Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

dokumen-dokumen yang mirip
Cara uji berat jenis aspal keras

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

Cara uji daktilitas aspal

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C ,IDT.)

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Cara uji penetrasi aspal

Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar (ASTM C , IDT)

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

Spesifikasi aspal emulsi kationik

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Cara uji kelarutan aspal

Cara uji sifat tahan lekang batu

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan) dengan alat konus pasir

Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Cara uji berat isi beton ringan struktural

Analisis kadar abu contoh batubara

Cara uji penyulingan aspal cair

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

Cara uji kelarutan aspal modifikasi dalam toluen dengan alat sentrifus

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus

Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal

Cara uji ekstraksi kadar aspal dari campuran beraspal menggunakan tabung refluks gelas

Cara uji berat jenis tanah

Cara koreksi kepadatan tanah yang mengandung butiran kasar

Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan

Metode uji CBR laboratorium

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

Metode uji penentuan faktor-faktor susut tanah

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

Cara identifikasi aspal emulsi kationik mantap cepat

Cara uji titik nyala dan titik bakar aspal dengan alat cleveland open cup

SNI. Metode Pengujian Berat Jenis Dan penyerapan air agregat halus SNI Standar Nasional Indonesia

Metode uji CBR laboratorium

Metode uji penentuan kadar pasir dalam slari bentonit

Semen portland komposit

Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol

Cara uji sifat dispersif tanah lempung dengan hidrometer ganda

Cara uji geser langsung batu

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Cara uji slump beton SNI 1972:2008

Cara uji kuat tekan beton ringan isolasi

Spesifikasi kompon cair pembentuk membran untuk perawatan beton

Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah

Cara uji bliding dari beton segar

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

Cara uji bakar bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

Revisi SNI Daftar isi

METODE PENGUJIAN KADAR RONGGA AGREGAT HALUS YANG TIDAK DIPADATKAN

SNI 6832:2011. Standar Nasional Indonesia. Spesifikasi aspal emulsi anionik

Cara uji penentuan kadar air untuk tanah dan batuan di laboratorium

Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

METODE PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Kepada Yth.: Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SURAT EDARAN NOMOR : 46/SE/M/2015 TENTANG

Spesifikasi bahan tambahan pembentuk gelembung udara untuk beton. Badan Standardisasi Nasional. Revisi SNI

Metode penentuan karakteristik gesek (indeks) geosintetik dengan uji geser langsung

Cara uji ketahanan campuran beraspal terhadap kerusakan akibat rendaman

Cara uji slump beton SNI 1972:2008. Standar Nasional Indonesia

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron

Spesifikasi agregat untuk lapis permukaan jalan tanpa penutup

Cara uji pengukuran potensi keruntuhan tanah di laboratorium

Cara uji kepadatan tanah di lapangan dengan cara selongsong

Bambu lamina penggunaan umum

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kekentalan

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET

Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki

Kulit masohi SNI 7941:2013

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Metode uji basah dan uji kering campuran tanah-semen dipadatkan

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Cara uji kekakuan tekan dan kekakuan geser bantalan karet jembatan

Spesifikasi pasir laut untuk campuran beraspal

Metode uji angka pantul beton keras (ASTM C , IDT)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEDOMAN Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil

Spesifikasi lapis tipis aspal pasir (Latasir)

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional

BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun dan dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Kegunaan... 2 5 Ketentuan... 2 6 Ringkasan cara uji... 2 7 Peralatan... 3 8 Benda uji... 3 9 Persiapan benda uji... 3 10 Prosedur pengujian... 3 11 Perhitungan... 4 12 Pelaporan... 4 13 Ketelitian... 4 Lampiran A (normatif) Formulir pengujian kadar air total agregat... 5 Lampiran B (informatif) Contoh isian formulir pengujian kadar air total agregat... 6 BSN 2011 i

Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan adalah revisi dari SNI 03-1971-1990, Metode pengujian kadar air agregat yang merupakan adopsi modifikasi dari ASTM C566-97, Standard test method for total evaporable moisture content of aggregate by drying. Revisi tersebut adalah: a) adanya tambahan acuan normatif; b) adanya catatan pada Tabel 1 mengenai bentuk lubang saringan dan ketentuan berat benda uji minimum agregat ringan; c) adanya tambahan dimungkinkan penggunaan jenis pemanas selain oven berventilasi disertai pengontrol temperatur; d) adanya perubahan dari standar ASTM yang sudah menjadi SNI. Standar ini disusun oleh Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil melalui Gugus Kerja Bahan dan Perkerasan Jalan pada Subpanitia Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan. Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) Nomor 08 Tahun 2007 dan dibahas dalam forum konsensus tanggal 12 Juni 2008 di Bandung yang melibatkan para narasumber, pakar dan lembaga terkait. BSN 2011 ii

Pendahuluan Standar ini dimaksudkan sebagai acuan para penanggung jawab dan teknisi laboratorium untuk menentukan kadar air total agregat dengan cara yang seragam dan dengan hasil yang akurat. Hasil dari pengujian ini dapat digunakan untuk keperluan pengendalian kadar air agregat pada pekerjaan beton semen dan beton aspal. Ketepatan massa komponen agregat dan air dalam pembuatan beton semen maupun beton aspal (khususnya beton aspal campuran dingin aspal emulsi) sangat mempengaruhi kualitas beton tersebut. Namun pada kenyataannya sering kali ditemui stok agregat yang akan digunakan berada dalam kondisi basah sehingga massa agregat dan massa air perlu dikoreksi. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian kadar air agregat antara lain sesuai cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan ini. BSN 2011 iii

1 Ruang lingkup Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan ini mencakup penentuan persentase air yang dapat menguap dari dalam contoh agregat dengan cara pengeringan. Hasil pengujian kadar air ini dapat digunakan dalam pekerjaan perencanaan campuran dan pengendalian mutu terhadap beton semen dan beton aspal campuran dingin aspal emulsi. Cara uji ini tidak mencakup masalah keselamatan yang berhubungan dengan penggunaannya. Pengaturan keselamatan dan kesehatan kerja serta penerapannya menjadi tanggung jawab pengguna cara uji ini. Apabila agregat dapat berubah secara kimiawi akibat pemanasan (misalnya kapur), atau diperlukan pengukuran yang lebih teliti maka pengujian harus menggunakan oven berventilasi dilengkapi pengontrol temperatur. 2 Acuan normatif Dokumen referensi yang terkait dengan standar ini: SNI 03-1969, Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar. SNI 03-1970, Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus. SNI 03-6414, Spesifikasi timbangan yang digunakan pada pengujian bahan. SNI 03-6865, Tata cara pelaksanaan program uji antar laboratorium untuk penentuan presisi metode uji bahan konstruksi. SNI 03-6866, Spesifikasi saringan anyaman kawat untuk keperluan pengujian. SNI 03-6889, Tata cara pengambilan contoh agregat. ASTM C29/C 29M, Test method for unit weight and voids in aggregate. ASTM C125, Terminology relating to concrete and concrete aggregates. 3 Istilah dan definisi Istilah dan definisi yang digunakan dalam standar ini adalah sebagai berikut: 3.1 alkohol anhidrous senyawa kimia hidrokarbon yang disebut juga etil alkohol atau etanol dengan rumus kimia C 2 H 5 OH dengan kandungan air sangat rendah sehingga dapat berfungsi sebagai bahan bakar 3.2 agregat ringan agregat yang memiliki berat jenis lebih kecil dari 2 3.3 kadar air agregat perbandingan antara massa air yang dikandung agregat dengan massa agregat dalam keadaan kering oven dan dinyatakan dalam satuan persen. BSN 2011 1 dari 6

3.4 spiritus etil alkohol yang didenatursi (ditambah bahan beracun agar tidak dikonsumsi) sehingga murah karena tidak dikenai cukai dan umumnya bisa digunakan sebagai bahan bakar 3.5 ukuran butir nominal maksimum ditunjukkan dengan ukuran saringan maksimum yang dapat menahan sedikitnya 10% agregat 4 Kegunaan hasil pengujian Cara uji ini cukup akurat untuk keperluan pada umumnya, utamanya untuk pengaturan massa komponen agregat pada pembuatan beton semen ataupun beton aspal campuran dingin aspal emulsi. Pada umumnya pengaturan massa agregat dengan mengukur kandungan air dalam contoh agregat tersebut dengan cara uji ini lebih tepat dibanding menentukan komposisi beton sesuai kadar air stok agregat. 5 Ketentuan Pengambilan contoh agregat harus sesuai dengan SNI 03-6889 dengan massa minimum benda uji sesuai Tabel 1. Tabel 1 - Massa minimum benda uji Ukuran nominal maksimum agregat Massa minimum benda uji mm inci agregat normal Kg a) 4,75 0,187 (No. 4) 0,5 9,5 3/8 1,5 12,5 ½ 2 19,0 ¾ 3 25,0 1 4 37,5 1½ 6 50 2 8 63 2½ 10 75 3 13 90 3½ 16 100 4 25 150 6 50 a) Untuk menentukan massa benda uji minimum agregat ringan, kalikan nilai pada Tabel 1 tersebut dengan berat isi lepas dalam satuan kg/m 3 dan bagi 1600. (dirujuk kembali ke ASTM) 6 Ringkasan cara uji Contoh agregat ditimbang, dikeringkan dengan cara di oven dan ditimbang kembali kemudian kandungan air agregat dihitung sebagai persen penurunan massa terhadap massa agregat kering oven. BSN 2011 2 dari 6

7 Peralatan Peralatan yang digunakan pada pengujian ini meliputi: a) Timbangan; Memiliki kapasitas yang memadai dan dapat menimbang dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh. b) Pemanas; Oven yang memiliki ventilasi dan dapat mempertahankan temperatur contoh 110 o C ± 5 C. Apabila pengaturan temperatur tidak disyaratkan, boleh digunakan pemanas lain yang memadai seperti pelat pemanas dengan listrik atau gas, lampu pemanas listrik, atau oven microwave berventilasi. c) Wadah benda uji; Wadah benda uji harus tahan panas dengan volume yang memadai sehingga dapat menampung benda uji agar tidak sampai jatuh/tumpah. Wadah benda uji juga harus memiliki bentuk yang sedemikian rupa sehingga kedalaman benda uji tidak lebih seperlima dari lebar wadah benda uji. CATATAN 1 - Apabila digunakan oven microwave, wadah benda uji harus terbuat dari bahan bukan logam. d) Pengaduk. Pengaduk yang terbuat dari logam atau spatula dengan ukuran yang memadai sesuai ukuran benda uji. 8 Benda uji Benda uji adalah agregat dengan massa tertentu (lihat tabel 1). 9 Persiapan benda uji Pastikan benda uji agregat berada dalam kemasan yang baik (kedap air) sehingga tidak akan mengalami perubahan kadar air mulai dari pengiriman hingga dilakukan pengujian. 10 Prosedur pengujian a) Timbang benda uji sampai 0,1% massa terdekat (W 1 ); (Massa benda uji adalah massa wadah dan benda uji dikurangi massa wadah). b) Keringkan benda uji langsung dalam wadah dengan menggunakan pemanas yang diinginkan dan jaga jangan sampai ada partikel yang hilang. Pemanasan yang terlalu cepat dapat menyebabkan partikel pecah dan keluar dari wadah sehingga mengurangi massa benda uji. Apabila pemanasan dapat merubah sifat benda uji agregat atau apabila disyaratkan pengujian yang lebih teliti maka gunakan oven yang memiliki pengatur temperatur. Apabila pemanas tidak menggunakan oven yang memiliki pengatur temperatur, aduk benda uji selama proses pengeringan untuk mempercepat proses dan menghindari pemanasan setempat. Apabila digunakan oven microwave, aduk contoh sekali-kali. Apabila digunakan pelat pemanas, untuk mempercepat pengeringan dapat dilakukan dengan prosedur berikut: 1) tambahkan alkohol anhidrous atau spiritus secukupnya sehingga merendam benda uji; BSN 2011 3 dari 6

2) aduk dan biarkan bahan yang tersuspensi mengendap; 3) tuangkan alkohol atau spiritus dengan cara mengendap-tuangkan (dekantasi) sebanyak mungkin tanpa ada benda uji yang terbuang; 4) bakar alkohol atau spiritus tersisa pada benda uji dan biarkan sampai padam selama pengeringan dengan pelat pemanas. CATATAN 2 - lakukan dengan hati-hati agar pembakaran benda uji terkendali sehingga bahaya dan kerusakan akibat pembakaran benda uji beralkohol atau spiritus dapat dihindari. c) Setelah dingin, sehingga tidak akan merusak atau mempengaruhi timbangan, timbang benda uji kering sampai 0,1% massa terdekat (W 2 ). Benda uji dianggap kering apabila pemanasan berikutnya hanya menyebabkan penurunan massa kurang dari 0,1%. 11 Perhitungan a) Hitung kadar air total dengan rumus sebagai berikut:... (1) Keterangan: P adalah kadar air benda uji dalam satuan persen; W 1 adalah massa benda uji dalam satuan g; W 2 adalah massa benda uji kering oven dalam satuan g. b) Kadar air permukaan sama dengan perbedaan antara kadar air total dengan kadar air penyerapan dengan semua nilai terhadap massa agregat kering. Penyerapan dapat ditentukan berdasarkan cara uji SNI 03-1969 atau SNI 03-1970. 12 Pelaporan Laporkan kadar air agregat dalam satuan persen sampai dua angka di belakang koma. 13 Ketelitian Dua hasil pengujian yang dilakukan oleh teknisi dan laboratorium yang sama terhadap contoh uji yang sama, satu sama lain tidak boleh berbeda lebih dari 0,79%; Dua hasil pengujian yang dilakukan oleh dua laboratorium yang berbeda terhadap contoh uji yang sama, satu sama lain tidak boleh berbeda lebih dari 0,79%. BSN 2011 4 dari 6

Nomor contoh : Jenis contoh uji : Jenis pekerjaan : Diterima tanggal : Diuji tanggal : Cara uji : Massa wadah + benda uji Massa wadah Massa benda uji (W 1 ) Massa wadah + benda uji kering oven Massa wadah Massa benda uji kering oven (W 2 ) Kadar air total (P) Kadar air total (P) rata-rata Catatan: Lampiran A (normatif) Formulir pengujian kadar air total agregat Kepala Surat Instansi Hasil Pengujian Benda Uji ke 1 Benda Uji ke 2 Diperiksa oleh Penyelia Dikerjakan oleh Teknisi Tanggal : Tanggal : (........................ ) (........................ ) BSN 2011 5 dari 6

Lampiran B (informatif) Contoh isian formulir pengujian kadar air total agregat Nomor contoh : 85/AG/VIII/07/BU Kepala Surat Instansi Jenis contoh uji : Agregat ukuran nominal maksimum ½ (massa benda uji minimum 2000 gr) Jenis pekerjaan : Penelitian Campuran Dingin Aspal Emulsi Diterima tanggal : 12 Agustus 2011 Diuji tanggal : 12 Agustus 2011 Cara uji : SNI 03-1971 Hasil Pengujian Benda Uji ke 1 Benda Uji ke 2 Massa wadah + benda uji 2.945 gram 3.037 gram Massa wadah 445 gram 537 gram Massa benda uji (W 1 ) 2.500 gram 2.500 gram Massa wadah + benda uji kering oven 2.883 gram 2.983 gram Massa wadah 445 gram 537 gram Massa benda uji kering oven (W 2 ) 2.438 gram 2.446 gram Kadar air total (P) 2,54 % 2,16 % Kadar air total (P) rata-rata 2,35 % Catatan: Diperiksa oleh penyelia Dikerjakan oleh teknisi Tanggal : 13 Agustus 2011 Tanggal : 12 Agustus 2011 BSN 2011 6 dari 6