BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dalam segala aspek kehidupan. Menurut Zuhal (Triwiyanto,

dokumen-dokumen yang mirip
BABI PENDAHULUAN. Pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) berhubungan erat

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

PERBEDAAN KREATIVITAS SISWA SMP PADA SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (SBI) DAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. diabaikan, yang jelas disadari bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di

BAB I PENDAHULUAN. adalah mengembangkan Sekolah Standar Nasional (SSN) menjadi Sekolah Rintisan. daya saing bangsa Indonesia di forum internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Alam (MIPA) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan peningkatan mutu pendidikan diarahkan pada pencapaian mutu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

SBI = (SNP + X) Pengembangan PTD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan. globalisasi, maka pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan

DORONGAN BELAJAR SISWA PASCA PEMBERIAN BOS TESIS

BAB I PENDAHULUAN. program peningkatan mutu pendidikan, di antaranya adalah program

Basic Technology Education (BTE)

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan yang modern ditandai dengan semakin majunya teknologi yang

memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Nasional Pendidikan.

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

OLIMPIADE MATEMATIKA DAN IPA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. teknologi serta nilai-nilai budaya dalam bentuk kegiatan pembelajaran, baik. formal di sekolah maupun non formal di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan upaya. pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia agar

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang Refleksi Program Rintisan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bermutu yang didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. awal untuk meningkatkan sumber daya manusia. adalah satu bidang yang tidak mungkin bisa lepas dari kemajuan IPTEK, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keterkaitan secara sinergis, antara lain kebijakan, kurikulum, tenaga pendidik dan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Tentang Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) 1. Pengertian Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)

mengembangkan Sekolah Bertaraf Internasional (Septikasari, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

I. PENDAHULUAN. Guru sains adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

PENGEMBANGAN KURIKULUM SBI Oleh: Dr. Cepi Safruddin Abdul Jabar 1

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia ialah untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan yang berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi yang melanda dunia membawa berbagai konsekuensi logis bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi professional para guru dan pengelola sekolah. pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN BAB I

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di era globalisasi sangat menuntut sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan human investment. Semakin baik pendidikan. sebuah Negara, semakin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

PEMBELAJARAN TEMATIK (LEARNING BY DOING) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TEMA PEKERJAAN MENGHASILKAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan praktik penyelenggaraan dari Sekolah Bertaraf Internasional

BAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi

KEBIJAKAN SARANA PRASARANA UNTUK SEKOLAH SWASTA

I. PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan

OLIMPIADE SAINS NASIONAL (MATEMATIKA) SMP

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

PENERAPAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL DI INDONESIA. Oleh Judyanto Sirait (Fisika, PMIPA, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak)

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempelajari pengetahuan berdasarkan fakta, fenomena alam, hasil pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. Agar tujuan tersebut tercapai dibutuhkan proses yang relatif panjang, dimanapun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan merupakan salah satu masalah nasional dan bahkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang penuh dengan persaingan dalam seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. lama dicanangkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan telah memberikan kontribusi yang besar dalam membangun

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

PEACE International School. -Sekolah Bertaraf Internasional- BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari segi hasil. Pembelajaran yang baik adalah bersifat menyeluruh

BAB I PENDAHULUAN. saing secara nasional dan sekaligus internasional pada jenjang pendidikan dasar

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Wajib belajar 9 tahun menjadi kebutuhan mendasar bangsa Indonesia

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. tentu tidak dapat dipisahkan dari semua upaya yang harus dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ahmad Faiq Mu tasim Billah, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dara Pricelly Rais,2013

LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SEKOLAH RSBI. Oleh : Drs. JOKO PURWANTO, M.Pd.

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa kita, apalagi di era globalisasi sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sistem pendidikan nasional merupakan satu kesatuan utuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan

Oleh : Asrifah Imami NIM : K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendatangkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

KONTRIBUSI KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS, FASILITAS KELAS DAN IKLIM KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS BILLINGUAL DI SMP NEGERI 1 PACITAN

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TESIS

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap sikap dan keterampilan, serta peningkatan kualitas hidup menuju

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendidikan dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini, terjadi perkembangan dan persaingan yang sangat ketat dalam segala aspek kehidupan. Menurut Zuhal (Triwiyanto, 2010:10) teknologi baru mikroelektronik, komputer, telekomunikasi, materi buatan, robotik, dan bioteknologi saling berinteraksi secara sinergi untuk mendukung pembentukan masyarakat dengan sistem ekonomi baru yang berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Untuk itu diperlukan penguasaan teknologi, kemampuan manajemen, dan sumber daya manusia yang unggul. Pendidikan merupakan salah satu jalur pengembangan sumber daya manusia. Bangsa yang ingin maju, membangun, dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia, mengatakan bahwa pendidikan merupakan kunci, dan tanpa kunci itu usaha mereka akan gagal (Budiningsih, 2005:1). Tuntutan pendidikan sekarang dan masa depan diarahkan pada peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan profesional serta sikap, kepribadian dan moral manusia Indonesia pada umumnya. Dengan kemampuan dan sikap manusia Indonesia yang demikian diharapkan dapat mendudukkan diri secara bermartabat di masyarakat dunia di era globalisasi ini. 1

2 Untuk memasuki era globalisasi pendidikan harus bergeser kearah pendidikan yang berwawasan global. Dari perspektif kurikuler pendidikan berwawasan global berarti menyajikan kurikulum yang bersifat interdisipliner, multidisipliner, dan transdisipliner. Pendidikan berwawasan global merupakan suatu proses pendidikan yang dirancang untuk mempersiapkan anak didik dengan kemampuan dasar intelektual dan tanggung jawab guna memasuki kehidupan yang bersifat kompetitif dan dengan derajat saling menggantungkan antar bangsa yang sangat tinggi. Berdasarkan perspektif reformasi, pendidikan berwawasan global berarti menuntut kebijakan pendidikan tidak semata-mata sebagai kebijakan sosial, melainkan suatu kebijakan yang berada di antara kebijakan sosial dan kebijakan yang mendasarkan pada mekanisme pasar. Maka dari itu, pendidikan harus memiliki kebebasan dan bersifat demokratis, fleksibel, dan adaptif. Dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa fungsi pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Mutu pendidikan suatu peradaban bangsa dipengaruhi oleh mutu proses belajar mengajar. Sedangkan mutu proses belajar mengajar ditentukan oleh berbagai komponen yang saling terkait satu sama lainnya, yaitu input peserta didik, kurikulum, pendidik, tenaga kependidikan, sarana prasarana

3 dan lingkungan. Oleh karenanya, untuk mempertinggi mutu pendidikan, perlu adanya perbaikan pada setiap komponen pendidikan tersebut (Triwiyanto, 2010:13). Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta sama-sama telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas antara lain melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan di negara kita sehingga diakui di dunia internasional. Internasionalisasi pendidikan oleh Supriadi (Triwiyanto, 2010:31) terwujud melalui empat bentuk, yaitu (1) dibukanya cabang-cabang pendidikan di negara lain (semacam kelas ekstensi), (2) kerjasama antara lembaga pendidikan dari suatu negara dengan lembaga pendidikan dari negara lain, (3) belajar jarak jauh baik melalui media cetak maupun secara virtual melalui internet, dan (4) studi perbandingan mutu lembaga pendidikan yang menghasilkan peringkat lembaga pendidikan dibandingkan dengan sejumlah lembaga pendidikan lainnya. Memperhatikan hal tersebut di atas, maka pemerintah menuangkannya dalam Undang-Undang no 20 tahun 2003 pasal 50 ayat 3 yang berbunyi:

4 Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurangkurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan, untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional. Implementasi dari undang-undang tersebut, Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah akan melaksanakan proses layanan pendidikan yang berkualitas dan menghasilkan lulusan yang diakui secara nasional dan internasional (Depdiknas, 2008:3). Salah satu realisasi dari layanan pendidikan yang berkualitas ini adalah dengan menyelenggarakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Penyelenggaraan SBI dilakukan pada semua jenjang pendidikan, termasuk sekolah menengah pertama (SMP). Haryana (2008:1) mengemukakan bahwa penyelenggaraan SBI pada jenjang SMP/MTs telah dirintis sejak tahun 2007, yakni sebanyak 100 sekolah negeri dan dua sekolah swasta. Sementara itu, jumlah sekolah pada jenjang ini baik negeri maupun swasta lebih dari 22 ribu sekolah. Minimnya SMP bertaraf internasional yang telah ditetapkan sebagai rintisan lebih disebabkan pada minimnya pemenuhan persyaratan atau kriteria oleh sekolah yang ada. Sekolah Menegah Pertama (SMP) Negeri 1 Magelang adalah salah satu sekolah yang telah ditetapkan oleh Direktur Pembinaan SMP Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional sebagai salah satu dari 100 SMP negeri di Indonesia sebagai rintisan sekolah bertaraf internasional.

5 Dalam proses pembelajarannya, sesuai buku panduan SBI, pengajaran matematika dan IPA di sekolah bertaraf internasional harus menggunakan bilingual: bahasa Indonesia dan bahasa Inggris (Dharma, 2008:2). Selain itu, proses pembelajaran diperkaya juga dengan menerapkan pembelajaran berbasis TIK (teknologi informasi dan komunikasi) atau yang dikenal dengan information communication technology (Anonim, 2008:15). IPA memegang peranan penting sebagai dasar pengetahuan untuk mengungkap bagaimana fenomena alam terjadi. Dengan demikian, IPA menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai bagian dari pengetahuan yang harus dimiliki memasuki era informasi dan teknologi. IPA sekaligus memberikan kontribusi besar bagi pengetahuan yang terkait dengan isu-isu global dan mutakhir. Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Lebih lanjut, IPA umumnya memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia yang mampu berfikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan IPA dan teknologi. Sehingga pengembangan kemampuan peserta didik dalam bidang IPA merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan

6 kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan dunia memasuki era teknologi informasi. Pada pendidikan tingkat dasar (SD), pembelajaran IPA masih dilakukan secara terintegrasi. Di tingkat SMP meskipun dalam rapor belum ada pemisahan pembelajaran, namun dalam pelaksanaan pembelajaran IPA sudah dipisah menjadi 3 aspek mata pelajaran yaitu fisika, kimia, dan biologi dan umumnya diampu oleh dua atau tiga guru yang berbeda. Pembelajaran IPA yang selalu terpisah sejak dini seperti ini kemudian secara perlahan dapat mengesankan seolah aspek fisika, kimia, dan biologi tidak terkait padahal sesungguhnya serumpun dalam IPA. Banyak siswa menganggap tidak ada keterkaitan antara fisika, kimia, dan biologi, padahal dalam mempelajari atau memecahkan suatu masalah dalam IPA dapat di lihat dari ketiga aspek tersebut. Selama ini pendidikan sains terutama fisika kerap menjadi momok yang menakutkan di sekolah di Indonesia. Akibatnya, minat anak-anak terhadap pelajaran-pelajaran ini menurun. Meskipun ada fenomena seperti di atas, ternyata SMP N 1 Magelang pada tahun 2010 dapat meluluskan siswa siswinya dengan nilai rata-rata IPA mencapai 9,15, suatu hasil yang sangat bagus. Dengan kondisi seperti ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian bagaimana pengelolaan pembelajaran ipa terutama fisika yang sesungguhnya. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian yang

7 berjudul Pengelolaan Pembelajaran IPA Fisika di SMP N 1 Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) Kota Magelang. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka fokus penelitian ini adalah Bagaimana Pengelolaan Pembelajaran IPA Fisika di SMP N 1 Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) Kota Magelang? Adapun sub fokus penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana karakteristik perencanaan pembelajaran fisika di SMP N 1 Magelang? 2. Bagaimana karakteristik pelaksanaan pembelajaran fisika di SMP N 1 Magelang? 3. Bagaimana karakteristik evaluasi pembelajaran fisika di SMP N 1 Magelang? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan karakteristik perencanaan pembelajaran fisika di SMP N 1 Magelang. 2. Untuk mendeskripsikan karakteristik pelaksanaan pembelajaran fisika di SMP N 1 Magelang.

8 3. Untuk mendeskripsikan karakteristik evaluasi pembelajaran fisika di SMP N 1 Magelang. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan research lanjutan dan wacana keilmuan pendidikan, bagi pihak-pihak yang memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan di tanah air. 2. Manfaat praktis a. Bagi Kepala Sekolah, dapat digunakan sebagai masukan bagi kepala sekolah dalam membuat kebijakan tentang pembelajaran fisika. b. Bagi guru, sebagai masukan untuk memperkecil atau bahkan menghilangkan kelemahan yang ada pada pembelajaran fisika. c. Bagi Siswa, sebagai masukan untuk meningkatkan prestasi dalam belajar fisika. E. Daftar Istilah 1. Pengelolaan adalah adalah suatu tindakan yang meliputi perencanaan, mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan pengawasan dan penilaian.

9 2. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 3. Pembelajaran fisika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran fisika dalam mengajarkan fisika kepada para siswanya, yang di dalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa tentang fisika yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa dalam melaksanakan pembelajaran fisika tersebut. 4. Rintisan SMP-BI adalah sekolah SMP yang menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional.