Prarancangan Pabrik Etanolamin dengan Proses Non Catalytic Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
Prarancangan Pabrik Etanolamin dari Etilen Oksida dan Amoniak dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN Kapasitas Pabrik Dalam pemilihan kapasitas pabrik acetophenone ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:

Prarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

PRARANCANGAN PABRIK ASAM FORMIAT DARI METIL FORMAT DAN AIR KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

BAB I PENGANTAR 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Perkloroetilen dari Propana dan Klorin Kapasitas ton/tahun BAB I

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat Dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Bromopropiopenon dari Propiopenon dan Bromida Kapasitas ton/tahun

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Isobutil palmitat dari Asam palmitat dan Isobutanol Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Etilen Glikol dari Etilen Oksida dan Air Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Monochlorobenzene dari Benzene dan Chlorine Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D

Prarancangan Pabrik Nitrogliserin dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. desinfektan, insektisida, fungisida, solven untuk selulosa, ester, resin karet,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRARANCANGAN PABRIK DIKLOROBUTANA DARI TETRAHIDROFURAN KAPASITAS TON PER TAHUN

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK FERRO SULFAT HEPTAHIDRAT DARI BESI DAN ASAM SULFAT DENGAN KAPASITAS TON PER TAHUN

<Pra (Rancangan (pabri^ metil'klorida dari <MetanoCdan asam Florida ton/tafiun PENDAHULUAN

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

BAB II. DESKRIPSI PROSES

Prarancangan Pabrik Asam Adipat dari Sikloheksanol dan Asam Nitrat dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan Air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Ethyl Chloride dari Ethylene dan Hydrogen Chloride Kapasitas Ton/Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRARANCANGAN PABRIK SIKLOHEKSANA DENGAN PROSES HIDROGENASI BENZENA KAPASITAS TON PER TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Formaldehida Dengan Proses Katalis Perak Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Xylen dari Etil Benzen Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Propilen Oksid Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

PRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER DARI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Sodium DodekilBenzena Sulfonat Dari DodekilBenzena Dan Oleum 20% dengan Kapasitas ton/tahun.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Sodium Dodekilbenzena Sulfonat dari Dodekilbenzena dan Oleum 20% Kapasitas Produksi ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Monoethylamin dari Ethanol dan Amoniak Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan pabrik isopropil asetat dari asam asetat dan propilen kapasitas ton / tahun

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan dalam menghadapi persaingan perdagangan internasional.

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol Dengan Proses Hidrasi Menggunakan Katalis Asam, Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Perancangan Pabrik Metil klorida Dengan Proses Hidroklorinasi Metanol Kapasitas Ton/tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRARANCANGAN PABRIK FORMALDEHIDA DARI METANOL DAN UDARA DENGAN PROSES SILVER KAPASITAS TON/TAHUN

BAB II DESKRIPSI PROSES

PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL OLEAT DARI ASAM OLEAT DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON / TAHUN

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PRAPERANCANGAN PABRIK KIMIA PRAPERANCANGAN PABRIK ETILEN GLIKOL DENGAN KAPASITAS TON/TAHUN. Oleh :

TUGAS PERANCANGAN PABRIK METHANOL DARI GAS ALAM DENGAN PROSES LURGI KAPASITAS TON PER TAHUN

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRA RANCANGAN PABRIK ASAM BENZOAT DENGAN PROSES HIDROLISIS BENZO TRIKLORIDA KAPASITAS 60.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

Prarancangan Pabrik Asam Format dengan Proses Hidrolisis Metil Format Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II DISKRIPSI PROSES. 2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung dan Produk. Isobutanol 0,1% mol

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA. Oleh :

Prarancangan Pabrik Linier Alkil Benzena dengan Proses Detal Kapasitas Ton/Tahun Pendahulan BAB I PENDAHULUAN

Laporan Tugas Akhir PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

Dalam pemilihan kapasitas rancangan pabrik DME memerlukan beberapa pertimbangan yang harus dilakukan, antara lain:

1 Prarancangan Pabrik n-butil Metakrilat dari Asam Metakrilat dan Butanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas ton/tahun Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Acrylamide dari Acrylonitrile dan Asam sulfat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Gipsum dengan Proses Desulfurisasi Gas Buang PLTU dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

pembersih sepcrti pembersih Iantai, dan Iain-lain. (Kirk and Othmer, 1977;

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dari Metanol dan Karbon Monoksida Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik n-butanol Proses Hidrogenasi Butyraldehide Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

industri farmasi dan makanan terutama untuk ekstrasi dan pemurnian pada

Prarancangan Pabrik Dodekilbenzena dari Dodekena dan Benzena dengan Proses DETAL Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Tereftalat dari Paraxylene dan Udara Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Etilen Diamin dari Etilen Diklorid dan Amoniak dengan Kapasitas ton/tahun

BAB II PERANCANGAN PRODUK. : Sebagai bahan baku pembuatan ammonia, plastik,

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. DESKRIPSI PROSES. Proses produksi Metil Akrilat dapat dibuat melalui beberapa cara, antara

II. DESKRIPSI PROSES. Tahap-tahap reaksi formaldehid Du-Pont untuk memproduksi MEG sebagai

PRARANCANGAN PABRIK PROPILEN OKSIDA DARI ISOBUTANA, UDARA DAN PROPILEN KAPASITAS TON/TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. banyak mengimpor bahan baku atau produk industri kimia dari luar negeri.

II. DESKRIPSI PROSES NC-(CH 2 ) 4 -CN + 4 H 2 O. Reaksi menggunakan katalisator dari komponen fosfor, boron, atau silica gel.

BAB I PENDAHULUAN D

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Cyclohexane Proses Hidrogenasi Benzene Kapasitas Ton / Tahun

Prarancangan Pabrik Natrium Difosfat Heptahidrat Dari Natrium Klorida dan Asam Fosfat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Dari pertimbangan faktor-faktor diatas, maka dipilih daerah Cilegon, Banten sebagai tempat pendirian pabrik Aseton.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan kemajuan teknologi dan perkembangan berbagai bidang pembangunan, maka diperlukan beberapa macam sarana dan prasarana untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Bidang industri yang pada saat ini banyak digalakkan dalam proses alih teknologi, memerlukan selektifitas teknologi yang dapat diterapkan di Indonesia. Sehingga mampu memberikan prospek yang cerah di masa mendatang. Pembangunan pabrik etanolamin ini sesuai dengan kaitan permasalahan di atas. Berbagai tujuan yang akan dapat dicapai dengan adanya pabrik etanolamin tersebut baik berkaitan dengan masalah industri dan perkembangan ekonomi. Etanolamin adalah salah satu dari sekian banyak bahan penunjang di dalam bidang industri kimia, misal pada industri detergen, textile, kosmetik, pemurnian gas dan lain lain. Hingga saat ini untuk memenuhi kebutuhan etanolamin di dalam negeri (Indonesia) masih didatangkan dari luar negeri (import). Secara umum dapat disimpulkan latar belakang pendirian pabrik etanolamin adalah sebagai berikut : 1. Investasi teknologi industri kimia dalam perkembangan dan kemajuan pembangunan nasional. 2. Mengurangi ketergantungan bahan etanolamin sebagai produk penunjang. 3. Manfaat secara langsung atau tidak langsung dapat dirasakan oleh masyarakat baik dalam bidang lapangan kerja dan hasil industri. 1.2. Kapasitas Pabrik Kapasitas produksi pabrik etanolamin ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain : 1. Kebutuhan produksi produk etanolamin 2. Ketersediaan bahan baku D 500 020 078 1

3. Kapasitas rancangan minimum Kebutuhan etanolamin di Indonesia mengalami peningkatan tiap tahunnya bersama dengan naiknya produk industri detergen, textile, kosmetik dan pemurnian gas. Berikut ini adalah estimasi kebutuhan etanolamin di Indonesia. Tabel 1. Estimasi Kebutuhan Etanolamin di Indonesia Tahun 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Keterangan : Kebutuhan Etanolamin Produk Kg Value US $ : Monoetanolamin : Dietanolamin : Trietanolamin D 500 020 078 2 1.676.547 1.219.463 866.232 537.949 1.194.116 1.001.911 1.033.724 1.132.118 497.174 894.639 1.475.291 635.437 905.860 2.300.649 365.838 600.397 2.042.295 682.725 6.869.675 1.502.506 775.300 1.642.432 1.505.162 998.243 5.491.015 1.263.227 548.589 2.808.706 1.644.951 656.023 3.536.662 3.987.288 388.052 733.893 2.599.201 819.530 (Sumber : Biro Pusat Statistik, Tahun 1999-2004)

Untuk menyediakan bahan baku yaitu etilen oksida bisa dibeli dari PT. Prima Ethylcolindo/Samsung Engineering dan PT Yasa Ganesha Pura, Merak Jawa Barat dan ammonia bisa dibeli dari PT. Pupuk Kujang, Cikampek, Jawa Barat. Penentuan kapasitas produksi didasarkan pada kebutuhan etanolamin yang masih diimpor dan kapasitas ini harus diatas atau paling tidak sama dengan kapasitas minimum pabrik yang sudah beroperasi dengan baik dan menguntungkan. Apabila dibandingkan dengan besarnya kebutuhan maka kapasitas pabrik harus lebih besar untuk mengantisipasi kenaikannya. Tabel. 2 Data Pabrik yang sudah beroperasi Pabrik Kapasitas (Ton per tahun) Hunstman, Port Neches, TX 158.756 Dow, Taft, LA 90.718 Equistar, Bayport, TX 20.411 M 20.000 IPA 23.000 AEEA 9.000 http://www.the innovation group. com and Kirk, R.E. and Othmer 1982 Dari pertimbangan pabrik etanolamin yang pernah didirikan 9.000 ton per tahun, kapasitas produksi yang direncanakan pada pabrik ini sebesar 18.000 ton per tahun untuk memenuhi kebutuhan etanolamin di Indonesia dan di ekspor. 1.3. Lokasi Pabrik Daerah yang dapat dijadikan lokasi pendirian pabrik etanolamin ini adalah Cikampek, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini berdasarkan atas pertimbangan sebagai berikut : D 500 020 078 3

1. Dekat dengan sumber bahan baku Di mana ammonia bisa dibeli dari PT. Pupuk Kujang, Cikampek, Jawa Barat. 2. Pemasaran produk Produk etanolamin yang dihasilkan dapat langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri detergen, textile, dan kosmetik di Indonesia 3. Utilitas Cikampek merupakan kawasan industri yang telah ditetapkan pemerintah. Untuk kebutuhan utilitas pabrik seperti air dan listrik mudah terpenuhi. 4. Tenaga kerja Tenaga kerja daerah Cikampek telah banyak tersedia atau dapat didatangkan dari daerah lain sekitarnya. Sedangkan tenaga ahli dapat disediakan dari kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surakarta dan lain-lain. 1.4. Tinjauan Pustaka Etanolamin merupakan alkanolamin yang paling penting. Ditemukan pertama kali oleh Wurtz pada tahun 1860 dengan jalan memanaskan etilen khorohidrin dengan ammonia aqueous pada tabung tertutup. Monoetanolamin, dietanolamin, dan trietanolamin dipisahkan pertama kali oleh Knorr pada tahun 1897 dengan menggunakan distilasi fraksional. Trietanolamin pertama dikomersialkan pada tahun 1982, monoetanolamin juga dietanolamin pada tahun 1931. etanolamin diproduksi besar-besaran dengan mereaksikan etilen oksida dan ammonia. Perbandingan relative monoetanolamin, dietanolamin, dan trietanolamin di dalam hasil reaksi tergantung dari perbandingan etilen oksida dan ammonia yang digunakan. Produk reaksi dipisahakan dengan menggunakan distilasi fraksional. D 500 020 078 4

1.4.1 Macam-macam Proses Dalam pembuatan etanolamin ada beberapa macam proses diantaranya : 1. Proses catalytic 2. Proses non catalytic Uraian masing-masing proses di atas adalah sebagai berikut : 1. Proses catalytic Pada proses ini pembuatan etanolamin dari etilen oksida dan ammonia pada reaktor fixed bed dengan tekanan 160 atm dan suhu 150 o C dengan katalis ion-exchange resin. Hasil reaksi dimurnikan di unit pemurnian yang terdiri dri separator, stripper dan menara distilasi. Untuk mempertahankan suhu reaktor dengan menggunakan pendingin. 2. Proses non catalytic Pada proses non catalytic ini pembuatan etanolamin dari etilen oksida dan ammonia pada reaktor RATB dengan takanan 10 atm dan suhu 60 o C. hasil reaksi dimurnikan di unit pemurnian yang terdiri dari evaporator, stripper dan menara distilasi. Untuk mempertahankan suhu reaktor dengan menggunakan pendingin. Digunakan proses non catalytic karena kondisi reaktor bekerja pada tekanan (10 atm) tanpa menggunakan katalis sehingga dapat menghemat biaya proses. Perbandingan produk etanolamin yang dihasilkan tergantung dari kondisi reaksinya. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : NH 3 + CH 2 CH 2 O CH 2 CH 2 OHNH 2 Monoetanolamin CH 2 CH 2 OHNH 2 + CH 2 CH 2 O (CH 2 CH 2 OH) 2 NH Dietanolamin (CH 2 CH 2 OH) 2 NH + CH 2 CH 2 O (CH 2 CH 2 OH) 2 N Trietanolamin Etilen oksida dan ammonia (25-30 %) diumpankan ke reaktor tangki berpengaduk yang dioperasikan pada kondisi yang sesuai dengan D 500 020 078 5

distribusi produk yang diinginkan. Reaksi ammonolisa antara etilen oksida dan ammonia ini merupakan reaksi eksothermis. Produk reaktor dialirkan ke kolom stripper untuk memisahkan NH 3, yang diambil dari bagian atas kolom untuk direcycle. Hasil bawah berupa air dan larutan amine (mono, di, dan trietanolamin). Distribusi produk antara amine primer dan amine sekunder serta amine tertier tergantung pada perbandingan NH 3 : CH 2 CH 2 O = 30 : 1, maka akan diperoleh monoetanolamin, dietanolamin dan trietanolamin. Kondisi operasi dalam reaktor dapat dijalankan pada temperatur 150 o C 275 o C dan tekanan 1500 psig. Pada kondisi operasi lain, reaksi dapat dijalankan pada temperatur 60 100 o C dan tekanan 10-20 atm. Pada kondisi operasi rendah ini bila digunakan perbandingan antara NH 3 : CH 2 CH 2 O = 10 : 1, maka akan diperoleh distribusi produk monoetanolamin 75 %, dietanolamin 21 %, dan trietanolamin sebesar 4 %. (MC.Ketta, 1983) 1.4.2. Kegunaan Produk Kegunaan senyawa etanolamin adalah sebagai bahan penunjang untuk industri-industri kimia, misal pada industri detergen, textile, kosmetik dan untuk pemurnian gas. 1.4.3. Sifat Sifat Bahan Baku dan Produk A. Bahan Baku 1. Ammonia Rumus Molekul : NH 3 Berat molekul, g/gmol : 17,103 Kelarutan : Mudah larut dalam air Titik Didih (1 atm oc) : - 33,35 Titik lebur (1 atm, o C) : - 77,70 Temperatur Kritis ( o C) : 132,4 Volume kritis, cm 3 /mol : 167,1 Tekanan kritis, atm : 11,2 D 500 020 078 6

Densitas cair (30 o C), g/cm 3 : 0,789 Kemurnian, % berat : 30 Impuritas (H 2 O ), % berat : max 70 Heat of vaporization, kj/kg : 1.370,87 (pada titik didih) ( Kirk, R.E. and Othmer, D.F., 1982 dan Mc. Ketta, 1983) 2. Etilen oksida Rumus Molekul : C 2 H 4 O Berat molekul, g/gmol : 44,053 Kelarutan : Mudah larut dalam air Titik Didih (1 atm oc) : 10,4 Titik beku (1 atm, o C) : - 112,5 Temperatur Kritis ( o C) : 196 Volume kritis, ft 3 /lbmol : 2,2474 Tekanan kritis, bar : 71,9 Densitas cair (20 o C), g/ml : 0,8697 Viskositas, cp : 0,28 Heat of vaporization, kj/kg : 581,268 (pada titik didih) (Kirk, R.E. and Othmer, D.F., 1982 dan Mc. Ketta, 1983) B. Produk 1. Monoetanolamin Rumus Molekul : (C 2 H 5 O)NH 2 Berat molekul, g/gmol : 61,084 Fase : cair Warna : Jernih, tak berwarna Titik Didih (1 atm oc) : 170,6 Titik lebur (1 atm, o C) : 10,5 Temperatur Kritis ( o C) : 350 Volume kritis, ft 3 /lbmol : 2,2474 Tekanan kritis, psia : 868 Densitas cair (20 o C), g/cm 3 : 0,939 D 500 020 078 7

Viskositas (20 o C ), cp : 13,0 Heat of vaporization, kj/kg : 581,268 (pada titik didih) (Kirk, R.E. and Othmer, D.F., 1982 dan Mc. Ketta, 1983) 2. Dietanolamin Rumus Molekul : (C 2 H 5 O) 3 NH Berat molekul, g/gmol : 105,14 Fase : cair Warna : Jernih, tak berwarna Titik Didih (1 atm oc) : 269 Titik lebur (1 atm, o C) : 28 Temperatur Kritis ( o C) : 463,45 Volume kritis, ft 3 /lbmol : 5,59 Tekanan kritis, bar : 42,7 Densitas cair (20 o C), g/cm 3 : 0,883-0,889 Viskositas (20 o C ), cp : 19,7 (Kirk, R.E. and Othmer, D.F., 1982 dan Mc. Ketta, 1983) 3. Trietanolamin Rumus Molekul : (C 2 H 5 O) 3 N Berat molekul, g/gmol : 149,19 Fase : cair Warna : Jernih, tak berwarna Titik Didih (1 atm oc) : 336,1 Titik lebur (1 atm, o C) : 21,2 Temperatur Kritis ( o C) : 498,95 Volume kritis, ft 3 /lbmol : 0,473 Tekanan kritis, bar : 27,0713 (Kirk, R.E. and Othmer, D.F., 1982 dan Mc. Ketta, 1983) 1.4.4. Tinjauan Proses Secara Umum Etilen oksida pertama kali ditemukan oleh ahli kimia dari Jerman, Aldolphe Wurtz pada tahun 1958 dengan mereaksikan 2-chloro etanolamin D 500 020 078 8

dengan larutan potassium hidroksida (proses khlorohidrin). Wurtz juga mencoba cara oksidasi langsung tetapi tidak berhasil. Sejak permulaan tahun 1940 proses oksidasi langsung (direct process) telah dapat dilakukan, setelah pada tahun 1931 Le Fort berhasil menemukan proses oksidasi langsung etilen menjadi etilen oksida dengan menggunakan perak sebagai katalis. Etilen oksida merupakan gas yang tidak berwarna pada suhu kamar yang menyembur temperature rendah sebagai cairan yang mobile dapat larut sempurna dalam air, alcohol, ether, dan beberapa solvent organic (pelarut organik). Etilen oksida merupakan bahan kimia antara / chemical intermediate bagi banyak sekali bahan kimia. Ammonia dengan rumus NH 3 merupakan gas tidak berwarna pada tekanan atmosfer dan lebih ringan dari udara serta memiliki bau khas yang tajam. Ammonia ditemukan oleh Berthollet & Hanry komposisi ammonia terdiri dari 3 bagian hydrogen dan bagian nitrogen. Sintesa ammonia secara langsung dari unsur-unsurnya pertama kali disempurnakan secara komersial pada tahun yang sama. Amerika Serikat memproduksi ammonia dengan sintesa langsung dari nitrogen dan oksida. Ammonia banyak digunakan dalam industri seperti di industri bahan peledak, industri textile, industri pupuk, industri farmasi, industri bahan bakar kimia, kimia organik dan lainlain. Dikenal ada 2 jenis ammonia yaitu ammonia liquor (30 % ammonia) dan ammonia anhydrous (dipakai dalam 2 grade) 1. Commecial grade, dengan kanddungan ammonia tidak boleh kurang dari 99,5 %. 2. Refrigeration grade, dengan kandungan ammonia tidak boleh kurang dari 99,95 %. Etilen oksida dan ammonia (25-30 %) diumpankan ke reaktor tangki berpengaduk yang dioperasikan pada kondisi yang sesuai dengan distribusi produk yang diinginkan. Reaksi ammonolisa antara etilen oksida dan ammonia ini merupakan reaksi eksothermis. D 500 020 078 9

Produk reaktor dialirkan ke kolom NH 3 untuk memisahkan NH 3, yang diambil dari bagian atas kolom untuk direcycle. Hasil bawah berupa air dan larutan amine (mono, di, dan trietanolamin). Distribusi produk antara amine primer dan amine sekunder serta amine tertier tergantung pada pada perbandingan NH 3 : CH 2 CH 2 O = 30 : 1, maka akan diperoleh monoetanolamin, dietanolamin dan trietanolamin. Kondisi operasi dalam reaktor dapat dijalankan pada temperatur 150 o C 275 o C dan tekanan 1500 psig. Pada kondisi operasi lain, reaksi dapat dijalankan pada temperatur 60 100 o C dan tekanan 10-20 atm. Pada kondisi operasi rendah ini bila digunakan perbandingan antara NH 3 : CH 2 CH 2 O = 10 : 1, maka akan diperoeleh distribusi produk monoetanolamin 75 %, dietanolamin 21 %, dan trietanolamin sebesar 4 %. Pada proses ini dipilih ammonia anhydrous commercial grade. (MC.Ketta, 1983) kompleks: E + A E + M E + D Dimana : E A Kinetika reaksi pembentukan etanolamin merupakan reaksi seri k1 k 2 k 3 M D T = Etilen oksida = Ammonia M, D, dan T = Monoetanolamin, Dietanolamin, Trietanolamin Persamaan kecepatan reaksinya : dce - r A = r E = = dt dcm dt dcd dt dct dt = = = k 1 C A C E k1 C E C A k 2 C E C M k2 C E C M - k 3 C E C D k 3 C E C D D 500 020 078 10

D 500 020 078 11