BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

Hijab Secara Online Menurut Hukum Islam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI ALAT TERAPI DI PASAR BABAT KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA JUAL BELI SAPI SECARA SEPIHAK DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TAMBAHAN HARGA DARI HARGA NORMAL YANG DIMINTA TUKANG BANGUNAN DALAM PRAKTEK JUAL BELI BAHAN BANGUNAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE (HP) SERVIS YANG TIDAK DIAMBIL OLEH PEMILIKNYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB IV ANALISIS TRANSAKSI JUAL BELI BBM DENGAN NOTA PRINT BERBEDA SPBU PERTAMINA DI SURABAYA UTARA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK TRANSAKSI BISNIS DI PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 KUTISARI SELATAN TENGGILIS MEJOYO SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB IV. A. Tinjauan terhadap Sewa Jasa Penyiaran Televisi dengan TV Kabel di Desa Sedayulawas

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGEMBALIAN SISA PEMBAYARAN DI KOBER MIE SETAN SEMOLOWARU

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Praktik Jual Beli Produk atau Barang Replika di Darmo Trade

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

melakukan ijab dan qabul dengan jelas secara lisan berdasarkan jual beli grosir,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM PADA JUAL BELI HANDPHONE RUSAK DI PASAR WONOKROMO

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI

GAME RISING FORCE ONLINE

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

A. Analisis Praktek Jual Beli Mahar Benda Pusaka di Majelis Ta lim Al-Hidayah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN PASAL 106 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI TANAH MILIK ANAK YANG DILAKUKAN OLEH WALINYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI CEGATAN DI DESA GUNUNGPATI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Akad Kerjasama antara Pemilik Modal. dengan Pemilik Perahu di Desa Pengambengan

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERJANJIAN BAGI HASIL PENGOLAHAN TANAH DI DUSUN DARAH DESA SADENGREJO KEC. REJOSO KAB.

APLIKASI PELAKSANAAN PERJANJIAN BAGI HASIL DALAM PENGELOLAAN TAMBAK DI KELURAHAN KEPEL KOTA PASURUAN MENURUT PANDANGAN MAHZAB HAMBALI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GETAH KARET DI LINGKUNGAN UJUNG LOMBANG KELURAHAN LANGGA PAYUNG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK MERTELU LAHAN PERTANIAN CABAI MERAH DI DESA SARIMULYO KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI

TADLI> <S KUALITAS DALAM JUAL-BELI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

online. Mulai dari pencarian campaign hingga transfer uang donasi dapat dilakukan Website Kitabisa menawarkan kepada setiap orang yang ingin melakukan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI IKAN TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB 1V ANALISIS DATA. A. Analisis Sistem Pemberian Komisi Penjualan Kepada SPB (Sales Promotion Boy) Di Sumber Rizky Furniture Bandar Lampung

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN TARIF JUAL BELI AIR PDAM DI PONDOK BENOWO INDAH KECAMATAN PAKAL SURABAYA

waka>lah. Mereka bahkan ada yang cenderung mensunnahkannya dengan

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP SETATUS UANG MUKA YANG HANGUS DALAM PRAKTEK JUAL BELI ANAKAN BURUNG LOVE PONOROGO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP. Twitter Inc., yang menawarkan jejaring sosial berupa microblog sehingga

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB II LANDASAN TEORI. orang yang melakukan akad meneruskannya untuk mengambil dan. memberikan sesuatu. Orang yang melakukan penjualan dan pembelian

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN HADIAH JALAN SEHAT DARI HASIL PENJUALAN KUPON. Kupon Di Desa Made Kecamatan Sambikerep Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama universal yang mempunyai sekumpulan aturan dan

BAB I PENDAHULUAN. praktek yang merupakan hasil interaksi sesama manusia adalah terjadinya

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI DALAM JUAL BELI ANAK BURUNG

BAB I PENDAHULUAN. memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2001). Pasar modal memegang

BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS MELALUI MODEL WARALABA SYARI AH DI LAUNDRY POLARIS SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

adalah suatu transaksi yang sering terjadi saat masyarakat membutuhkan adalah penjual mencari seorang pembeli melalui jasa makelar.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BISNIS PULSA DENGAN HARGA DIBAWAH STANDAR

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN

DEVELOPER PT. SAMI KARYA DI PERUMAHAN GRAHA

JUAL-BELI SISTEM DROPSHIPPING

BUYUT POTROH SEBELUM PROSESI AKAD NIKAH DI DESA

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI A. Analisis Praktik Jual Beli Barang Rekondisi 1. Proses Jual Beli Praktik jual beli barang rekondisi di Desa Sidoharjo Dusun Tumpak tidak ada bedanya dengan jual beli pada umumnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya rukun yang terpenuhi, seperti adanya rukun yang terjadi dalam jual beli yaitu adanya penjual dan pembeli yang saling bertemu, adanya bukti barang yang diperjualbelikan, adanya ucapan penyerahan hak kepemilikan di pihak penjual dan ucapan penerimaan di pihak pembeli. Ija>b dan qabu>l atau penyerahan kepemilikan pada jual beli barang rekondisi di Desa Sidoharjo Dusun Tumpak ditunjukkan dengan adanya penyerahan uang dan barang yang terjadi antara pembeli dan penjual dengan harga yang telah disepakati antara kedua belahpihak. Dalam praktik jual beli barang rekondisi di Desa Sidoharjo Dusun Tumpak selain memenuhi rukun jual beli, syarat dari jual beli pun sudah terpenuhi, hal ini ditunjukkan dengan adanya syarat orang yang berakad baik pembeli maupun penjual adalah Islam dan dewasa, ada syarat s}i>ghat yaitu hal yang diucapkan ketika transaksi jual beli dilakukan (ija>b qabu>l), syarat barang yang dijualbelikan suci (maka tidak sah menjual barang najis), Bermanfaat dapat dimanfaatkan secara syara, dapat diserahkan, barang milik sendiri atau menjadi wakil orang lain, jelas dan diketahui oleh kedua orang yang melakukan akad. Di 55

56 lihat dari prosesnya maka jual beli, barang rekondisi seperti jual beli pada umumnya. B. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Barang Rekondisi 1. Jual Beli Hukum Islam bisa diartikan sebagai hukum atau aturan yang berdasar pada nilai-nilai atau kaidah-kaidah agama Islam yang bersumber dari dalil-dalil dalam ajaran Islam. Fakta-fakta dan ragam wanprestasi yang dilakukan oleh pemilik bengkel di Desa Sidoharjo Dusun Tumpak Mojokerto, dalam ragam wanprestasi calon-calon pembeli pada aspek kualitas barang yang diperjualbelikan. Menurut hukum Islam merupakan suatu bentuk dari tadli>s. Sebagaimana telah dikemukakan, dalam hukum Islam Tadli>s dalam jual beli, menurut fuqaha adalah menutupi aib barang dan ini bisa terjadi baik oleh penjual maupun oleh pembeli. Penjual dikatakan melakukan penipuan (tadli>s) apabila ia menyembunyikan cacat barang dagangannya dari pengetahuan pembeli. Sedangkan pembeli dikatakan melakukan penipuan (tadli>s) apabila ia memanipulasi alat pembayarannya terhadap penjual. 1 2. Adapun terdapat rukun dan syarat jual beli, yaitu: 1. Penjual dan pembeli, Syarat orang yang berakad baik pembeli maupun penjual adalah Islam, dewasa atau sadar, pembeli ataupun penjual harus baligh, berakal, menyadari dan mampu memelihara agama dan hartanya. 2. Ijab dan qabul (kalimat yang menyatakan adanya transaksi jual beli). 1 Saleh Al-Fauzan, Fiqih Sehari-hari, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), 382.

57 3. Benda atau barang yang diperjualbelikan. Adapun syarat-syarat ija>b qabu>l menurut ulama fiqih yang adalah : 1. Orang yang mengucap ija>b qabu>l telah akil baliqh dan berakal. 2. Qabu>l harus sesuai dengan ija>b. Jadi, semisal saya menjual kaos ini seharga seratus ribu, lalu pembeli menjawab saya beli kaos ini seharga seratus ribu. 3. Ija>b dan qabu>l dilakukan dalam suatu majlis. Kedua belah pihak antara penjual dan pembeli berada dalam satu tempat dan membahas masalah yang sama. Praktik tersebut sudah sesuai dengan rukun dan syarat jual beli. Mereka melakukan ija>b qabu>l di tempat yang sama dan dalam waktu yang bersamaan. Selain itu, dalam melakukan ija>b qabu>l mereka mengucapkan kata-kata yang pada intinya menyatakan untuk menjual dan membeli barang. Tidak ada perkataan khusus yang harus digunakan saat ijab qabu>l, karena ijab qabul termasuk syarat sahnya jual beli dan jika akad yang dilakukan tidak sempurna maka jual beli itu batal. Dalam ketentuan akad ijab qabu>l harus dilakukan secara berhadap-hadapan, mengucapkan ijab dan qabu>l, harus menyebutkan barang dan harga, ketika mengucapkan shighat harus disertai dengan niat, ijab dan qabu>l tidak terpisah. Tadli>s itu sendiri pada praktiknya, sudah dikemukakan dalam bab kedua. Dibagi dalam beberapa jenis, yakni tadli>s dalam kuantitas, tadli>s dalam kualitas, tadli>s dalam harga, dan tadli>s dalam waktu. Dalam konteks ini, praktik tadli>s dalam jual beli barang rekondisi di Desa Sidoharjo Dusun Tumpak Mojokerto, seperti yang dikemukakan fakta-fakta di atas, merupakan praktik tadli>s dalam

58 kualitas. Karena praktik jual beli tersebut telah terjadi informasi yang tidak jelas pada kedua belah pihak yang melakukan transaksi jual beli yang mengakibatkan terjadinya ketidakpastian pada salah satu dari mereka, yang dalam fakta-fakta ini adalah pihak pembeli. Pada wanprestasi pertama, pembeli mendapat informasi dari penjual bahwa barang yang ditawarkannya merupakan sparepart yang berkualitas dan baru. Tentu saja informasi ini tidak pasti sifatnya karena di pihak lain, yakni pihak penjual yang memberikan informasi itu sendiri mengetahui dengan pasti (namun dia sembunyikan) bahwa sparepart yang ditawarkan adalah barang rekondisi. Pada wanprestasi yang kedua, dengan berpijak pada informasi awal yang sudah diketahuinya, pembeli mengira barang yang ditawarkan oleh pihak penjual adalah barang yang berkualitas sedang. Penjual menyerahkan sparepart dengan kualitas yang sedang padahal kualitas barang itu sudah tidak layak untuk dipakai. Praktik jual beli barang rekondisi semacam ini jelas tidak sesuai dengan norma hukum Islam dalam al-qur an surat 4 an-nisa> ayat 29: إ Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. 2 Sisi batil dalam fakta-fakta praktik jual beli barang rekondisi di Desa Sidoharjo Dusun Tumpak sebagaimana digambarkan di atas adalah 2 Ibid., 83.

59 ketidakjujuran pada pihak penjual dalam bentuk menyembunyikan informasi tentang kualitas yang sebenarnya dari barang yang ia jual atau yang ia serahkan kepada pihak pembeli. Tentu dengan cara ini di satu pihak dapat mengambil keuntungan yang lebih besar dari usaha yang dilakukan, sementara pembeli di pihak lain merasa dirugikan. Walaupun jalan yang mereka lakukan untuk mendapat keuntungan itu adalah jual beli yang pada dasarnya adalah prinsip sukarela ( an tara>din), namun tadli>s kualitas yang mereka praktikkan membuat cacat penerapan prinsip tersebut secara hukum. Sebab jika pembeli memperoleh informasi yang benar atas barang yang ditawarkan sejak awal bahwa barang yang ditawarkan adalah barang rekondisi atau yang mereka terima itu kualitasnya tidak seperti yang mereka inginkan, tentu mereka tidak akan rela membelinya atau paling tidak mereka tidak akan rela membeli dengan harga seperti itu. Jual beli dengan cara tadli>s seperti ini melanggar syariat Islam, mengenai ini Imam al-bukhari meriwayatkan hadis bahwa Rasulullah SAW bersabda: ا لب ي ع ا ن ب ا خل ي ا ر ما ل ي ت ف ر ق ا ف أ ن ص د ق ا و ب ي ن ا ب و ر ك ل م ا ف ب ي ع ه م ا و إ ن ك ذ ب ا و ك ت ما م ق ت ب ر ك ة ب ي ع ه م ا Artinya: Dua orang yang sedang melakukan jual beli dibolehkan berkhiyar selama belum berpisah. Jika mereka berlaku jujur dan menjelaskan (ciri dagangannya), maka mereka akan diberi berkah dalam perdagangannya itu. Tetapi jika mereka berdusta dan menyembunyikan (cacat dagangannya), berkah dagangannya akan dihapus. 3 Dari sisi lain, di samping bahwa tindakan tadli>s kualitas dalam jual beli merupakan tindakan larangan dalam hukum Islam. Dapat lebih lanjut dapat 3 Al-Bukhari al-sindi, sahih Bukhari Bihasiyat al Iman al-sindi, (Libanon: Dar al-kotob al- Ilmiyah, 2008), 22.

60 dipertanyakan tentang akibat hukum jual beli itu bagi pihak yang dirugikan, yakni apa yang menjadi haknya menurut hukum Islam? Tentu saja karena adanya suatu perjanjian yakni perjanjian yang menumbuhkan konsekuensi hukum bahwa masing-masing pihak berkewajiban untuk memenuhi prestasi terhadap pihak yang lain sesuai dengan yang disepakati dalam akad, maka pihak yang melakukan tadli>s dalam kualitas dihukumi sebagai pihak yang melakukan wanprestasi. Bahwa pihak yang lain belum menerima hak sesuai dengan yang telah disepakati dan akad dan karena itu menjadi kewajiban pihak yang melakukan wanprestasi itu untuk memenuhi hak tersebut. Atau dari segi lain dapat dikatakan bahwa pihak yang dirugikan berhak menggugat pihak pelaku wanprestasi untuk memenuhi kewajiban dengan semestinya atau memberikan ganti rugi kepadanya. Tentang pemenuhan janji atau akad, norma hukum Islam menjelaskan dalam al-qur an surat 4: al-ma>idah ayat 1 sebagai berikut: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki- Nya. 4 Jika pelaku wanprestasi menolak gugatan tersebut, maka pihak yang dirugikan memiliki hak khiya>r (memilih antara melanjutkan atau membatalkan 4 Departemen Agama RI, Mushaf al-qur an dan Terjemah (Jakarta: CV. Pustaka al-kautsar, 2009), 107.

61 akad). Hak khiya>r yang muncul terkait dengan tindakan tadli>s (khiya>r tadli>s) dalam kualitas ini, dengan hak khiya>r yang muncul karena ditemukannya cacat pada barang yang sudah dibeli (khiya>r al- aib). Dalam khiya>r al- aib, cacat pada dagangan bisa ditemukan begitu saja tanpa adanya unsur kesengajaan dari salah satu pihak untuk menyembunyikannya. Ditemukannya pengurangan dalam kualitas barang tentu saja sama dengan ditemukannya cacat batrang. Bahwa keduanya tidak mencerminkan kualitas barang yang semestinya sesuai yang telah diperjanjikan. Jika dalam kasus penemuan cacat yang tidak disengaja, hukum Islam mensyariatkan hak khiya>r, maka dalam penemuan kasus pengurangan kualitas yang sengaja disembunyikan oleh salah satu (tadli>s) tentu lebih kuat alasannya untuk konsekuensi hukum penerapan hak khiya>r bagi pihak yang dirugikan. Adapun batasan waktu yang diberikan kepada pihak pembeli yang dirugikan untuk merealisasikan hak khiya>rnya adalah tiga hari terhitung sejak pertama kali dia mengetahui adanya tadli>s dalam akad. Berdasarkan pandangan hukum Islam, tadli>s dalam kualitas yang dipraktikkan oleh prmilik bengkel di Desa Sidoharjo Dusun Tumpak merupakan tindak wanprestasi yang dilarang. Tindakan tersebut membawa konsekuensi hukum berupa munculnya hak bagi pihak lain (pembeli) yang dirugikan dalam waktu paling lama tiga hari untuk menggugat pemenuhan haknya sesuai dengan yang telah disepakati dalam akad, atau hak untuk berkhiya>r (memilih untuk melanjutkan akad atau membatalkannya).

62 C. Analisis Undang-Undang Perlindungan Konsumen Fakta-fakta tentang upaya wanprestasi terhadap pada calon pembeli terhadap kualitas barang yang dilakukan oleh pemilik bengkel di Desa Sidoharjo Dusun Tumpak Mojokerto, dengan memanfaatkan ketidaktahuan pembeli terhadap barang rekondisi. Sebagaimana diutarakan di muka jelas merupakan tindakan yang mengabaikan hak dan kewajiban konsumen (pembeli). Menurut Pasal 4 dan Pasal 5 Undang-Undang Perlindungan Konsumen, hak-hak konsumen yang wajib dilindungi oleh pelaku usaha, sebagaimana telah dikemukakan di bab kedua, meliputi: Hak dan Kewajiban Konsumen meliputi: a) Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsurnsi barang dan/atau jasa. b) Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan. c) Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa. d) Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan / atau jasa yang digunakan. e) Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut. f) Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.

63 g) Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif. h) Hak untuk mendapatkan komnpensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya. i) Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya. 5 Sedangkan Kewajiban konsumen adalah: a) Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan. b) Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa. c) Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati. d) Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut. Untuk melindungi hak konsumen dari peluang kerugian yang diakibatkan oleh kecurangan yang oleh pelaku usaha dalam kegiatan usaha atau perdagangan demi meraih keuntungan yang maksimal untuk menekan ongkos produksi, maka Undang- Undang Perlindungan Konsumen Pasal 7 menggariskan kewajiban pelaku usaha adalah: a) beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya. 5 Asa Mandiri, Undang-undang perlindungan konsumen (UU RI Nomor 8 Tahun 1999), (Jakarta: Asa Mandiri, 2007), 4-5.

64 b) memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan pcnggunaan, perbaikan dan pemeliharaan. c) memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif. d) menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku. e) memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan. f) memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan. g) memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian. 6 Dilihat dari perspektif ketentuan Undang-Undang Perlindungan Konsumen ini, tentang wanprestasi kualitas barang yang dilakukan pemilik bengkel di Desa Sidoharjo Dusun Tumpak Mojokerto terhadap calon pembeli sebagaimana dikemukakan rinciannya di muka dapat dipandang sebagai bentuk-bentuk pelanggaran terhadap hak-hak konsumen pada Pasal 4 b dan c. 6 Ibid., 6.

65 Sebagaimana untuk melindungi hak konsumen dari peluang kerugian yang diakibatkan oleh kecurangan yang oleh pelaku usaha dalam kegiatan usaha atau perdagangan demi meraih keuntungan yang maksimal untuk menekan ongkos produksi pelaku usaha mempunyai kewajiban seperti yang dijelaskan di Pasal 7. Wanprestasi yang pertama pemilik bengkel yang dilakukan kepada konsumen yakni pemberian informasi yang tidak benar dengan menyatakan bahwa sparepart dengan kualitas sedang, padahal nyatanya tidak demikian. Merupakan suatu bentuk pelanggaran terhadap hak konsumen yang dinyatakan dalam Pasal 4 huruf c, yakni Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa. Sedangkan wanprestasi yang kedua, penjual menyerahkan sparepart dengan kualitas yang sedang padahal kualitas barang itu sudah tidak layak untuk dipakai. Sedangkan wanprestasi yang ketiga, penjual menyembunyikan cacat barang yang dijual kepada konsumen.