Nur Fatimah 1, Yuli Ani Setyo Dewi STITNU Al Hikmah Mojokerto

dokumen-dokumen yang mirip
Penggunaan Media Buku Cerita Bergambar untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Kelompok B RA Riyadlul Jannah Wrati Kejayan Pasuruan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PERMAINAN TEBAK SUARA PADA ANAK KELOMPOK A TK AL HIDAYAH SUMBERAGUNG 02 KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK FATHIMAH BUKAREH AGAM. Puji Hartini.

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN CONGKLAK PADA ANAK KELOMPOK A

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

Penerapan Metode Bermain Balok untuk Meningkatkan Kreatifitas Anak di PAUD Negeri Pembina Palu Utara

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

PENGEMBANGAN BERBAHASA PADA ANAK USIA 4 5 TAHUN MELALUI METODE BERMAIN KARTU HURUF DI TK PSM 2 KAWEDANAN MAGETAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah SatuSyarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD FKIP UNP Kediri.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

IMPROVING NUMERACY ACTIVITY THROUGH THE NUMBERS ON PLAYING CARDS CHILDREN GROUP A RA DARUL ULUM REJOTANGAN DISTRICT DISTRICT REJOTANGAN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU KATA BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH NARAS PARIAMAN

SKIRPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG-PAUD OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP WARNA MELALUI METODE PROYEK. Sri Endah Cahyaningsih

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

ARTIKEL SKRIPSI OLEH: SITI MUALIQOH SATTA NPM : P

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK ALKHAIRAAT SUMARI

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

Artikel Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PG-PAUD.

Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh : SUKARMI NPM : P

Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan Dengan Metode Bermain Lempar Gelang

METODE BERMAIN LEGO DALAM UPAYA MENUMBUHKEMBANGKAN KECERDASAN KINESTETIK PADA ANAK USIA DINI (Sudi Kasus di Lembaga Pendidikan Manusia Unggul)

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI MEDIA KARTU ANGKA DAN KARTU BERGAMBAR PADA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA III POJOK KECAMATAN CAMPURDARAT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B DI TK AL-KHAIRAAT LOLU

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mengingat, berpikir, bahasa, sosial emosional dan fisik, sehingga dalam kegiatan

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PGPAUD. Oleh :

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi PG-PAUD

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

BAB 1 PENDAHULUAN. Ia memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Program pemerintah untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa dengan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TEBAK BUNYI SUARA DI TAMAN KANAK-KANAK DHARMAWANITA AGAM Lusiana Srikartini ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak didik. sekolah. Melalui bermain anak-anak dapat menghasilkan pengertian atau

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) formal yaitu Taman Kanak-kanak

Transkripsi:

Penggunaan Alat Permainan Edukatif Balok Konstruktif untuk Meningkatkankan Kemampuan Bahasa Anak Kelompok A di RA Manbaul Muttaqin Plososari Grati Pasuruan Nur Fatimah 1, Yuli Ani Setyo Dewi 2 12 STITNU Al Hikmah Mojokerto Nfatimah3547@gmail.com yulianisetyo85@gmail.com Abstraksi: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan kegiatan bermain balok konstruktif dapat meningkatkan kemampuan bahasa anak kelompok A RA Mambaul Muttaqin Plososari Grati Kabupaten Pasuruan. Karena di RA ini Anak kurang dapat berbicara ketika disuruh bercerita di depan kelas tentang pengalaman-pengalamanya atau menjawab aktifitas belajar anak model pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang bervariatif, guru sering menggunakan buku-buku paket yang ada di sekolah, pelaksanaan pembelajaran hanya mengerjakan tugas-tugas seperti menulis, membaca buku, mewarnai majalah. Akibatnya anak kurang berkomunikasi dengan benar, aktivitas belajar juga jenuh. Penelitian ini dilakukan pada 25 anak TK A RA Mambaul Muttaqin Plososari Grati Pasuruan, yang terdiri dari 12 anak laki-laki dan 13 anak perempuan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang mengandalkan pengamatan, berperan serta (participant observation), dan wawancara pengalaman (indepth interview). Penelitian ini dilakukan sebanyak lima kali pertemuan. Hasil penelitian menunjukan secara keseluruhan kegiatan implementasi balok konstruktif baik aktifitas guru / pendidik maupun anak /peserta didik berhasil untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak. Kata Kunci : APE, Balok Konstruktif, Pengembangan Bahasa PENDAHULUAN Anak usia dini, anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun (UU Sisdiknas Tahun 2003) dan sejumlah ahli pendidikan anak memberikan batasan 0-8 tahun. Anak usia dini didefinisikan pula sebagai kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Pada masa

tersebut meupakan masa emas (golden age) karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang. Bermain adalah bagian hidup yang terpeting dalam kehidupan anak. Kesenangan dan kecintaan anak bermain ini dapat digunakan serbagai kesempatan untuk mempelajari hal-hal yang kongkrit sehingga daya cipta, imajinasi, dan kreatifitas anak dapat berkembang. Permainan balok, merupakan salah satu jenis permainan di taman kanak-kanak dan sangat disukai oleh anak, karena bersifat menata dan bisa untuk membentuk benda yang disukanya dengan keinginan dan imajinasi anak. Menurut surviani, manfaat dari permainan balok antara lain meningkatkan kemampuan motorik kasar dan halus anak, mengenalkan konsep dasar matematika,merangsang kreativitas dan imajinasi anak, mengembangkan ketrampilan bahasa anak, bila bermain dengan temannya dapat melatih kepemimpinan, inisiatif, perencanaan, mengemukakan pendapat, dan kemampuan menggerakan orang lain. Bahasa adalah suatu bentuk ungkapan yang disampaikan kepada orang lain saat berkomunikasi untuk dapat melakukan hubungan atau aktifitas. Namun kenyataan di RA Manbaul Muttaqin Plososari Grati Pasuruan di kelompok A semester 1 tahun pembelajaran 2017-2018, anak-anak belum memiliki aktifitas yang belajar yang gemilang. Anak kurang dapat berbicara ketika disuruh bercerita di depan kelas tentang pengalaman-pengalamanya atau menjawab pertanyaanpertanyaan dari guru. Rendahnya aktifitas belajar anak, di karenakan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang bervariatif, guru sering

menggunakan buku-buku paket yang ada di sekolah, pelaksanaan pembelajaran hanya mengerjakan tugas-tugas seperti menulis, membaca buku, mewarnai majalah. Akibatnya anak kurang berkomunikasi dengan benar, aktivitas belajar juga jenuh. Berdasarkan paparan di atas maka perlu di adakan penelitian untuk mengetahui bagaimana penggunaan balok konstruktif dalam meningkatkan aktivitas belajar, kemampuan berbahasa anak. Karena dengan media balok konstruktif pembelajaran akan semakin menarik dan menyenangkan. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian ini dengan judul Penggunaan Alat Permainan Edukatif Balok Konstruktif Untuk Meningkankan Kemampuan Bahasa Anak Kelompok A Di RA Manbaul Muttaqin Plososari Grati Pasuruan. KAJIAN LITERATUR Hakekat pendidikan anak usia dini adalah belajar sambil bermain. Melalui bermain seseorang anak dapat memperoleh kesempatan untuk mempelajari berbagai hal baru. Bermain sambil belajar bagi mereka juga merupakan sarana dalam mengembangkan berbagai ketrampilan sosialnya. Kegiatan bermain sambil belajar juga akan mengembangkan otot dan melatih gerakan motorik mereka dalam menyalurkan energi mereka yang berlebih. Bermain merupakan dunia anak yang paling menyenangkan,dimana setiap anak pasti memiliki gairah bermain yang sangat tinngi, baik di rumah, sekolah maupun dimana saja. Seorang anak akan menemukan pengalaman bermain, bahwa merancang dan bereksperimen

sesuatu hal baru dan berbeda dapat menimbulkan kepuasan, dan pada akhirnya anak akan lebih kreatif dan inofatif. Menurut syamsu yusuf (200) bermain adalah kegiatan yang dilakukan dengan kebebasan batin untuk memperoleh kesenangan. Melalui bermain anak memperoleh pengalaman yang mengandung aspek perkembangan fisik /motorik halus/kasa, kognitif, social, dan emosional ( sri yuliani :2014). Menurut soemiarti Tujuan pendidikan anak usia dini secara umum adalah mengembangkan barbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Hal ini senada dengan Soemiarti (1995 : 58), yang mengemukakan bahwa tujuan umum pendidikan anak usia dini, yaitu: membentuk manusia Pancasila sejati, yang bertaqwa kepada Tuhan YME, yang cakap, sehat dan terampil, serta bertanggung jawab terhadap Tuhan, masyarakat dan Negara. Selain tujuan umum tersebut, Soemiarti juga mengemukakan tujuan pendidikan anak usia dini secara khusus. Tujuan khusus pendidikan anak usia dini, antara lain: (1) memberi kesempatan kepada anak untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik maupun psikologinya dan mengembangkan potensi-potensi yang ada padanya secara optimal sebagai individu yang unik, (2) memberi bimbingan yang seksama agar anak memiliki sifat dan kebiasaan yang baik, sehingga mereka dapat diterima oleh masyarakat, (3) mencapai kematangan mental dan fisik yang dibutuhkan agar dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi

Menurut soejarno, tujuan pendidikan anak usia dini pada dasarnya dapat dilihat dari berbagai aspek. Hal ini sesuai dengan Soedjarno (1988 : 41) yang mengatakan bahwa tujuan pokok pendidikan anak usia dini dapat dilihat melalui tiga aspek, yaitu tujuan sosial, tujuan pendidikan, dan tujuan perkembangan. Menciptakan anak yang sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pendidikan anak usia dini (PAUD), merupakan pendidikan pertama dan utama bagi tumbuh kembang anak dan sebagai peletak dasar pertumbuhan fisik, sosioemosi, bahasa, dan komunikasi sesuai dengan perkembangan anak usia dini. Berdasarkan GBHN 1983 (mengatakan tujuan pendidikan anak usia dini adalah: (1) meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan daya cipta, yang diperlukan untuk hidup di lingkungan masyarakat, (2) memberikan bekal kemampuan dasar untuk memasuki jenjang sekolah dasar, (3) memberikan bekal untuk mengembangkan diri sesuai asas pendidikan sedini mungkin dan seumur hidup. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh (Dewi, 2014) menunjukkann bahwa salah satu penghambat guru dalam pembelajaran adalah kurangnya media pembelajaran yang dimiliki oleh sekolah. Alat Permainan Edukatif (APE) adalah istilah yang menunjukkan pada alat peraga yang secara spesial diberikan kepada anak-anak usia dini, khususnya usia antara 0-6 tahun. Menurut Andang Ismail (2009) mengatakan APE merupakan alat bermain yang dapat meningkatkan fungsi menghibur dan fungsi mendidik. Seperti alat edukatif balok kontruktif. Dengan bermain balok anak dapat bermain bersama dan belajar untuk berjiwa sportif (tidak mau menang sendiri), mau memberi, dan delajar menggunakan

bahasa dengan baik agar dapat menjalin pertemanan (perkembangan emosisosial). Guru dapat mengamati bagaimana anak belajar mengungkapkan diri secara spontan dan ia tidak perlu melakukan intervensi yang hanya aklan memgganggu interaksi anak yang bersifat spontan itu. Namun guru harus tetap tanggap dan waspada agar tidak terjadi kecelakaan. Intervensi harus dilakukan apabila terjadi hal-hal yang diduga akan berbahya atau menimbulkan perkelahian agar tidak berlarut-larut. Balok mempunyai tempat dihati anak serta menjadi pilihan favorit sepanjang tahun, malahan sampai tahun ajaran berakhir. Ketika bermain balok seluruh temuan-temuan terjadi. Demikian pula pemecahan masalah terjadi secara alamiah. Bentuk konstruksi mereka dari yang sederhana sampai yang rumit dapat menunjukkan adanya peningkatan perkembangan berpikir dan berbahasa mereka. Kemampuan berbahasa timbul begitu anak menyebutkan nama hasil kreasinya berkomunikasi dengan teman maupun guru terjadi dengan spontan. Perhatian anak ke bentuk konstruksi, menambah minat mereka untuk mengetahui lebih banyak lagi. Dan keinginan itu adalah satu kesempatan emas yang lurus ke buku. Bila minat membaca buku berkembang,maka secara mental anak akan makin siap membaca. Menurut Kridalaksana dalam Mardiningasih (2004:15) berpendapat bahwa bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh kelompok social untuk bekerja sama, komunikasi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa juga suatu simbol atau lambang yang digunakan untuk menyampaikan

keinginan/pikiran dan berkomunikasi dengan orang lain baik berupa verbal maupun visual (Dewi, 2017a). Menurut Mardiningsih (2004:15) menyatakan bahasa adalah suatu alat untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, serta sikap manusia. Jadi bahasa dapat dikatakan sebagai lambang. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan (Dewi, 2017b) banyak stimulasi yang digunakan oleh para guru agar perkembangan bahasa siswanya bisa berkembang secara maksimal yaitu diantaranya mengajak mereka berdialog dan berkomunikasi baik di dalam maupun di luar kelas. Karena dengan sering mengajak anak berbibacara maka mereka akan lebih cepat dan berani untuk berbicara. Menurut Welton dan Mallon (dalam Moeslichatoen,2004:18) bahasa merupakan bentuk utama dalam mengekspresikan pikiran dan pengetahuan bila anak mengadakan hubungan dengan orang lain. Anak yang sedang tumbuh dan berkembang mengkomunikasikan kebutuhannya, pikirannya, dan perasaannya melalui bahasa dengan kata-kata yang mempunyai makna unik. Bagi anak usia dini bahasa memiliki peranan yang sangat penting antara lain Bahasa sebagai sarana untuk berpikir, Bahasa sebagai sarana mendengarkan, Bahasa sebagai sarana untuk melakukan kegiatan berbicara, Bahasa merupakan peranan untuk membaca dan menulis setelah anak memasuki sekolah. Sedangkan menurut Menurut Wuri (2009:6) menyatakan bahwa setiap anak dilahirkan dengan potensi biologis dalam penguasaan bahasa yang

diperuntukkan hanya bagi manusia. Sehingga bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi anak dalam berinteraksi dengan orang lain, adapun peranan bahasa antara lain: a. Bahasa merupakan sarana utama untuk berfikir dan bernalar. Manusia berpikir dengan menggunakan otak dan mengelola pikirannya tersebut dengan bahasa. b. Bahasa sebagai alat penerus dan pengembang kebudayaan. Tujuannya untuk mewariskan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. c. Didalam masyarakat., bahasa mempunyai peranan yang penting dalam mempersatukan anggotanya. METODE PENELITIAN Penelitian menggunakan metode penelitian sesuai dengan sifat penelitianya yaitu penelitian kualitatif, karena dalam penelitian ini lebih mengutamakan deskritif analitif untuk memecahkan konsep konsep masalah didalamnya, bukan numeric statistic. Penelitian kualitatif mengandalkan pengamatan, berperan serta participant observation (partisipasi pengamat), sebagai instrument (Bogdan, 1982 : 13). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan dan observasi (pengamatan langsung), yang merupakan bagian dari metode penelitian kualitatif.

Rancangan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Memilih dan menetapkan satu kelompok yang akan digunakan sebagai subyek penelitiannya yaitu peserta didik kelompok A RA Mambaul Muttaqin Plososari Grati Pasuruan 2. Bersama-sama dengan guru sebagai mitra (kolaborator) menyiapkan RPPH dan ruang belajar atau bermain 3. Menyiapkan/menetapkan instrument penilaian dan kriteria penilaian seperti berikut: a. Lembar penilaian pendidik b. Lembar penilaian untuk mengetahui pendapat anak tentang permainan balok: 1) Lembar tanya jawab per anak/ peserta didik 2) Lembar rangkuman hasil tanya jawab seluruh anak 3) Lembar hasil tanya jawab c. Menyiapkan instrument observasi aktifitas anak dalam langkah-langkah implementasi pembelajaran dengan menggunakan alat permainan balok terdiri dari : 1) Penilaian harian 2) Rangkuman penilaian harian atau tiap pertemuan 3) Rekapitulasi penilaian seluruh pertemuan d. Menyiapkan lembar penilaian terkait dengan observasi perkembangan bahasa anak e. Penilaian harian anak

f. Rangkuman tiap pertemuan g. Rekapitulasi seluruh pertemuan. 4. Pengumpulan data Mengumpulkan data dari seluruh instrument-instrumen penilaian, catatan, dan lain-lain. 5. Menganalisis data: Setelah mengumpulkan data-data dan instrument penilaian, catatan dan lainlain, maka data-data tersebut dirangkum dan dianalisa, untuk mengetahui hasil penelitian. 6. Evaluasi : Mengkaji dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan/kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan hasil analisa. 7. Merencanakan kembali/merevisi rencana untuk melaksanakan kegiatan pada pertemuan/ waktu/hari selanjutnya, apabila pada kegiatan yang terdahulu belum menampakan hasil yang memuaskan. Dalam memperoleh data untuk mengetahui hasil belajar, kreteria yang digunakan adalah: Tabel 1. Lembar untuk mengetahui aktifitas, pengetahuan dan kemampuan pendidik dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan balok. No Aspek Yang Dinilai Hasil Pengamatan Kurang Cukup Baik Sangat

Skor 1 Skor 2 Skor 3 Baik Skor 4 1 Perencanaan pembelajaran a. Menyusun RPPH b. Menyiapkan media pembelajaran 2 2 2 Mengenalkan dan menjelaskan tentang materi/media pembelajaran a. Mengenalkan dan menjelaskan 3 tentang balok b. Bahasa yang digunakan mudah 3 dipahami anak 3 Kemampuan mendemontrasikan media 3 pembelajaran 4 Penguasaan dan pengelolaan kelas a. Member kesempatan pada anak 3 untuk mencoba balok b. Membbimbing dan mengamati 4 kegiatan anak 5 Kemampuan berinteraksi dengan 4 anak( Tanya jawab/bercakap-cakap) Jumlah skor 24 Kreteria penilaian akhir : Jumlah skor 1-8 = kurang

Jumlah skor 9 16 = cukup Jumlah skor 17-24 =baik Jumlah skor 25 32 = sangat baik Data diatas adalah hasil observasi terhadap aktivitas pendidik / guru selama kegiatan. Guru/pendidik telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan RPPH yang dibuat, dan hasil pengamatan menunjukanbahwa skor yang didapat adalah 24, artinya kemampuan pendidik/guru dalam hal perencanaan, mengenalkan dan menjelaskan media, kemampuan mendemontrasikan media, penguasaan dan pengelolaan kelas serta kemampuan berinteraksi dengan peserta didik baik Tabel 2. Lembar untuk mengetehui pengetahuan peserta didik tentang balok konstruktif, dan untuk membantu proses pengumpulan data serta proses analisa. No Pertanyaan Jumlah Jawaban Ya Tidak 1 Apakah anak pernah melihat alat permainan balok? 9 16 2 Apakah anak tahu nama alat permainan itu? 0 25 3 Maukah anak menggunakan alat permainan 25 0 balok? 4 Tahukah anak, apa yang akan dilakukan dengan alat permainan ini? 12 13

5 Apakah anak menyukai permainan ini? 25 0 Jumlah Jawaban 71 54 Prosentase 56,8% 43,2% Kreteria Penilaian: 1. Jika jawaban ya : 0% - 25% maka peserta didik,kurang tahu dan kurang mengerti tentang permainan balok konstruktif 2. Jika jawaban ya : 26% - 250% maka peserta didik,kurang tahu dan cukup tahu dan cukup mengerti tentang permainan balok konstruktif 3. Jika jawaban ya : 51% - 75% maka peserta didik tahu dan mengerti tentang permainan balok konstruktif 4. Jika jawaban ya : 76% - 100% maka peserta didik, tahu dan mengerti dengan sangat baiktentang permainan balok konstruktif HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil observasi awal terkait dengan pengetahuan anak tentang alat permainan balok, dapat dilihat pada lembar instrument di atas. Pengetahuan anak tentang alat permainan balok konstruktif di peroleh skor ya sebanyak 71 (56,8 %), ini artinya sebagian besarl anak sudah mengenal alat tersebut, walaupun mereka tidak mengetahui nama alat permainan ini. Hasil observasi tersebut akan membantu pembelajaran dengan media alat permainan balok konstruktif.

Tabel 3. Lembar penilaian untuk mengetahui aktifitas peserta didik terhadap balok konstruktif. No Aspek Penilaian Skor/Pertemuan 1 2 3 4 5 1 Mendengarkan/memperhatikan 1,88 1,88 1,88 2,28 2,92 pendidik saat mengenalkan dan menjelaskan alat permainan balok konstrutif 2 Memperhatikan pada saat pendidik 1,84 1,88 2,36 2,36 2,92 memperagakan alat permainan balok konstrutif 3 Mau mencoba alat permainan balok 2 2,28 2,80 2,84 3,2 konstrutif 4 Bereksplorasi memasang bongkahan 1,56 1,72 2,24 2,40 2,88 demi bongkahan balok konstruktif sehingga menjadi suatu bentuk. 5 Aktif bertanya dan menjawab 2 2,24 2,64 2,72 3,6 Jumlah skor 9.28 10 11,9 2 12,6 15,5 2 Rata-rata skor 1,86 2 2,39 2,5 3,1

Kreteria Penilaian Rata-rata skor 0-1 : kurang mengikuti kegiatan Rata-rata skor 1,1-2 : cukup mengikuti kegiatan Rata-rata skor 2,1-3 : baik mengikuti kegiatan Rata-rata skor 3,1-4 : sangat baik mengikuti kegiatan Data diatas adalah hasil observasi terhadap aktifitas peserta didik dalam langkah-langkah implementasi balok kontruktif, pada pertemuan ke 1 dengan skor 1,86 belum menampakan hasil yang diharapkan, sehingga pengamat harus melaksanakan pertemuan ke 2 untuk kegiatan yang sama. Hasil pada pertemuan ke 2 belum juga menampakkan hasil yang diharapkan sehingga dilaksanakan pertemuan ke 3, ke 4, dank e 5, dengan skor 3,1. Skor tersebut dikategorikan sangat baik. Tabel 4. Lembar penilaian untuk Perkembangan Bahasa Peserta Didik Dengan Menggunakan Alat Permainan Balok Konstruktif No Aspek Penilaian Skor/Pertemuan 1 2 3 4 5 1 Anak dapat menyebutkan / mengatakan 2 3 3,5 4 4 jumlah balok yang dibawahnya 2 Anak dapat menyebutkan nama nama 2 3 3,2 4 4 (bentuk-bentuk) balok 3 Anak dapat menyebutkan warna balok. 2,6 2,7 3,2 3,9 3,9

4 Anak dapat menyebutkan nama 2 2,6 3,2 3,9 3,9 bangunan yang dibentuknya 5 Anak mau melakukan Tanya jawab 2,6 2,6 3,2 3,2 3,2 dengan gurunya 6 Anak mau berkomunikasi dengan teman 2 2,6 2,6 2,9 3,2 saat bermain mikro setelah selesai membangun balok. 7 Anak mau bercerita maju kedepan kelas. 2 2,2 2,6 2,9 3,2 Jumlah skor Rata-rata 2,2 2,7 3,1 3,5 3,6 Kreteria Penilaian Rata-rata skor 1-2 : belum berkembang/belum mampu Rata-rata skor 2,1-3 : mulai berkembang / mampu dengan bantuan Rata-rata skor 3,1-4 : berkembang sesuai harapan / mampu tanpa bantuan Data diatas adalah hasil observasi terhadap Perkembangan Bahasa Peserta Didik Dengan Menggunakan Alat Permainan Balok Konstruktif Pada lembar ini, menunjukan rata-rata skor pada pertemuan ke 1 adalah 2,2 klasifikasi penilaian termasuk mampu dengan bantuan, sedangkan pada pertemuan ke 5 adalah 3,6 kategori penilaian mampu tanpa bantuan.

KESIMPULAN Kesimpulan merupakan langkah akhir dalam suatu penelitian. Berdasarkan data-data dari awal perencanaan, proses kegiatan dan hasil akhir penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Aktifitas peserta didik dan pendidik pada implementasi balok konstruktif sebagai media pengembangan bahasa anak di RA Mambaul Muttaqin, dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut ; a. Sebelum hari pelaksanaan, pendidik menyiapkan: 1) Menyusun RPPH 2) Menyiapkan Lembar Penilaian 3) Menyiapkan media pembelajaran yaitu balok konstruktif Dari hasil observasi tentang aktifitas pendidik dalam langkahlangkah implementasi sudah cukup baik. b. Pada hari pelaksanaan aktifitas peserta didik dan pendidik 1) Guru mengenalkan dan menjelaskan tentang balok kontruktif, sedangkan peserta didik mendengarkan dan memperhatikan (pada saat mulai pelaksanaan kegiatan sampai selesai kegiatan, observer mengamati dan menilai peserta peserta didik). Hasil pengamatan pada kegiatan ini adalah skor awal pada pertemuan ke 1:1,88 (anak cukup mengikuti kegiatan )padapertemuan akhir yaitu pertemuan ke 5 skor:2,92 anak mengikuti kegiatan dengan baik)

2) Pendidik mendemonstrasikan cara menggunakan balok konstruktif, sedangkan peserta didik memperhatikan. Skor pada pertemuan awal: 1,84 (anak cukup mengikuti kegiatan), pada pertemuan akhir skor: 2,92 (anak mengikuti kegiatan dengan baik) 3) Pendidik memberi kesempatan pada peserta didik untuk mencoba alat permainan ini. Sedang peserta didik mencobanya. Skor awal :2 (cukup mengikuti kegiatan)skor akhir:3,2 (anak sangat baik mengikuti kegiatan) 4) Memberi kesempatan pada peserta didik bereksplorasi membuat bentuk sesuai dengan keinginan ansk. Skor awal 2 (cukup mengikuti kegiatan)skor akhir 3,6 (anak mengikuti kegiatan dengan sangat baik). 5) Bercakap-cakap atau Tanya jawab antara pendidik dan peserta didik tentang kegiatan yang telah dilakukan. Skor awal1,56 (cukup baik mengikuti kegiatan), skor akhir 2,88(mengikuti kegiatan dengan baik) 6) Setelah kegiatan pembelajaran pendidik dan observer mengevaluasi kegiatan dan penilaian hasil pengamatan selama kegiatan berlangsung. Penilaian akhir (rekapitulasi) hasil pengamatan aktivitas peserta didik dalam langkah-langkah implementasi balok kontruktif menunjukan:

1) Pada pertemuan awal (ke 1), menunjukan rata-rata skor penilaian 1,86 termasuk kategori penilaian cukup artinya dengan langkahlangkah yang diterapkan, peserta didik sudah cukup dapat mengikuti langkah-langkahtersebut. 2) Pada pertemuan akhir (ke 5), skor penilaian menunjukan 3,1 termasuk kategori penilaian sangat baik artinya peserta didik dapat mengikuti langkah-langkah kegiatan implementasi balok konstruktif dengan sangat baik. 2. Hasil penelitian tentang perkembangan bahasa peserta didik dengan menggunakan media balok knstruktif di RA Mambaul Muttaqin Plososari Grati Pasuruan, berdasarkan hasil penelitian ternyata meningkat ini dibuktikan dari pertemuan ke 1 jumlah skornya 2,2 ( belum mampu melakukan sendiri) sedangkan pertemuan ke 5 jumlah skor 3,6(anak mampu melakukan kegiatan ini dengan sangat baik) DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsini. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: PT. Bumi Aksara. Asmawati, Luluk. 2008. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini Jakarta: Universitas Terbuka Astuti, Wuri. 2009. Pengembangan Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini Malang Depdiknas. 2002. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta Depdiknas. 2004. Kurikulum Standar Kompetensi. Jakarta Dewi, Y. A. S. (2014). Analisis Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Sekolah Dasar Negeri Pisang Candi 1 Malang. Modeling, 1(2), 94 109. Dewi, Y. A. S. (2017a). Korelasi Efektivitas Komunikasi dan Latar Belakang Etnis/Suku Orangtua Terhadap Perkembangan Bahasa Anak di Raudlatul

Athfal Kabupaten Pasuruan. Seling, 3(1), 99 114. Dewi, Y. A. S. (2017b). Metode Pembelajaran Guru Etnis Jawa- Madura Dalam Pengembangan Bahasa Siswa RA di Kabupaten Pasuruan. Seling, 3(2), 94 106. http://mumhh.blogspot.cp.id/2013/05karakteristik-umum-anak-usia-dini.html? m=1 https//mayadikiria wordpress. com/tag/prinsip-prinsip-permainan-edukatif/) https//www.geogle.co.id/amp/s/turtledaycare.wordpress.com/2017/05/09 https:yanugilang.wordpress.com/2011/04/16/tujuan-pendidikan-anak-usia-dini/ Ismail, Adang. 2009. EDUCATION GAMES Yogjakarta: Mardiningsih. 2004. Metodologi Pengembangan Motorik dan Bahasa Pasuruan: STKIP PGRI Pasuruan Moeslichatoen. 1994. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Patmonodewo, Soemiarti. Dr. 1995. Buku Ajar Kegiatan Pra Sekolah JakartaK Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sri Yuliani. 2014. Penggunaan Lego Konstruktif Sebagai Media Pengembangan Motorik Halus Peserta Didik Pos Paud Puspa Bangsa Desa Kedawung Kulon Grati Pasuruan. IKIP PGRI Jember