BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penegak hukum, tetapi lebih memberikan rasa aman kepada masyarakat.

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Negara memiliki kewajiban untuk melindungi tiap-tiap warga negaranya.

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG BIMBINGAN PENYULUHAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Polri merupakan salah satu institusi pemerintah yang bertanggung

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI WILAYAH DUSUN BUNCIT DESA LEMBAR SELATAN KEC. LEMBAR KAB. LOMBOK BARAT TANGGAL 29 SEPTEMBER 2016

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI PANTAI INDUK DESA TAMAN AYU KAB. LOMBOK BARAT BULAN MARET 2016

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI DESA GUNUNG MALANG KEC. PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR TANGGAL 28 JANUARI 2016

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG POLMAS PERAIRAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES LOMBOK TENGAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BHABINKAMTIBMAS

: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUMTENTANG LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Polsek Tampan kota Pekanbaru

KEBIJAKAN KEPALA POLISI DAERAH LAMPUNG DALAM UPAYA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA MASYARAKAT LAMPUNG. (Jurnal Ilmiah) Oleh SEPTIAN ALAM

BAB 1 PENDAHULUAN. yang melingkupinya yaitu masyarakat. Dari berbagai publikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam teknologi informasi dengan penyebaran norma-norma dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan yang dilakukan oleh geng motor sering terjadi di Kota-Kota Besar

BAB I PENDAHULUAN. mengarah dan menimbulkan hal-hal yang akan merusak tatanan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. dari Sabang hingga ke Merauke. Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Polisi merupakan sebuah institusi hukum yang cukup tua, setua usia

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH LAMPUNG DIREKTORAT PEMBINAAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. Polri bukanlah satu-satunya alat negara yang bertanggung jawab atas

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN OPERASI KETUPAT 2014 TANGGAL 21 JULI 2014

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SAT BINMAS POLRES BIMA KOTA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998,

BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. pokok memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, melakukan penegakan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dalam hal ini pemerintah dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan. menyebabkan suatu permasalahan yang baru.

BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA

Pembentukan Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat Sebagai Upaya Reduksi Gejala Gangguan Kamtibmas

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1. Sejarah Berdirinya Polres Lampung Tengah Di Gunung Sugih

1. Undang undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;

BAB I PENDAHULUAN. hukum adalah Negara Republik Indonesia. Negara Indonesia adalah negara

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP ANGGOTA SATUAN PENGAMANAN

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR NO. DOKUMEN : SOP-SAMBANG NUSA/ / /2016

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PENANGANAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS

BAB I PENDAHULUAN. pidana menjadi sorotan tajam dalam perkembangan dunia hukum.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS SUBDIT KERMA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Tahun Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak

DAFTAR PILUN BAG REN POLRES LOTENG TAHUN 2016 NO JENIS NOMOR/TAHUN TENTANG JML KET SKEP KEP/20/IX/2005,

BAB I PENDAHULUAAN. publiknya baik internal maupun publik eksternal. Dengan pengayatan unit Public

PENGARUSUTAMAAN HAM DALAM PELAYANAN PUBLIK DI POLRES METRO JAKARTA UTARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-

DAFTAR PILUN BAG REN

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi modern. Hal ini setidaknya sejalan dengan pandangan Etzioni (1986: 35)

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA. Fungsi bidang pembinaan..., Veronica Ari Herawati, Program Pascasarjana, 2008

SOP (STANDART OPERASIONAL PROSEDUR) Tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Ketentuan konstitusi tersebut berarti bahwa dalam praktek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) SATUAN SABHARA POLRES MATARAM DALAM PENANGANAN UNJUK RASA

BAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kepengurusan dengan dipimpin oleh seorang Kepala Kepolisian Negara Republik

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS SUB BIN POLMAS BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN PENERIMAAN CALON BRIGADIR POLISI TA PABANRIM : KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat dengan sangat

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas kekuasaan belaka, maka segala kekuasaan negara harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian

Disampaikan dalam TRAINING POLMAS DAN HAM BAGI TARUNA AKADEMI KEPOLISIAN DEN 47 TAHUN 2015 oleh PUSHAM UII Yogyakarta bekerjasama dengan AKPOL

LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN TUGAS FUNGSI KEHUMASAN SUBBAG HUMAS BAG OPS POLRES HSS BULAN OKTOBER 2014

MAKALAH PERAN POLISI DALAM PEMBINAAN KEAMANAN SWAKARSA DI WIL DIY. Oleh: Dewi Emiliana Sakti, SH.

BAB I PENDAHULUAN. bersosial. Karena polisi memiliki kewenangan terhadap hukum yang telah

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA SENTRA KOMUNIKASI MITRA POLRI DENGAN

HARKATPUAN PATROLI TERPADU JAJARAN BAHARKAM POLRI DAN KEWILAYAHAN JAKARTA, 3 S.D. 4 OKTOBER 2017

melaksanakan kehidupan sehari-hari dan dalam berinterkasi dengan lingkungannya. Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan

BAB I PENDAHULUAN. Pemasyarakatan yang berperan penting dalam proses penegakan hukum. Untung S. Radjab (2000 : 22) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SOP (STANDART OPERASIONAL PROSEDUR) Tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 1. Gambaran Umum

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Kata tawuran

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut, aturan-aturan tersebut disebut juga normanorma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya

INDIKATOR BIDANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN

TUGAS DAN FUNGSI KEPOLISIAN DALAM PERANNYA SEBAGAI PENEGAK HUKUM MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN

BAB I PENDAHULUAN. (narkotika, zat adiktif dan obat obatan berbahaya) khususnya di kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG SATUAN POLAIR POLRES PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Negara Republik Indonesia, adalah salah satu institusi

I. PENDAHULUAN. Tindak pidana sekarang ini telah menjadi suatu fenomena, dimana hampir setiap hari ada berita

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan sebagai fenomena sosial yang terjadi di muka bumi ini mungkin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pekanbaru adalah kota terbesar yang berada pada posisi ketiga jumlah penduduknya setelah Medan dan Palembang di Pulau Sumatra. Mengingat arus migrasi yang masuk ke Kota Pekanbaru, bukan tidak mungkin pada tahun nanti, jumlah penduduk Pekanbaru bakal mengalahkan Kota Medan dan Palembang. Dalam usianya yang menginjak ke-231 tahun ini, Ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru telah berkembang menjadi kota modern yang cukup disegani di Indonesia, Kota Pekanbaru dengan jumlah penduduk lebih dari 1 juta jiwa ini sedang bersiap-siap menaikan statusnya menjadi kota metropolitan pada tahun 2015 nanti. Dari pesatnya perkembangan Kota Pekanbaru, tentunya memiliki kesenjangan sosial yang dapat menghambat visi dan misi dari Kota Pekanbaru tersebut, contohnya banyaknya pejabat yang korupsi, aksi jambret di jalan raya, pencurian motor dan pencurian di toko-toko, narkoba, perjudian, serta aksi kriminalitas lainnya. Salah satu lembaga penegak hukum yang paling terdepan dalam penanggulangan kejahatan yang dilakukan oleh geng motor adalah Kepolisian khususnya dalam hal ini Polresta Pekanbaru. Tugas dan wewenangnya adalah untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, sehingga perilaku-perilaku yang mengakibatkan terganggunya keamanan tersebut harus ditanggulangi secara bijaksana oleh Polresta Pekanbaru. Institusi Polri memiliki tugas pokok yang sangat komplex, fungsi, peran dan wewenang sebagai salah satu bagian dari fungsi pemerintahan negara dibidang pemeliharaan keamanan dalam negeri/kamtibmas. Sat Binmas Polresta Pekanbaru bertugas menyelenggarakan tugas pokok polri dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum dan pemberian perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat, serta tugas-tugas kepolisian dalam wilayah hukum Polresta Pekanbaru sesuai ketentuan hukum dan peraturan/kebijakan yang berlaku dalam organisasi polri, dalam rangka 1

2 meningkatkan efektifitas organisasi dan pelaksanaan tugas operasional. Sat Binmas Pekanbaru membuat buat mekanisme kerja, baik antara satuan fungsi, (Interen) dilingkungan Polresta Pekanbaru maupun menjalin kemitraan dengan institusi terkait (Eksteren) dalam wilayah Polresta Pekanbaru. Dalam rangka menciptakan kamtibmas yang kondusif maka Sat Binmas Poleresta Pekanbaru, dipandang perlu membuat naskah pedoman tentang Standar Operasional Prosedur (SOP). Sat Binmas Polresta Pekanbaru sebagai pelaksana kegiatan yang mengatur secara tegas dan jelas tentang kegiatan Sat Binmas Polresta Pekanbaru dalam menciptakan kamtibmas yang kondusif melalui kemitraan dengan masyarakat dan instansi terkait yang dilaksanakan secara terkoordinasi pada setiap kecamatan yang ada diwilayah Pekanbaru. Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) merupakan suatu kebutuhan dasar yang senantiasa diharapkan masyarakat dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari. Oleh karenanya, masyarakat Pekanbaru sangat mendambakan adanya keyakinan akan aman dari segala bentuk-bentuk perbuatan, tindakan dan intimidasi yang mengarah dan menimbulkan hal-hal yang akan merusak tatanan kehidupan bermasyarakat, yang dilakukan oleh orang-perorangan dan atau pihak-pihak tertentu lainnya. Adanya rasa aman dan tertib dalam kehidupan bermasyarakat akan dapat menciptakan kehidupan yang harmonis dikalangan masyarakat dan yang tidak kalah pentingnya akan dapat meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari. Sebaliknya apabila kondisi masyarakat dihadapkan pada kondisi tidak aman akan menganggu tatanan kehidupan bermasyarakat yang pada gilirannya pemenuhan taraf hidup akan terganggu pula dan suasana kehidupan mencekam/penuh ketakutan seperti yang terjadi di beberapa daerah tertentu dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang harus dibayar mahal dengan korban jiwa, harta dan berbagai fasilitas sarana dan prasarana. Berdasarkan laporan dari Binmas Polresta Pekanbaru, Kota Pekanbaru kerap terjadi pelanggaran keamanan dan ketertiban oleh warga masyarakatnya. Disini warga sering mengeluh akan keadaan lingkungan rumah yang sangat rapat

3 antara satu dengan yang lain. Sehingga warga merasa sulit mendapatkan keadaan yang aman dan tertib. Misalnya, seringnya terjadi keributan antar tetangga, adanya warga yang menghidupkan musik dengan keras sehingga menimbulkan kebisingan dan sering juga warga mengalami pencurian. Akhirnya, bentuk ketidaktertiban wargapun kerap terjadi disini, seperti perkelahian antar warga, pengeroyokan, dan lain sebagainya. Dengan begitu, tujuan kegiatan yang dilangsungkan aparat kepolisian guna mewujudkan Kamtibmas tidak bisa berjalan dengan baik karena kurangnya partisipasi dari warga untuk turut dalam memelihara Kamtibmas dilingkungannya. Adanya dampak negatif karena tidak terpeliharanya Kamtibmas dilingkungan ini menimbulkan tekanan psikologis terhadap warga sekitarnya 1. Berbagai upaya dan tindak pencegahan dari dampak kejahatan di Kota Pekanbaru sudah dilakukan oleh aparat kepolisian khususnya Polresta Pekanbaru dalam mengantisipasi kasus supaya tindak kejahatan tersebut tidak berkelanjutan terus menerus. Berbagai upaya penanggulangan kamtibmas telah dilakukan berbagai pihak terkait baik aparatur negara, lembaga sosial dan masyarakat sekitar memulainya dari razia disekolah, penyuluhan, memberikan pengertian kepada orang tua untuk mengawasi prilaku anak-anaknya supaya tidak ikut terjerumus dalam kelompok geng motor. Straegi Komunikasi Binmas Polresta Pekanbaru dalam mensosialisasi program Kamtibmas menggunakan media cetak atau elektronik, spanduk, menjalin hubungan kerjasama dengan pihaak masyarakat, face to face dan lain-lainnya. Namun strategi komunikasi yang dilakukan Binmas Polresta belum berjalan dengan baik, karena banyak faktor-faktor pendorong yang membuat masyarakat melakukan tindak kejahatan 2. Untuk menciptakan, menjaga dan melindungi masyarakat Indonesia dari segala bentuk ketidak-amanan dan ketidak-tertiban adalah tugas Kepolisian Republik Indonesia mulai dari tingkat pusat sampai keseluruh pelosok tanah air. Pada tingkat kecamatan adalah polisi Sektor (Polsek) yang merupakan perpanjangan tugas kamtibmas dari Polisi Resort (Polres) setempat. Untuk 1 Dokumentai Binmas Polresta Pekanbaru, 5 Agustus 2015. 2 Hasil wawancara dengan Kanit Binpolmas Ibu AKP Juniasti, 6 September 2016.

4 pemeliharaan Kamtibmas, polisi tidak dapat bekerja sendiri tetapi memerlukan partisipasi dari kalangan masyarakat, yang hanya dapat diperdayakan apabila polisi mampu menumbuh kembangkan kesadaran masyarakat terhadap penyelenggaraan keamanan dan ketertiban masyarakat, serta polisi mampu menampilkan jati dirinya sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat dengan menghormati hak asasi manusia (HAM). Peran dan tugas pokok Polisi Republik Indonesia (Polri) sebagaimana yang diatur dalam pasal 13 Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (UUKNRI) meliputi: (1) Memelihara Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas), (2) Menegakkan Hukum, dan (3) Memberikan Perlindungan. Pengayoman dan Pelayanan Masyarakat 3. Adapun yang menjadi dasar-dasar Binmas Polresta Pekanbaru adalah, yaitu: 1. Undang-undang No 2 Tahun 2002 tenang Kepolisian Negara Republik Indonesia. 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia No.70 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia. 3. Keputusan Kapolri No. Pol: Kep/54/X/2002 tanggal 17 Oktober 2002 tentnag oraganisasi dan tata kerja satuan-satuan organisasi Polri pada tingkat kewilayahan. 4. Skep Kapolri No. Pol: Skep/433/Virasionalisasi Polmasl/2006 tanggal 1 Juli 2006 tentang Panduan Pembentukan dan Oprasionalisasi Polmas. 5. Skep Kapolri No. Pol: Skep/737/X/2005 tanggal 13 Oktober 2005 tentang Kewajiban dan Strategi Penerapan Model Polmas dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. 6. Skep Kapolda Riau No. Pol: Skep/163/VI/2009 tanggal 11 Juni 2009 tentang Buku Pedoman Penerapan Polmas Polda Riau. 7. Grand Strategi Polri 2004-2005. 8. Renstra Polri 2010-2015. Binmas Polresta Pekanbaru memiliki wewenang dan cara-cara tersendiri dalam menangani kasus keamanan dan ketertiban di Pekanbaru ini. Pastinya ada 3 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

5 strategi komunikasi yang dilakukan oleh Binmas Polresta Pekanbaru agar mengurangi dan memberantas dampak dari kriminalitas yang membuat masyarakat Pekanbaru menjadi resah. Langkah-langkah dan cara-cara tersebut tentunya memiliki prosedur yang sistematis dan strategis. Berdasarkan paparan realitas diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian ilmiah dengan judul : Strategi Komunikasi Bimbingan Masyarakat (Binmas) Polresta dalam Mensosialisasikan Program Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) di Kota Pekanbaru. B. Pengesahan Istilah 1. Strategi Strategi adalah suatu rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai suatu sasaran yang tepat atau khusus 4. 2. Komunikasi Sebuah penyampaian terhadap informasi, emosi, dan ide yang melalui penggunaan tanda-tanda seperti symbol, kata, gambar dan berbagai macam tanda lainnya 5. 3. Polresta Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) adalah Kepolisian Nasional di Indonesia, yang bertanggung jawab langsung di bawah Presiden. Polri mengemban tugas-tugas kepolisian di seluruh wilayah Indonesia. Polri dipimpin oleh seorang Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) 6. 4. Binmas Bertugas membina dan menyelenggarakan pembinaan terhadap masyarakat baik di tingkat kecamatan dan kelurahan maupun daerah-daerah yang ada dalam jajaran melalui Forum Kemitraan Pemolisian Masyarakat 4 Dendy Sugiono. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), 1515. 5 Jalaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 11. 6 Website. http://makalahkepolisiannegara.blogspot.co.id/ (Diakses tanggal 17/02/2016).

6 (FKPM) yang ada dikelurahan dan dilaksanakan dengan instansi terkait baik itu pemerintahan, swasta dan perusahaan 7. 5. Sosialisasi Sosialisasi adalah suatu usaha untuk memberikan suatu informasii tentang sesuatu kabar atau berita. Sosialisasi juga dapat disebut sebagai promosi. Promosi terjadi karena ada juga yang harus disampaikan. Terjadinya sosialisasi membuat tersebarnya suatu informasi yang tidak diketahui oleh masyarakat banyak, dan terjadinya informasi membuat terjadinya hubungan antara penyampai pesan dan penerima pesan 8. 6. Kamtibmas Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainnya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketentraman yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentukbentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat 9. C. Permasalahan 1. Rumusan Masalah Setelah penulis membatasi apa-apa saja yang ada terkait dengan masalah yang ingin dikaji dan diteliti maka Rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana Strategi Komunikasi Binmas Polresta Dalam Mensosialisasikan Program Kamtibmas dikota Pekanbaru? 7 Dokumentasi Binmas Polresta Pekanbaru, 5 Agustus 2015. 8 Widjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta, Rieneka Cipta, 1992), 31. 9 http://www.kajianpustaka.com/2012/11/kamtibnas-keamanan-ketertiban-masyarakat.html (diakses tanggal 24 Desember 2016).

7 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui untuk mengatahui Strategi Komunikasi Binmas Polresta dalam Mensosialisasikan Program Kamtibmas di Kota Pekanbaru. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Secara Teoritis 1) Untuk memberikan sumbangan ilmiah bagi penulis pada khususnya dan mahasiswa Ilmu Komunikasi pada umumnya. 2) Untuk menerapkan ilmu yang diterima peneliti selama menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi di Fakultas Dakwan dan Komunikasi UIN Suska Riau. b. Kegunaan Secara Praktis 1) Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi instansi dan khalayak baca. 2) Sebagai tugas akhir untuk mendapatkan gelar sarjana Strata 1 (S1) Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Public Relation pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi. E. Sistematika Penulisan Dalam penulisan penelitian ini, penulis membagi bab dalam enam bahasan, dimana masing-masing bab dibagi menjadi sub bab dengan uraian sebagai berikut: BAB I: BAB II: PENDAHULUAN Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, alas an, penegasan istilah, permasalahan, tujuan kegunaan penelitian dan sistematika penulisan. KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR Bab ini berisikan tentang kajian teori, kajian terdahulu dan kerangka pikir.

8 BAB III: METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisikan jenis dan pendekatan penelitian, lokasi dan waktu penelitan, sumber data, informan penelitian, teknik pengumpulan data, validitas data serta teknik analisis data. BAB IV: BAB V: BAB VI: GAMBARAN UMUM Bab ini berisikan tentan gambaran umum Hotel Ratu Mayang Garden Pekanbaru HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan hasil dari penelitian dan pembahasan tentang penelitian. PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran, kemudian di lengkapi dengan daftar pustaka dan lamipran