1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan pada suatu daerah sering membawa dampak, baik dari nilai positif maupun nilai negatif. Semakin berkembangnya suatu daerah tersebut akan meningkatkan kebutuhan akan sarana dan prasarana. Pemekaran di beberapa bagian wilayah kabupaten/ kota menuntut disediakannya infrastruktur yang memadai guna mendukung kegiatan di wilayah tersebut, termasuk salah satunya adalah penyediaan sarana dan prasarana untuk pelayanan air bersih. Begitu pentingnya kebutuhan akan air bersih sehingga menjadi tolak ukur keberhasilan dari suatu daerah. Daerah tersebut dinyatakan berkembang apabila pemenuhan kebutuhan akan air bersih mendapat prioritas utama. Pemenuhan kebutuhan akan air bersih dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain salah satunya dengan menggunakan sistem perpipaan yang biasa dikelolah oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Ketersediaan air di alam bervariasi antara satu daerah dengan daerah yang lain. Hal yang paling mendasar ikut mempengaruhi ketersediaan air pada suatu daerah adalah kondisi geografis dan topografi dari daerah yang bersangkutan. Sebagaimana terjadi juga pada Kabupaten Sidoarjo yang terletak di Jawa Timur. Secara administratif, Kabupaten Sidoarjo terbagi atas 18 kecamatan, 322 desa dan 31 kelurahan. Sementara itu desa-desa di Kabupaten Sidoarjo terbagi menjadi desa pedesaan (rural area) dan desa perkotaan (urban area). Salah satu kecamatan yang mengalami peningkatan jumlah penduduk dan perluasan permukiman yaitu Kecamatan Krian. Kecamatan Krian berada ± 12 meter dari permukaan laut, terletak di bagian barat Kabupaten Sidoarjo dengan luas 324,999 km 2 yang terdiri dari 22 desa dengan jumlah penduduk sampai tahun 2010 tercatat 114.755 jiwa. Tingkat pertumbuhan penduduk dalam lima tahun terakhir rata rata 5,09 %. Meningkatnya jumlah penduduk dan perluasan pemukiman pada kecamatan Krian sangat berpengaruh terhadap air bersih dan air minum.
2 Tingkat pelayanan air bersih di Kecamatan Krian masih sangat rendah yaitu baru mencapai 36% menggunakan instalasi jaringan perpipaan. Sebagian besar penduduk Kecamatan Krian (64%) masih tergantung pada sumur dangkal (3-15 m) dengan kualitas air yang kurang memadai terutama musim hujan, sementara masyarakat sangat mengharapkan untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas air bersih yang baik dengan mudah. Penyediaan air bersih pada hakekatnya adalah untuk menjamin dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara umum dan mencegah penyebaran penyakit bawaan secara khusus. Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, taraf kesejahteraan masyarakat serta meningkatnya intensitas dan ragam kegiatan, dimana kebutuhan akan air bersih mengalami peningkatan pula, maka hal tersebut sudah diantisipasi oleh pemerintah Kabupaten Sidoarjo terbukti dengan dibangunnya Instalasi Pengolahan Air I ( IPA Krian I ) di wilayah Krian dengan kapasitas debit 110 l/s. Sistem jaringan transmisi yang digunakan menggunakan sistim pompa dan sistim gravitasi dengan memanfaatkan sumber air permukaan dari daerah pengaliran Sungai Mangetan Kanal. 1.2 Rumusan Masalah Konsep kerja jaringan air bersih adalah menyediakan air bersih sesuai standar kebutuhan, dengan melakukan pengelolaan jaringan dari sumber air sampai lokasi konsumen (Darmanto, 2004). Dalam penyediaan air bersih sesuai standar di atas mengoptimalkan pengelolaan jaringan merupakan kegiatan utama. Tidak efisien jika jaringan pada diameter pipa, pompa yang terlalu besar, atau tangki yang tidak optimal (Triatmadja, 2000). Untuk kasus PDAM Delta Tirta Unit IPA Krian pada jaringan instalasi Kecamatan Krian timbul beberapa permasalahan seperti tersebut di bawah ini : 1. Jaringan pipa distribusi existing sudah melebihi umur rencana. 2. Untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen dengan mengoptimalkan distribusi air pada jaringan transmisi.
3 3. Perhitungan analisa ekonomi investasi jaringan air baku sejauh mana dapat memberikan kontribusi pada PDAM Kecamatan Krian. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah seperti tersebut di bawah ini : 1. Mengetahui kinerja teknis jaringan distribusi air bersih existing PDAM Delta Tirta Sidoarjo Unit IPA Krian. 2. Melakukan kajian untuk menyempurnakan sistem jaringan air bersih sehingga dapat meningkatkan pelayanan terhadap konsumen dan pengembangan jaringan pipa distribusi baru. 3. Mengetahui nilai investasi terhadap kelayakan analisa ekonomi dan mengkaji alternatif yang lebih baik. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat seperti di bawah ini : 1. Memberikan alternatif pengelolaan air bersih untuk pelayanan pelanggan Kecamatan Krian. 2. Memberikan gambaran teknis mengenai karakteristik aliran pada jaringan distribusi air bersih yang dapat dijadikan referensi untuk mengatasi masalah pada masa yang akan datang. 3. Memberikan alternatif penyelesaian jaringan pipa distribusi air bersih Kecamatan Krian agar didapat hasil yang optimal dari segi teknis. 4. Memberi gambaran kelayakan analisa ekonomi untuk investasi jaringan air baku. 1.5 Batasan Masalah Dalam melaksanakan penelitian ini ditetapkan batasan-batasan seperti di bawah ini : 1. Lokasi penelitian adalah PDAM Delta Tirta Sidoarjo Unit IPA Krian, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur.
4 2. Obyek penelitian yang dilakukan adalah sistem jaringan pipa transmisi dari instalasi pengolahan air dan pipa distribusi di Kecamatan Krian. 3. Evaluasi jaringan pipa existing yang ditinjau menggunakan software Water Net 4. Mengoptimalkan jaringan yang ada untuk memenuhi ketersediaan air pada jaringan pipa existing dengan jumlah pelanggan yang ada. 5. Analisa ekonomi hanya menghitung kelayakan investasi pembangunan jaringan air bersih. 1.6 Keaslian Penelitian Penelitian ini tidak mengandung hal yang baru baik secara metode, manajemen pengelolaan maupun tentang finansial yang berkaitan dengan investasi. Namun dalam penelitian ini ada beberapa masalah baru atau yang belum pernah dikaji sebelumnya, sehingga penelitian ini memperkaya cara penyelesaian masalah tentang jaringan air bersih. Selain itu penelitian tentang kajian optimalisasi distribusi air bersih Kecamatan Krian belum pernah dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari metode dan analisa pemecahan masalahnya yang merupakan aplikasi sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik untuk optimalisasi jaringan air bersih pada wilayah Kecamatan Krian. 1.7 Penelitian Sejenis Primaputra (2005) mengkaji tentang optimasi jaringan air bersih studi kasus PDAM kota Sumbawa Besar. Dalam melakukan simulasi pada penelitian ini menggunakan software WaterNet Versi 1.6. Hasil penelitiannya didapatkan bahwa kinerja instalasi jaringan eksisting tidak optimal sehingga terjadi peluapan pada tangki, dan pada jaringan pipa eksisting yang ada masih dapat dikembangkan karena pada masing-masing node masih mempunyai sisa tekanan relatif yang cukup tinggi terutama pada node-node yang mempunyai kebutuhan (demand).
5 Darmi (dalam Benu, 2006) mengkaji tentang pengembangan jaringan distribusi air bersih PDAM Tirta Meulaboh. Dalam melakukan simulasi pada penelitian ini menggunakan alat bantu software WaterNet Versi 1.6. Hasil penelitiannya didapatkan bahwa penggunaan tangki dalam jaringan eksisting dapat menghemat operasi pompa selama 1 jam 57 menit per hari disbanding dengan sistem pemompaan langsung dan juga mengurangi energi listrik dan investasi pompa karena pompa yang digunakan mempunyai debit dan head yang cukup kecil dibandingkan dengan sistem pemompaan langsung. Soplanit (dalam Benu, 2006) mengoptimalisasikan sistem eksisting jaringan distribusi PDAM kota Ambon dengan menggunakan program WaterNet. Hasil penelitian mengemukakan bahwa penggunaan diameter pipa yang terlalu besar menyebabkan jaringan tersebut tidak optimal dan juga pada node-node tertentu akan terjadi aliran laminar. Penelitian ini juga memprediksi kemampuan jaringan eksisting untuk melayani air sampai tahun 2002. Sarjono (dalam Benu, 2006) mengkaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi air bersih di kota Madya Surabaya. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa harga air tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, kepemilikan kendaraan bermotor memberikan kontribusi yang besar terhadap jumlah kebutuhan air bersih. Suandi (dalam Benu, 2005) mengkaji tentang pelayanan PDAM Tirta Siak Pekan Baru dalam kaitannya dengan tingkat kepuasan pelanggan dan minat masyarakat untuk berlangganan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendapat, tarif air, kualitas air, kontinuitas air dan tekanan air memberikan pengaruh terhadap jumlah pemakaian air PDAM oleh pelanggan. Benu (2006) mengkaji tentang kajian sistem jaringan pipa untuk optimalisasi pengelolaannya PDAM kabupaten Timor Tengah Selatan dengan menggunakan program WaterNet. Hasil penelitian tersebut menunjukkan terdapat beberapa jaringan yang kurang optimal bila menggunakan fluktuasi kebutuhan. Penelitian
6 ini juga memprediksi kemampuan jaringan eksisting untuk melayani air sampai tahun 2016.