1. Umum. 2. Maksud dan Tujuan

dokumen-dokumen yang mirip
SURAT EDARAN NOMOR 9/SE/X/2017

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 2043); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Nega

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2016, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembar

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

SURAT EDARAN. 1. Umum

2017, No dalam huruf b, perlu dibuat dalam bentuk Standar Pelayanan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huru

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

FORMAT SURAT KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PERTANAHAN TENTANG PENETAPAN LOKASI PERCEPATAN PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

FORMAT SURAT KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PERTANAHAN TENTANG PENETAPAN LOKASI PERCEPATAN PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

SALINAN. 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik. 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2OLL tentang

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 ten

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERAN KEMENTERIAN ATR/BPN DALAM PROSES PEMBLOKIRAN, PENYITAAN, PERAMPASAN, DAN PERALIHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Lampiran I : Keputusan Walikota Tasikmalaya Nomor : 40 Tahun 2004 Tahun : 21 Juli 2004

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

PROPOSAL IZIN PRINSIP

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 14 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DI KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL

DEREGULASI Pelayanan DAN PENGATURAN Agraria, Tata Ruang dan Pertanahan dalam Kegiatan Penanaman Modal

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

WALIKOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA,

2015, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN PEMANFAATAN RUANG

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI WALIKOTA SURABAYA,

A. FORMAT PERMOHONAN MAGANG. Kepada Yth, Kepala Kantor Pertanahan/Nama Lengkap PPAT *) Kota/Kabupaten di...

BERITA NEGARA. KEMEN-ATR/BPN. Kantor Layanan Pertanahan Bersama. Pembentukan.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PRT/M/2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 68 Tahun : 2015

2016, No Tanah, perlu disesuaikan dengan perkembangan hukum, teknologi dan kebutuhan masyarakat; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 27 TAHUN 2011

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 19 TAHUN 2017

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

2 dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 3. Undang-undang Nomor

DEREGULASI PELAYANAN DAN PENGATURAN AGRARIA, TATA RUANG DAN PERTANAHAN DALAM KEGIATAN PENANAMAN MODAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI NEGERI AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM NOMOR : P. 12/IV- SET/2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 14 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 17 TAHUN 2010

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

Yth. Kepala Kantor Wilayah DJP... Dengan ini kami selaku pengurus/kuasa *) dari: Nama Wajib Pajak :... NPWP :... Alamat :...

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

FORMAT PERMOHONAN HAK GUNA USAHA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 10 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PERIZINAN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Bagian Hukum Setda Kab. Banjar

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 35 TAHUN2015

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 17/Menhut-II/2010 TENTANG PERMOHONAN, PEMBERIAN, DAN PENCABUTAN IZIN PENGUSAHAAN TAMAN BURU

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

NOP :... Alamat :... Desa/Kelurahan :... Kecamatan :... Kabupaten/Kota :... untuk dilakukan penelitian.

MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 1996 TENTANG

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 05/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2007 TANGGAL : 11 JULI 2007

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN RIIL TAPAK

LAMPIRAN I. Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak : di...

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 253/PMK.03/2014 TENTANG

Transkripsi:

Yth. 1. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, dan Para Direktur Jenderal; 2. Para Direktur/Inspektur Wilayah/Sekretaris Direktorat Jenderal/ Sekretaris Inspektorat Jenderal/Kepala Biro/Kepala Pusat, dan Ketua Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional; dan 3. Para Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kepala Kantor Pertanahan, di seluruh Indonesia. SURAT EDARAN NOMOR 10/SE/X/2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN SERTIPIKASI HAK ATAS TANAH DALAM RANGKA PEMBANGUNAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH 1. Umum Bahwa dalam rangka upaya percepatan penyediaan perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), telah ditetapkan Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah sebagai aturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Dalam upaya mewujudkan hal tersebut, perlu kerjasama dan sinergi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta antar instansi Pemerintah khususnya dalam pemberian kemudahan perizinan dan non perizinan pembangunan perumahan MBR, termasuk di dalamnya percepatan proses sertipikasi Hak atas Tanah. 2. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari Surat Edaran ini adalah untuk memberikan kepastian hukum pelaksanaan percepatan penyediaan perumahan bagi MBR khususnya proses sertipikasi Hak atas Tanah sebagaimana di amanatkan dalam Pasal 7, Pasal 9, Pasal 12 dan Pasal 13 Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah. 3. Ruang Lingkup

- 2-3. Ruang Lingkup Ruang lingkup Surat Edaran ini meliputi ketentuan penyederhanaan persyaratan dan percepatan jangka waktu penyelesaian sertipikasi Hak atas Tanah dalam rangka pembangunan perumahan MBR sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2016 tentang Pembangunan Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah. 4. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2034); b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188); c. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3696); d. Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 316, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6004); e. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 18); f. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 21); g. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah; h. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional; i. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 38 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan; j. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Perizinan dan Nonperizinan Pembangunan Perumahan Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Daerah; 5. Isi

- 3-5. Isi I. Bahwa sebagai bentuk dukungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dalam rangka percepatan pelaksanaan pembangunan perumahan MBR di daerah, maka untuk pelayanan di bidang pertanahan dalam rangka pembangunan perumahan MBR, Saudara wajib memedomani ketentuan dalam Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah. II. III. IV. Bahwa sesuai dengan Penjelasan Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2016, maka dengan pertimbangan telah sesuainya lokasi pembangunan Perumahan MBR dengan rencana tata ruang wilayah, untuk itu dalam penyiapan Pembangunan Perumahan MBR tidak diperlukan lagi adanya izin lokasi. Jangka waktu penyelesaian pelayanan pertanahan dalam rangka Pembangunan Perumahan MBR sesuai ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2016, diatur sebagai berikut: a. pelepasan hak, paling lama 3 (tiga) hari kerja; b. pengukuran, paling lama 14 (empat belas) hari kerja; dan c. pemberian hak dan penerbitan sertipikat, paling lama 3 (tiga) hari kerja. Untuk memenuhi ketentuan jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam romawi III, maka: a. pelayanan pertanahan dilaksanakan sekaligus meliputi pelayanan pelepasan hak, pelayanan pengukuran, pelayanan pemberian hak, dan penerbitan sertipikat; dan b. pelayanan pertanahan dilaksanakan sejak permohonan diterima di kantor pertanahan secara lengkap dan benar. V. Persyaratan pelayanan pertanahan dalam rangka Pembangunan Perumahan MBR, meliputi: a. formulir permohonan yang sudah diisi dan ditandatangani pemohon atau kuasanya bermeterai cukup, yang memuat permohonan pelepasan Hak atas Tanah, permohonan pengukuran dan permohonan penerbitan sertipikat; b. Surat Kuasa apabila dikuasakan; c. fotokopi identitas (KTP) pemohon dan kuasa apabila dikuasakan, yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket; d. fotokopi Tanda Daftar Perusahaan, Akta Pendirian dan Pengesahan Badan Hukum yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket; e. Proposal

- 4 - e. Proposal Pembangunan Perumahan MBR yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang, memuat paling sedikit: perencanaan dan perancangan Rumah MBR; perencanaan dan perancangan prasarana, sarana, dan utilitas umum Perumahan MBR; perolehan tanah; dan pemenuhan perizinan; dan dilengkapi dengan: 1) sertipikat tanah atau bukti kepemilikan tanah lainnya sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah; dan 2) bukti pelunasan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan tahun terakhir, f. SPPT PBB Tahun berjalan dan bukti SSB (BPTHB); g. Bukti SSP (PPh); h. Site Plan yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang; dan i. surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan. VI. Untuk melaksanakan pelayanan pertanahan dalam rangka Pembangunan Perumahan MBR, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Perolehan Tanah Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2016, maka: a. Kepala Kantor Pertanahan memfasilitasi kegiatan pelepasan Hak atas Tanah dari pemegang atau pemilik tanah kepada Badan Hukum dengan membuat surat pelepasan hak di hadapan Kepala Kantor Pertanahan; b. pelaksanaan kegiatan pelepasan Hak atas Tanah diselesaikan oleh Kantor Pertanahan paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap dan benar oleh Kantor Pertanahan. c. Dalam rangka pemberian Hak atas Tanah baru, maka: 1) apabila pelepasan Hak atas Tanah tidak mengubah luas dan batas-batas atas tanah, tidak perlu dilakukan pengukuran ulang oleh Kantor Pertanahan; 2) apabila terjadi perubahan luas dan batas-batas atas tanah, maka pengukuran dilakukan bersamaan dengan pengukuran bidang per bidang sesuai Site Plan. 2. Pengukuran Bidang Tanah Berdasarkan ketentuan Pasal 12 Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2016, maka: a. pengukuran bidang tanah meliputi pengukuran dan pembuatan peta bidang tanah, blok dan kaveling yang dilakukan secara bersamaan dan dilaksanakan paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap dan benar oleh Kantor Pertanahan; b. hasil

- 5 - b. hasil pengukuran bidang tanah berupa Peta Bidang Tanah keseluruhan areal perumahan (Induk Perumahan MBR), Peta Blok Perumahan, dan Peta Kaveling; dan c. dalam hal tersedia Surveyor Kadastral Berlisensi, permohonan pengukuran oleh Badan Hukum dapat langsung diajukan kepada Surveyor Kadastral Berlisensi dengan produk keluaran berupa Peta Bidang Tanah yang untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai dokumen fisik dalam proses sertipikasi Hak atas Tanahnya sesuai ketentuan perundang-undangan. 3. Pemberian Hak dan Penerbitan Sertipikat Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2016, maka: a. untuk pemberian hak dan penerbitan sertipikat induk Hak Guna Bangunan atas pembangunan Perumahan MBR dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan; b. Kantor Pertanahan melakukan penyelesaian penerbitan Hak Guna Bangunan induk paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap dan benar oleh Kantor Pertanahan. VII. VIII. Guna efektivitas dan efisiensi percepatan pelaksanaan pembangunan rumah bagi MBR, maka kewenangan Pemberian Hak atas Tanah dalam rangka pembangunan perumahan MBR untuk melaksanakan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2016, dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Surat Edaran ini berlaku pada tanggal ditetapkan, untuk dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Oktober 2017 MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL, Ttd. SOFYAN A. DJALIL