PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 68/Permentan/OT.140/11/2012

RANCANGAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 68/Permentan/OT.140/11/2012

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.66/MENHUT-II/2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI DI

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PERTANIAN. Tunjangan Kinerja. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang K

2014, No diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

, No Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomo

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, T

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (INDONESIAN INSTITUTE OF SCIENCES)

RANCANGAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 45/Permentan/OT.140/4/2014

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.73/KP.403/MPEK/2013 TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentian/Pemberhentian Sementara Pegawai Negeri (Lembaran Negara Tahun 1966 Nomor 7, Tambaha

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.1496, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Tunjangan Kinerja. Pegawai. Pelaksanaan.

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Tunjangan Kinerja. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015

2011, No dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lemba

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 57

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4266); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaha

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2 Tahun 1966 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2797); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri

BERITA NEGARA. No.1567, 2013 KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL. Tunjangan Kinerja. PNS. Pelaksanaan. MENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

2016, No ) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Ta

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2 Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhe

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-1- REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasional Pengelola Perbatasan; 3. Peraturan Presiden Nomor 119 Tahun 2015 tent

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan N

2016, No Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR: 1 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 41/PMK.01/2011 TENTANG

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomo

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 05 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI BADAN SAR NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahu

2 Di Lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara R

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 12 TAHUN 2013 TENTANG

2011, No tertulis, pemberian dan pemotongan Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara kepada pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan sebagai

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M 2 1/28/2014

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 57

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Tata Cara.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN HARI DAN JAM KERJA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG HARI DAN JAM KERJA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

2015, No Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, T

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013

BERITA NEGARA. KEMETERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.675, 2016 KEMENDIKBUD. Tunjangan Kinerja. Juklak. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Presiden Nomor 130 Tahun 2017 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

2016, No Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Kepegawaian Negara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sip

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 04 TAHUN 2014 TENTANG

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamb

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 57

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 23 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI YUDISIAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 10 Peraturan Presiden Nomor 115 Tahun 2014 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial, perlu menetapkan Peraturan Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial tentang Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai di Lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4415) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5250); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3093); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5258); 6. Peraturan Presiden

- 2-6. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2012 tentang Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 151); 7. Peraturan Presiden Nomor 115 Tahun 2014 tentang Tunjangan Kinerja bagi Pegawai di Lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 239); 8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan Sistem Tunjangan Kinerja Pegawai Negeri. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL TENTANG TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI YUDISIAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Pegawai di lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial yang selanjutnya disebut Pegawai adalah PNS, Anggota TNI/POLRI, dan pegawai lainnya yang berdasarkan Keputusan Pejabat yang berwenang diangkat dalam suatu jabatan atau ditugaskan dan bekerja secara penuh pada satuan organisasi di lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial. 2. Pegawai lainnya adalah Calon Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja. 3. Tunjangan Kinerja adalah tunjangan yang diberikan kepada Pegawai sebagai fungsi pelaksanaan reformasi birokrasi yang didasarkan pada kelas jabatan, prestasi kerja dan kehadiran. 4. Prestasi Kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap Pegawai sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja. 5. Kelas jabatan adalah klasifikasi jabatan di lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial yang didasarkan hasil evaluasi jabatan struktural dan jabatan fungsional. 6. Sasaran Kerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang Pegawai. 7. Perilaku kerja adalah setiap tingkah laku Pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk mencapai target kerja yang telah disepakati pegawai dengan pejabat penilai. 8. Pejabat Penilai

- 3-8. Pejabat Penilai adalah atasan langsung Pegawai yang dinilai, dengan ketentuan paling rendah pejabat struktural eselon IV atau pejabat lain yang ditentukan. 9. Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundangundangan dan/atau peraturan kedinasan. Pasal 2 Tunjangan Kinerja diberikan kepada Pegawai dalam upaya peningkatan kinerja. BAB II PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA Pasal 3 (1) Tunjangan Kinerja diberikan kepada Pegawai setiap bulan sesuai kelas jabatan. (2) Kelas jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 4 Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, tidak diberikan kepada: a. pegawai yang tidak mempunyai jabatan tertentu; b. pegawai yang diberhentikan untuk sementara atau dinonaktifkan; c. pegawai yang diberhentikan dari jabatan organiknya dengan diberikan uang tunggu (belum diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil); d. pegawai yang diperbantukan/dipekerjakan pada badan/instansi lain di luar lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial; e. pegawai yang diberikan cuti di luar tanggungan negara atau dalam bebas tugas untuk menjalani masa persiapan pensiun; f. pegawai pada Badan Layanan Umum yang telah mendapatkan remunerasi sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012; dan g. pegawai yang dikenakan hukuman disiplin Pemberhentian Dengan Hormat Tidak Atas Permintaan Sendiri, Pemberhentian Tidak Dengan Hormat atau dalam proses keberatan atas kedua hukuman disiplin tersebut ke Badan Pertimbangan Kepegawaian. Pasal 5 Pengaktifan kembali Pegawai yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b, Tunjangan Kinerja diberikan kembali pada bulan berikutnya. Pasal 6

- 4 - Pasal 6 (1) Tunjangan Kinerja bagi CPNS diberikan sebesar 80% (delapan puluh persen) dari jumlah Tunjangan Kinerja pada jabatan yang akan didudukinya. (2) Tunjangan Kinerja bagi pegawai yang dibebaskan dari jabatan karena melaksanakan tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan diberikan sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dari Tunjangan Kinerja yang diterima dalam jabatannya terhitung mulai tanggal pegawai melaksanakan tugas belajar. (3) Tunjangan Kinerja bagi pegawai yang dibebaskan dari jabatan karena melaksanakan tugas belajar dan melebihi jangka waktu yang ditentukan diberikan sebesar: a. tahun pertama 25% (dua puluh lima persen); dan b. tahun kedua dan seterusnya tidak dibayarkan. BAB III PENILAIAN PRESTASI KERJA Pasal 7 (1) Penilaian prestasi kerja dilakukan setiap 1 (satu) tahun. (2) Penilaian prestasi kerja terdiri atas unsur: a. SKP; dan b. Perilaku kerja. Pasal 8 (1) Penilaian prestasi kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dilakukan oleh Pejabat Penilai pada masingmasing unit kerja. (2) Salinan penilaian prestasi kerja disampaikan ke pejabat yang menangani fungsi kepegawaian. (3) Penilaian prestasi kerja merupakan akumulasi pengukuran capaian SKP sebesar 60% (enam puluh persen) dan Perilaku kerja sebesar 40% (empat puluh persen). BAB IV KEHADIRAN Bagian Kesatu Hari dan Jam Kerja Pasal 9 (1) Hari kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial adalah 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu mulai Senin sampai dengan Jumat. (2) Jumlah

- 5 - (2) Jumlah jam kerja dalam 5 (lima) hari kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam yang ditetapkan sebagai berikut: Hari Senin s.d. Kamis : 07.30 s.d 16.00 WIB Waktu Istirahat : 12.00 s.d 13.00 WIB Hari Jumat Waktu Istirahat : 07.30 s.d 16.30 WIB : 12.00 s.d 13.30 WIB (3) Jam kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berlaku fleksibel sebagai berikut: masuk kerja : 07.30 s.d 08.00 WIB pulang kerja : 16.30 WIB (4) Pemberlakuan jam kerja fleksibel sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan dengan ketentuan setiap keterlambatan jam kerja wajib diganti dengan penambahan jam kerja selama 30 (tiga puluh) menit. (5) Pegawai yang menjalani pendidikan pelatihan dan/atau tugas belajar secara penuh dan dibebaskan sementara dari jabatannya, maka hari dan jam kerja disesuaikan dengan hari dan jam kerja tempat melaksanakan pendidikan pelatihan dan/atau tugas belajar. Pasal 10 (1) Pegawai wajib masuk dan pulang kerja sesuai ketentuan dalam Pasal 9 ayat (2) dengan melakukan pengisian daftar hadir secara elektronik. (2) Pengisian daftar hadir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sebanyak 2 (dua) kali pada waktu masuk dan pulang kerja. (3) Pengisian daftar hadir dapat dilakukan secara manual apabila: a. sistem daftar hadir elektronik mengalami kerusakan/tidak berfungsi; b. pegawai belum terdaftar dalam sistem daftar hadir elektronik; dan c. terjadi kahar (force majeure). (4) Daftar hadir manual sebagaimana dimaksud pada ayat (3), sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini. Bagian Kedua Pelanggaran Hari Dan Jam Kerja Pasal 11 (1) Pegawai dinyatakan melanggar ketentuan jam kerja apabila tanpa alasan yang sah: a. tidak masuk kerja; b. terlambat masuk kerja; c. pulang sebelum waktunya; dan/atau d. tidak mengisi daftar hadir. (2) Pegawai

- 6 - (2) Pegawai dinyatakan tidak melanggar ketentuan jam kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c, apabila dapat menunjukkan Surat Keterangan Izin yang disetujui oleh atasan langsung sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini. (3) Pegawai dinyatakan tidak melanggar ketentuan jam kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, apabila dapat memberikan bukti kehadiran. (4) Bukti kehadiran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berupa Surat Pernyataan yang ditandatangani oleh 2 (dua) orang saksi dan diketahui oleh atasan langsung sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini. (5) Surat Keterangan Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib disampaikan kepada pejabat yang menangani daftar hadir paling lambat 5 (lima) hari setelah tanggal ketidakhadiran, keterlambatan, dan/atau pulang sebelum waktunya. (6) Apabila Surat Keterangan Izin disampaikan lebih dari 5 (lima) hari maka dinyatakan tidak berlaku dan Pegawai dianggap melanggar jam kerja. (7) Surat Pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) wajib disampaikan kepada pejabat yang menangani daftar hadir paling lambat pada saat klarifikasi kehadiran Pegawai setiap bulannya. (8) Apabila Surat Pernyataan disampaikan setelah klarifikasi kehadiran Pegawai maka dinyatakan tidak berlaku dan Pegawai dianggap melanggar jam kerja. Pasal 12 (1) Akumulasi pelanggaran jam kerja dihitung berdasarkan jumlah waktu tidak masuk kerja, terlambat masuk kerja, pulang sebelum waktunya dan/atau tidak mengisi daftar hadir. (2) Perhitungan waktu pelanggaran jam kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan konversi 7,5 (tujuh koma lima) jam sama dengan 1 (satu) hari tidak masuk kerja. (3) Pegawai yang melanggar ketentuan jam kerja dan telah memenuhi akumulasi 5 (lima) hari tidak masuk kerja atau lebih, dijatuhi hukuman disiplin berdasarkan ketentuan yang berlaku. BAB V PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN TUNJANGAN KINERJA Pasal 13 Jika pegawai mendapatkan nilai capaian kinerja SANGAT BAIK (AMAT BAIK), maka pada tahun berikutnya diberikan penambahan Tunjangan Kinerja paling tinggi 50% (lima puluh persen)...

- 7-50% (lima puluh persen) dari selisih besaran Tunjangan Kinerja yang diterimanya dengan besaran Tunjangan Kinerja kelas jabatan 1 (satu) tingkat diatasnya. Pasal 14 (1) Pengurangan Tunjangan Kinerja diberlakukan kepada: a. Pegawai yang mendapatkan nilai capaian kinerja dibawah nilai BAIK pada tahun berjalan; b. Pegawai yang terlambat masuk kerja; c. Pegawai yang pulang sebelum waktunya; d. Pegawai yang tidak hadir; dan e. Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin. (2) Pengurangan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan dalam % (persen) dan dihitung secara kumulatif dalam 1 (satu) bulan paling banyak sebesar 100% (seratus persen). Pasal 15 Pengurangan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf a dikenakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. pegawai yang mendapat nilai capaian kinerja pada tahun berjalan dengan nilai CUKUP, maka pada tahun berikutnya diberikan pengurangan sebesar 10% (sepuluh persen); b. pegawai yang mendapatkan nilai kinerja pada tahun berjalan dengan nilai KURANG, maka pada tahun berikutnya diberikan pengurangan sebesar 25% (dua puluh lima persen); c. pegawai yang mendapatkan nilai kinerja pada tahun berjalan dengan nilai BURUK, maka pada tahun berikutnya diberikan pengurangan sebesar 50% (puluh lima persen). Pasal 16 Pegawai yang melanggar ketentuan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf b dan/atau huruf c dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja sebesar 1,5% (satu koma lima persen). Pasal 17 Pegawai yang melanggar ketentuan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf d, dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja sebesar 3% (tiga persen). Pasal 18 Pegawai yang melanggar ketentuan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf e, dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja berdasarkan tingkat dan jenis hukuman disiplin. Pasal 19 (1) Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin ringan dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja sebesar 15% (lima belas persen) dengan ketentuan sebagai berikut: a. pengurangan

- 8 - a. pengurangan selama 1 (satu) bulan, jika Pegawai dijatuhi hukuman disiplin berupa teguran lisan; b. pengurangan selama 2 (dua) bulan, jika Pegawai dijatuhi hukuman disiplin berupa teguran tertulis; dan c. pengurangan selama 3 (tiga) bulan, jika Pegawai dijatuhi hukuman disiplin berupa pernyataan tidak puas secara tertulis. (2) Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin sedang dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja sebesar 30% (tiga puluh persen) dengan ketentuan sebagai berikut: a. pengurangan selama 6 (enam) bulan, jika pegawai dijatuhi hukuman disiplin berupa penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun; b. pengurangan selama 8 (delapan) bulan, jika pegawai dijatuhi hukuman disiplin berupa penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun; dan c. pengurangan selama 10 (sepuluh) bulan, jika pegawai dijatuhi hukuman disiplin berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun. (3) Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin berat dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja dengan ketentuan sebagai berikut: a. sebesar 50% (lima puluh persen) selama 12 (dua belas)bulan, jika pegawai dijatuhi hukuman disiplin berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun; b. sebesar 65% (enam puluh lima persen) selama 12 (dua belas) bulan, jika pegawai dijatuhi hukuman disiplin berupa pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah; dan c. sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) selama 12 (dua belas) bulan, jika pegawai dijatuhi hukuman disiplin berupa pembebasan dari jabatan. (4) Pemberlakuan pengurangan Tunjangan Kinerja bagi pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin ringan, sedang, atau berat berlaku bulan berikutnya sejak ditetapkan keputusan penjatuhan hukuman disiplin. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 20 Peraturan Sekretaris Jenderal ini mulai berlaku sejak Januari 2015. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 Desember 2014 SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL, ttd DANANG WIJAYANTO

- 9 - LAMPIRAN I PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI YUDISIAL TUNJANGAN KINERJA DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI YUDISIAL NO KELAS JABATAN TUNJANGAN KINERJA PER KELAS JABATAN 1 17 Rp. 19.360.000 2 16 Rp. 14.131.000 3 15 Rp. 10.315.000 4 14 Rp. 7.529.000 5 13 Rp. 6.023.000 6 12 Rp. 4.819.000 7 11 Rp. 3.855.000 8 10 Rp. 3.352.000 9 9 Rp. 2.915.000 10 8 Rp. 2.535.000 11 7 Rp. 2.304.000 12 6 Rp. 2.095.000 13 5 Rp. 1.904.000 14 4 Rp. 1.814.000 15 3 Rp. 1.727.000 16 2 Rp. 1.645.000 17 1 Rp. 1.563.000 SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL, ttd DANANG WIJAYANTO

- 10 - LAMPIRAN II PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI YUDISIAL DAFTAR HADIR... (UNIT KERJA) HARI :.. TANGGAL : BULAN : NO.ABSEN (Sesuai id handkey) N A M A DATANG PULANG PUKUL PARAF PUKUL PARAF CATATAN: Mengetahui, Kepala Biro/Pusat (Nama) (NIP) SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL, ttd DANANG WIJAYANTO

- 11 - LAMPIRAN III PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI YUDISIAL SURAT KETERANGAN IZIN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama :... NIP :... Pangkat/Golongan :... Jabatan :... Dengan ini menerangkan bahwa pada hari... tanggal... saya tidak hadir / terlambat masuk kerja / pulang sebelum waktunya / tidak berada di tempat tugas dikarenakan......*) Demikian disampaikan kiranya dapat dimaklumi. Hormat Kami Menyetujui/Tidak Menyetujui *) Atasan Langsung (Nama) (NIP) (Nama) (NIP) Keterangan: *) Coret yang tidak perlu SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL, ttd DANANG WIJAYANTO

- 12 - LAMPIRAN IV PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI YUDISIAL SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama NIP :.. :.. Jabatan :.. Dengan ini menerangkan dengan sesungguhnya bahwa pada hari tanggal saya datang/pulang *) kantor pukul.wib, namun saya lalai melakukan absen datang/pulang *). Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, harap maklum. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih. Jakarta, Saksi-saksi: 1... 2... Mengetahui, Atasan Langsung, Tanda Tangan 1.... 2.. Hormat Saya (Nama). NIP. (Nama) NIP. *)Coret yang tidak perlu SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL, ttd DANANG WIJAYANTO