16 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang diamati dalam penelitian ini adalah ayam broiler strain cobb 398 mulai fase starter sampai finisher (1-35 hari) sebanyak 100 ekor dan koefisien variasi <10%. Ayam akan dibagi secara acak kedalam 20 unit kandang, tiap kandang berisi 5 ekor. Ayam kemudian ditempatkan ke dalam 5 perlakuan jenis probiotik yang diberikan dan masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali. 3.1.2 Probiotik Bahan penelitian yang digunakan adalah probiotik. Probiotik diberikan melalui air minum kepada ternak percobaan dengan jumlah yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan. Dosis pemberian probiotik semakin meningkat seiring dengan bertambahnya umur ayam. Jenis probiotik yang digunakan yaitu Lactobacillus plantarum, Lactobacillus acidophillus, Cryptococcus humicolus, dan Triscosporon beigelii. Probiotik yang diberikan dilarutkan dalam 50 ml larutan susu skim. 3.1.3 Kandang Percobaan Kandang yang digunakan adalah kandang litter sebanyak 20 unit dan setiap unitnya terbuat dari bilah bambu dengan ukuran panjang lebar tinggi tiap unit 70 70 70 cm untuk kapasitas 5 ekor. Setiap kandang diberi nomor sesuai dengan perlakuan dan ulangannya. Setiap kandang dilengkapi dengan alas sekam dan lampu pijar 15 watt yang berfungsi sebagai pemanas (induk buatan) maupun
17 penerangan. Kandang dilengkapi dengan tempat pakan (round feeder) dan tempat air minum (round waterer). 3.1.4 Ransum Percobaan Ransum percobaan yang digunakan selama penelitian adalah ransum berbentuk mash. Air minum pada penelitian diberikan adlibitum. Kandungan nutrien dan energi metabolis ransum disajikan pada Tabel berikut Tabel 1. Kandungan Nutrien dan Energi Metabolis Bahan Pakan Percobaan Bahan Pakan EM PK LK SK Ca P Lis Met Sis Kkal/kg...%... Jagung 3370 8,60 3,90 2,00 0,02 0,10 0,20 0,18 0,18 Bungkil kedelai 2240 45,00 0,90 6,00 0,32 0,29 2,90 0,65 0,67 Tepung ikan* 2970 58,00 9,00 1,00 7,70 3,90 6,50 1,80 0,94 Dedak padi 1630 12,00 13,00 12,00 0,12 0,20 0,77 0,29 0,40 Minyak kelapa 8600 0,00 100,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Tepung 0 0,00 0,00 0,00 24,00 12,00 0,00 0,00 0,00 tulang Sumber: Data Sekunder diperoleh dari Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (2015). *Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 2016). Tabel 2.Formulasi Bahan Pakan Percobaan Bahan Pakan Jumlah (%) Jagung 50,00 Bungkil kedelai 31,90 Tepung ikan 5,00 Dedak padi 5,80 Minyak kelapa 4,50 Tepung tulang 2,50 Lisin 0,10 Metionin 0,20 Total 100,00 Sumber: Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas dan Non Ruminansia (2017).
Tabel 3. Kandungan Nutrien dan Energi Metabolis Ransum Percobaan Ayam Broiler Kandungan Ransum Broiler Kadar air 2 (%) 10,00 Protein kasar 1 (%) 21,82 Lisin 2 (%) 1,10 Metionin 2 (%) 0,50 Metionin + sistin 2 (%) 0,90 Calsium (Ca) 2 (%) 1,00 Fosfor (P) total 2 (%) 1,00 Energi Metabolis 1 (Kkal/Kg) 3076 Sumber: 1 Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas dan Non Ruminansia (2017). 2 NRC (1994) ; SNI (2008). Tabel 4. Kebutuhan Air Minum Ayam Umur Kebutuhan Air Minum Minggu...ml/ekor/hari. 1 50 2 120 3 190 4 260 5 345 Sumber: The Australian Research Fondation (2009). 3.1.5 Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam proses pemeliharaan kandang antara lain: 1) Kandang percobaan. 2) Lampu dan kabel, sebagai penerang sekaligus pemanas sebagai pengganti brooder. 3) Tempat pakan (round feeder) dan tempat minum(round waterer.) 4) Timbangan digital kapasitas 5 kg, untuk menimbang pakan dan ayam mulai dari DOC hingga umur empat minggu. 5) Higrotermometer, untuk mengukur suhu dan kelembaban dalam kandang. 6) Peralatan kebersihan meliputi sapu, gayung, ember, sikat, selang. Alat yang digunakan dalam membuat larutan probiotik antara lain: 18
19 1) Gelas ukur 50 ml, untuk mengukur probiotik yang telah dilarutkan dengan susu skim. 2) Pipet dan blub pipet, untuk mengambil biakan probiotik. 3) Mangkuk, untuk menampung probiotik yang telah dilarutkan dengan susu skim. 4) Timbangan digital, untuk menimbang susu skim. Alat yang digunakan dalam pengambilan sampel antara lain: 1) Pinset anatomi, untuk menjepit atau memegang organ yang akan dijadikan sampel. 2) Pisau, untuk memotong organ yang akan dijadikan sampel. 3) Gunting, untuk memisahkan organ yang akan dijadikan sampel. 4) Plastik, untuk menaruh organ yang akan dijadikan sampel saat sudah dipisahkan. 5) Label, untuk memberi nama pada organ yang akan dijadikan sampel. Alat yang digunakan dalam proses analisis antara lain: 1) Gelas ukur 1L, untuk mengukur volume organ yang akan dijadikan sampel. 2) Ph meter, untuk mengukur ph organ yang akan dijadikan sampel. 3) Pinset anatomi, untuk menjepit atau memegang organ yang akan dijadikan sampel. 4) Gunting, untuk memisahkan organ yang akan dijadikan sampel. 5) Penggaris, untuk mengukur panjang organ yang akan dijadikan sampel. 6) Breaker Glass, untuk menaruh organ yang akan dijadikan sampel saat pengukuran ph.
20 3.1.6 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam proses analisis antara lain: 1) Usus besar, sebagai objek yang diamati dalam percobaan. 2) Aquades, untuk mengukur volume organ yang akan dijadikan sampel. 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Prosedur Percobaan a) Tahap Persiapan Kandang 1) Kadang dibagi menjadi 20 unit dengan ukuran masing-masing unit 70 70 70 cm. 2) Kandang dibersihkan menggunakan detergen dan air mengalir. 3) Kandang disanitasi dengan cara pengapuran pada bagian alas dan dinding kandang satu minggu sebelum ayam dimasukan serta mencuci peralatan pakan dan minum ayam. 4) Tempat pakan dan tempat minum disiapkan pada masing-masing flock. b) Tahap Pemeliharaan 1) Ternak percobaan sebanyak 100 ekor dibagi ke dalam 20 flock, masingmasing terdiri dari 5 ekor ayam. 2) Pemberian pakan dilakukan dua kali dalam sehari, pada pagi hari pukul 06.30-07.30 WIB dan sore hari pukul 16.00-17.00 WIB. 3) Ransum diberikan sesuai dengan umur ayam. Pada minggu pertama, ransum yang diberikan sebanyak 20 gram/ekor/hari, minggu kedua 42 gram/ekor/hari, minggu ketiga 70 gram/ekor/hari dan minggu keempat sebanyak 101 gram/ekor/hari. 4) Air minum diberikan secara adlibitum.
21 5) Tempat minum dicuci setiap hari, setelah itu tempat minum diisi air bersih dan diberikan pada ayam. 6) Suhu dan kelembaban kandang diamati setiap hari, pada pagi, siang, dan sore dengan menggunakan termometer bola kering/ dry bulb (db), termometer bola basah/ wet bulb (wb) yang diletakkan pada dinding kandang. 7) Keadaan ayam diperiksa setiap hari, bila ada ayam yang mati maka ayam tersebut harus diambil dan dikuburkan supaya tidak menimbulkan sumber penyakit bagi ayam lain. c) Tahap Pemberian Probiotik 1) Probiotik diberikan dengan cara melalui air minum pada sore hari. 2) Susu skim sebanyak 30 gram dilarutkan ke dalam 1 L air. 3) Larutan susu skim dibagi ke dalam 5 mangkuk (untuk 5 perlakuan) masingmasing 200 ml. 4) Probiotik ditambahkan ke dalam larutan susu skim sesuai perlakuan, setelah itu dibagi 4 sesuai dengan ulangan, masing-masing ulangan diberikan probiotik yang telah dilarutkan dengan susu skim sebanyak 50 ml. 5) Probiotik dimasukkan ke dalam tempat minum dan tunggu sampai habis. 6) Setelah probiotik habis, tempat minum diisi kembali air bersih untuk diberikan pada ayam secara adlibitum. d) Tahap Pengambilan Sampel 1) Sampel diambil melalui metode pembedahan pada minggu keempat setelah perlakuan (diangkut selama 6 jam) untuk memperoleh usus besar broiler. Sebanyak 20 ekor broiler dipotong untuk diambil usus besar sebagai sampel.
22 e) Tahap Transportasi Ayam broiler ditransportasikan selama 6 jam dimulai pada pukul 11.00. Ayam ditransportasikan dari Sumedang ke Subang kemudian dari Subang kembali lagi ke Sumedang. f) Tahap Analisis Sampel Analisis volume, panjang dan ph usus besar ayam broiler dilakukan di Laboratorium Fisiologi Ternak dan Biokimia Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Sumedang. Analisis volume usus besar ayam broiler menggunakan metode yang sesuai dengan hukum Archimedes, analisis panjang usus besar ayam broiler diukur dengan menggunakan penggaris dan analisis ph usus ayam broiler diukur dengan menggunakan ph meter. Prosedur analisis dapat disajikan pada Lampiran 3.2.2 Peubah yang Diamati 1) Volume Volume usus besar diukur dengan menggunakan gelas ukur 1L yang telah diisi aquades. Pengukuran volume menggunakan metode yang sesuai dengan hukum Archimedes. Organ yang akan dijadikan sampel kemudian dicelupkan ke dalam gelas ukur tersebut dan dihitung berapa volume yang bertambah setelah sampel tersebut dicelupkan kemudian dihitung selisih volume sesudah organ dicelupkan dengan volume sebelum organ dicelupkan. 2) Panjang Panjang usus besar diukur dengan menggunakan penggaris. Panjang rektum dan panjang sekum diukur secara terpisah.
23 3) ph ph usus besar diukur dengan menggunakan ph meter. Semakin rendah angka yang tercatat, semakin asam derajat keasaman sampel tersebut dan begitu juga sebaliknya. Data yang diperoleh dari hasil analisis diuji menggunakan uji sidik ragam (Anova) dan hasil yang signifikan selanjutnya diuji menggunakan uji beda nyata jujur atau uji tukey (Honestly Significant Difference/ HSD). Selain kedua peubah utama di atas yang diamati, pertambahan bobot badan (PBB), konsumsi ransum dan konversi ransum atau feed convertion ratio (FCR). Rataan PBB per ekor per minggu diperoleh dari selisih bobot badan akhir dan bobot badan awal setiap minggu selama periode pemeliharaan. Rataan konsumsi ransum per ekor per hari diukur berdasarkan selisih antara jumlah ransum yang diberikan dengan jumlah ransum sisa setiap hari. Konversi ransum dihitung berdasarkan rataan konsumsi ransum dibagi dengan rataan pertambahan bobot badan setiap minggu. 2.2.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Data Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan, masingmasing ulangan sebanyak 5 ekor sehingga didapat 20 unit percobaan. Perlakuan yang diberikan yaitu probiotik dengan starter bakteri, yeast dan kombinasi antara keduanya. Perlakuan terdiri atas: P0 = Tanpa pemberian probiotik atau kontrol P1 P2 P3 P4 = Probiotik (Lactobacillus plantarum + Lactobacillus acidophilus) = Probiotik (Lactobacillus plantarum + Trichosporon beigelii) = Probiotik (Lactobacillus acidophilus + Cryptococcus humicolus) = Probiotik (Triscosporon beigelii + Cryptococcus humicolus)
24 Banyaknya ulangan didapat dari: db Galat = t(r 1) 15 = 5(r 1) 15 r = 4 Model matematika menurut Gaspersz (1991) adalah sebagai berikut : Yij = μ + αi + ɛij Keterangan : Yij = Respon hasil pengamatan karena perlakuan ke-i dan ulangan ke-j μ = Nilai tengah populasi (rataan umum) αi = Pengaruh perlakuan (dosis) ke-i ɛij = Galat percobaan dari perlakuan ke-i pengamatan ke-j i = Perlakuan ke-i (1, 2, 3, 4, 5) j = Ulangan ke-j (1, 2, 3, 4) Asumsi : 1. Nilai ɛij menyebar normal satu sama lain 2. Nilai harapan dari ɛij = 0 3. Ragam dari ɛij = σ 2 jadi ɛij ~ NID (0,σ 2 ) Hipotesis yang diuji : 1. H0 : P0 = P1 = P2 = P3 = P4, tidak ada pengaruh perlakuan dalam mengantisipasi stres transportasi terhadap volume, panjang, dan ph usus besar ayam broiler. 2. H1 : P0 P1 P2 P3 P4 atau paling sedikit ada sepasang perlakuan yang tidak sama dalam mengantisipasi stres transportasi terhadap volume, panjang, dan ph usus besar ayam broiler. Berdasarkan model matematika di atas diperoleh daftar sidik ragam seperti yang tercantum pada Tabel 5. Tabel 5. Daftar Sidik Ragam Sumber Keragaman Db JK KT Fhit Ftabel(0,05) Perlakuan (t-1) = 4 JKP KTP KTP/KTG Galat t (r-1) = 15 JKG KTG Total (tr-1) = 19 JKT
25 Keterangan : Db = Derajat bebas JK = Jumlah Kuadrat t = Perlakuan KT = Kuadrat Tengah r = Ulangan Kaidah keputusan : 1. Bila F hitung F tabel 0,05 artinya tidak berbeda nyata (non significant), terima H0 dan tolak H1 2. Bila F hitung > F tabel 0,05 artinya berbeda nyata (significant), tolak H0 dan terima H1 Apabila hasil analisis varian yang diperoleh berbeda nyata, maka untuk menguji perbedaan rata-rata perlakuan dilakukan Uji Wilayah Berganda Duncan, dengan rumus : LSR = SSR Sy ; Sӯ = KT galat = S2 r r Keterangan : Sy = Galat Baku KTG = Kuadrat Tengah Galat r = Banyaknya Ulangan LSR = Least Significant Range SSR = Studentized Significant Range Kaidah keputusan : 1. Bila d LSR, maka tidak berbeda nyata atau terima H0. 2. Bila d > LSR, maka berbeda nyata atau tolak H0 dimana d adalah selisih antara dua rata-rata perlakuan. Tabel 6. Tata Letak Percobaan 1 (P1) 2 (P5) 3 (P4) 4 (P1) 5 (P2) 6 (P4) 7 (P3) 8 (P3) 9 (P1) 10 (P3) 11 (P3) 12 (P2) 13 (P5) 14 (P1) 15 (P2) 16 (P4) 17 (P5) 18 (P5) 19 (P4) 20 (P2)