LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR TAHUN SERI NO.

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR TAHUN SERI NO.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 3 TAHUN 1999 SERI B NO. 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR TAHUN SERI NO.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR TAHUN SERI NO.

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG Nomor: 12 Tanggal : 25 Juni 1999 Seri: B Nomor : 12

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 14 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN PARIWISATA BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM

RETRIBUSI PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 8 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Nomor : Tahun Seri no.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 14 TAHUN 1999 SERI B NO. 9

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG. Nomor : 1 Tanggal : 25 Juni 1999 Seri : B Nomor : 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG. Nomor : 7 Tanggal : 25 Juni 1999 Seri : B Nomor : 7

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG Nomor: 9 Tanggal : 25 Juni 1999 Seri: B Nomor : 9

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 1998 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG. Nomor : 5 Tanggal : 25 Juni 1999 Seri : B Nomor : 5

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI KAWASAN PARIWISATA, OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 21 TAHUN : 1999 SERI : B NOMOR : 9

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 7 TAHUN 2013

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SRAGEN NOMOR 4 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN

- 2 - LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2010 NOMOR 13

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 11 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 20 TAHUN 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 7 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 13 TAHUN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN TAKALAR

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR

RETRIBUSI WISMA/PESANGGRAHAN/VILLA

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG. Nomor : 3 Tanggal : 25 Juni 1999 Seri : B Nomor : 3

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 22 TAHUN 1999 SERI B. PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON NOMOR : 3 TAHUN 1999 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 18 TAHUN 2015

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 16 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DITEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA,

P E R A T U R A N D A E R A H

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI KAWASAN PARIWISATA PANTAI WIDURI

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 28 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 28 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 4 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 20 TAHUN 2002 (20/2002) TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN BENGKEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2000 NOMOR 42 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 39 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI PENYEDOTAN KAKUS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA

PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK

RETRIBUSI TEMPAT PELELANGAN IKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IJIN TRAYEK ANGKUTAN DARAT DI KABUPATEN MURUNG RAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

PEMERINTAH KABUPATEN MANOKWARI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

-26 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 05 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 05 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

BUPATI MUSI RAWAS, b. bahwa untuk pungutan retribusi sebagaimana dimaksud huruf a diatas, perlu diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas.

b. bahwa untuk melaksanakan pemungutan retribusi sebagaimana dimaksud pada huruf a diatas, perlu diatur dengan Peraturan Daerah.

Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah ;

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 56 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 07 TAHUN 2001 T E N T A N G RETRIBUSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT BUPATI LAMPUNG BARAT

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR TAHUN SERI NO. PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 19 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA, Menimbang Mengingat : a. Bahwa dengan telah ditetapkannya Undang-undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah maka peraturan Daerah Kabupaten Daearah Tingkat II Purbalinga Nomor 5 tahun 1980 tentang pengelolaan, pembinaan dan pengembangan Obyek Wisata Gua lawa disyahkan disyahkan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 188.3/221/1980 diundangkan dalam lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga tahun 1980 Seri B Nomor 3 diubah terakhir dengan peraturan daerah Kabupaten Daerah tingkat II Purbalingga Nomor 8 tahun 1987 tentang Mengubah untuk kedua kali Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga Nomor 5 Tahun 1980 tentang Pengelolaan, pembinan dan pengembangan Obyek Wisata Gua Lawa, disahkan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah nomor 188.3/390/1987 diundangkan dalam lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga Seri D Nomor 10 dan peraturan daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga Nomor 10 tahun 1977 tentang Tata Tertib Penggunaan Monumen Tempat Lahir Jendral Soedirman di Rembang, disyahkan Gubernur kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah dengan surat keputusan nomor Hk 084/8/1997 diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga tahun 1997 seri B Nomor 5 perlu disesuaikan; b. Bahwa tempat olah raga di Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga belum diatur; c. Bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana tersebut huruf a, perlu mengatur dan menetapkan Retribusi Tempat Rekreasi dan olah Raga dengan Peraturan Daerah. : 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah; 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Rebuplik Indonesia Tahun 1974 Nomor 38, tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3037); 3. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 3685); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1997 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3692); 5. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan; 6. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 171 Tahun 1997 tentang prosedur pengesahan Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi daerah; 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997 tentang Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun 1997 tentang Pemeriksaan Dibidang Retribusi Daerah; 9. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga Nomor 5 tahun 1987 tentang pembentukan susunan Organisasi dan Tatakerja Dinas Pariwisata Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga tahun 1988 Seri D Nomor 1); 10. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga Nomor 6 Tahun 1987 tentang penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga (Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga Tahun 1987 Seri D Nomor 1). Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan Daerah ini yang di maksud dengan : a. Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga; b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga; c. Kabupaten adalah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalinga; d. Bupati Kepala Daerah adalah Bupati Daerah Tingkat II Purbalingga; e. Kepala Dinas Pariwisata adalah Kepala Dinas Pariwisata

Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga; f. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang retribusi Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; g. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komenditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, congsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk usaha lainnya; h. Tempat rekreasi adalah tempat yang ruang lingkup kegiatannya untuk memberikan kesegaran jasmani dan rohani; i. Tempat Olah raga adalah tempat yang ruang lingkup kegiatannya untuk memberikan kesehatan jasmani dan rohani; j. Retribusi Jasa Usaha adalah retribusi atas jasa yang di sediakan atau diberikan oleh pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta; k. Retribusi tempat Rekreasi dan Olah raga yang selanjutnya dapat disebut retribusi adalah pembayaran atas pelayanan penyediaan tempat rekreasi, pariwisata dan olah raga yang dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah; l. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan Perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi; m. Kas daerah adalah kas daerah yang ditunjuk oleh bupati Kepala Daerah; n. Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SPRD adalah surat yang digunakan oleh Wajib retribusi untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran yang terutang menurut peraturan retribusi; o. Surat ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah Retribusi yang terutang; p. Pemeriksaaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencar, megumpulkan dan mengelola data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi berdasarkan Peraturan Perundang-undangan retribusi Daerah; q. Penyidikan Tindak Pidana di bidang Retribusi adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik umum (Polri) dan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya dapat disebut Penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang retribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya. BAB II KEWAJIBAN Pasal 2 (1) Orang pribadi atau badan yang akan masuk ke tempat rekreasi diwajibkan membayar retribusi masuk. (2) Pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dilaksanakan pada tempat rekreasi : a. Tempat rekreasi Gua lawa;

b. Tempat rekreasi Monumen Tempat Lahirnya Jendral Soedirman; c. Tempat rekreasi Wana Wisata Serang; d. Tempat rekreasi Pendakian Gunung Slamet; e. Tempat rekreasi Kolam Pemancingan Desa Wisata Karang Banjar; f. Tempat rekreasi Petilasan Ardi Lawet; g. Tempat rekreasi Curug Karang; h. Tempat-tempat rekreasi lain yang memiliki nilai sejaran (historis). Pasal 3 (1) Semua orang pribadi atau badan yang akan menggunakan tempat olah raga harus mendapt izin kepada Bupati Kepala Daerah. (2) Selain dikenakan izin sebagimana dimaksud ayat (1) Pasal ini juga dikenakan retribusi. (3) Pengenaan Retribusi Tempat Olah Raga sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini dilaksanakan pada tempat olah raga. a. Lapangan Olah Raga Wasesa; b. Gedung Olah Raga Mahesa Jenar; c. Lapangan Tenis Pemerintah Daerah. (4) Prosedur untuk mendapatkan izin sebagimana dimaksud ayat (1) Pasal ini diatur dengan keputusan Bupati Kepala Daerah. BAB III NAMA, OBYEK, SUBYEK DAN GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 4 Dengan nama Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan penyediaan tempat rekreasi dan olah raga. Pasal 5 Subyek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan atau menikmati pelayanan, penyediaan tempat rekreasi dan olah raga.. Pasal 6 Obyek Retribusi adalah pelayanan penyediaan fasilitas : a. Tempat rekreasi; b. Tempat Olah raga. Pasal 7 Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga digolongkan sebagai Retribusi Jasa Usaha. BAB IV PRINSIP DAN SASARAN PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 8 Prinsip dan sasaran dalam penetapan stuktur dan besarnya tarif retribusi didasarkan atas perombangan biaya penyediaan fasilitas, biaya operasional, pemeliharaan dan pendapatan Daerah.

BAB VI RETRIBUSI Pasal 9 Besarnya Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga ditetapkan sebagai berikut : 1. Retribusi Tempat Rekreasi Gua Lawa : a. Masuk hari-hari biasa sebesar Rp. 750,00 b. Hari libur, hari minggu dan hari besar, sebesar Rp. 1000,00 c. Masuk taman Lokaria RP. 350,00 d. Masuk Taman kenangan sebesar Rp. 300,00 2. Tempat rekreasi Monumen Tempat Lahirnya Jendral Soedirman; a. masuk hari-hari besar biasa sebesar Rp. 250,00 b. Hari libur, hari minggu dan hari besar Rp. 350,00 c. Penggunaan halaman/lapangan untuk kegiatan perkemahan sebesar Rp.250/orang d. Penggunaan gedung ba;lai pertemuan sebesar Rp. 10.000,00 3. Tempat rekreasi Wana Wisata Serang; a. Masuk bagi pengunjung sebesar Rp. 600,00 b. Masuk bagi kendaraan bermotor roda empat / lebih sebesar Rp. 1000,00 c. Masuk bagi kendaraan roda empat jenis sedan, colt, Pick up sebesar Rp. 500,00 d. Masuk bagi kendaraan roda dua sebesar Rp. 250,00 4. Tempat rekreasi Pendakian Gunung Slamet; Masuk bagi pendaki senbesar Rp. 2.000,00 5. Tempat rekreasi Kolam Pemancingan Desa Wisata Karang Banjar; Masuk lokasi Kolam Pemancingan Sebesar Rp. 250,00 6. Tempat rekreasi Petilasan Ardi Lawet; Masuk Bagi pengunjung sebesar Rp. 500,00 7. Tempat rekreasi Curug Karang; Masuk Bagi Pengunjung sebesar Rp. 500,00 8. Retribusi tempat-tempat rekreasi lain yang mempunyai nilai sejarah (historis) diatur oleh Bupati Kepala Daerah; 9. Retribusi tempat olah raga Wasesa : a. Untuk penggunaan yang bersifat usaha dalam bentuk raga untuk satu hari atau kurang sebesar Rp. 30.000,00 b. Untuk penggunaan yang bersifat usaha dalam bidang pertunjukan dan keramaian untuk satu hari atau kurang sebesar Rp. 125.000,00 c. untuk penggunaan yang bersifat usaha dalam bidang oleh raga dipungut secara bulanan sebesar Rp. 30.000,00 10. Tempat dan olah raga Mahesa Jenar : a. Untuk penggunaan siang hari : - Penggunaan/pemakaian dalam 1 minggu 1 kali setiap bulan sebesar Rp.15.000,00/klub. - Penggunaan/pemakaian dalam 1 minggu 2 kali setiap bulan sebesar Rp.25.000,00/klub

b. Untuk penggunaan malam hari : - Penggunaan/pemakaian dalam 1 minggu 1 kali setiap bulan sebesar Rp.25.000,00/klub. - Penggunaan/pemakaian dalam 1 minggu 2 kali setiap bulan sebesar Rp.40.000,00/klub c. Untuk penggunaan insidental olah raga : - penggunaan /pemakaian siang hari sebesar Rp. 20.000,000 - penggunaan /pemakaian malam hari sebesar Rp. 35.00000 d. Untuk kegiatan yang bersifat non olah raga : - penggunaan/pemakaian siang hari sebesar Rp. 100.000,00 - penggunaan/pemakaian malam hari sebesar Rp. 150.000,00 11. Lapangan tenis milik Pemerintah Kabupaten Dati II Purbalingga : a. penggunaan / pamakaian siang (pagi) hari pukul 06.00-12.00 : - penggunaan/pemakaian dalam 1 minggu 1 kali setiap bulan sebesar Rp.7.500,00 - penggunaan/pemakaian dalam 1 minggu 2 kali setiap bulan sebesar Rp.15.000,00 - penggunaan/pemakaian dalam 1 minggu 3 kali setiap bulan sebesar Rp.22.500,00 b. Penggunaan / pamakaian sore hari : - penggunaan/pemakaian dalam 1 minggu 1 kali setiap bulan sebesar Rp.10.000,00 - penggunaan/pemakaian dalam 1 minggu 2 kali setiap bulan sebesar Rp.20.000,00 - penggunaan/pemakaian dalam 1 minggu 3 kali setiap bulan sebesar Rp.30.000,00 Pasal 10 (1) Seluruh hasil retribusi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 Peraturan Daerah ini disetor bruto ke Kas Daerah. (2) Penggunaan hasil retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini diatur oleh Bupati Kepala Daerah. BAB VI WILAYAH, TATA CARA PENGHITUNGAN RETRIBUSI Pasal 11 Retribusi yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat pelayanan penyediaan tempat rekreasi dan olah raga. Pasal 12 Retribusi yang terutang dihitung berdasarkan frekwensi pemanfaatan tempat rekreasi dan olah raga. BAB VII PENETAPAN RETRIBUSI Pasal 13 (1) Penetapan Retribusi berdasarkan STPRD dengan menerbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. (2) Bentuk, isi dan tata cara penerbitan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah.

Pasal 14 (1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan. (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. Pasal 15 (1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasi seklaigus dimuka. (2) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran retribusi diatur dengan keputusan Bupati Kepala Daerah. BAB IX TATA CARA PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 16 (1) Bupati Kepala Daerah dapat memberikan pengurangan keringanan dan pembebasan retribusi. (2) Pemberian Pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi sebagimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, dengan memperhatikan kemampuan Wajib Retribusi. (3) Tata Cara Pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi sebagimana diatur dalam ayat (1) Pasal ini ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah. BAB X KETENTUAN PIDANA Pasal 17 (1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi terutang. (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat pelanggaran. BAB XIV KETENTUAN PENYIDIK Pasal 18 (1) Selain Penyidik Umum (POLRI), Pejabat Pegawai Negeri Sipill tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang retribusi sebagaimana dimaksud dalam undangundang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. (2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan meneliti atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang keberadaan perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi daerah tersebut; c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang-orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah; d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah;

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan,pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah; g. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud huruf e; h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi daerah; i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. Menghentikan penyidikan; k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. BAB XVIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 19 Besarnya retribusi sebagaimana dimaksud Palal 9 Peraurn Daerah ini dapat ditinjau kembali oleh Pemerintah Daerah dalam waktu 2 (dua) tahun sejak peraturan Daerah ini diundangkan. Pasal 20 (1) Pelaksanaan peraturan daeah ini akan diatur oleh Bupati kepala daerah. (2) Kepala dinas Pariwisata Kabupaten bertanggungjawab atas pelaksanaan Peraturan Daerah ini. BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 21 Dengan berlakunya peraturan daerah ini maka peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga Nomor 5 Tahun 1990 Pasal 22 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan perundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tingkat II Purbalingga.

Ditetapkan di : Purbalingga Pada tanggal 28 Desember 1998 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA, Ketua, BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Drs. H. HARUN RAIS Drs. SOELARNO

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA I. PENJELASAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA Sesuai dengan pasal 55 Undang-undang nomor 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di daerah, pendapatan asli daerah terdiri dari hasil pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan daerah serta lain-lain usaha daerah yang sah, yang merupakan sumber pendapatan daerah. Untuk melaksanakan otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab, perlu ditopang dengan pemberian yang cukup memadai agar mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Sumber pendapatan Daerah tersebut diharpkan mempu menjadi sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah serta dapat meningkatkan kesejahteraan. Oleh karena itu diperlukan ketentuan yang dapat memberikan pedoman dan arahan bagi daerah tingkat II khususnya pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga dalam hal pemungutan pajak dan retribusi. Dengan telah ditetapkannya Undang-undang nomor 18 tahun 1997 tentang pajak dan retribusi Daerah Tingkat II Perlu disesuaikan dengan Undangundang dimaksud. Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang retribusi daerah yang merupakan Peraturan pelaksnaan dari Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997, retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga merupkan retribusi baru bagi Dareah Tingkat II Purbalingga dan perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Ayat (1) Ayat (2) Untuk tempat rekreasi Wanawisata serang, Pendakian Gunung Slamet dan Patilasan Ardi Walet dalam pelaksnaannya diadakan kerja sama bagi hasil dengan perum perhutani dan diatur dengan keputusan Bupati kepala Daerah. Pasal 3 Pasal 4

Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Angka 1) Angka 2) Angka 3) Angka 4) Angka 5) Angka 6) Angka 7) Angka 8) Angka 9) Besarnya retribusi tempat-tempat rekreasi mempunyai nilai sejaran (historis) diatur dengan Keputusan Bupati kepala Daerah. Angka 10) Angka 11) Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13

Ayat (1) Ayat (2) Yang dimaksud dengan dokumen lain yang dipersamakan adalah karcis tanda masuk. Pasal 14 Ayat (1) Ayat (2) Yang dimaksud dengan tidak dapat diborongkan adalah bahwa seluruh proses kegiatan pemungutan retribusi tidak dapat diserahkan kepada pihak ketiga. Namun dalam pengertian ini bukan berarti bahwa pemerintah Daerah tidak boleh bekerja sama dengan pihak ketiga. Dengan sangat selektif dalam proses pemungutan retribusi, pemerintah dapat mengajak kerjasama badan-badan tertentu oleh karenaprofesionalismenya layak dipercaya untuk ikut melaksanakan sebagian tugas pemungutan jenis retribusi secara lebih efisien. Kegiatan pemungutan retribusi yang tidak dapat dikerjasamakan dengan pihak ketiga adalah kegiatan penghitungan besarnya retribusi terutang, pengawasan penyetoran retribusi dan penagihan retribusi. Dalam pelaksanaan kerjasama dengan pihak ketiga didasarkan juga atas pertimbangan Ketua DPRD Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga. Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22