikanan yang saat ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. yaitu buang air besar yang tidak normal. berbentuk tinja encer dengan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN. maupun anaerob. Bakteri Streptococcus viridans dan Staphylococcus aureus

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB VI PEMBAHASAN. subyek penelitian di atas 1 tahun dilakukan berdasarkan rekomendasi untuk. pemberian madu sampai usia 12 bulan.

BAB I PENDAHULUAN. Buah kelapa merupakan salah satu bahan pangan yang banyak. digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan akan produk kelapa bagi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007). dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita

BAB 1 PENDAHULUAN. kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin atau bahkan keduanya. Penelitian

badan berlebih (overweight dan obesitas) beserta komplikasinya. Selain itu, pengetahuan tentang pola makan juga harus mendapatkan perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EFEK ANTIDIARE EKSTRAK DAUN SEMBUNG (Blumea Balsamifera L.) TERHADAP MENCIT PUTIH

BAB I PENDAHULUAN. atau lendir. Diare dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu diare akut dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Diare adalah buang air besar (defekasi) yang berbentuk tinja cair atau

dan minyak atsiri (Sholikhah, 2006). Saponin mempunyai efek sebagai mukolitik (Gunawan dan Mulyani, 2004), sehingga daun sirih merah kemungkinan bisa

BAB I PENDAHULUAN UKDW. negara berkembang seperti Indonesia (Stella et al, 2012). S. typhii adalah bakteri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat serta bahan-bahannya banyak terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. tubuh lain sehingga menimbulkan efek yang traumatis (Ismail 2009 cit Kozier

BAB 1 PENDAHULUAN. darah disebabkan tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diare merupakan penyakit yang menjadi salah satu keluhan pada orang dewasa. Di dunia, setiap tahunnya diperkirakan 99.000.000 kasus diare akut atau gastroenteritis akut terjadi pada orang dewasa (Simadibrata & Daldiyono, 2009). Tingginya angka kejadian diare mengakibatkan diare sampai saat ini menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang (Adisasmito, 2007). Frekuensi kejadian diare pada negara berkembang lebih banyak 2-3 kali lipat di bandingkan dengan negara maju (Simadibrata & Daldiyono, 2009). Sebagai negara berkembang Indonesia tidak luput dari masalah diare. Pada tahun 2010 penderita gastroenteritis pada 15 provinsi di Indonesia sebanyak 8.543 orang dan 2,6 % penderita meninggal dunia (Kemenkes RI, 2011 ). Masih tingginya angka kesakitan diare disebabkan karena kesehatan lingkungan yang belum memadai, status gizi, kepadatan penduduk, tingkat pencapaian pendidikan, keadaan sosial ekonomi, dan perilaku masyarakat yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi penyakit diare (Palupi, 2009). Beberapa faktor penyebab diare adalah bakteri, virus, parasit dan non-infeksi (Simadibrata & Daldiyono, 2009), sehingga penularan utama untuk patogen diare adalah tinja dan mulut, dengan makanan dan air yang merupakan penghantar untuk kejadian diare (Nelson, 2000). 1

2 Akibat yang ditimbulkan oleh penyakit diare ini adalah semakin tingginya angka morbiditas dan mortalitas (Depkes RI 2011). Selain itu penyakit diare mengakibatkan malnutrisi yang berujung pada kematian (Palupi, 2009). Dehidrasi yang terjadi pada penderita diare disebabkan karena usus tidak bekerja sempurna, sehingga air dan zat zat yang terlarut didalamnya terbuang bersamaan dengan tinja sampai akhirnya tubuh kekurangan cairan (Harianto, 2004). Diare merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia, sehingga Dinas Kesehatan mencanangkan beberapa program untuk menanggulangi terjadinya peningkatan kasus diare yang didasari oleh aspek preventif, kuratif dan rehabilitatif. Aspek preventif lebih diprioritaskan karena secara signifikan mampu menurunkan angka kejadian diare. Bidang yang sangat berperan dalam aspek preventif ini adalah bidang promosi kesehatan. Melalui kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh bidang promosi kesehatan diyakini dapat mengakselerasi penurunan angka kejadian diare khususnya pada balita (Depkes RI, 2006). Sementara itu banyak penelitian tentang penatalaksanaan diare itu sendiri, baik secara medis maupun secara tradisional. Dalam dunia medis biasanya digunakan obat obatan tertentu misalanya: predipson, loperamid, dan banyak jenis obat obatan lainnya yang digunakan untuk menangani diare. Selain itu, terapi cairan digunakan sebagai penanganan utama pada diare. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya dehidrasi cepat (Brunner & Suddart, 2002). Sedangkan untuk penanganan diare secara

3 tradisional, masyarakat biasanya menggunakan tanaman berkhasiat obat, karena obat tradisonal diyakini mempunyai efek samping yang relatif lebih sedikit dari pada obat-obatan farmakologi (Mahendra, 2008). Untuk tanaman obat, masyarakat lokal Indonesia sudah mengetahui tentang khasiat obat suatu tumbuhan. Mereka umumnya memiliki pengetahuan tradisional dalam penggunaan tumbuhan berkhasiat obat untuk mengobati penyakit tertentu (Supriadi, 2001). Begitu juga kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali ke alam dan data yang ada menunjukkan bahwa sekitar 80% penduduk dunia memanfaatkan obat tradisional yang bahan bakunya berasal dari tumbuhan. Keadaan ini menunjukkan pentingnya peranan tumbuhan obat bagi perkembangan kesehatan masyarakat di seluruh dunia (Supriadi, 2001). Beberapa tanaman obat yang biasa digunakan untuk penanganan diare oleh masyarakat adalah gambir dan teh. Gambir (Uncaria gambir roxb) adalah sejenis getah yang dikeringkan dan berasal dari ekstrak remasan daun dan ranting tumbuhan yang bernama sama yakni tumbuhan gambir. Gambir mengandung katekin (catechin), suatu bahan alami yang bersifat antioksidan. Kandungan utama yang terdapat dalam familli Uncaria adalah flavonoid (terutama gambirin), katekin (sampai 51 %), zat penyamak (22 50%) serta sejumlah alkaloid (Agoes, 2010). Selain digunakan untuk menyirih, masyarakat Indonesia sejak puluhan tahun lalu menggunakan gambir sebagai penstimulus keluarnya getah empedu, sehingga membantu kelancaran proses di perut dan usus dan juga sebagai

4 campuran obat, salah satunya adalah diare (Agoes, 2010). Berbagai macam referensi menyebutkan penggunaan gambir yang dicampurkan dalam ramuan untuk diare diantaranya Nandra (2011) menyebutkan gambir yang digunakan adalah sepotong ekstrak gambir, sedangkan Hariana (2006) menyatakan penggunaan gambir untuk diare adalah 2 potong. Hal ini menunjukkan belum adanya standart dosis gambir untuk pengobatan diare. Selain gambir, teh juga digunakan oleh masyarakat sebagai penanganan diare (Dalimartha, 2006). Teh adalah tumbuhan yang banyak mengandung manfaat bagi kesehatan. Kandungan yang terdapat di dalam daun teh mampu mengatasi berbagai masalah kesehatan diantaranya mengurangi resiko kanker, tumor, menurunkan kadar kolesterol darah, mencegah tekanan darah tinggi, membunuh bakteri dan jamur, membunuh virus virus influenza, dan menjaga nafas dari bau busuk. Teh terdiri dari tiga jenis teh, yaitu teh hijau, teh oolong, dan teh hitam (Agoes, 2010). Dari ketiga jenis teh tersebut teh hijau memiliki kandungan katekin (polifenol) tertinggi. Katekin bersifat sebagai antimikroba dan antioksidan sehingga baik untuk digunakan sebagai diet untuk diare (Syah, 2006). Dari berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli dunia membuktikan aktifitas antibakteri yang terdapat pada daun teh hijau mampu menghambat aktifitas bakteri Salmonella typhi dan bakteri E. coli yang merupakan penyebab diare (Syah, 2006). Ramuan teh yang di gunakan masyarakat untuk diare yaitu sebanyak 20 gr daun teh dalam 3 gelas air yang direbus 15 menit (Dalimartha 2006).

5 Di penelitian ini menggabungkan seduhan daun teh hijau dan ekstrak gambir untuk melihat sejauh mana keefektivannya untuk menyembuhkan diare. Selain itu ramuan ini telah digunakan oleh sebagian masyarakat Indonesia untuk menyembuhkan diare dan dikarenakan belum adanya dosis yang pasti terkait pengguanan gambir dan daun teh hijau maka peneliti menggunakan 3 dosis seduhan daun teh hijau dan gambir untuk membandingkan efektivitas dosis yang digunakan dan mencegah penggunaan dosis yang terlalu sedikit ataupun berlebih. Penggabungan bahan teh dan gambir tersebut diharapkan dapat menyembuhkan penyakit diare lebih cepat. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggabungkan gambir dan teh untuk melihat pengaruh seduhan daun teh hijau (Cammelia sinensis) dan ekstrak gambir (Uncaria gambir roxb) tersebut terhadap frekuensi defekasi dan lamanya diare pada Rattus norvegicus yang diinduksi oleum ricini. B. Rumusan Masalah Adakah efektivitas seduhan daun teh hijau (Cammelia sinensis) dan ekstrak gambir (Uncaria ambir roxb) terhadap frekuensi defekasi dan lamanya diare pada Rattus norvegicus? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui efektivitas seduhan daun teh hijau (Cammelia sinensis) dan ekstrak gambir (Uncaria ambir roxb) terhadap frekuensi defekasi dan lamanya diare pada Rattus norvegicus.

6 2. Tujuan khusus a) Untuk mengetahui frekuensi defekasi dan lamanya diare pada Rattus norvegicus yang diinduksi oleh oleum ricini. b) Untuk mengetahui pengaruh obat standar (loperamid) terhadap frekuensi defekasi dan lamanya diare pada Rattus norvegicus yang diinduksi oleh oleum ricini. c) Untuk mengetahui perbedaan antara efektifitas seduhan daun teh hijau (Cammelia sinensis) dan ekstrak gambir (Uncaria ambir roxb) dengan obat standar (loperamid) terhadap frekuensi defekasi dan lamanya diare pada Rattus norvegicus yang diinduksi oleh oleum ricini. d) Untuk mengetahui penggunaan dosis yang paling efektif dari setengah dosis awal, dosis awal dan dua kali dosis awal daun teh hijau dan ekstrak gambir yang digunakan terhadap frekuensi defekasi dan lamanya diare pada Rattus norvegicus yang diinduksi oleum ricini. D. Manfaat Penelitian 1. Ilmu pengetahuan Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan sangat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, menambah pengetahuan dalam bidang pengobatan tradisional khususnya campuran air teh dan gambir terhadap diare.

7 2. Masyarakat Diharapkan masyarakat dapat mengetahui manfaat dari teh dan gambir, sehingga dapat meminimalkan penggunaan obat farmakologi dan dapat menggunakannya sebagai alternatif penanganan diare. 3. Peneliti lain Dapat menjadi acuan sebagai referensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya dalam penggunaan obat-obat tradisional atau masalah diare. 4. Profesi keperawatan Sebagai masukan untuk institusi keperawatan untuk tetap memperhatikan pengobatan alternatif dalam pendidikan ataupun intervensi keperawatan, dalam upaya penanganan awal masalah diare. E. Penelitian Terkait Dari hasil identifikasi peneliti sejauh ini, belum ditemukan penelitian yang berjudul efektivitas campuran air teh (Cammelia sinensis) dengan gambir (Uncaria gambir roxb) terhadap frekuensi defekasi dan lamanya diare pada Rattus norvegicus. Tetapi dari hasil yang didapat, ada beberapa penelitian terkait dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu: 1. Pengaruh air perasan buah sawo mentah (Achras zapota/manilkara achras) terhadap frekuensi dan lamanya diare pada tikus putih (Rattus wistar) (Kartina, 2009). Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa air perasan sawo secara signifikan lebih cepat dalam menyembuhkan diare dibandingkan dengan pemberian obat standar

8 (atrapulgite). Perbedaan dari penelitian ini yaitu variabel independent peneliti saat ini menggunakan campuran air teh dan gambir sedangkan peneliti sebelumnya menggunakan air perasan sawo mentah. Tikus yang digunakan dalam penelitian sebelumnya sebanyak 30 ekor tikus putih (Rattus wistar) usia 2 sampai 3 bulan dengan berat badan 150-200 gram, sedangkat penelitian saat ini menggunakan Rattus norvegicus sebanyak 25 ekor. Waktu yang digunakan untuk menilai lamanya berhenti diare adalah setiap 1 jam sampai 6 periode. 2. Pengaruh perasan air buah salak (Zalaccea edulis) terhadap frekuensi defekasi dan lamanya diare pada Rattus norvegicus (Alfiana, 2010). Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemberian air perasan salak pada Rattus norvegicus secara bermakna dapat menurunkan frekuensi defekasi begitu juga dalam hal menyembuhkan diare lebih cepat dari pada obat standar (loperamid). Perbedaan penelitian saat ini adalah dari variabel independen yaitu penggunaan seduhan daun teh hijau dan ekstrak gambir sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan air perasan buah salak. Tikus yang digunakan dalam penelitian sebelumnya sebanyak 30 ekor tikus Rattus norvegicus yang dibagi dalam 4 kelompok negatif, positif, obat standar, dan perlakuan. Penginduksian oleum ricini yang diberikan sebanyak 3 ml/ 150 grbb. 3. Evaluation of gambir quality based on quantitative analysis of polyphenolic constituents (Taniguchi, Kuroda, Doi, Inada, Yoshikado, Yoneda, Tanabe, Shibata, Yoshida, & Hatano, 2007). Dari penelitian

9 ini disebutkan bahwa masyarakat Jepang secara tradisional sudah mengunakan ekstrak gambir sebagai pengobatan diare, disentri dan obat kumur untuk tenggorokan. Untuk itu penelitian ini meneliti kandungan polifenol yang ada pada gambir dari 31 produk gambir dari Indonesia dan Jepang. Dari penelitian didapatkan bahwa katekin adalah kandungan yang paling banyak terdapat pada gambir sekitar 7-76%.