BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sering didefinisikan dari praktek praktek yang digunakan disekolah dan guru untuk mempengaruhi pembelajaran dan perkembangan siswa. Manusia dikatakan sebagai makhluk pendidikan di karena kan memiliki berbagai potensi, seperti potensi akal, potensi hati, potensi jasmani, dan potensi rohani. Semua potensi tersebut hanya dapat digali dan dikembangkan melalui proses pendidikan. Pendidikan merupakan aset yang paling berharga bagi bangsa ini. Itulah sebabnya proses pendidikan di harapkan dapat berjalan secara optimal dan berkualitas. (larry dan Narvaez, 2014:7) Pendidikan dalam konteks sekolah, sesuai dengan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya sendiri, masyrakat, bangsa, dan Negara (Wiyani, 2013:9-18). Hal tersebut berkaitan dengan karakter peserta didik, pembentukan karakter pada peserta didik dapat dilakukan melalui pendidikan karakter yang dapat dikembangkan di sekolah. Mulyasa (2012:1-2) menjelaskan bahwa pendidikan karakter merupakan proses yang berkelanjutan dan tidak pernah berakhir (never ending proceses), sehingga menghasilkan perbaikan kualitas yang berkesinambungan (countinous 1
2 quality improvement), yang ditujukan pada terwujudnya sosok manusia masa depan, dan berakar pada nilai nilai budaya bangsa. Pendidikan karakter harus menumbuh kembangkan nilai-nilai filosofis dan mengamalkan seluruh karakter bangsa secara utuh dan menyeluruh (kaffah). Menurut Dharma (2012:9), tujuan pendidikan karakter adalah memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah (setelah lulus sekolah). Pendidikan karakter dapat pula dimaknai sebagai upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan menginternalisasi nilai-nilai dengan peserta didik berperilaku sebagian insan kamil. Pendidikan karakter juga dapat dimaknai sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Penanaman nilai kepada warga sekolah bahwa pendidikan karakter baru akan efektif jika tidak hanya siswa, tetapi juga para guru, kepala sekolah dan tenaga non pendidik di sekolah semua harus terlibat dalam pendidikan karakter (Samani, 2012:46). Mulyasa (2012:8) berpendapat bahwa pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dan dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Pendidikan nilai dan
3 pembentukan karakter tidak hanya dilakukan pada tataran kognitif,tetapi menyentuh internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter juga dapat diintergrasikan pada pembelajaran tematik. Konsep pembelajaran tematik merupakan pengembangan dari pemikiran dua orang tokoh pendidikan yakni Jacob tahun 1989 dengan konsep pembelajaran interdsipliner dan Fogarty pada tahun 1991 dengan konsep pemebelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan suatu penedekatan dalam pembelajran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata pelajran maupun antar-mata pelajaran. Dengan adnya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran jadi bermakna bagi peserta didik (Abdul Majid, 2014:85). Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran memiliki arti penting dalam membangun kompetensi peserta didik, antar lain: pertama, pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajara secara aktif dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajran sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Pembelajaran Tematik juga melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahami teori pembelajaran ini dimotori para tokoh psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak. Kedua, pembelajaran tematik lebih menekan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing. Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang
4 menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif (Trianto, 2011:156-157). Wamendikbud Musliar Kasim mengatakan bahwa pengembangan kurikulum 2013 bertujuan agar dapat menghasilkan insan yang produktif, inovatif, kreatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegritasi. Ia menekankan. Kurikulum 2013 menjadikan peserta didik lebih senang dan antusias belajar dengan model pembelajaran berbasis aktivitas yang mengembangkan pengetahuan namun sikap dan keterampilan siswa. Oleh karena itu, dalam mendesain kurikulum 2013 harus dapat membangun sikap untuk semua mata pelajaran (Kemendikbud, 2014). Adapun Peraturan Pemerintah No. 19, 2005:Bab IV Pasal 19 ayat 1 dalam Trianto (2011:139) yang menyatakan adanya model pembelajaran sekolah dasar yang di gunakan kelas I hingga kelas VI yaitu salah satunya pembelajaran tematik, pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakana kepada peserta didik. Pada saat ini pembelajaran tematik sudah mulai diterapkan pada kelas 1 dan kelas 4 di sekolah dasar bukan lagi yang semula hanya kelas 1 sampai kelas 3 saja. Berdasarkan eberapa survey dan pelaksanaan pembelajaran tematik, ternyata sebagian besar masih mendapat hambatan dalam meingimplemtasikan pembelajaran tematik kepada siswa. Permasalahan yang terjadi dapat diketahui melalui observasi terlebih dahulu. Observasi penelitian ini dilakukan di SDN Mojolangu 01 Kota Malang. Selama observasi peneliti melakukan wawancara semistruktur terhadap guru kelas 4.
5 Hasil wawancara menunjukan bahwa guru kelas 4 SDN Mojolangu 01 Kota Malang mengalami beberapa kendala dalam pembelajaran tematik. Kenadala yang terjadi adalah seputar memasukan pendidikan karakter ke dalam pembelajaran tematik, meskipun pendidikan karakter sudah ditentukan di dalam pedoman buku guru. Guru mengalami kesulitan dalam mengaplikasikanya, sehingga guru hanya memasukan beberapa pendidikan karakter yang ada menurut panduan buku guru. Peneliti mengkaji lebih tentang pendidikan karakter yang terdapat pada pelaksanaan pembelajaran tematik, serta peneliti juga memilih tema Peduli terhadap lingkungan karena tema tersebut akan dilakasanakan, serta tema tersebut cocok dalam penelitian yang akan di teliti karena akan memunculakan karakterkarkter yang terdapat pada diri siswa yang mengaitkan dengan lingkungan disekitar. Apakah dalam pelaksanaan pembalajaran tematik sudah memasukan pendidikan karakter sesuai dengan panduan guru yang telah diberikan oleh kemendikbud. Latar belakang yang timbul menjadikan peneliti ingin meneliti tentang Analisis Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Tematik dengan Tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup di Kelas 4 SDN. Mojolangu 01 Kota Malang.
6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanan pendidikan karakter pada pembelajaran tematik dengan Tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup Kelas 4 di SDN. Mojolangu 1 Kota Malang? 2. Bagaimana kendala yang di hadapi guru dalam pelakasanaan Pendidikan karakter pada pembelajaran tematik dengan Tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup Kelas 4 di SDN Mojolangu 1 Kota Malang? 3. Upaya apa saja yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan pendidikan karakter pada pembelajaran tematik dengan Tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup Kelas 4 di SDN Mojolangu 1 Kota Malang? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan karakter pada pembelajaran tematik dengan Tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup Kelas 4 di Sdn. Mojolangu 01 Kota Malang 2. Mendeskripsikan kendala pada pelaksanaan pendidikan karakter pada pembelajaran tematik dengan Tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup Kelas 4 di Sdn. Mojolangu 01 Kota Malang
7 3. Mendeskripsikan upaya Analisis pendidikan karakter pada pembelajaran tematik dengan Tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup Kelas 4 di Sdn. Mojolangu 01 Kota Malang D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dibagi menjadi 2 yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Peneltian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai masukan dalam melaksanakan pendidikan karakter. Selain itu penelitian ini juga dapat digunakan sekolah dalam pengembangan kurikulum khususnya dalam pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran tematik 2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah Dengan adanya penelitian ini diharapkan hasil dan temuan peneliti ini dapat memberikan startegi implementasi nilai nilai pendidikan karakter di sekolah dasar. b. Bagi Guru Dapat meningkatkan kemampuan guru untuk melaksanakan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran, khususnya dalam proses pembelajaran tematik. c. Bagi Siswa Dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan siswa tentang pendidikan karakter. Sehingga siswa dapat menerapkan nilai- nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari.
8 d. Bagi Peneliti Peneliti diharapkan dapat memperluas pengetahuan penelitian tentang implementasi pendidikan karakter siswa di sekolah dasar. E. Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilaksankan di SDN. Mojolangu 01 Kota Malang Kelas 4 Semester 1 tahun pelajaran 2014/2015 2. Peneilitian ini dilaksanakan pada pembelajaran tematik dengan tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup, Sub Tema 1, pada Pembelajaran 1 dan 2 3. Masalah yang di teliti adalah mengetahui pelaksanaan pendidikan karakter pada pembelajaran tematik dengan tema peduli terhadap makhluk hidup. F. Definisi Istilah 1. Pembelajaran merupakan suatu proses belajar yang berulang-ulang dan menyebabkan adanya perubahan perilaku yang disadari dan cenderung bersifat tetap (Thobroni, 2013:21). 2. Pembelajaran Tematik adalah suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintergrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema / topic pembahasan (Suryosubroto, 2009:133). 3. Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku (Gunawan, 2012: 23).