BAB I PENDAHULUAN. cepat serta menghasilkan sumber pendapatan yang cukup besar bagi negara. Hal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sekarang ini selain bidang teknologi manusia juga

BAB I PENDAHULUAN Sumber : BPS di internet

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ritel modern saat ini semakin pesat dan mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta. Sebagai ibukota dari provinsi Jawa Timur, kota Surabaya juga

BAB I PENDAHULUAN. sandang, pangan, dan papan. Dengan adanya kebutuhan yang beraneka ragam itu,

BAB I PENDAHULUAN. jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (pikiranrakyatonline.com, 2013) (Simamora, 2006) (Kotler, 2002)

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang tersebar di semua wilayah Kota Bandung. Sejak dahulu Kota

Gambar 1.1 Logo UNKL347

2015 PENGARUH STORE ATTRIBUTE TERHADAP LOYALITAS WISATAWAN DIKONTROL OLEH MOTIVASI BERBELANJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang adalah mempertahankan para pelanggan setia agar tetap loyal

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan

2016 HUBUNGAN SEGMEN VALS (VALUE AND LIFESTYLE) DENGAN IMPULSE BUYING PADA KONSUMEN FACTORY OUTLET DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam industri yang sama, dengan meningkatnya tingkat persaingan maka

BAB I PENDAHULUAN. baik unit usaha yang bergerak dalam penjualan barang maupun jasa, tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini kota Bandung menjadi salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pakaian tidak hanya berguna sebagai alat yang digunakan manusia untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan di berbagai bidang, salah satunya pada bidang fashion.

BAB I PENDAHULUAN. food terbaik. Richeese Factory adalah QSR (Quick Service Restaurant) di

Disusun oleh : Yusnia Anggreini

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat, karena setiap

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian. Saat ini UMKM di Indonesia per tahunnya mengalami. oleh anak muda dan wanita. Usaha mikro mempunyai peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kegiatan-kegiatan usaha dewasa ini bergerak dengan pesat. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI PENUTUP. namun memiliki keuangan yang terbatas. Saat berbelanja di Boutique

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi ciri khas Yogjakarta. Di Yogjakarta kurang lebih terdapat 116

BAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini usaha pakaian semakin menjanjikan keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

BAB I PENDAHULUAN. inovasi desainer muda yang semakin potensial, tingkat perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. yang paling disukai adalah kegiatan berbelanja produk fashion. Produk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berpenampilan seadanya melainkan mulai bergeser menjadi kebutuhan fashion,

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. permintaan orang-orang akan hiburan semakin tinggi. Orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. kaum hawa. Bahkan kebanyakan dari mereka merasa bangga dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Arti dan Tujuan Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. ancaman bagi para pelaku usaha agar dapat memenangkan persaingan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. up, dan lainnya. Selain model dan warna yang menarik, harga produk fashion

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Jenis Usaha dan Nama Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan globalisasi ditandai dengan semakin tingginya intensitas

BAB I PENDAHULUAN. dibidang makanan dan minuman cepat saji. Pertumbuhan bisnis makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. perluasan pasar produk dari perusahaan Indonesia, sementara di sisi lain, keadaan

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang dilakukan diluar rumah termasuk kebiasaan mengikuti trend dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini, kota Bandung sudah menjadi kota

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak produsen memilih menggunakan selebriti sebagai endorser untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian dan perkembangan zaman khususnya

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan. Salah satu aspek kehidupan

Makalah. Analisis Studi Kelayakan Bisnis-Usaha Distro. DI Susun oleh : Joko Purnomo

WELCOME. Saat ini Anda memasuki session

BAB I PENDAHULUAN. khususnya kota Bandung. Mulai dari pakaian casual, remaja, dewasa, dan pakaian

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut orang-orang mengambil peluang untuk membuka

BAB I PENDAHULUAN. dan terkait dengan tren yang sedang berlaku. Masyarakat sudah menyadari

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi pasar yang kompetitif dan dinamis akan mengakibatkan setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ini menimbulkan kerugian bagi negara-negara tertentu yang belum

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penentuan Pokok Bahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Buchari Alma, 2005:130

BAB I PENDAHULUAN. model-model yang unik serta bervariatif dan sangat mengikuti trend masa kini.

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kegiatan di bidang pemasaran harus dilaksanakan secara

BAB I PENDAHULUAN. jasa untuk konsumsi langsung atau tidak langsung. Pengertian retail menurut Ma ruf

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan peradaban dan pola berpikir manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini juga tidak lepas dari kemajuan ekonomi di negara-negara

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DAN LOKASI USAHA TERHADAP PENDAPATAN

BAB V PENUTUP. Didasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada. bab IV, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. retail. Khususnya penjualan pada produk sabun antiseptik, para penjual harus

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Dalam mengenal konsumen kita perlu mempelajari perilaku konsumen

BAB I PENDAHULUAN. mall mendorong terjadinya pembelian secara tiba-tiba atau pembelian impulsif,

Consumer Behavior Lecturers: Mumuh Mulyana Mubara Mumuh Mulyana Mubar k, SE.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pemasaran tidak bisa terlepas dari aktifitas bisnis yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa

BAB I PENDAHULUAN. berpeluang munculnya usaha dalam bidang jasa. Salah satunya adalah Party

BAB I - PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat tak terkecuali busana muslim. Desain-desain baru

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan di Indonesia diikuti pula dengan. perkembangan di bidang ekonomi. Sejalan dengan kemajuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif. Selain itu, Indonesia merupakan negara dengan pasar potensial. dengan kemasan, rasa, dan harga yang bervariasi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri fashion merupakan salah satu industri yang berkembang dengan cepat serta menghasilkan sumber pendapatan yang cukup besar bagi negara. Hal ini dapat dilihat dari menjamurnya Factory Outlet yang ada di Indonesia khususnya di Bandung. Minat konsumen pun seperti tidak ada habisnya jika sudah berkaitan dengan fashion. Bandung merupakan kota yang terkenal dengan industri pakaian jadi dengan model-model yang unik dan sangat mengikuti trend masa kini. Bandung dikenal dengan anak mudanya yang kreatif, khususnya di bidang fashion. Bandung kini menjadi salah satu kota tujuan wisata belanja di Indonesia Banyak pendatang dari luar kota Bandung yang sengaja datang untuk sekedar berbelanja pakaian. Factory Outlet adalah toko yang dimiliki suatu perusahaan/pabrik yang menjual produk perusahaan atau pabrik tersebut, menghentikan perdagangan, membatalkan order dan kadang-kadang menjual barang kualitas nomor satu (Barry dan Joe, 1999:154). Pada tahun 2005 Factory Outlet di Bandung sudah mencapai hingga 51 Factory Outlet dan jumlahnya pun tidak berkurang bahkan cenderung bertambah hingga pemerintah pun harus menutup pembangunan Factory Outlet dikawasan

Dago karena semakin menjamurnya Factory Outlet disana serta banyak diantaranya yang tidak memiliki izin (Dunia Dalam Berita : 2005). Antusias masyarakat terhadap berdirinya Factory Outlet sangat besar. Tawaran yang diberikan Factory Outlet yaitu barang impor dengan harga murah dan kualitas yang baik sangat berpengaruh pada animo masyarakat untuk berkunjung dan membeli bahkan dengan jumlah yang banyak. Bandung sebagai kota mode dengan julukan Paris Van Java menunjukan persaingan yang semakin kompetitif di bidang bisnis fashion. Hal itu terlihat dengan semakin banyaknya Factory Outlet di kota Bandung. Para pemilik Factory Outlet harus terus melakukan inovasi dengan kreativitas yang tinggi terhadap produk yang di tawarkan terutama dari segi desain. tentunya dengan harapan agar konsumen memilih untuk membeli pakaian pada Factory Outlet mereka. Para pemilik Factory Outlet juga berlomba-lomba dalam membangun tempat belanja yang nyaman, lengkap, dengan harga yang mampu bersaing, serta mengeluarkan model-model yang up to date. Dengan begitu persaingan pun semakin kompetitif karena para pemilik Factory Outlet harus memikirkan langkah-langkah yang tepat agar dapat meraih konsumen sebanyak mungkin. Terjadinya pergeseran nilai dalam masyarakat yang cenderung menjadi konsumtif termasuk dalam hal fashion menjadikan bisnis fashion menjadi pasar potensial bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bisnis ini. Para pemilik Factory Outlet harus lebih jeli melihat perubahan perilaku masyarakat sehingga setiap produk yang di tawarkan sesuai dengan keinginan pasar.

Kebiasaan masyarakat kita yang lebih menyukai barang-barang dengan harga murah membuat para pemilik Factory Outlet harus bekerja keras dalam menarik konsumen. Factory Outlet sendiri dikenal dengan harga barangnya yang mahal. Masyarakat kebanyakan lebih memilih untuk membeli pakaian di tokotoko biasa atau Distro lokal yang harga barangnya lebih murah dibandingkan dengan Factory Outlet. Selain itu sebagian masyarakat menilai bahwa pakaian yang dijual di Factory Outlet banyak yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Hal ini disebabkan karena berbedanya budaya di Indonesia dengan Negara asal pakaian impor yang banyak di jual di Factory Outlet. Masyarakat menilai bahwa pakaian yang dijual di Factory Outlet rata-rata terlalu seksi & memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya dilindungi, misalnya celana pendek untuk wanita. Hal ini bertentangan dengan budaya masyarakat kita yang merupakan Negara dengan penganut ajaran Islam terbanyak di dunia yang dalam ajarannya di atur batas-batas anggota tubuh yang boleh dan tidak boleh diperlihatkan. Di Blossom Factory Outlet sendiri model pakaian yang dijual merupakan model yang sedang trend di pasaran, dan yang sangat diminati konsumen saat ini adalah pakaian-pakaian yang cenderung terbuka. Blossom Factory Outlet tidak menjual jenis pakaian muslim pada hari-hari biasa, hal ini dikarenakan kurangnya minat beli customer Blossom Factory Outlet terhadap pakaian muslim sehingga manajemen Blossom Factory Outlet memutuskan untuk tidak menyediakan jenis

pakaian muslim. Blossom Factory Outlet hanya menyediakan pakaian muslim pada saat menjelang bulan Ramadhan dan hari besar keagamaan seperti Idul Fitri. Fenomena ini menjadi tugas berat bagi manajemen Blossom Factory Outlet untuk selalu melihat perubahan nilai budaya yang ada di masyarakat sehingga dapat menentukan jenis dan model pakaian yang sedang di minati saat ini, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan jumlah penjualan. Selain itu terjadinya persaingan yang sangat ketat pada bisnis ini yang memaksa para pemilik Factory Outlet untuk melakukan strategi khusus agar tetap mampu bersaing. Untuk menarik banyak konsumen bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah, salah satu pemilik Blossom Factory Outlet yaitu Bapak Matthew Lukman masih merasa pelanggannya belum maksimal dan ingin lebih meningkatkan jumlah customer yang datang ke Blossom Factory Outlet. Blossom Factory Outlet merupakan salah satu factory outlet yang berdiri sejak tahun 2000 di Bandung dan sudah memiliki 9 cabang di lima kota besar. Blossom Factory Outlet sebagai salah satu Factory Outlet yang cukup dikenal sangatlah perlu merespons kondisi pasar yang semakin kompetitif dan dampakdampaknya, Blossom Factory Outlet harus selalu mengubah strategi dalam pemasaran. Mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli di Perusahaan mereka semakin diperlukan di dalam persaingan dengan perusahaan lainnya. Namun perusahaan sering melupakan faktor lain yang mempengaruhi konsumen untuk berbelanja di Factory Outlet mereka. Faktor tersebut adalah faktor lingkungan eksternal yang terdiri dari budaya, kelas sosial, pribadi, keluarga dan

situasi. Manajemen Blossom Factory Outlet harus lebih jeli dalam memanfaatkan berbagai macam faktor yang dapat meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke Blossom Factory Outlet, yang pada akhirnya melakukan pembelian di Blossom Factory Outlet. Menurut Kotler dan Amstrong (2006:129) Perilaku pembelian konsumen adalah perilaku pembelian akhir dari konsumen, baik individual maupun rumah tangga, yang membeli barang-barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Menurut Kotler dan Amstrong (2006: 147), konsumen akan melewati lima tahap proses pengambilan keputusan yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Biasanya dalam melakukan keputusan pembelian konsumen sangat memperhatikan lingkungan sekitarnya. Kadang konsumen merasa tidak yakin dengan keputusannya dalam membeli produk tertentu dan meminta bantuan dari pihak lain untuk menentukan produk apa yang harus dibeli. Tetapi tetap saja keputusan pembelian terakhir ada dalam diri konsumen itu sendiri. Keadaan lingkungan eksternal berpengaruh pada perilaku konsumen yang menyebabkan manajemen pemasaran dituntut untuk selalu mengetahui perilaku konsumen diwaktu yang akan datang. Perilaku konsumen mencerminkan mengapa seorang konsumen membeli dan bagaimana seorang konsumen tersebut memilih dan membeli suatu produk. Dengan mengkaji perilaku konsumen, perusahaan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian.

Hal ini sesuai dengan pendapat Kanuk (2004:443) yang menyatakan bahwa terdapat dua aspek eksternal yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen yaitu aspek pemasaran perusahaan dan aspek lingkungan sosial budaya. Banyak faktor eksternal yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Faktor eksternal tersebut terdiri dari budaya, lingkungan sosial, demografis, dan individu. Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Menurut Kotler dan Amstrong (2006:197), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku konsumen itu terdiri dari budaya, sosial, pribadi, dan psikologi. Menurut Anwar Prabu (2009:39) budaya dapat di definisikan sebagai hasil kreativitas dari satu generasi ke generasi berikutnya yang sangat menentukan bentuk perilaku dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Ujang Sumarwan (2004:170) budaya adalah segala nilai, pemikiran, simbol yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan dan kebiasaan seseorang dan masyarakat. Menurut James F. Angel, Roger D. Blackwell. Dan Paul W. Miniard (1994:69) Budaya mengacu pada seperangkat nilai, gagasan, artefak,dan symbol bermakna lainnya yang membantu individu berkomunikasi, membuat tafsiran, dan melakukan evaluasi sebagai anggota masyarakat. Budaya merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Budaya berpengaruh paling luas dan paling dalam terhadap pengambilan keputusan (Lamb, Hair. Mc. Daniel, 1999:161). Hal

yang sama dinyatakan oleh Kotler (2003 : 183) bahwa budaya adalah faktor penentu dasar bagi keinginan dan perilaku individu. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai Dampak Budaya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Blossom Factory Outlet Cabang Dago Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Mengingat luasnya permasalahan yang diteliti sehubungan dengan Dampak Budaya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Blossom Factory Outlet Cabang Dago Bandung, maka penulis membatasi permasalahan yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini. Adapun identifikasi permasalahan ini antara lain: 1. Blossom Factory Outlet ramai di kunjungi konsumen hanya pada hari-hari tertentu, saat weekend atau pada saat libur hari besar 2. Kecilnya minat beli masyarakat terhadap pakaian muslim di Blossom Factory Outlet Cabang Dago Bandung. 3. Persaingan dengan Factory Outlet lainya. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengemukakan rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi budaya Konsumen Blossom Factory Outlet Cabang Dago Bandung 2. Bagaimana gambaran keputusan pembelian Konsumen pada Blossom Factory Outlet Cabang Dago Bandung 3. Seberapa besar dampak budaya terhadap keputusan pembelian Konsumen pada Blossom Factory Outlet Cabang Dago Bandung 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud penelitian yang dilakukan adalah mencari data dan informasi yang dibutuhkan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang dampak budaya terhadap keputusan pembelian konsumen pada Blossom Factory Outlet Cabang Dago Bandung. 1.3.2 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan penulis adalah: 1. Untuk mengetahui kondisi budaya konsumen pada Blossom Factory Outlet Cabang Dago Bandung 2. Untuk mengetahui gambaran keputusan pembelian konsumen Blossom Factory Outlet Cabang Dago Bandung 3. Untuk mengetahui seberapa besar dampak budaya terhadap keputusan pembelian konsumen pada Blossom Factory Outlet Cabang Dago Bandung

1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Perusahaan. Dengan adanya penelitian ini dapat memeberikan masukan yang bermanfaat berupa sumbangan ide-ide bagi perusahaan untuk melakukan strategi pemasaran dengan memperhatikan budaya yang berdampak pada konsumen dalam melakukan pembelian di Blossom Factory Outlet. b. Bagi Pihak Lain Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mendapatkan pengetahuan dan sebagai bahan pertimbangan lainnya yang mungkin digunakan untuk penelitian lebih lanjut. c. Bagi Penulis Untuk menambah wawasan pengetahuan sebagai bekal agar dapat menerapkan kombinasi yang tepat antara keadaan teoritis dengan keadaan yang sebenarnya, khususnya mengenai dampak budaya dalam melakukan keputusan pembelian. 1.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian Adapun lokasi tempat dimana penulis melaksanakan penelitian adalah di Blossom Factory Outlet Cabang Dago Bandung

Tabel 1.1 Waktu pelaksanaan penelitian BULAN KETERANGAN Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Penyusunan UP Pencarian tempat penelitian Pengumpulan data dan pengolahan data Penyusunan Laporan