HUBUNGAN HIPERTENSI DAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Antara Partus Lama Dan Kondisi Air Ketuban Dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir (Stady Kasus Di Rsud Kota Salatiga Tahun 2012)

I. PENDAHULUAN. asfiksia, hampir 1 juta bayi meninggal (WHO, 2002). Di Indonesia, dari

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

HUBUNGAN UMUR KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RSI SULTAN HADLIRIN JEPARA. Asmawahyunita, Ita Rahmawati, Sri Sundarsih Pasni

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan. indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

HUBUNGAN PREMATURITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2016

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

PENGARUH UMUR KEHAMILAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KEHAMILAN POST TERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR SOEDIRMAN KEBUMEN

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Maolinda et al.,persalinan Tindakan...

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)

HUBUNGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD WATES KULON PROGO

HUBUNGAN PERSALINAN KALA II LAMA DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU. LAHIR DI RSUD.Dr.H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN Husin :: Eka Dewi Susanti

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA PERIODE NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIXIA NEONATORUM

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

HUBUNGAN PREEKLAMSIA DAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DENGAN KEJADIAN KEMATIAN JANIN DALAM RAHIM DI RUANG BERSALIN RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMATIAN PERINATAL DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

PENELITIAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL PADA KEJADIAN ABORTUS. Diana Meti*

HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RSU MEURAXA BANDA ACEH

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY K GIII P2101 DENGAN POST DATE DI POLI OBGYNE RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN TAHUN 2015

ANALISA FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN BAYI DENGAN ASFIKSIA DI KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

Prevalensi Kejadian Asfiksia Neonatorum Ditinjau Dari Faktor Risiko Intrapartum Di PONEK RSUD Jombang

BAB I PENDAHULUAN. dunia mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

HUBUNGAN KEHAMILAN LEWAT WAKTU DENGAN KEJADIAN BAYI LAHIR ASFIKSIADI RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR RESIKO KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

Rendah. Veronica Magdalena Pinontoan 1, Sandra G.J Tombokan 2, 1. RSUP.Prof.Dr.R.D.Kandou Manado 2,3, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum

KARAKTERISTIK BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

Jurnal Harapan Bangsa Vol.1 No.2 Desember 2013

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN NILAI APGAR BAYI BARU LAHIR DI RSUD SUKOHARJO

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

HUBUNGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RUMAH SAKIT UMUM DEWI SARTIKA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD Dr. R. KOESMA TUBAN TAHUN 2009

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN 2010

The Relationship of Postterm Pregnancies dnd Premature Infants With Neonatal Asphyxia

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL YANG MENJALANI PERSALINAN SPONTAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD SRAGEN TAHUN

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN PARTUS PREMATUR DI RUANG (VK) BERSALIN BAPELKES RSD SWADANA JOMBANG. Sri Sudarsih*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN KEHAMILAN GANDA DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

Dini Dwi Jayani dan Bambang Kuntarto/ Hubungan Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Preeklamsi/1-11

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

ANALISIS MULTILEVEL PENYEBAB BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu dan Anak merupakan dua indikator yang peka terhadap kualitas fasilitas pelayanan kesehatan.

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI

BAB 1 PENDAHULUAN. angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Kematian ibu adalah kematian

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN EKSTRAKSI VAKUM PADA PERSALINAN

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN SEKSIO SESAREA DI RSUD SUMEDANG

HUBUNGAN TEKANAN DARAH PADA IBU DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO YULIANDARI PRASETYA NINGRUM

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn Mulyanti

HUBUNGAN PREEKLAMSIA DENGAN BAYI BARU LAHIR RISIKO TINGGI PADA PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

HUBUNGAN HIPERTENSI DAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM Yoga Triwijayanti ¹) Martini ²) ¹) dan ²) Program Studi Kebidanan Metro Poltekkes Kemenkes Tajungkarang e-mail : yogatriwijayanti@gmail.com Abstrak Angka Kematian Neonatal (AKN) berdasarkan penelitian WHO tahun 2008 di seluruh dunia sebesar 10.000.000 jiwa per tahun dan sekitar 23% disebabkan oleh asfiksia neonatorum. Kejadian asfiksia neonatorum menduduki urutan ke-6 penyebab kematian bayi baru lahir. Bayi baru lahir di negara berkembang 3% diantaranya meninggal pada usia 0-28 hari dan 900.000 bayi baru lahir dengan asfiksia yang merupakan penyebab kematian kedua di Indonesia. di Provinsi Lampung, penyebab terbesar kematian bayi karena BBLR 31,94, Asfiksia 30,38 %, Pneumonia 4,51 %, Diare 1,56 %, Tetanus Neonatorum 5,38% dan lain-lain 26,22 % (Profil Dinas Kesehatan Lampung, 2008:49). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Metro jumlah kasus kematian bayi pada tahun 2010 sebesar 10,2 per 1000 kelahiran hidup. Asfiksia menjadi penyebab kematian bayi kedua terbanyak setelah BBLR di Kota Metro. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kehamilan postterm dan hipertensi dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Ahmad Yani Metro Tahun 2011-2012. Penelitian menggunakan Metode analitik dengan rancangan case control. Populasi penelitian adalah jumlah seluruh persalinan hidup periode tahun 2011-2012 sejumlah 1529 bayi, terdiri dari 268 dengan asfiksia neonatorum dan sisanya 1261 tidak asfiksia. Jumlah sampel pada penelitian ini berjumlah 90 kasus dan 90 kontrol. Cara ukur yang digunakan dengan lembar checklist yang dianalisa secara univariat dengan tabel persentase dan bivariat dengan analisa chi square. Hasil penelitian menunjukkan proporsi hipertensi sebanyak 18%, proporsi kehamilan postterm 22,7%. Uji bivariat hubungan kehamilan postterm dengan asfiksia di peroleh p value sebesar 0,02, hipertensi dengan asfiksia di peroleh p value 0,000. Kesimpulan penelitian bahwa terdapat hubungan antara kehamilan postterm dan hipertensi dengan asfisia neonatorum di RSU Ahmad Yani Metro tahun 2012. Berdasarkan hasil tersebut maka penting bagi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan secara teratur untuk mencegah dan mendeteksi terjadinya kehamilan postterm dan hipertensi. Kata kunci : Kehamilan postterm, hipertensi, asfiksia neonatorum preeklamsi dan eklamsi, perdarahan abnormal PENDAHULUAN (Plasenta previa atau solusio Asfiksia dapat disebabkan oleh beberapa PENDAHULUAN faktor, diantaranya faktor ibu seperti hipertensi, plasenta), partus lama atau partus macet, infeksi Angka Kematian Neonatal (AKN) berat (malaria, sifilis, TBC, HIV), kehamilan berdasarkan penelitian WHO tahun 2008 di lewat waktu (sesudah 42 minggu kehamilan), seluruh dunia sebesar 10.000.000 jiwa per dan ketuban pecah dini. Faktor tali pusat seperti tahun dan sekitar 23% disebabkan oleh asfiksia lilitan tali pusat, tali pusat pendek, simpul tali neonatorum. Kejadian asfiksia neonatorum pusat, prolapsus tali pusat. Faktor bayi seperti menduduki urutan ke-6 penyebab kematian bayi bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan), baru lahir. Bayi baru lahir di negara persalinan dengan tindakan (sungsang, gemelli, berkembang 3% diantaranya meninggal pada distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi usia 0-28 hari dan 900.000 bayi baru lahir forcep), Kelainan bawaan, dan air ketuban dengan asfiksia yang merupakan penyebab bercampur mekonium (JNPK -KR, 2008:107- kematian kedua di Indonesia. di Provinsi 108). Lampung, penyebab terbesar kematian bayi Kehamilan lewat waktu atau kehamilan karena BBLR 31,94, Asfiksia 30,38 %, postterm dapat menyebabkan asfiksia karena Pneumonia 4,51 %, Diare 1,56 %, Tetanus janin kekurangan nutrisi dan oksigen akibat Neonatorum 5,38% dan lain-lain 26,22 % plasenta yang berkurang fungsinya. Plasenta (Profil Dinas Kesehatan Lampung, 2008:49). telah mengalami proses penuaan sejak Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan kehamilan berumur berumur 28-30 minggu (Dinkes) Kota Metro jumlah kasus kematian sehingga fungsinya semakin menurun. Angka bayi pada tahun 2010 sebesar 10,2 per 1000 kejadian kehamilan lewat waktu kira-kira 10%, kelahiran hidup. bervariasi antara 3,5-14%. Data statistik Asfiksia menjadi penyebab kematian bayi menunjukkan, angka kematian dalam kedua terbanyak setelah BBLR di Kota Metro. kehamilan lewat waktu lebih tinggi ketimbang dalam kehamilan cukup bulan, di mana angka 39

kematian kehamilan lewat waktu mencapai 5-7% (Manuaba, 1998). Hipertensi pada kehamilan juga dapat menyebabkan terjadinya asfiksia karena pada hipertensi terjadi vasokonstriksi arterial yang bisa mengganggu pertukaran nutrisi/o2 dari ibu ke janin (Manuaba, 2010). Berdasarkan penelitian dilakukan Ligita di RSUD Pringsewu tahun 2010, kehamilan posterm berhubungan dengan kejadian asfiksia neonatorum dengan nilai p value 0,000. Yulinasari (201 2) dalam penelitiannya di RSD Demang Sepulau Raya menunjukkan bahwa kehamilan Postterm berhubungan dengan kejadian asfiksia neonatorum dengan hasil uji statistik menunjukkan p value sebesar 0,00 dan POR sebesar 2,67. Penelitian Kurniadi (2010) di RSUD Indrasari Pematang Reba Kabupaten Indragiri Hulu Riau, menunjukkan hasil bahwa hipertensi pada kehamilan berhubungan dengan kejadian asfiksia neonatorum dengan OR sebesar 2,67. Sunarto, dkk (2010) penelitiannya di RSU dr Harjono S Ponorogo Jawa timur menunjukkan hasil bahwa Hipertensi pada kehamilan berhubungan dengan kejadian asfiksia neonatorum dengan nilai p sebesar 0,000 dan rasio prevalens sebesar 3,5. METODE Desain penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan case controle. Populasi adalah seluruh bayi baru lahir hidup di RSUD Ahmad Yani Metro dari bulan Januari tahun 2011 sampai bulan September tahun 2012 berjumlah 1790 bayi lahir hidup. Sampel kasus adalah bayi lahir hidup yang mengalami asfiksia neonatorum pada usia kehamilan 37 minggu dan tanpa, sedangkan sampel kontrol adalah bayi lahir hidup yang tidak mengalami asfiksia neonatorum pada usia kehamilan 37 minggu dan dilahirkan tanpa penyulit. Berdasarkan perhitungan besar sampel maka sampel kasus berjumlah 90, sedangkan sampel kontrol dengan perbandingan sama berjumlah 90, sehingga jumlah populasi keseluruhan berjumlah 180 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive sampling untuk sampel kasus dan simple random sampling untuk sampel kontrol. HASIL Analisis Univariat Tabel 1 Distribusi Frekuensi Faktor yang Berhubungan dengan Asfiksia Neonatorum Variabel Hipertensi a. Hipertensi b. tidak hipertensi Kehamilan Posterm a. kehamilan posterm b. kehamilan aterm Asfiksia Neonatorum Total Kasus Kontrol n % n % n % 25 27,8 8 8,8 33 18,3 65 72,2 82 91,1 147 81,7 Jumlah 90 100 90 100 180 100 31 34,4 10 11,1 41 22,8 59 65,5 80 88,9 139 77,2 Jumlah 90 100 90 100 180 100 Berdasarkan tabel 1, menunjukkan bahwa sebanyak 27,7 % bayi yang mengalami asfiksia neonatorum dilahirkan oleh ibu yang mengalami hipertensi, sedangkan bayi yang tidak mengalami asfiksia neonatorum dilahirkan oleh ibu yang mengalami hipertensi sebanyak 8,8%. Selain itu sebanyak 34,4% bayi yang mengalami asfiksia neonatorum dilahirkan oleh ibu yang mengalami kehamilan postterm, sedangkan bayi yang tidak mengalami asfiksia neonatorum dilahirkan oleh ibu yang mengalami kehamilan postterm sebanyak 11,1%. 40

Analisis Bivariat Tabel 2 Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Asfiksia Neonatorum Asfiksia Neonatorum Variabel Penelitian Kasus Kontrol Total N % N % N % 1. Hipertensi : a. Hipertensi 25 75,7 8 24,3 33 18,3 b. Tidak Hipertensi 65 44,2 82 55,8 147 81,7 Jumlah 90 50 90 50 180 100 2. Kehamilan Postterm : a. Kehamilan Postterm 31 75,6 10 24,4 41 22,8 b. Kehamilan Aterm 59 42,4 80 57,6 139 77,2 Jumlah 90 50 90 50 180 100 P Value OR 0,020 3,9 0,000 4,2 Tabel 2 diketahui bahwa dari 33 ibu kehamilan pada kelompok kasus sebanyak 75,7% (25), sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 24,3% (8). Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,02 (p value α), maka Ha diterima dan Ho ditolak, berarti terdapat hubungan antara hipertensi dengan kejadian asfiksia neonatorum. Hasil analisis diperoleh nilai OR=3,9 (CI 95% : 1,7-9,3), artinya ibu hamil yang mengalami hipertensi berpeluang melahirkan bayi dengan asfiksia neonatorum sebesar 3,9 kali dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami hipertensi. Diketahui pula bahwa dari 41 ibu yang mengalami kehamilan postterm pada kelompok kasus sebanyak 75,6% (31), sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 24,4% (1 0). Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,000 (p value α), maka Ha diterima dan Ho ditolak, berarti terdapat hubungan antara kehamilan posterm dengan kejadian asfiksia neonatorum. Hasil analisis diperoleh nilai OR=4,2 (CI 95% : 1,9-9,2), artinya ibu yang mengalami kehamilan postterm berpeluang melahirkan bayi dengan asfiksia neonatorum sebesar 4,2 kali dibandingkan dengan ibu yang mengalami kehamilan aterm. PEMBAHASAN Hubungan Hipertensi dengan kejadian asfiksia neonatorum. Hasil penelitian yang dilakukan di RSU Ahmad Yani Metro pada tahun 2011-2012 pada 180 responden menunjukkan bahwa dari 33 ibu kehamilan pada kelompok kasus sebanyak 75,7% (25 orang), sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 24,3% (8 orang. Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,02 (p value α), maka Ha diterima dan Ho ditolak, berarti terdapat hubungan antara hipertensi dengan kejadian asfiksia neonatorum. Hasil analisis diperoleh nilai OR=3,9 (CI 95% : 1,7-9,3), artinya ibu hamil yang mengalami hipertensi berpeluang melahirkan bayi dengan asfiksia neonatorum sebesar 3,9 kali dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami hipertensi. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sunarto, dkk (2010) di RSU Dr Harjono Ponorogo yang menyatakan bahwa hipertensi pada ibu hamil berhubungan dengan kejadian asfiksia neonatatorum dengan nilai OR sebesar 3,5 yang menunjukkan bahwa ibu hamil beresiko melahirkan bayi dengan asfiksia neonatorum lebih besar 3,5 kali dibandingkan ibu bersalin dengan tekanan darah normal. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pendapat Markum (2002) yang menyatakan bahwa hipertensi pada ibu sering menyertai kelahiran bayi dengan asfiksia. Hipertensi pada kehamilan menyebabkan vasokonstriksi dalam uterus yang dapat menyebabkan penurunan aliran darah uterus dan lesi vaskular yang terjadi di dasar plasenta. (Fraser dan Cooper, 2009) menyatakan bahwa Penurunan aliran darah ke ruang koriodesidua akan mengurangi jumlah oksigen yang berdifusi melalui sel sinsitiotrofoblas dan sitotrofoblas ke dalam sirkulasi janin di dalam plasenta yang mengakibatkan jaringan plasenta menjadi iskemik (odegard dkk, 2000). Demikian pula pendapat Winkjosastro (2006) yang menyatakan bahwa hipertensi 41

sebagai salah satu gangguan ibu pada saat kehamilan yang dapat memberikan pengaruh pada janin berupa gangguan dalam persediaan O 2 karena adanya gangguan oksigenasi serta kekurangan pemberian zat-zat makanan berhubungan dengan gangguan fungsi plasenta. Hal-hal tersebut dapat dicegah atau dikurangi dengan melakukan pemeriksaan antenatal yang sempurna, sehingga perbaikan sedini-dininya dapat diusahakan. Holmes dan Baker (2009) juga menyatakan bahwa pada kasus kehamilan beresiko tinggi seperti hipertensi, biasanya aliran diastolik pada arteri umbilikus meningkat (terjadi penurunan tahanan plasenta) selama kehamilan. Jika indeks tahanan arteri umbilikus meningkat melewati sentil ke 95 dari grafik normal, hal ini akan mengindikasikan gangguan perfusi plasenta yang pada akhirnya akan mengakibatkan hipoksia janin. Penurunan kadar oksigen pada janin menyebabkan distribusi ulang aliran darah untuk melindungi otak, jantung, adrenal dan limpa, serta vasokonstriksi di seluruh pembuluh darah lain. Kegagalan bernapas segera setelah bayi lahir dimungkinkan karena deprivasi oksigen dan suplai darah ke otak sebelum lahir. Hubungan Kehamilan Posterm dengan kejadian asfiksia neonatorum Hasil penelitian yang dilakukan di RSU Ahmad Yani Metro pada tahun 2011-2012 pada 180 responden menunjukkan bahwa dari 41 ibu yang mengalami kehamilan postterm pada kelompok kasus sebanyak 75,6% (31), sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 24,4% (10). Hasil uji chi square diperoleh nilai p=0,000 (p value α), maka Ha diterima dan Ho ditolak, berarti terdapat hubungan antara kehamilan posterm dengan kejadian asfiksia neonatorum. Hasil analisis diperoleh nilai OR=4,2 (CI 95% : 1,9-9,2), artinya ibu yang mengalami kehamilan postterm berpeluang melahirkan bayi dengan asfiksia neonatorum sebesar 4,2 kali dibandingkan dengan ibu yang mengalami kehamilan aterm. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Yulinasari (201 2) di RSD Demang Sepulau Raya Lampung Tengah yang menyatakan bahwa kehamilan lewat waktu berhubungan dengan kejadian asfiksia neonatorum. Hasil perhitungan nilai POR sebesar 2,67 yang berarti bahwa ibu yang bersalin pada umur kehamilan lebih dari 42 minggu beresiko lebih besar 2,67 kali dibandingkan ibu yang bersalin pada usia kehamilan aterm. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori yang disampaikan Leveno, dkk (2009) yang menyebutkan bahwa beberapa bayi yang mengalami kehamilan posterm, atau dilahirkan setelah 42 minggu (294 hari) mengalami sakit berat akibat asfiksia lahir dan aspirasi mekonium. Janin yang dilahirkan pada usia posterm beresiko mengalami distress intrapartum yang merupakan konsekuensi dari penekanan tali pusat yang berkaitan dengan oligohidramnion, sehingga berdampak pada terjadinya deselerasi denyut jantung janin yang memanjang. Pendapat tersebut juga didukung Saifudin (2009) yang menyatakan bahwa kehamilan lewat waktu (posterm) menyebabkan keluarnya mekonium yang dapat menyebabkan aspirasi mekonium sehingga terjadilah asfiksia neonatorum. Mekonium yang dikeluarkan oleh janin posterm sebagai respon terhadap hipoksia intrapartum dapat menyebabkan inhalasi mekonium ke dalam jalan napas (Holmes dan Baker, 2011). Mekonium yang ditemukan dalam air ketuban pada presentasi kepala menunjukkan adanya gangguan oksigenasi yang harus diwaspadai, dan dapat dijadikan indikasi untuk mengakhiri persalinan (Winkjosastro, 2006). SIMPULAN 1. Persentase ibu bersalin yang mengalami hipertensi di RSUD Ahmad yani Kota Metro tahun 2011-2012 sebanyak 18%. 2. Persentase ibu bersalin yang mengalami kehamilan posterm di RSUD Ahmad yani Kota Metro tahun 2011-2012 sebanyak 22,7%. 3. Ada hubungan antara Hipertensi dengan kejadian asfiksia neonatorum dengan nilai p sebesar 0,02. 4. Ada hubungan antara kehamilan posterm dengan kejadian asfiksia neonatorum dengan nilai p sebesar 0,000. SARAN Bagi tenaga kesehatan terutama bidan selaku penolong persalinan di ruang kebidanan RSUD Ahmad Yani Metro agar lebih tanggap terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya asfiksia neonatorum seperti hipertensi dan kehamilan posterm, serta diharapkan penolong persalinan memiliki 42

kompetensi yang baik dalam penatalaksanaan asfiksia, hipertensi dan pencegahan kehamilan posterm melalui mengikuti pendidikan formal dan informal seperti ; pelatihan-pelatihan, seminar, workshop dll. DAFTAR PUSTAKA Dinkes, 2009, Penelusuran PWSKIA, http://www.pwskia.wordpress.com, [Diakses tanggal 18 Mei 2010] Fraser, M.Diane. A Cooper, Margaret, 2009, Myles Buku Ajar Bidan, EGC, Jakarta, 1055 halaman. Holmes, Debbie. Baker, Philip N, 2011, Buku Ajar Ilmu Kebidanan, EGC, Jakarta, 349 halaman. JNPK-KR, 2007, Asuhan Persallinan Normal, JNPK-KR/POGI dan JHPIEGO Corporation, Jakarta, 163 halaman. Kurniadi, Rizki, 2010, Hubungan Antara Hipertesi Dalam Kehamilan dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Leveno, Kenneth J ; dkk, 2009, Panduan Ringkas Obstetri William, EGC, Jakarta, 888 halaman. Ligita, Dita Septina, 2010 Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Asfiksia Neonatorum di RSUD Pringsewu, KTI, Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang Manuaba, Ida Bagus, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta, 507 halaman. Manuaba, Ida Bagus, 2010, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta. 507 Halaman Markum AH, 2002, Ilmu Kesehatan Anak., Jilid I, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Odegard RA, Vatten LJ, Nilsen ST, 2000, Risk Factors and clinical manifestations of preeclampsia. British Journal of Obstetrics and Gynaecology 107 (11):1410-1416 Saifuddin, Abdul Bari, 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 608 halaman. Sunarto, Suparji, Ayu Kusumaning Agita, Hubungan Antara Hipertensi, protein uric ibu preeklampsia dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSU Dr.Harjono S. Ponorogo. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Vol.I no 4 Oktober 2010 ISSN 2086-3098 Wiknjosastro, Hanifa, 2006, Ilmu Kebidanan, YBP- SP, Jakarta,992 halaman. Yulinasari, Esti, 2012 Hubungan Serotinus dan BBLR dengan kejadian Asfiksia Neonatorum di RSD Demang Sepulau Raya Tahun 2011, KTI, Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang 43