FREDYANA SETYA ATMAJA J.

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN PROFIL LIPID DAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II OBESITAS DAN NON-OBESITAS DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB I PENDAHULUAN. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik. adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Gangguan Akibat. jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2005).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, masih ditemukan berbagai masalah ganda di bidang kesehatan. Disatu sisi masih ditemukan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia / tingginya glukosa dalam darah. 1. Klasifikasi DM menurut Perkeni-2011 dan ADA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kamus kedokteran tahun 2000, diabetes melitus (DM) adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena diabetes mencapai orang per tahun. (1) diabetes mellitus. Sehingga membuat orang yang terkena diabetes mellitus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: Seno Astoko Putro J

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO Tahun 2013, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kematian di Asia Tenggara paling banyak disebabkan oleh penyakit

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia)

BAB I PENDAHULUAN. II di berbagai penjuru dunia dan menurut WHO (World Health atau sekitar 2,38%. Menurut data Non-Communicable pada MDGs

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

I. PENDAHULUAN. 2004). Penyakit ini timbul perlahan-lahan dan biasanya tidak disadari oleh

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian di negara dengan pendapatan rendah dan menengah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tipe 2 di dunia sekitar 171 juta jiwa dan diprediksi akan. mencapai 366 juta jiwa tahun Di Asia Tenggara terdapat 46

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

AYU CANDRA RAHMAWATI J

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan rangkaian proses yang terjadi secara alami

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. memerlukan upaya penanganan tepat dan serius. Diabetes Mellitus juga

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh

dan rendah serat yang menyebabkan pola makan yang tidak seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. kurang 347 juta orang dewasa menyandang diabetes dan 80% berada di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Glukosa. mempengaruhi kinerja sistem tubuh. Hasil pengamatan rataan kadar glukosa dari

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT TINGKAT KECUKUPAN KARBOHIDRAT DAN LEMAK TOTAL DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUANG MELATI I RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar S1 Gizi Disusun Oleh : FREDYANA SETYA ATMAJA J. 310 050 010 PROGRAM STUDI S1 GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah kenikmatan yang diharapkan oleh setiap manusia dalam kehidupan sehingga manusia diharapkan untuk mampu selalu menjaga kesehatannya. Dalam kehidupan sekarang telah banyak ilmu-ilmu yang mempelajari tentang kesehatan, baik ilmu tentang kesehatan dan ilmu tentang penyakit. Segala hal yang dilakukan seperti pola dan gaya hidup sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan tubuh dan penyakit yang kemungkinan dapat diderita (Ariska, 2008). Salah satunya penyakit degeneratif yang dapat timbul dikarenakan pola dan gaya hidup yang dapat mengganggu kesehatan seseorang adalah Diabetes Melitus tipe 2. Diabetes Melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia kronis yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerusakan kinerja insulin atau kombinasi keduanya. Ketidakoptimalnya kerja insulin merupakan akibat dari kurangnya sekresi insulin atau kurangnya respon jaringan terhadap insulin. Kurangnya sekresi insulin dan kerusakan kerja insulin sering terjadi bersamaan sehingga menyebabkan kelainan yang merupakan penyebab terjadinya hiperglikemia (ADA, 2005). World Health Organisation (WHO) tahun 2003 memperkirakan 194 juta jiwa atau 5,1% dari 3,8 milyar penduduk dunia usia 20-79 tahun menderita DM dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi 333 juta jiwa (Depkes, 2008). Berdasarkan data Departemen Kesehatan (Depkes), angka

prevalensi penderita diabetes di Indonesia pada tahun 2008 mencapai 5,7% dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 12 juta jiwa. Angka prevalensi risiko diabetes mencapai dua kali lipatnya atau 11% dari total penduduk Indonesia (Anonim, 2010). Di Jawa Tengah, prevalensi DM tipe 2 mengalami peningkatan dari tahun 2006 sampai tahun 2008, yaitu sebesar 0,83% pada tahun 2006, 0,96% pada tahun 2007 dan 1,25% pada tahun 2008 (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2008). Peningkatan prevalensi diabetes seiring dengan peningkatan faktor risiko yaitu obesitas (kegemukan), kurang aktivitas fisik, kurang konsumsi serat, merokok, hiperkolesterol, hiperglikemia dan lain-lain. Prevalensi faktor risiko DM dari 2001-2004, yaitu: obesitas dari 12,7% menjadi 18,3%, hiperglikemia dari 7,9% menjadi 11,3% dan hiperkolesterol dari 6,5% menjadi 12,9% (Depkes, 2008). Diabetes Melitus (DM) sering disebut sebagai the great imitator, karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan (Waspadji, 1999). Pada Diabetes Melitus tipe 2 dapat mengakibatkan efek yang akan terjadi secara akut dan kronis. Fungsi kerja insulin dan fungsi kerja glukagon pada metabolisme tubuh mempengaruhi proses glikolisis dan glukoneogenesis yang berperan dalam mengatur kadar gula darah dan kadar trigliserida tubuh. Reaksi insulin pada hati mengatur tingkat produksi trigliserida dari asam lemak bebas dan akan berdampak pada meningkatnya tingkat profil lemak (Zachary and Bloomgarden, 2007). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Barbara Blades and Abhimanvu Garg (1995), didapatkan hasil bahwa kenaikan kadar trigliserida berhubungan dengan diet tinggi karbohidrat yang berkaitan dengan

penurunan aktivitas lipoprotein lipase (LPL) dan peningkatan sekresi very low density lipoprotein (VLDL) pada hati. Asupan zat gizi yang dikonsumsi akan mengalami proses metabolisme dalam tubuh yang menghasilkan 50% glukosa yang dimakan, dibakar menjadi CO2 dan H2O, 5% diubah menjadi glikogen dan sekitar 30-40% diubah menjadi lemak. Bagi penderita diabetes melitus terjadi penurunan pengubahan glukosa menjadi asam lemak karena defisiensi glukosa intrasel. Insulin menghambat lipase sensitif hormon dalam jaringan adiposa dan tanpa enzim ini kadar asam lemak bebas plasma lebih dari dua kali (Ganong, 1983). Peningkatan glukagon juga meningkatkan mobilisasi asam lemak. Dalam hati dan jaringan lain, asam lemak dikatabolisme menjadi asetil ko-a. Sebagian asetil ko-a dibakar bersama dengan residu asam amino menjadi CO2 dan H2O dalam siklus asam sitrat tetapi suplainya melebihi kapasitas katabolisme asetil ko-a jaringan. Di hati penderita diabetes melitus terjadi peningkatan glukoneogenesis dan banyaknya glukosa dalam sirkulasi, selain itu juga terdapat kegagalan pengubahan asetil ko-a menjadi malonil ko-a yang kemudian menjadi asam lemak (Ganong, 1983). Guyton (1997), menyatakan bahwa insulin berperan meningkatkan pemakaian glukosa sebagai energi bagi jaringan tubuh dan secara otomatis mengurangi pemakaian sumber lain yaitu lemak. Oleh karena itu, bila insulin tidak ada atau tubuh kekurangan insulin maka penyimpanan asam lemak dalam hati menuju jaringan adiposa terhambat dan berakibat pada peningkatan pemecahan lemak sebagai sumber energi. Bila insulin tidak ada atau sangat sedikit maka enzim LSH menjadi sangat aktif untuk

menghidrolisis trigliserida yang disimpan sehingga terjadi pelepasan asam lemak dan gliserol pada sirkulasi darah dalam jumlah sangat banyak. Pada penderita diabetes melitus yang tidak terkontrol, terjadi peningkatan konsentrasi trigliserida, lipoprotein, kilomikron, dan asam lemak bebas. Hal ini terjadi karena aktifnya enzim lipase sensitif hormon akibat tidak adanya insulin (Dalimartha, 2003). Pola makan dan konsumsi makanan dengan gizi yang seimbang perlu diperhatikan karena zat gizi sangat dibutuhkan oleh metabolisme tubuh sehingga proses pencernaan dan absorbsi tidak terganggu dengan didukung oleh organ tubuh yang berfungsi dengan baik. Tinggi rendahnya kadar gula dalam darah dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi terutama sumber karbohidrat, protein, dan lemak. Pada pasien DM tipe 2 perlu dilakukan pemantauan konsumsi makanan untuk mengetahui pengaruh asupan zat gizi terhadap kadar trigliserida agar tidak terjadi atherosklerosis yang dapat mengakibatkan komplikasi makrovaskuler, yaitu penyakit kardiovaskular (CVD). Gangguan metabolisme lemak pada penderita diabetes biasanya berupa triad lipid, yaitu hipertrigliseridemia, hiperkolesterolemia terutama kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) dan rendahnya kadar kolesterol HDL (Suyono, 2004). Menurut hasil survei awal di sub bagian rekam medik RSUD Dr. Moewardi Surakarta, didapatkan hasil bahwa jumlah penderita DM yang dirawat pada tahun 2007 adalah 867 pasien, sedangkan pada tahun 2008 adalah 555 pasien dengan berbagai riwayat asupan karbohidrat dan lemak total serta nilai trigliserida yang berbeda. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik ingin mengetahui hubungan riwayat tingkat kecukupan

karbohidrat dan lemak total dengan kadar trigliserida pada pasien DM tipe 2 di Ruang Melati I RSUD Dr. Moewardi Surakarta. B. Perumusan Masalah Adakah hubungan antara riwayat tingkat kecukupan karbohidrat dan lemak total dengan kadar trigliserida pada pasien DM tipe 2 di Ruang Melati I RSUD Dr. Moewardi Surakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara riwayat tingkat kecukupan zat gizi dengan profil lipid pada pasien DM tipe 2. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan riwayat tingkat kecukupan karbohidrat pada pasien DM tipe 2 di Ruang Melati I RSUD Dr. Moewardi Surakarta. b. Mendeskripsikan riwayat tingkat kecukupan lemak total pada pasien DM tipe 2 di Ruang Melati I RSUD Dr. Moewardi Surakarta. c. Mendeskripsikan kadar trigliserida pada pasien DM tipe 2 di Ruang Melati I RSUD Dr. Moewardi Surakarta. d. Menganalisis hubungan antara riwayat tingkat kecukupan karbohidrat dengan kadar trigliserida pada pasien DM tipe 2 di Ruang Melati I RSUD Dr. Moewardi Surakarta. e. Menganalisis hubungan antara riwayat tingkat kecukupan lemak total dengan kadar trigliserida pada pasien DM tipe 2 di Ruang Melati I RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Instansi Rumah Sakit Memberikan informasi bagi rumah sakit khususnya instalasi gizi mengenai hubungan antara riwayat tingkat kecukupan karbohidrat dan lemak total dengan kadar trigliserida pasien DM tipe 2 sehingga dapat dijadikan bahan untuk memberikan penyuluhan dan konseling gizi. 2. Bagi ahli gizi a. Sebagai bahan evaluasi dalam memberikan pelayanan gizi dan memberikan informasi tentang hubungan antara riwayat tingkat kecukupan karbohidrat dan lemak total dengan kadar trigliserida. b. Memperoleh data yang dapat digunakan sebagai acuan kebijakan pemberian diet DM. 3. Bagi jurusan Ilmu Gizi Sebagai tambahan kepustakaan dalam pengembangan Ilmu Kesehatan.